Sejak mengetahui Gisca tidak jadi pergi dan memutuskan menikah dengan Saga, semenjak saat itu Riana sangat senang. Terlebih saat tahu Gisca juga hamil sepertinya, Riana awalnya membayangkan akan sering menghabiskan masa-masa kehamilannya berdua dengan Gisca.Riana sangat senang untuk pertama kalinya ia dan Gisca melakukan double date dengan pasangan masing-masing. Apalagi mereka juga nonton bareng Selingkuhan Suamiku yang sukses besar kala itu, seolah menjadi hadiah kehamilan Riana. Ya, Selingkuhan Suamiku berhasil merajai box office di negeri ini sekaligus memecahkan rekor penonton terbanyak sepanjang masa, membawa nama Riana Larasati menjadi pemenang penghargaan kategori pemeran utama wanita terbaik, padahal film ini adalah debut Riana dalam dunia akting.Berbagai tawaran untuk Riana agar bermain di film, sinetron, series yang akan tayang di aplikasi streaming bahkan tawaran iklan juga semakin banyak berdatangan. Namun, Riana harus menolak demi bisa fokus pada kehamilannya. Untuk se
“Ternyata kamu di sini. Aku nyari kamu ke mana-mana loh. Lagi ngapain?” ucap Riana saat menemukan suaminya berada di balkon kamar.Tentu saja Barra terkejut dengan kedatangan Riana yang sangat tiba-tiba. Barra kemudian langsung menekan home pada layar ponselnya agar Riana tidak ikut melihat foto yang teman dokternya kirimkan.“Maaf bikin kamu nyari-nyari,” balas Barra berusaha menampilkan ekspresi biasa saja dan jangan sampai mencurigakan. “Aku habis jawab telepon.”“Telepon dari siapa?”Barra tidak langsung menjawab, masih memikirkan bagaimana cara menjelaskannya pada sang istri.“Sejujurnya aku nggak pengen masih tahu kamu dulu, Ri. Tapi aku bingung gimana cara bohongnya,” jawab Barra. “Aku nggak mau kasih tahu kamu karena takut kamu cemas berlebihan, sayangnya kamu telanjur bertanya-tanya kenapa aku ada di sini.”“Ada apa? Jangan bikin aku
Riana lega usai mendapatkan kabar bahwa Barra sudah tiba di Indonesia dengan selamat. Ia juga sudah mewanti-wanti pada suaminya itu agar jangan sampai ketahuan oleh orangtua mereka berdua. Jika ketahuan, pastinya Barra yang akan terkena imbas dan dianggap suami tak bertanggung jawab yang bisa-bisanya meninggalkan Riana yang mendekati hari perkiraan persalinan. Padahal sebenarnya Rianalah yang meminta Barra menjenguk Gisca mewakilinya.“Harusnya dunia nggak sempit-sempit banget, kan, Bi? Barra nggak mungkin ketemu sama papa,” tanya Riana pada asisten rumah tangga yang membantunya sejak pindah ke Los Angeles.“Iya, Nyonya. Saya berharap juga begitu. Kecuali kalau Tuan Barra berkunjung ke rumah Pak Pramono … mereka pasti bertemu,” jawab wanita berusia akhir empat puluhan itu dengan nada bercanda.“Sama aja mengakhiri hidup kalau Barra datang ke rumah papa,” kekeh Riana.Riana tidak tahu saja kalau ART yang selama ini melayaninya adalah utusan sang papa. Jelas saja wanita paruh baya itu s
Selama ini Saga memang sengaja memutus komunikasi antara Gisca dengan Riana. Ia meminta pada istrinya itu untuk fokus saja pada pemulihan kondisinya, tidak perlu berbicara dengan Riana dulu. Itu sebabnya Gisca tidak pernah menjawab panggilan Riana. Pesan pun tak pernah mereka balas.Namun, baik Gisca maupun Saga tak menyangka kalau Barra malah datang langsung ke rumah mereka. Hal yang sebetulnya hampir mustahil mengingat Barra seharusnya sedang mendampingi Riana yang sebentar lagi melahirkan. Ya, Barra datang bak ular yang menghampiri tongkat pemukulnya sendiri.Setelah dokter memperbolehkan Gisca pulang, Saga selalu menemani Gisca di rumah. Pria itu selalu memastikan Gisca minum obat dengan teratur dan tentunya tidak sedih apalagi merasa kesepian. Saga berusaha melakukan yang terbaik untuk menghibur sang istri serta membuatnya tetap bertahan.“Setelah kamu pulih, mari bepergian berdua,” kata Saga. “Paling nggak dua bulan yang akan datang. Aku
Saga pernah berada di posisi yang sangat menginginkan tubuh Gisca. Bahkan, pria itu sampai menghalalkan segala cara untuk bisa menyentuh tubuh wanita yang kini menjadi istrinya itu. Sampai detik ini pun Saga masih sangat menginginkan Gisca. Bedanya, ia tidak terobsesi seperti dulu sampai harus menggunakan cara kotor untuk memiliki Gisca. Sekarang Gisca adalah miliknya dan tanpa Saga paksa pun, wanita itu telah bersedia menyerahkan tubuhnya secara seutuhnya untuk Saga nikmati.Ini adalah hari yang paling Saga maupun Gisca nanti-nantikan sejak lama. Hari di mana Gisca menyerahkan diri sepenuhnya pada suaminya itu. Selama ini Gisca tidak bisa melakukannya karena begitu banyak rintangan yang menghalangi. Sekarang semua halangan itu sudah lenyap dan mereka bisa menikmati waktu kebersamaan dengan lebih tenang.“Maaf dulu aku pernah beberapa kali melakukan percobaan pemerkosaan sama kamu," ucap Saga.“Stt, yang terpenting adalah sekarang. Aku milikmu, Saga. Lakukanlah yang selama ini kamu in
Barra senang, proses pembangunan rumah impiannya dengan Riana sudah mulai mendekati kata selesai. Mertuanya memang tidak main-main saat mengatakan rumah impian tersebut akan selesai dalam waktu satu tahunan. Dan ternyata benar. Barra sudah melihat progresnya langsung hari ini.Sayangnya ponsel Barra malah lowbatt, tapi untungnya ia sempat memotret dan mem-videokan penampakan rumah yang tidak akan lama lagi bisa ditempatinya bersama Riana dan Raline. Ia akan menunjukkannya pada Riana karena keadaan wanita itu masih belum memungkinkan untuk datang langsung.Terakhir kali Barra berkomunikasi dengan Riana adalah saat istrinya itu mengirim pesan hendak ke rumah orangtuanya bersama Raline, dan Barra berjanji akan menjemput mereka nanti sore.Tiba di rumahnya, Barra memutuskan merebahkan diri lantaran merasa lelah. Tentu sebelumnya ia sempat mengisi daya ponselnya terlebih dahulu agar saat dirinya selesai beristirahat atau hendak menjemput anak dan istrinya, baterainya juga penuh. Barra sama
Semenjak tahu tentang kenyataan pahit yang menimpa hidupnya, Riana jadi sulit tidur. Hidupnya seakan berubah drastis dalam waktu singkat. Raline adalah salah satu hal yang membuat Riana bertahan meski hatinya dipenuhi rasa kecewa, amarah, kesal dan dendam.Sampai dini hari begini Riana belum tertidur sama sekali. Padahal Raline sudah beberapa kali terbangun dan sempat menemaninya begadang. Katanya ibu yang sedang meng-ASI-hi jangan sampai stres dan harus selalu bahagia, sayangnya Riana tak bisa sebahagia sebelum kenyataan tentang perselingkuhan suaminya terbongkar.Waktu menunjukkan pukul tiga dinihari saat Riana meletakkan Raline di tempat tidur. Namun, Riana masih belum mengantuk. Ia merasa benang kusut di otaknya semakin sulit dirapikan. Ia merasa hidupnya benar-benar kacau.Tiba-tiba pintu kamarnya perlahan dibuka dari luar. Riana langsung menoleh dan mendapati sang mama berdiri di ambang pintu.“Kamu belum tidur?” tanya mama Riana sambil berjalan mendekat ke arah putrinya. “Maaf
Barra yang selama ini bisa dikatakan sangat idaman, bahkan di Starlight pun sempat menjadi dokter favorit para staf, belum lagi semenjak Riana go public bahwa Barra adalah tunangannya lalu mereka menikah, dalam waktu tersebut Barra berhasil menarik perhatian publik sebagai pria tampan yang patut diperhitungkan di negeri ini. Riana juga membuat pengikut Barra di media sosial pria itu naik drastis.Di saat orang-orang nyaris tak percaya dengan skandal yang menimpa Barra, pada saat yang bersamaan Riana dipaksa mencerna semua yang terjadi sambil menahan sakit di hatinya. Riana sempat mengira bahwa ini hanyalah mimpi, sampai akhirnya kenyataan menamparnya sekaligus menyadarkan bahwa ini sungguhan. Begitu perih dan menyakitkan, cinta yang selama ini Riana berikan dibalas dengan dusta sekaligus pengkhianatan.Selama beberapa tahun menjadikan Barra spesial di hatinya, tidak pernah satu kali pun Riana membayangkan sebuah skandal besar akan menimpa hubungan mereka. Meskipun pada awalnya Riana s