Home / Urban / Tentang Harga Diri / 160. Kecurigaan Jo

Share

160. Kecurigaan Jo

Author: Rindu Rinjani
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Josephine kembali nendengus setelah mendengarkan pertanyaan suaminya. Kemudian tersenyum dan berharap suaminya bisa memberikan ketenangan seperti biasanya.

"Damian meneleponku, dan seperti biasa ia menghinaku," kata Josephine.

"Hmm biar kutebak! Ia pasti memintamu untuk merayu seorang laki-laki kan?"

Jo pun mengangguk lalu kembali pada suaminya.

"Ya, dan kali ini aku diminta untuk mereayu direktur Richmond untuk kepentingan mereka."

Perempuan berambut lurus ini pun menceritakan apa yang membuat dirinya dipanggil menemui Nenek Elizabeth. Juga desakan-desakan yang terus menuerus diterima olehnya.

"Hmm jadi mereka ingin kau datang ke Group Richmond dan menemui direkturnya agar memberi kelonggaran. Bahkan menyuruhmu untuk menemui direktur Richmond dan merayunya?" tanya Nicko memastikan.

"Ya, itu benar."

Nicko menyeringai dan tertawa saat mendapati pernyataan istrinya. Terlebih saat pe
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Tentang Harga Diri   161. Gossip Girl Failed

    Suasana restoran sudah mulai sedikit tenang. Para peserta reuni telah berkumpul di meja bundar sambil menikmati sajian makan siang di Restoran Cantaloup. Insiden Rolls Royce tampaknya sudah tidak menjadi pemberitaan yang hangat bagi mereka. Terlebih tak ada yang menggoreng berita tentang mobil mewah suami Josephine.Meskipun begitu, masih saja ada yang membatin tentang kejadian barusan. Adalah Brenda Walsh, wanita single berkacamata yang dikenal dengan sebutan Gossip Girl.Brenda tampak merenung sejak tadi, tangannya mencengkeram peralatan dengan kuat seolah ia tengah menahan amarah. Sesekali gadis itu melirik ke arah Michael Van Basten yang masih bercengkrama dengan teman-temannya."Sial, gara-gara ulahmu aku jadi kehilangan berita besar," pikirnya.Beberapa waktu lalu saat kehebohan Rolls Royce tengah berlangsung. Semua alumnus mencoba untuk mendekat dan memastikan siapa pemilik mobil itu.Sayang, Micha

  • Tentang Harga Diri   162. Gosip Si Ratu Gosip

    Seantero ruangan mulai menertawakan kecerobohan Brenda. Semuanya tampak tidak puas karena tak bisa mendapatkan hiburan yang selalu dijanjikan oleh si Ratu Gossip."Wah sayang sekali. Kami semua sangat mengandalkanmu.""Benar Brenda, aku sangat ingin tahu bagaimana reaksi Jo saat membaca berita darimu. Bahkan aku sudah memilihkan tagline yang tepat untuk beritamu. Bergaya Mewah Ternyata Pinjaman," timpal Cindy diikuti tawa seisi ruangan."Huh, mau bagaimana lagi, Mike menyenggolku hingga ponselku terjatuh, dan tak berfungsi seperti sedia kala," kata Brenda sambil melirik Mike.Laki-laki berambut panjang yang duduk di meja seberangnya pun hanya menoleh dan merasa tidak enak."Maafkan aku Brenda, aku kan tidak sengaja, nanti aku akan membelikanmu ponsel yang baru," kata Michael.Brenda memang sudah memberitahu Mike perihal ponselnya yang jatuh, dan pemuda ini berjanji untuk mengganti dengan yang baru. Namun y

  • Tentang Harga Diri   163. Jo Semakin Curiga

    Nicko tak berani melirik ke arah istrinya dengan alasan masih mengemudi. Perangai ini semakin dirasa aneh oleh Josephine yang memang mulai mencurigai suaminya."Sayang, katakan padaku apa kau mengenal Tuan Evans?" tanya Jo kembali menyelidik.Nicko mencoba untuk mengatur napasnya, dalam hati, dan berkata dalam diam."Aku tak boleh terus begini. Istriku tak boleh curiga tentangku.""Tentu aku mengenalnya. Bukankah kau mengenalkannya padaku saat kunjungannya ke Hotel Windsor," kata Nicko mencoba meyakinkan sang Istri.Namun ternyata tak semudah itu untuk meyakinkan sang istri. Mata indah Josephine masih saja menatap suaminya penuh curiga. Ia masih yakin kalau Nicko ada hubungannya dengan semua ini."Apa hanya itu? Kau begitu percaya diri memintaku untuk mencoba bicara dengannya mengenai masalah keluargaku, seakan kau mengenal dekat pria itu," kata Jo.Untuk menutupi kegugupannya, Nicko pun terta

  • Tentang Harga Diri   164. Bertemu Kyle Brenan

    Jo yang ada di samping Nicko pun menggandeng lengan suaminya dengan erat. Sambutan yang diberikan oleh Kyle Brenan terlihat menyeramkan di kedua matanya."Sayang, sepertinya dia marah karena kita terlalu lama menggunakan mobilnya," bisik Jo yang terlihat ketakutan."Ssst tenang saja, kucoba untuk bicara dengannya dulu agar beliau tidak salah paham," balas Nicko yang ikut-ikutan berbisik.Pemuda ini pun melangkah sedikit mendekat pada Kyle Brenan dengan lengan yang masih dipegangi istrinya sangat erat. Raut wajah yang kalem dan bersahabat tak ada lagi pada wajah pria yang telah lama mengabdi pada Phillip Lloyd ini."Maaf, kami baru bisa meninggalkan acara," kata Nicko kalem.Dengan langkah yang berwibawa, pria ini pun melangkah melewati Nicko dan Josephine tanpa menoleh ke arah mereka berdua. Ia seolah menganggap kalau Nicko dan Jo tidak ada, atau mungkin pengganggu untuknya.Kyle Brenan tampak memeriksa mo

  • Tentang Harga Diri   165. Kehebohan Daisy

    Jo mendaratkan tubuhnya di tepi ranjang seketika mereka berdua tiba di rumah. Nicko yang duduk di sebelahnya pun segera meraih kaki istrinya dan ditumpangkan pada pangkuan dan memijatnya."Hmm lega sekali rasanya. Kukira pemilik mobil itu akan marah pada kita," kata Jo sambil menyandarkan tubuhnya pada sandaran ranjang."Yah, aku juga begitu. Mungkin Tuan Brenan terlalu lama menunggu kita," kata Nicko yang masih memijat betis istrinya."Kau pasti lelah," kata Nicko saat melihat istrinya menikmati tiap pijatannya."Huwaaa! Tidaaak!"Suara teriakan yang terdengar tiba-tiba pun merusak kemesraan antara Nicko dan istrinya. Josephine yang tengah menikmati waktu dimanja sang suami pun terpaksa menurunkan kakinya dan segera berdiri."Ada apa lagi dengan Ibu?" tanyanya yang memang sangat mengenal teriakan milik sang Ibu."Entahlah, lebih baik kota lihat saja apa yang terjadi," ajak Nicko.

  • Tentang Harga Diri   166. Perasaan Cathy

    Tak ada penyesalan bagi Nicko saat melakukan ini. Perlakuan buruk seperti ini sudah terbiasa ia terima. Catherine yang melihat kejadian ini rasanya ingin berdiri dan membantu adik iparnya. Namun saat melihat Jo, ia pun mengurungkan niatnya."Jangan Cathy, kau tak perlu berlaku berlebihan. Ingat, dia adalah suami adikmu, jangan rusak rumah tangganya," pikirnya.Wanita yang status pernikahannya kini tak jelas pun kembali pada Ibunya. Kembali mencoba menenangkan. Sementara adiknya tampak menggerutu akibat ulah Ibunya."Ibu, kenapa harus kasar dengan Nicko?" tanya Jo menunjukkan protes atas perlakuan Ibunya."Ini semua gara-gara lelaki tak berguna yang kau nikahi. Coba dari dulu kau menurut pada Ibu dan menceraikannya lalu menikah dengan Adrian Law, pasti kehidupan kita tak akan seperti ini," omel Ibunya yang tak dapat dimengerti oleh Jo.Sementara Catherine meremas-remas ujung roknya. Ia mencoba untuk menahan diri a

  • Tentang Harga Diri   167. Kecewanya Jo

    Mendengar apa yang dikatakan oleh Daisy membuat Jo mulai bertanya-tanya. Perempuan muda yang belum membersihkan tata riasnya pun menyipitkan mata dan menatap Ibunya."Ibu beli perhiasan pada Nyonya Brighton?" tanya Josephine tak percaya.Mendengar ucapan Jo, tentu saja menbuat Daisy mendadak kikuk. Wanita paruh baya ini pun menoleh ke kanan dan kiri, mencari-cari sesuatu yang bisa ia bicarakan sebagai pengalihan."Bu, jawab Bu! Apa Ibu membeli perhiasan yang ditunjukkan Nyonya Brighton saat makan siang di Hotel Emerald beberapa waktu lalu?" tanya Jo menyelidik dan membuat Ibunya semakin kikuk.Tentu saja hal ini menimbulkan kecurigaan pada Josephine, karena sepengetahuannya Ibunya tak memiliki banyak uang. Ditambah lagi Ibunya pernah berkata kalau tabungannya hanya tiga ratus juta, dan tabungan itu adalah milik Jo, bukan Ibunya.Daisy kembali menunduk dan mengigit bibir bawahnya. Ia tengah bingung dengan apa yang harus

  • Tentang Harga Diri   168. Kediaman Brighton

    Tiga jam sebelumnya .... Dengan baju terusan sepanjang lutut, wanita paruh baya itu mendatangi kediaman keluarga Brighton. Maksud hati, Daisy ingin membawakan makanan untuk sahabatnya. Sambil tersenyum wanita itu berkhayal kalau putrinya akan tinggal di rumah mewah dua lantai di hadapannya. "Pasti menyenangkan untuk Jo tinggal di rumah ini, apalagi jika ia mengajakku dan Edmund untuk turut serta," ungkapnya dalam hati. Dengan langkah yang penuh percaya diri, wanita lima puluh tahunan itu pun mendekati pagar rumah keluarga Brighton. Rumah dengan dominasi warna putih yang berdiri begitu kokoh. Ia tak berhenti mengungkapkan kekaguman dalam hati. Rangkaian bunga liar dan topiari yang ada di halaman seolah-olah memanggil Daisy untuk segera masuk. Tanpa ragu lagi ia mulai menekan bel, hingga muncul dua orang pria berpakaian hitam keluar menemuinya. "Wow, hebat sekali. Mereka bahkan memepekerjan penjaga rumah," batinny

Latest chapter

  • Tentang Harga Diri   S2. 469 Final

    Matthew tidak berkata apa-apa, bahkan bereaksi terhadap Josephine yang masih keheranan. Ia malah menunjukkan sikap dingin pada Josephine. Saat ini jantung Josephine pun bergetar penuh ketakutan, ia langsung memeluk tubuh Ian yang saat ini sudah tertidur dengan erat.Matthew melirik sejenak dan tak mempedulikan Jo, ia malah melangkah keluar dan kembali dengan membawa kejutan. Matthew langsung menarik tubuh dua penjaga yang sedang pingsan ke dalam dan menggulingkannya pada tumpukan jerami.Tanpa diduga Matthew pun mendekat ke arah Jo dan melepas jaketnya dan memberikan pada Josephine, “Pakai ini di luar akan dingin!”Sedikit ragu Josephine pun menerima dan memakai jaket milik Matthew. Pemuda asing itu pun mengangkat tubuh Ian pada pundaknya dan mengangguk , “Aku akan mengantarmu ke kota, setelah itu hubungi suamimu untuk menjemput! Kita harus cepat sebelum mereka semua bangun!” ajak Matthew.

  • Tentang Harga Diri   S2. 468 PEnyelamat

    “Jadi ini perbuatanmu?” tanya Nicko dengan geram. Kali ini wajahnya memerah dan matanya menatap tajam ke depan.“Ha ha ha kenapa? Apa ini terdengar menyakitkan untukmu? Baguslah kalau ini terdengar menyakitkan untukmu. Setidaknya dengan begini kau tahu telah berhadapan dengan siapa, dan kau bisa berpikir ulang untuk menghianati putriku!”“Watson, kau!” amuk Nicko. Kali ini ia benar-benar marah sampai tidak bisa berkata apa-apa lagi. Tangannya mulai mengepal kuat dan memaki pria yang meneleponnya. Tak ada yang pernaha mengira kalau Robert Watson, ayah Camilla terlibat penculikan istri dan anaknya sekarang.“Brengsek kau Watson, apa maumu! Aku peringaktan kau kalau aku tidak pernah mengkhianati putrimu. Itu hanya sebuah permainan konyol di masa kecil!” balas Nicko.“Permainan konyol masa kecil katamu? Sayang sekali sampai sekarang putriku masih saja

  • Tentang Harga Diri   S2.467 Penghianat

    Pria yang dikenal Josephine melipat tangannya di depan dada lalu berjalan mendekati Josephine. “Kau ingin tahu kenapa aku bisa berada di sini? Tentu saja karena aku ingin bertemu denganmu manisku.”Tentu saja pria itu adalah Gerlad Jones, laki-laki paling egois yang pernah dikenal oleh Josephine.“Apa kau tidak bosan menggangguku terus menerus? Bukankah kau sudah tahu kalau aku dan kau tidak lagi ada hubungan apa-apa?” balas Josephine dengan ketus.Gerald langsung berjongkok dan menjajari posisinya dengan Josephine. Kali ini ia menyentuh lembut pipi Josephine dan membuat mantan kekasihnya itu jijik.Josephine tampak menepiskan tangan Gerald yang terus saja berusaha untuk menyentuhnya. Semakin Josephine menghindar semakin ia senang untuk menggodanya.“Kulitmu tetap saja mulus dan lembut, hanya saja sekarang kau sedikit berbeda. Sepertinya kau sedikit

  • Tentang Harga Diri   2. 466 Diculik

    Sore ini Nicko tengah menemani Josephine dan Ian untuk pergi ke taman. Kali ini mereka hanya ditemani oleh Jacklyn dan juga Owen pengawal Ian dan Jo.Sepertinya sudah cukup lama Josephine tidak menghabiskan waktu bertiga seperti sekarang ini. Belakangan, Nicko memang sibuk dengan segala aktivitasnya sendiri dan juga dunia pengobatan yang baru saja didapatkan olehnya. Kini mereka pun berpikir untuk beristirahat sejenak, lagipula semalam Jo berkata kalau ia ingin berbagi.Dengan bantuan Owen dan juga Jacklyn mereka pun menggelar meja dan meletakkan beberapa kotak makanan di sana yang akan diberikan pada siapapun yang membutuhkan secara cuma-cuma. Kali ini bukan hanya Jo saja yang terlihat begitu senang, tapi juga Ian, karena ia sudah lama tidak menghabiskan waktu bersama ayah angkatnya itu.Begitu Nicko selesai membereskan meja dan meletakkan beberapa makanan, seorang wanita paruh baya dengan pakaian lusuh pun mendatangi mereka. Dilihat dari pakaian yang dikenakan sepertinya dia adalah

  • Tentang Harga Diri   S2. 465 Karma Masih Ada

    Saat ini Andrew Young benar-benar terdesak. Ia benar-benar tidak menyangka akan mengalami nasib seperti ini.Orang yang dulu pernah dia remehkan tiba-tiba saja membalikkan keadaan hanya dalam hitungan beberapa menit saja. Dulu ia menganggap remeh keluarga Watson karena mereka memiliki kelas ekonomi di bawahnya.Apalagi dengan Nicko, dia justru tak pernah memperhitungkan pemuda itu sama sekali. Justru menganggap Nicko seperti hama yang harus segera dibasmi. Namun sekarang dialah hama itu. Bahkan Chuck yang jadi sekutunya juga menyalahkan dirinya.“Chuck, kau tidak menganggapku lagi? Apa kau tidak mengingat hubungan baik kita terdahulu?” tanya Tuan Young dengan suara yang terdengar bergetar karena mengandung kesedihan.Chuck menggeleng dan kembali berkata, “Apa kau tidak dengar apa yang telah dikatakan oleh pamanku tadi? Kami keluarga Watson sama sekali tidak menyambut kedatangan seorang pembohong. Sekarang lebih baik kau pergi dari sini!”“Chuck kau,—” Andrew tak lagi melanjutkan ucapa

  • Tentang Harga Diri   S2. 464 Hari Yang Buruk

    Tubuh Andrew Young tiba-tiba terasa kaku dan lemas. Sekarang ia sudah tidak punya uang lagi dan itu sangat menyakitkan. Sekarang ia mendengar kabar kalau putra bungsunya mati bunuh diri, hidupnya benar-benar hancur saat ini.Dengan langkah yang gontai ia pun berjalan ke arah panggung kembali. Saat itu ia sudah melihat keadaan yang porak poranda. Semuanya penuh dengan sampah dan tak ada satu orangpun di sana.Ia pun berjalan dengan gontai, tapi seketika seorang pelayan pun datang untuk mengejarnya, “Maaf Tuan Young, ini tagihan untuk acara malam ini!”Saat itulah Andrew Young langsung menepuk dahinya dan bergumam kalau ia hampir lupa dengan tagihan yang harus dilunasinya. Saat menyewa tempat ini memang ia baru membayar setengah dari total layanan banket yang dipesan olehnya.Saat ini ia masih bisa bernapas lega sebab dalam saldo rekeningnya masih tersisa uang untuk biaya pelunasan acara kali ini. Namun untuk setelah itu ia tidak tahu harus bagaimana. Bahkan tidak yakin bisa membeli tik

  • Tentang Harga Diri   S2. 463 Karma Untuknya

    Andrew Young tersentak dengan pernyataan mantan pengawalnya itu. Apalagi mereka malah menahannya dan membuat dirinya tidak lagi bisa bergerak dan mengumpankan pada orang-orang yang kini memburunya.Sebenarnya sekarang dia sudah benar-benar terjepit, tak ada yang bisa menolongnya. Ingin berteriak dan meminta tolong pada Matthew tapi sekarang anak muda itu sudah tidak bersamanya lagi. Lalu Tuan Watson, seharusnya pria itu bisa diandalkan olehnya. Sementara Chuck, adalah benar-benar sekutu baginya. Namun posisi mereka terlalu jauh dan tak memungkinkan untuknya berteriak.Kalaupun ia berteriak meminta bantuan mereka, sebelum Chuck datang ke sini dirinya pun sudah babak belur.Kini yang bisa dilakukannya hanya menggertak mantan pengawalnya lagi agar mau melindunginya. Pengawal yang telah dipecatnya adalah kumpulan orang-orang bodoh dengan badan yang kekar. Dengan memberikan mereka sedikit harapan saja, mereka pasti akan bergerak melindunginya, tak peduli sesulit apa rintangan yang harus di

  • Tentang Harga Diri   S2. 462 Kau Harus Bertanggung Jawab

    Andrew Young mencoba untuk mengejar Nyonya Eleanor yang sekarang sudah menuruni panggung dan mengarah pada jalan keluar. Ia terus saja memanggil wanita itu dan memintanya untuk kembali.Namun sayang saat ia baru saja menuruni panggung ia sudah dihadang oleh beberapa orang yang telah membeli obatnya.Salah satunya adalah Tuan Austin. Ia berdiri merentangkan tangan dan menghalanginya untuk pergi. “Kau mau kemana? Segera bertanggung jawab atas apa yang telah kau lakukan pada kami! Kembalikan uang kami!”Beberapa yang telah membeli obat itu pun ikut membantu Tuan Austin. Mereka semua tampak mengepungnya.“Cepat kembalikan uang kami!” seru orang-orang itu sambil berteriak marah.Andrew Young justru menggelengkan kepala dan mencoba untuk menolak, “Tidak … tidak kalian sudah tahu kan kalau jika barang yang sudah dibeli tidak dapat dikembalikan.”Namun orang-orang tidak mau mengerti dan berkata kepadanya dengan lantang, “Tidak bisa, uang ini harus dikembalikan karena kau telah melakukan penip

  • Tentang Harga Diri   S2. 461 Dia Membohongi Kita!

    Andrew Young tersenyum dan menggelengkan kepalanya, “Tentu tidak Tuan. Harga itu adalah harga yang sangat sepadan dengan apa yang kalian dapatkan.”“Huh kau pasti ingin merampok kami dengan membayar biaya yang tak sedikit itu! Aku tak mau membeli!” seru salah satu pengunjung.Andrew Young pun tersenyum sinis an berkata, “Aku tidak memiliki niat merampok pada kalian. Aku menetapkan harga yang pantas. Seperti yang kalian lihat pada pesta ulang tahun Tuan Watson, dan juga perubahan pada diriku. Kalian semua bahkan sudah menyentuhku dan merasakan perbedaan yang terjadi. Jadi menurutku 2,5 miliar itu sangat pantas.”Para pengunjung yang mengerubunginya pun berbicara seperti dengung kumbang. Setelah itu ia pun berkata lagi dengan memberikan penjelasan pada semuanya. “Apa kalian semua tidak tahu kalau di masa muda kita banyak menghabiskan waktu untuk bekerja keras, memikirkan banyak hal bahkan membuat kita lupa akan makan dan kurang tidur. Seringkali kita harus memakan makanan cepat saji unt

DMCA.com Protection Status