Sebelum terjun ke dunia entertainment, Riana sudah tahu betul ada beberapa hal yang akan menjadi risikonya, salah satunya adalah terkait privasi. Riana tidak akan heran dengan segala pemberitaan di negeri ini yang tak jarang hanya sepele saja bisa diberitakan dengan mudahnya seolah tak ada berita penting lain yang bisa dibagikan, misalnya tentang buka-bukaan aib yang para artis lakukan. Bukankah seharusnya itu tidak masuk portal berita? Sayangnya yang terjadi justru sebaliknya, prinsip ‘yang penting viral’ sudah tertanam di beberapa artis. Memang tidak semua, tapi banyak yang malah ingin dibicarakan netizen sekalipun itu tentang hal negatif.Riana tentu bukan termasuk yang ingin viral. Sejak awal kemunculannya, Riana bertekad untuk dikenal atas bakat dan karyanya. Tidak ingin ada sensasi atau gosip miring yang menimpanya. Itu sebabnya ia selalu menjaga image dengan sebaik mungkin. Hubungannya dengan Barra saja awalnya tidak langsung dipublikasikan.Sampai sudah menikah, Riana tetap ti
Gisca tahu betul selama ini Barra tak pernah menghampirinya lagi setelah peristiwa ‘salam perpisahan’ waktu itu. Ya, boleh dibilang Barra tak pernah berbicara dengannya lagi sekalipun via telepon. Bahkan, di hari pernikahan Barra dengan Riana pun, Gisca sama sekali tak berinteraksi dengan Barra. Mereka sudah selayaknya orang asing yang tidak saling mengenal.Namun, untuk pertama kalinya Barra dengan keberanian yang entah dari mana, masuk ke ruang pengantin yang bisa memicu siapa pun salah paham, terlebih Saga yang tahu tentang masa lalu mereka. Selain itu, Riana juga bisa curiga kalau sampai mengetahui Barra mendatangi Gisca ke ruangan ini. Tentu saja Gisca takut bercampur panik. Jangan sampai Barra merusak resepsi pernikahannya dengan Saga yang nyaris sempurna ini.“Jangan salah paham, Gisca. Saya ke sini untuk memberimu selamat,” ucap Barra dengan santainya, padahal Gisca sedang ketar-ketir.Gisca berdiri. “Memberi selamat yang bagaimana? Jangan sampai Mas Barra merusak segalanya. T
Sejak mengetahui Gisca tidak jadi pergi dan memutuskan menikah dengan Saga, semenjak saat itu Riana sangat senang. Terlebih saat tahu Gisca juga hamil sepertinya, Riana awalnya membayangkan akan sering menghabiskan masa-masa kehamilannya berdua dengan Gisca.Riana sangat senang untuk pertama kalinya ia dan Gisca melakukan double date dengan pasangan masing-masing. Apalagi mereka juga nonton bareng Selingkuhan Suamiku yang sukses besar kala itu, seolah menjadi hadiah kehamilan Riana. Ya, Selingkuhan Suamiku berhasil merajai box office di negeri ini sekaligus memecahkan rekor penonton terbanyak sepanjang masa, membawa nama Riana Larasati menjadi pemenang penghargaan kategori pemeran utama wanita terbaik, padahal film ini adalah debut Riana dalam dunia akting.Berbagai tawaran untuk Riana agar bermain di film, sinetron, series yang akan tayang di aplikasi streaming bahkan tawaran iklan juga semakin banyak berdatangan. Namun, Riana harus menolak demi bisa fokus pada kehamilannya. Untuk se
“Ternyata kamu di sini. Aku nyari kamu ke mana-mana loh. Lagi ngapain?” ucap Riana saat menemukan suaminya berada di balkon kamar.Tentu saja Barra terkejut dengan kedatangan Riana yang sangat tiba-tiba. Barra kemudian langsung menekan home pada layar ponselnya agar Riana tidak ikut melihat foto yang teman dokternya kirimkan.“Maaf bikin kamu nyari-nyari,” balas Barra berusaha menampilkan ekspresi biasa saja dan jangan sampai mencurigakan. “Aku habis jawab telepon.”“Telepon dari siapa?”Barra tidak langsung menjawab, masih memikirkan bagaimana cara menjelaskannya pada sang istri.“Sejujurnya aku nggak pengen masih tahu kamu dulu, Ri. Tapi aku bingung gimana cara bohongnya,” jawab Barra. “Aku nggak mau kasih tahu kamu karena takut kamu cemas berlebihan, sayangnya kamu telanjur bertanya-tanya kenapa aku ada di sini.”“Ada apa? Jangan bikin aku
Riana lega usai mendapatkan kabar bahwa Barra sudah tiba di Indonesia dengan selamat. Ia juga sudah mewanti-wanti pada suaminya itu agar jangan sampai ketahuan oleh orangtua mereka berdua. Jika ketahuan, pastinya Barra yang akan terkena imbas dan dianggap suami tak bertanggung jawab yang bisa-bisanya meninggalkan Riana yang mendekati hari perkiraan persalinan. Padahal sebenarnya Rianalah yang meminta Barra menjenguk Gisca mewakilinya.“Harusnya dunia nggak sempit-sempit banget, kan, Bi? Barra nggak mungkin ketemu sama papa,” tanya Riana pada asisten rumah tangga yang membantunya sejak pindah ke Los Angeles.“Iya, Nyonya. Saya berharap juga begitu. Kecuali kalau Tuan Barra berkunjung ke rumah Pak Pramono … mereka pasti bertemu,” jawab wanita berusia akhir empat puluhan itu dengan nada bercanda.“Sama aja mengakhiri hidup kalau Barra datang ke rumah papa,” kekeh Riana.Riana tidak tahu saja kalau ART yang selama ini melayaninya adalah utusan sang papa. Jelas saja wanita paruh baya itu s
Selama ini Saga memang sengaja memutus komunikasi antara Gisca dengan Riana. Ia meminta pada istrinya itu untuk fokus saja pada pemulihan kondisinya, tidak perlu berbicara dengan Riana dulu. Itu sebabnya Gisca tidak pernah menjawab panggilan Riana. Pesan pun tak pernah mereka balas.Namun, baik Gisca maupun Saga tak menyangka kalau Barra malah datang langsung ke rumah mereka. Hal yang sebetulnya hampir mustahil mengingat Barra seharusnya sedang mendampingi Riana yang sebentar lagi melahirkan. Ya, Barra datang bak ular yang menghampiri tongkat pemukulnya sendiri.Setelah dokter memperbolehkan Gisca pulang, Saga selalu menemani Gisca di rumah. Pria itu selalu memastikan Gisca minum obat dengan teratur dan tentunya tidak sedih apalagi merasa kesepian. Saga berusaha melakukan yang terbaik untuk menghibur sang istri serta membuatnya tetap bertahan.“Setelah kamu pulih, mari bepergian berdua,” kata Saga. “Paling nggak dua bulan yang akan datang. Aku
Saga pernah berada di posisi yang sangat menginginkan tubuh Gisca. Bahkan, pria itu sampai menghalalkan segala cara untuk bisa menyentuh tubuh wanita yang kini menjadi istrinya itu. Sampai detik ini pun Saga masih sangat menginginkan Gisca. Bedanya, ia tidak terobsesi seperti dulu sampai harus menggunakan cara kotor untuk memiliki Gisca. Sekarang Gisca adalah miliknya dan tanpa Saga paksa pun, wanita itu telah bersedia menyerahkan tubuhnya secara seutuhnya untuk Saga nikmati.Ini adalah hari yang paling Saga maupun Gisca nanti-nantikan sejak lama. Hari di mana Gisca menyerahkan diri sepenuhnya pada suaminya itu. Selama ini Gisca tidak bisa melakukannya karena begitu banyak rintangan yang menghalangi. Sekarang semua halangan itu sudah lenyap dan mereka bisa menikmati waktu kebersamaan dengan lebih tenang.“Maaf dulu aku pernah beberapa kali melakukan percobaan pemerkosaan sama kamu," ucap Saga.“Stt, yang terpenting adalah sekarang. Aku milikmu, Saga. Lakukanlah yang selama ini kamu in
Barra senang, proses pembangunan rumah impiannya dengan Riana sudah mulai mendekati kata selesai. Mertuanya memang tidak main-main saat mengatakan rumah impian tersebut akan selesai dalam waktu satu tahunan. Dan ternyata benar. Barra sudah melihat progresnya langsung hari ini.Sayangnya ponsel Barra malah lowbatt, tapi untungnya ia sempat memotret dan mem-videokan penampakan rumah yang tidak akan lama lagi bisa ditempatinya bersama Riana dan Raline. Ia akan menunjukkannya pada Riana karena keadaan wanita itu masih belum memungkinkan untuk datang langsung.Terakhir kali Barra berkomunikasi dengan Riana adalah saat istrinya itu mengirim pesan hendak ke rumah orangtuanya bersama Raline, dan Barra berjanji akan menjemput mereka nanti sore.Tiba di rumahnya, Barra memutuskan merebahkan diri lantaran merasa lelah. Tentu sebelumnya ia sempat mengisi daya ponselnya terlebih dahulu agar saat dirinya selesai beristirahat atau hendak menjemput anak dan istrinya, baterainya juga penuh. Barra sama