Gisca sempat berpikir untuk langsung melarikan diri tanpa pamit pada Saga, tapi ia takut Saga akan mengejarnya. Ya, Saga pasti mencarinya jika ia pergi begitu saja. Untuk itu Gisca memutuskan mengakhiri hubungan mereka dulu.
Jika hubungan mereka berakhir baik-baik, bukankah tidak akan ada masalah ke depannya dan Gisca bisa pergi dengan tenang tanpa beban atau takut dikejar-kejar oleh Saga?
Terlebih Saga juga sempat mengatakan di awal kesepakatan hubungan mereka bahwa jika pria itu gagal membuat Gisca jatuh cinta, Saga akan menerima apa pun keputusan Gisca. Gisca akan membuatnya seperti itu. Namun, kenapa begini jadinya?
Seketika dunia Gisca seakan hancur. Mengetahui dirinya hamil saja sudah merasa dunianya bagaikan runtuh. Sekarang, ada orang yang tahu tentang kehamilannya … jelas Gisca merasa dunianya seakan hancur seketika.
Gisca bahkan sampai tak bisa berkata-kata padahal seharusnya ia menyangkalnya. Ya Tuhan, dari mana Saga tahu? Kenapa Saga ha
Setelah merekam momen Barra untuk pertama kalinya tahu tentang kehamilan Riana melalui testpack bergaris dua yang pagi ini disiapkan oleh istrinya itu, tentu ekspresi alami Barra sungguh terekam dengan sempurna. Jangan ditanya betapa bahagianya Barra, pria itu sungguh senang sekaligus tak menyangka akan secepat ini diberikan momongan.Barra yang belum tahu kalau kamera tersembunyi masih merekam mereka, tidak ragu mencium bibir Riana saking senangnya setelah cukup lama memeluk wanita itu."Aku bahagia banget, Sayang," ucap Barra di akhir ciuman mereka. “Sebentar lagi aku akan dipanggil papa,” sambungnya."Aku akan men-cut-nya," balas Riana sambil tersenyum.Barra mengenyit. "Eh?""Aku sengaja merekam momen pagi ini dan kamu malah nyosor aja," kekeh Riana."Astaga. Kamu nggak bilang.""Kalau bilang namanya bukan kejutan dong, Bar. Kamu ini ada-ada aja."Kali ini Barra berlutut, menempelkan pipinya ke perut Riana."Kamu lagi ngapain, Bar?""Aku abis membisikkan supaya janin di dalam rahi
Sebelum terjun ke dunia entertainment, Riana sudah tahu betul ada beberapa hal yang akan menjadi risikonya, salah satunya adalah terkait privasi. Riana tidak akan heran dengan segala pemberitaan di negeri ini yang tak jarang hanya sepele saja bisa diberitakan dengan mudahnya seolah tak ada berita penting lain yang bisa dibagikan, misalnya tentang buka-bukaan aib yang para artis lakukan. Bukankah seharusnya itu tidak masuk portal berita? Sayangnya yang terjadi justru sebaliknya, prinsip ‘yang penting viral’ sudah tertanam di beberapa artis. Memang tidak semua, tapi banyak yang malah ingin dibicarakan netizen sekalipun itu tentang hal negatif.Riana tentu bukan termasuk yang ingin viral. Sejak awal kemunculannya, Riana bertekad untuk dikenal atas bakat dan karyanya. Tidak ingin ada sensasi atau gosip miring yang menimpanya. Itu sebabnya ia selalu menjaga image dengan sebaik mungkin. Hubungannya dengan Barra saja awalnya tidak langsung dipublikasikan.Sampai sudah menikah, Riana tetap ti
Gisca tahu betul selama ini Barra tak pernah menghampirinya lagi setelah peristiwa ‘salam perpisahan’ waktu itu. Ya, boleh dibilang Barra tak pernah berbicara dengannya lagi sekalipun via telepon. Bahkan, di hari pernikahan Barra dengan Riana pun, Gisca sama sekali tak berinteraksi dengan Barra. Mereka sudah selayaknya orang asing yang tidak saling mengenal.Namun, untuk pertama kalinya Barra dengan keberanian yang entah dari mana, masuk ke ruang pengantin yang bisa memicu siapa pun salah paham, terlebih Saga yang tahu tentang masa lalu mereka. Selain itu, Riana juga bisa curiga kalau sampai mengetahui Barra mendatangi Gisca ke ruangan ini. Tentu saja Gisca takut bercampur panik. Jangan sampai Barra merusak resepsi pernikahannya dengan Saga yang nyaris sempurna ini.“Jangan salah paham, Gisca. Saya ke sini untuk memberimu selamat,” ucap Barra dengan santainya, padahal Gisca sedang ketar-ketir.Gisca berdiri. “Memberi selamat yang bagaimana? Jangan sampai Mas Barra merusak segalanya. T
Sejak mengetahui Gisca tidak jadi pergi dan memutuskan menikah dengan Saga, semenjak saat itu Riana sangat senang. Terlebih saat tahu Gisca juga hamil sepertinya, Riana awalnya membayangkan akan sering menghabiskan masa-masa kehamilannya berdua dengan Gisca.Riana sangat senang untuk pertama kalinya ia dan Gisca melakukan double date dengan pasangan masing-masing. Apalagi mereka juga nonton bareng Selingkuhan Suamiku yang sukses besar kala itu, seolah menjadi hadiah kehamilan Riana. Ya, Selingkuhan Suamiku berhasil merajai box office di negeri ini sekaligus memecahkan rekor penonton terbanyak sepanjang masa, membawa nama Riana Larasati menjadi pemenang penghargaan kategori pemeran utama wanita terbaik, padahal film ini adalah debut Riana dalam dunia akting.Berbagai tawaran untuk Riana agar bermain di film, sinetron, series yang akan tayang di aplikasi streaming bahkan tawaran iklan juga semakin banyak berdatangan. Namun, Riana harus menolak demi bisa fokus pada kehamilannya. Untuk se
“Ternyata kamu di sini. Aku nyari kamu ke mana-mana loh. Lagi ngapain?” ucap Riana saat menemukan suaminya berada di balkon kamar.Tentu saja Barra terkejut dengan kedatangan Riana yang sangat tiba-tiba. Barra kemudian langsung menekan home pada layar ponselnya agar Riana tidak ikut melihat foto yang teman dokternya kirimkan.“Maaf bikin kamu nyari-nyari,” balas Barra berusaha menampilkan ekspresi biasa saja dan jangan sampai mencurigakan. “Aku habis jawab telepon.”“Telepon dari siapa?”Barra tidak langsung menjawab, masih memikirkan bagaimana cara menjelaskannya pada sang istri.“Sejujurnya aku nggak pengen masih tahu kamu dulu, Ri. Tapi aku bingung gimana cara bohongnya,” jawab Barra. “Aku nggak mau kasih tahu kamu karena takut kamu cemas berlebihan, sayangnya kamu telanjur bertanya-tanya kenapa aku ada di sini.”“Ada apa? Jangan bikin aku
Riana lega usai mendapatkan kabar bahwa Barra sudah tiba di Indonesia dengan selamat. Ia juga sudah mewanti-wanti pada suaminya itu agar jangan sampai ketahuan oleh orangtua mereka berdua. Jika ketahuan, pastinya Barra yang akan terkena imbas dan dianggap suami tak bertanggung jawab yang bisa-bisanya meninggalkan Riana yang mendekati hari perkiraan persalinan. Padahal sebenarnya Rianalah yang meminta Barra menjenguk Gisca mewakilinya.“Harusnya dunia nggak sempit-sempit banget, kan, Bi? Barra nggak mungkin ketemu sama papa,” tanya Riana pada asisten rumah tangga yang membantunya sejak pindah ke Los Angeles.“Iya, Nyonya. Saya berharap juga begitu. Kecuali kalau Tuan Barra berkunjung ke rumah Pak Pramono … mereka pasti bertemu,” jawab wanita berusia akhir empat puluhan itu dengan nada bercanda.“Sama aja mengakhiri hidup kalau Barra datang ke rumah papa,” kekeh Riana.Riana tidak tahu saja kalau ART yang selama ini melayaninya adalah utusan sang papa. Jelas saja wanita paruh baya itu s
Selama ini Saga memang sengaja memutus komunikasi antara Gisca dengan Riana. Ia meminta pada istrinya itu untuk fokus saja pada pemulihan kondisinya, tidak perlu berbicara dengan Riana dulu. Itu sebabnya Gisca tidak pernah menjawab panggilan Riana. Pesan pun tak pernah mereka balas.Namun, baik Gisca maupun Saga tak menyangka kalau Barra malah datang langsung ke rumah mereka. Hal yang sebetulnya hampir mustahil mengingat Barra seharusnya sedang mendampingi Riana yang sebentar lagi melahirkan. Ya, Barra datang bak ular yang menghampiri tongkat pemukulnya sendiri.Setelah dokter memperbolehkan Gisca pulang, Saga selalu menemani Gisca di rumah. Pria itu selalu memastikan Gisca minum obat dengan teratur dan tentunya tidak sedih apalagi merasa kesepian. Saga berusaha melakukan yang terbaik untuk menghibur sang istri serta membuatnya tetap bertahan.“Setelah kamu pulih, mari bepergian berdua,” kata Saga. “Paling nggak dua bulan yang akan datang. Aku
Saga pernah berada di posisi yang sangat menginginkan tubuh Gisca. Bahkan, pria itu sampai menghalalkan segala cara untuk bisa menyentuh tubuh wanita yang kini menjadi istrinya itu. Sampai detik ini pun Saga masih sangat menginginkan Gisca. Bedanya, ia tidak terobsesi seperti dulu sampai harus menggunakan cara kotor untuk memiliki Gisca. Sekarang Gisca adalah miliknya dan tanpa Saga paksa pun, wanita itu telah bersedia menyerahkan tubuhnya secara seutuhnya untuk Saga nikmati.Ini adalah hari yang paling Saga maupun Gisca nanti-nantikan sejak lama. Hari di mana Gisca menyerahkan diri sepenuhnya pada suaminya itu. Selama ini Gisca tidak bisa melakukannya karena begitu banyak rintangan yang menghalangi. Sekarang semua halangan itu sudah lenyap dan mereka bisa menikmati waktu kebersamaan dengan lebih tenang.“Maaf dulu aku pernah beberapa kali melakukan percobaan pemerkosaan sama kamu," ucap Saga.“Stt, yang terpenting adalah sekarang. Aku milikmu, Saga. Lakukanlah yang selama ini kamu in
Kemenangan Gisca dan Saga sebagai pasangan terfavorit maupun Riana sebagai pemeran utama terbaik serta semua pemenang lainnya sama sekali bukanlah rekayasa, melainkan murni hasil akumulasi dari penilaian juri khusus serta voting secara umum.Gia TV dan khususnya penanggung jawab acara serta tim kreatif sama sekali tidak pernah merencanakan tentang Gisca, Saga dan Riana akan berada dalam satu frame sekalipun tahu hal itu bisa membuat rating melonjak tinggi.Memang benar kehadiran mereka bertiga sebelumnya sudah digadang-gadang menjadi sasaran empuk media sebagai bahan pemberitaan, itu sebabnya beberapa pemburu berita sudah mengantisipasi untuk terus memperhatikan gerak-gerik mereka di tempat duduk masing-masing, berjaga jika sewaktu-waktu ada interaksi antara mereka.Namun, tidak pernah ada yang menduga ternyata Gisca malah yang pertama membuka ‘pintu’ komunikasi antara mereka. Ya, permintaan maaf Gisca dalam pidato kemenangan sudah pasti ditujukan untuk Riana. Hal itu membuat tim krea
Kesuksesan Teman tapi Khilaf membawa nama Gisca dan Saga menjadi pasangan paling hits dan favorit pada beberapa bulan belakangan ini. Padahal mereka bukan artis, tapi mereka terkenal selayaknya pasangan artis. Dulu, posisi tersebut sempat diraih oleh Riana dan Barra saat mereka baru menikah.Memang benar bahwa roda itu berputar tanpa bisa ditebak. Mungkin sebelumnya Gisca dan Saga pernah berada di posisi yang membuat siapa pun bisa terpuruk bahkan hancur. Dan kini roda mereka telah berputar. Namun terlepas dari itu, baik Gisca maupun Saga menanggapinya dengan tidak berlebihan. Mereka bersikap apa adanya sebagai pasangan yang bahagia.Dalam kata lain, dengan predikat pasangan paling hits atau tanpa predikat tersebut, situasinya akan tetap sama, bahwa Gisca adalah istri yang terbaik bagi Saga. Begitu juga sebaliknya bahwa Saga merupakan suami terhebat bagi Gisca.Selain menjadikan mereka pasangan ter-hits, Teman tapi Khilaf juga membuat Gisca dan Saga masuk ke salah satu nominasi dalam
Saat ini Riana baru saja menikmati makan malam bersama Romeo. Romeo yang menyempatkan mampir ke rumah Riana padahal sedang sibuk-sibuknya memproduksi sebuah film. Ah, bahkan Riana juga sebenarnya sedang mempersiapkan diri untuk syuting drama series yang akan dimulai beberapa hari lagi di Bali. Apa makan malam ini bisa mereka anggap sebagai bentuk saling menyemangati kesibukan masing-masing? Atau jangan-jangan sebagai pelepas rindu karena bisa jadi setelah ini mereka akan jarang bertemu akibat kesibukan tersebut.Namun yang pasti, status mereka belum berubah sedikit pun dari yang tadinya sutradara-cast menjadi teman. Ya, mereka masih teman sekalipun interaksi mereka seperti orang pacaran.“Respons orang-orang tentang Teman tapi Khilaf lumayan juga ya, Mas,” kata Riana.“Iya, tim produksi pun udah mulai dibentuk dan merencanakan banyak hal untuk film-nya. Cuma belum tahu juga waktu pastinya karena saya masih harus mengerjakan film lain.”“Mas Romeo yang akan menjadi sutradaranya?”Romeo
Tuti itu cantik khas kembang desa. Tidak kalah cantik dari Riana atau Gisca. Selain itu, Tuti sudah banyak membantu Barra semenjak pria itu menjadi Yanto sehingga bisa beradaptasi dengan hidup barunya itu. Namun, Barra masih tak habis pikir dengan perkataan Tuti yang ingin membatalkan pernikahan dengan sang pacar demi seorang Yanto yang secara status bukan siapa-siapa. Hanya mas-mas penjual bakso yang tidak terlalu good looking.Tuti memang jujur atau hanya sedang membual seperti yang pernah Barra lakukan untuk membuat Gisca terbuai? Barra tidak tahu. Dan konyolnya Barra yang sebenarnya tidak memiliki perasaan apa-apa pada Tuti, beberapa hari ini mendadak terus memikirkan wanita itu. Apa Tuti berhasil membuatnya terbuai?Barra tahu betul bahwa tidak seharusnya ia mempertimbangkan ajakan Tuti untuk menjalin hubungan, karena sama saja ia menjadi orang ketiga dalam hubungan Tuti dengan calon suaminya. Barra tak mau jadi perusak hubungan atau perebut pacar orang. Sialnya, Barra yang norma
“Apa yang akan terjadi kalau Mas Barra tidak melarikan diri dan memalsukan kematiannya?”“Kenapa tiba-tiba nanya itu?” Saga balik bertanya pada istrinya.Gisca sendiri tidak tahu alasan pastinya. Ya, pertanyaan barusan benar-benar lolos begitu saja. Apa mungkin karena mereka baru saja melihat liputan Riana saat menaburkan bunga di lautan? Entahlah. Berita tentang aktivitas Riana tersebut tak henti-hentinya berseliweran sehingga mengundang pembahasan orang-orang, tak terkecuali Gisca dan Saga yang memang tahu fakta sebenarnya.“Kamu tahu sendiri pembahasan ini pasti larinya ke situ lagi,” sambung Saga.“Ya. Aku tahu pembahasan ini otomatis akan mengingatkan kita pada sesuatu yang sepakat kita lupakan. Tapi serius, aku udah sepenuhnya berdamai dengan keadaan. Aku juga udah memaafkan diri sendiri tentang kesalahan bodohku. Itu sebabnya aku bisa se-santai ini saat membahasnya,” jelas Gisca. “Aku juga udah nggak dihantui penyesalan dan rasa bersalah yang sempat aku rasakan terutama perasaa
Di saat Gisca dan Saga menjalani hidup baru dengan bahagia dan bahkan hendak menerbitkan novel Teman tapi Khilaf, berbeda dengan Riana yang sedang menikmati peran gandanya sebagai new mom sekaligus aktris yang disibukkan dengan proyek film terbarunya, yang akan menjadi film keduanya setelah kesuksesan Selingkuhan Suamiku.Selain itu, Riana masih menerima tawaran untuk membintangi beberapa iklan, promosi berbayar di Instagram dan terutama tanggung jawabnya sebagai brand ambasador Starlight.Itu sebabnya Riana baru sempat mendatangi lautan tempat ditemukannya barang-barang pribadi milik mantan suaminya. Sebenarnya Riana tak punya kewajiban datang apalagi sampai membawa bunga untuk ditaburkan. Namun, ia merasa perlu melakukannya.Dengan didampingi oleh manajernya, Riana baru saja turun dari kapal dan bersiap kembali ke mobilnya. Setidaknya apa yang dilakukannya hari ini akan menjadi salam perpisahan terakhirnya untuk pria yang pernah sangat dekat dengannya, yang kemudian menjelma menjadi
Berkat kerja sama yang serius tapi menyenangkan antara penulis ternama Sakina Adriana dengan Gisca dan Saga sang pemilik kisah, dalam beberapa bulan novel Teman tapi Khilaf akhirnya selesai ditulis. Novel tersebut bahkan sudah siap untuk dicetak atau diterbitkan. Hanya tinggal satu langkah terakhir untuk memastikannya.Novel itu akan terbit di bawah naungan Penerbit Aluna, tempat Sakina menerbitkan novel-novelnya. Saat ini Gisca menatap novel di tangannya. Dengan cover romantis menggunakan gambar asli dirinya dengan Saga, benar-benar membuat Gisca merasa terharu. Seumur hidupnya, Gisca tak pernah membayangkan akan ada novel yang dirinya sendiri sebagai pemeran utamanya.“Novel ini nggak mungkin selesai kalau bukan Bu Sakina yang menulisnya,” kata Gisca. “Jujur, sejak awal Bu Sakina itu udah menjadi pendengar yang baik dan nggak heran bakalan sukses menuliskan apa yang Bu Sakina dengar dari kami sehingga sekarang udah menjadi novel setebal empat ratusan halaman ini,” kata Gisca. “Untuk
“Dia adalah siapa?” tanya Gisca tak sabaran. Bisa-bisanya Saga malah menggantung kalimatnya padahal Gisca sudah sangat penasaran.“Barra belum meninggal,” kata Saga dengan santainya, seolah apa yang dikatakannya bukanlah hal besar.Berbeda dengan Saga yang santai, justru Gisca sangat terkejut. Jujur saja, berita meninggalnya Barra yang belakangan ini mencuat tidak membuatnya senang maupun sedih, tapi tetap saja fakta jika pria itu masih hidup mengejutkan baginya.“Lalu kenapa kalau belum meninggal? Kamu mau mempertemukanku dengannya? Apa orang yang akan kita temui adalah dia?” tanya Gisca setelah menstabilkan ekspresinya.“Tentu bukan. Untuk apa aku mempertemukanmu dengannya? Menurutku, Barra sudah menjadi bagian dari masa lalu. Baik masa lalumu maupun masa laluku. Meskipun aku tahu dia masih hidup, aku merasa nggak ada gunanya untuk berurusan dengannya lagi,” jelas Saga.“Tapi bagaimana bisa? Sedangkan berita yang beredar….”“Dia memanipulasi keadaan dengan memalsukan kematiannya. Se
Saat Gisca dan Saga menjalani kehidupan yang bahagia sambil perlahan melupakan skandal yang pernah terjadi, sementara itu Riana tidak jauh berbeda. Wanita itu sangat nyaman dengan kehidupannya bersama putri semata wayangnya, Raline.Seiring berjalannya waktu, Riana sudah belajar lebih banyak tentang berdamai dengan keadaan. Ia yang awalnya seolah hanya diam demi menjaga reputasinya, kini mulai menyadari bahwa langkah yang diambilnya adalah paling tepat.Riana sadar, seandainya ia mengamuk atau membalas dendam, hal itu hanya akan membuang-buang energinya lantaran tidak akan mengubah kenyataan. Itu sebabnya ia mantap untuk menganggap semua yang terjadi padanya adalah ujian dalam hidupnya. Ia juga tidak akan menyesali apa pun lagi.Sekarang, yang Riana tahu Barra sudah meninggal. Sejujurnya terkadang ia tak pernah membayangkan hubungannya dengan Barra berakhir begini. Namun, Riana tak bisa berbuat apa-apa kalau sudah berurusan dengan takdir. Dan satu hal yang pasti, jika suatu saat nanti