Share

3. Jodoh Rara

Author: Tazanie
last update Last Updated: 2022-02-28 20:07:43

"What?"

Mata Rara terbelalak mendengar penuturan Loli, ia bergegas menuju ruangan guru.

Tak disangka memang benar Fatir ada di ruangan Aslan. Dari celah jendela Rara dapat melihat mimik wajah marah ayahnya.

Mampus lo, Ra!

Belum juga 24 jam dia berjanji sudah melanggarnya. Walau dia sudah tahu hukumannya harus menikah bersama Rama, whatever lah.. Rara merasa tetap tenang, dia yakin Rama tidak keberatan, lagi pula mereka sudah bersahabat sejak kecil.

"Ra, kira-kira kali apa lagi salah lo?" bisik Loli. Rara memutar kepalanya setengah menatap Loli, kemudian ia perlahan jalan depan pintu, dia yakin mereka bicara suatu yang penting. Ini tak bisa dilewatkan! "Eh.. Bego lo ngapain dekat situ, ketahuan aja ntar habis lo." Peringat Loli.

Namun Rara tak mau mendengar, dia tetap menyelinap depan pintu agar lebih jelas mendengar pembicaraan mereka.

"Sekali lagi maaf, bukan maksud saya untuk menghukum Rara. Tapi Rara udah keterlaluan." Ucap Aslan.

Keterlaluan apa? Perasaan gua nggak melakukan kesalahan. Awas aja lo Aslan!

Rutuknya kesal dalam hati.

"Aslan, om rasa ini sudah waktunya kamu dan Rara melaksanakan janji itu. Jadi om minta kamu pikirkan lagi, hanya kamu bisa membuat Rara berubah." Rara memutar bola matanya berpikir.

Apa coba maksud ayahnya, Rara benar-benar tak mengerti.

"Sekali lagi maaf om. Bukan maksud saya menolak, tapi Rara itu murid saya. Kasian Rara nanti dicemoh temannya."

Punya hati juga dia?

"Masalah itu akan jadi urusan om. Rara juga udah setuju, sekarang giliran kamu. Dan masalah kesalahan Rara menabrak di parkiran, om akan minta Rara tanggungjawab."

Apa.. Apa.. Gua nggak salah dengar, gua nabrak. Siapa? Jadi waktu gue mundur bukan tong sampah, mampus gua kena omel lagi.

Sekarang Rara yakin Fatir ayahnya akan menagih janji baru beberapa jam ia buat. Masa iya dia harus menikah usia masih muda. Baru juga ia menginjak 17 tahun.

"Saya benar-benar nggak bisa, om. Rara itu sulit diatur, om lihat sendiri kan." Fatir memijat pelipisnya frustasi. Punya anak cewek satu-satunya, malah tukang buat onar.

"Om percaya kamu bisa, Aslan. Jujur om pusing menghadapi Rara, tiap hari ada aja tingkahnya. Usia om juga tidak muda lagi, jadi tolong pikirkan lagi." Aslan mengangguk ragu.

"Nanti saya coba pikirkan lagi. Tapi lebih baik om bicarakan lebih dulu dengan Rara, takutnya dia shock kalau tau menikah dengan saya."

Bom..

Astaga.. Astaga.. Habis terlempar apa dia barusan. Nikah dengan guru menyebalkan itu. Rara menggeleng cepat menolak itu semua, mungkin akan jadi nerakanya jika pernikahan itu terjadi.

Rara pergi dari sana segera. Ia mencari keberadaan Rama, dia yakin Rama tahu soal ini. Daripada menikah dengan Aslan, Rara lebih mau menikah bersama Edo yang gagap.

"RAMA!" jerit Rara ketika masuk kelas, ia melihat Rama yang bicara dengan Edo. Napas gadis itu terengap seakan kehilangan oksigen.

"Keluar semua! Kecuali Rama." Histeris Rara frustasi, semua murid kelas keluar termasuk Edo sahabatnya.

Rama terheran-heran dengan sikap Rara, padahal beberapa menit yang lalu dia baik-baik saja. Sekarang malah seperti ingin menerkamnya.

Rara mendekati Rama dengan tatapan tajam. "Lo pasti tau kan soal itu?" Rama mengerutkan dahinya bingung.

"Soal apa? Gue nggak ngerti."

"Jangan pura-pura bego lo. Gak mungkin lo nggak tau ih. Pasti lo tahu semuanya, sekarang jelaskan sama gua rencana Aslan." Rama menggaruk kepalanya semakin bingung.

"Sumpah gua nggak ngerti yang lo omongi, Ra." Ucap Rama menyakinkan Rara, sampai ia rela bersumpah suer.

Rara terduduk frustasi, ia menenggelamkan wajahnya kesal. Dia mengenal Rama dari kecil, mana mungkin berbohong.

"Sebenarnya lo kenapa, Ra?" Rama penasaran dengan tingkah Rara yang tiba-tiba melow, lalu ia menarik kursi duduk samping sahabatnya. "Kalau ada masalah lo bisa cerita sama gua." Rama mengelus rambut Rara.

"Ram, lo tau gak abang lo dijodohin." Rama menggeleng tegas.

Ya memang dia tak pernah tau. Lagi pula tidak penting juga untuknya.

"Benaran?" Rama mengangguk.

"Ya udah kalau gitu."

Seumur hidupnya tidak pernah melihat Rara kebingungan seperti ini, ia menghela napas kasar sambil menenangkan Rara. "Apapun masalah lo, gua yakin lo bisa selesaikan. Tenang aja gua akan selalu ada untuk lo." Kata Rama bijak.

***

"Kamu udah langgar janji sama ayah. Jadi kamu harus bersedia menikah dengan anak om Indrawan." Rara ingin sekali memekik menolaknya.

"Rama kan, yah." Lirihnya berharap bukan Aslan seperti yang dia dengar.

"Nanti malam juga kamu tahu. Kita akan pergi ke rumah om Indrawan."

"Harus gitu nikah, yah. Rara kan masih sekolah." Fatir tidak menanggapi Rara, ia justru senang Rara berjodoh dengan Aslan.

Dari Aslan lahir, ia dan Indrawan sudah bernazar jika anak Fatir cewek, mereka akan menikahi dengan putra sahabatnya Aslan.

"Bukan! Aslan dong. Pokoknya kamu harus nikah dengan dia. Ayah yakin kamu bahagia dengan Aslan."

Uek..

Perut Rara mulas seketika mendengar kalimat Fatir, tidak mungkin dia bahagia dengan laki-laki seperti Aslan.

Sejagat raya juga tahu itu. Masa Rara harus menikah dengan Aslan yang dia benci, membayangkan hal itu dia mengidik ngeri. Aslan kan orang displin, berbeda dengan dia yang gak jelas juga sih.

"Tukar Rama bisa kan, yah."

"Kamu pikir barang bisa ditukar." Rara memberikan ekspresi mencebik. " Ingat janji adalah janji, gak boleh dilanggar." Ucap Fatir lagi sukses membuat Rara semakin tak berdaya.

"Bun," Rara memeluk Halimah saat mendekati kedua anak dan ayah yang bicara intens. "Bilang kek sama ayah, kalau Rara gak mau nikah sama Aslan. Dia kan galak." Lanjutnya lagi.

"Loh kok gitu sih. Nak Aslan baik, malah dibilang galak. Kamu itu beruntung bisa nikah sama nak Aslan."

Rara melepaskan pelukan Halimah kesal. "Beruntung apanya, apes iya kali." Ucap Rara sebal.

"Rara!" tegur Fatir menekan. "Pokoknya keputusan ayah udah final kamu harus nikah sama Aslan." Rara merunduk tak bisa lagi membantah.

"Terserah ayah saja. Ayah senang, Rara senang." Fatir mendekat, lalu mengacak rambut Rara.

"Bagus. Itu baru anak gadis cantik."

Kemudian Rara berjalan mengontai kakinya kearah kamar, ia membanting tubuhnya. "Keputusan ayah udah final. Final apanya, kiamat bagi gua!" gumam Rara sendiri.

Entah bagaimana cara Rara menggagalkan perjodohan dengan Aslan.

Wait.. Wait.. Wait..

Aslan kan nggak setuju! Itu artinya gua nggak perlu pusing dong. Iyain ayah juga nggak rugi gue.

Batin Rara.

Rara masih merasa ada harapan untuknya, dan semoga memang benar Aslan tidak berubah pikiran. Dia tidak ingin hidup dalam mimpi buruk bersama Aslan. Udah galak, nggak ada akhlak lagi.

Dasar manusia bumi!!

Related chapters

  • Teacher, Will You Marry Me?    4. Rumah Aslan

    Ini adalah hari terburuk bagi Rara, dia harus terlihat cantik depan Aslan. Paksaan Halimah membuatnya jengkel. Rara dan sekeluarga disambut dengan ramah oleh Indrawan.Belum apa-apa Rara sudah menumpang toilet, lebih tepatnya dia malas mendengar prihal perjodohan itu.Sambil memasuki toilet Rara memainkan ponselnya, "kenapa gua terjebak disini sih?" dumel Rara tidak bisa santai saat dia masih dalam toilet.Seperti orang linglung Rara mondar-mandir tak tentu arah sembari mengenggam ponsel, namun tiba-tiba Rara tersandung membuat handphoneya terlempar memasuki kloset. "Aaaaaa..." Rara berteriak histeris membuat Rama dan Aslan mendekati toilet. "Taik! Pakai acara jatuh lagi. Gimana gua ngambilnya?" omelnya sendiri."Siapa di dalam, bang?" tanya Rama yang tak mengetahui kedatangan Rara."Teman lo Rara." Jawab Aslan seadanya.Sebenarnya Aslan orangnya sangat simple, apalagi saat luar sekolah dia bisa jadi sosok abang sekal

    Last Updated : 2022-02-28
  • Teacher, Will You Marry Me?    5. Detik Ujian

    Ibarat kutukan yang harus Rara lakukan, dia mau tapi tak mau. Untuk apa nilai tinggi akhirnya dia menikah. Nilai jelek pasti ia akan dapat ejekan dari Aslan. Makin belagu dong sih guru menyebalkan!Bahkan dia hampir tidak pernah mengunjungi perpustakaan, dan berakhir duduk disini. Rara seminggu ini belajar sungguh-sungguh untuk mencapai nilai terbaik, itu juga atas desakan sang ayah.Terpaksa Rara menurut lantaran Fatir drama sakit membuatnya pasrah. Ia mana tega melihat ayahnya sakit, ataupun sedih. Dia ingin belajar atas bentuk kasih sayang kepada ayahnya."Tumben kamu belajar." Tegur Aslan yang kebetulan mengembalikan buku dari perpustakaan.Rara mendelik sinis.Aslan membungkukkan setengah tubuh, ia melekatkan bibirnya di telinga Rara membuat sang pemilik merasa tegang seketika. "Saya rasa kamu memang berminat jadi istri saya." Bisiknya.Rara terbelalak, ia menolehkan wajahnya tanpa sengaja membuat bibir keduanya

    Last Updated : 2022-02-28
  • Teacher, Will You Marry Me?    6. Tanggung Jawab

    Atas permintaan Fatir, Rara sekarang berada di rumah sakit. Ia memang salah karena sudah menabrak adik kelasnya. Padahal baru juga masa-masa ujian berakhir. "Yah, harus gitu Rara ke rumah sakit." Rara berjalan menguntit Fatir. "Harus! Kamu itu udah nabrak orang, harus tanggung jawab," ujar Fatir tegas. Rara mendengus kasar. "Aaah... Ayah gak asik nih." "Kamu jangan protes terus, belajar tanggung jawab. Ingat sebentar lagi kamu itu akan nikah sama Aslan," hardik Fatir. Seperti ayah lain, Fatir juga ingin yang terbaik untuk kehidupan Rara. Melihat Rara masih kekanakan, jangankan mau tanggung jawab, untuk hidupnya sendiri masuk suka tidak benar. "Memang yakin Rara mau nikah sama Aslan?" Rara mencebik kesal, ia berjalan lambat mengekori kemana arah langkah kaki ayahnya. "Kamu udah janji sama Ayah, Ra." "Benaran harus nikah gitu, Rara masih muda ntar malah Rara dipikir hamil lagi sama orang-orang," ucap Rara asal. Fatir membalikkan tubuhnya, i

    Last Updated : 2022-03-17
  • Teacher, Will You Marry Me?    7. Rencana Pernikahan

    "Kesel... Kesel... Kesel..." Rara menutupi muka dengan bantalnya, ia masih merasa jengkel mengingat kejadian Aslan menciumnya. Jijik banget dicium Aslan! Gua harus mandi susu nih kayaknya. Suara ketukan terdengar di telinga Rara, ia bergegas turun dari ranjang dengan muka malas. Lalu dia membuka pintu, terlihat Halimah berdiri sembari menampilkan senyum lebarnya. "Bunda, ngapain senyum gitu? Rara jadi horor lihatnya," kata Rara. Halimah langsung menarik tangan Rara kembali memasuki kamar. "Sayang, kamu harus kelihatan cantik, di luar ada tamu." Rara berdecak. "Ngapain ih? Tamu Bunda, kan." "Pokoknya kamu juga harus keluar!" paksa Halimah seraya membongkar isi lemari baju Rara. "Bunda! Gak usah bongkar-bongkar dong." Rara menarik lengan Halimah agar berhenti mengacak seluruh baju dalam lemarinya. "Pakai ini." Halimah memberikan Rara dress panjang berwarna peach. "Anak bunda pasti kelihatan cantik memakainya. Bunda tunggu di bawah, ya.

    Last Updated : 2022-03-19
  • Teacher, Will You Marry Me?    8. Pernikahan

    Akhirnya hari yang Rara benci datang juga. Terlintas di benaknya melarikan diri, tetapi mengingat pesan Aslan tentang kebahagiaan orang tua, ia mengurungkan niat buruknya itu. "Masya Allah cantik banget ciptaan Tuhan satu ini," goda Loli tetap membuat muka Rara terlihat masih kecut. "Loli lo nyebelin! Bukan bantu gua mikir, malah ngeledek gua lagi," protes Rara. "Yaelah, jangan marah-marah, mau nikah juga.""Yaiyalah gua marah, lo datang ngeledek. Balik sana lo!" "Ngambek melulu lo, lebih baik lo pikiran malam pertama lo." Loli mengidik geli membayangkan Rara melakukan malam pertama bersama Aslan, mereka berdua kan musuh buyutan, bisa seperti kapal pecah ranjang mereka. "Eh, mikir apa lo? Enggak akan pernah perawan gua sama Aslan." "Kali! Pak Aslan kan bakal jadi suami lo, bebas dia mau ngapain lo. Ibarat kata nih, lo itu udah di beli Pak Aslan, lo otomatis milik dia seutuhnya." Rara mencebik sejenak memikirkan nasibnya setelah ini. Yang Loli

    Last Updated : 2022-03-21
  • Teacher, Will You Marry Me?    9. Pindah Rumah

    Atas permintaan Aslan yang sudah jadi suami sah Rara. Kini mereka telah pindah rumah, tidak terlalu besar, tidak juga kecil. Rumahnya cukup sederhana. Aslan tidak suka merepotkan siapa pun, termasuk keluarga Rara. Hanya rumah ini yang bisa Aslan beli untuk mereka tinggal. Selain harganya murah, rumah ini juga tidak jauh dari rumah lamanya. Dengan begitu dia kan bisa tetap memantau ayahnya. "Kamar gue di mana?" muka Rara terlihat kecut. Rumah ini terlalu sempit, dia sulit bernapas rasanya. Apa sih guru menyebalkan ini, tidak bisa cari rumah lebih bagus. "Ini bukan rumah lo yang dulu, kamarnya banyak." Bukannya bersyukur masih ada tempat untuk berteduh, di luaran sana, banyak sekali orang yang gak punya tinggal, bingung mau tidur di mana. Nah, sih ratu sejagat, tidur tinggal tidur, makan tinggal makan. Emang dasar manusia gak pandai bersyukur! "Terus?" decak Rara. "Terus apa?" Aslan kesal gadis ini, mungkin setelah dilahirkan sudah menyebabkan seperti ini. "O.

    Last Updated : 2022-03-24
  • Teacher, Will You Marry Me?    10. Suami Gila

    Rara tadinya ingin mengunci dirinya di kamar mandi dan akan keluar setelah makanan siap untuknya. Memang terdengar egois, dia tidak mungkin masak, pegang pisau juga tak pernah. Mentalnya terlalu lemah untuk berada di kamar mandi yang sempit, gelap pula. Terpaksa akhirnya keluar dari sana, membereskan semuanya. Ujung-ujungnya kelelahan sampai ketiduran berduaan di kamar. Ternyata tempat tidur yang tidak terlalu empuk bisa juga membuat Rara tidur nyenyak. Bangun-bangun Rara kelaparan, dia tidak melihat suaminya itu di dekatnya. Tidak penting kepergian Aslan, sekarang dia harus memikirkan perutnya yang kosong. "Aslan... Aslan... Di mana dia?" batang hidung pria itu tidak terlihat. Ah bagaimana nasib perutnya, cacingnya sudah demo. Dia pun keluar rumah mencari Aslan lagi, buruknya motor pria itu tidak ada terparkir depan rumahnya. Tidak mendapatkan Aslan di mana-mana, Rara kembali masuk rumah. Dia membuka dompetnya yang kosong. Ayahnya memang ingin membunuhnya p

    Last Updated : 2022-03-27
  • Teacher, Will You Marry Me?    11. Prihal Ganti Pakaian

    Habis basah-basahan, terpaksa mandi mendadak. Perempuan cantik ini, masih menutupi tubuhnya dengan kimono, dia pikir Aslan tak berada di kamar, ah rupanya dia mojok santai. Rara memutar bola matanya berjalan perlahan sambil netra menangkap pria itu yang sedang baca buku. Dia harus ganti baju di mana, kalau Aslan ada di kamar. Masa harus bukan semuanya depan guru dia anggap musuh ini. Ah ntar pikirannya mesum lagi, dia kan perawan ting-ting. Rara membuka lemari, tapi emang dasar kutu buku, telinganya sampai tuli. Padahal Rara sudah membanting kuat, agar pria ini membiarkannya ganti baju sejenak. Sampai hentakan kaki Rara pun tak dihiraukannya, laki-laki apaan itu? Oh jangan-jangan dia ingin mengintip. Astaga. "Aslan!" panggil Rara dengan ketus. Pria itu menoleh, dia menaikan satu alisnya. "Apa? Ngajak ribut?" pengantin baru itu harusnya nempel terus kayak prangko. Lah, Aslan dan Rara udah kayak kucing dan tikus. Boro-boro nempel, adanya berantem terus, dari hal ke

    Last Updated : 2022-04-03

Latest chapter

  • Teacher, Will You Marry Me?    11. Prihal Ganti Pakaian

    Habis basah-basahan, terpaksa mandi mendadak. Perempuan cantik ini, masih menutupi tubuhnya dengan kimono, dia pikir Aslan tak berada di kamar, ah rupanya dia mojok santai. Rara memutar bola matanya berjalan perlahan sambil netra menangkap pria itu yang sedang baca buku. Dia harus ganti baju di mana, kalau Aslan ada di kamar. Masa harus bukan semuanya depan guru dia anggap musuh ini. Ah ntar pikirannya mesum lagi, dia kan perawan ting-ting. Rara membuka lemari, tapi emang dasar kutu buku, telinganya sampai tuli. Padahal Rara sudah membanting kuat, agar pria ini membiarkannya ganti baju sejenak. Sampai hentakan kaki Rara pun tak dihiraukannya, laki-laki apaan itu? Oh jangan-jangan dia ingin mengintip. Astaga. "Aslan!" panggil Rara dengan ketus. Pria itu menoleh, dia menaikan satu alisnya. "Apa? Ngajak ribut?" pengantin baru itu harusnya nempel terus kayak prangko. Lah, Aslan dan Rara udah kayak kucing dan tikus. Boro-boro nempel, adanya berantem terus, dari hal ke

  • Teacher, Will You Marry Me?    10. Suami Gila

    Rara tadinya ingin mengunci dirinya di kamar mandi dan akan keluar setelah makanan siap untuknya. Memang terdengar egois, dia tidak mungkin masak, pegang pisau juga tak pernah. Mentalnya terlalu lemah untuk berada di kamar mandi yang sempit, gelap pula. Terpaksa akhirnya keluar dari sana, membereskan semuanya. Ujung-ujungnya kelelahan sampai ketiduran berduaan di kamar. Ternyata tempat tidur yang tidak terlalu empuk bisa juga membuat Rara tidur nyenyak. Bangun-bangun Rara kelaparan, dia tidak melihat suaminya itu di dekatnya. Tidak penting kepergian Aslan, sekarang dia harus memikirkan perutnya yang kosong. "Aslan... Aslan... Di mana dia?" batang hidung pria itu tidak terlihat. Ah bagaimana nasib perutnya, cacingnya sudah demo. Dia pun keluar rumah mencari Aslan lagi, buruknya motor pria itu tidak ada terparkir depan rumahnya. Tidak mendapatkan Aslan di mana-mana, Rara kembali masuk rumah. Dia membuka dompetnya yang kosong. Ayahnya memang ingin membunuhnya p

  • Teacher, Will You Marry Me?    9. Pindah Rumah

    Atas permintaan Aslan yang sudah jadi suami sah Rara. Kini mereka telah pindah rumah, tidak terlalu besar, tidak juga kecil. Rumahnya cukup sederhana. Aslan tidak suka merepotkan siapa pun, termasuk keluarga Rara. Hanya rumah ini yang bisa Aslan beli untuk mereka tinggal. Selain harganya murah, rumah ini juga tidak jauh dari rumah lamanya. Dengan begitu dia kan bisa tetap memantau ayahnya. "Kamar gue di mana?" muka Rara terlihat kecut. Rumah ini terlalu sempit, dia sulit bernapas rasanya. Apa sih guru menyebalkan ini, tidak bisa cari rumah lebih bagus. "Ini bukan rumah lo yang dulu, kamarnya banyak." Bukannya bersyukur masih ada tempat untuk berteduh, di luaran sana, banyak sekali orang yang gak punya tinggal, bingung mau tidur di mana. Nah, sih ratu sejagat, tidur tinggal tidur, makan tinggal makan. Emang dasar manusia gak pandai bersyukur! "Terus?" decak Rara. "Terus apa?" Aslan kesal gadis ini, mungkin setelah dilahirkan sudah menyebabkan seperti ini. "O.

  • Teacher, Will You Marry Me?    8. Pernikahan

    Akhirnya hari yang Rara benci datang juga. Terlintas di benaknya melarikan diri, tetapi mengingat pesan Aslan tentang kebahagiaan orang tua, ia mengurungkan niat buruknya itu. "Masya Allah cantik banget ciptaan Tuhan satu ini," goda Loli tetap membuat muka Rara terlihat masih kecut. "Loli lo nyebelin! Bukan bantu gua mikir, malah ngeledek gua lagi," protes Rara. "Yaelah, jangan marah-marah, mau nikah juga.""Yaiyalah gua marah, lo datang ngeledek. Balik sana lo!" "Ngambek melulu lo, lebih baik lo pikiran malam pertama lo." Loli mengidik geli membayangkan Rara melakukan malam pertama bersama Aslan, mereka berdua kan musuh buyutan, bisa seperti kapal pecah ranjang mereka. "Eh, mikir apa lo? Enggak akan pernah perawan gua sama Aslan." "Kali! Pak Aslan kan bakal jadi suami lo, bebas dia mau ngapain lo. Ibarat kata nih, lo itu udah di beli Pak Aslan, lo otomatis milik dia seutuhnya." Rara mencebik sejenak memikirkan nasibnya setelah ini. Yang Loli

  • Teacher, Will You Marry Me?    7. Rencana Pernikahan

    "Kesel... Kesel... Kesel..." Rara menutupi muka dengan bantalnya, ia masih merasa jengkel mengingat kejadian Aslan menciumnya. Jijik banget dicium Aslan! Gua harus mandi susu nih kayaknya. Suara ketukan terdengar di telinga Rara, ia bergegas turun dari ranjang dengan muka malas. Lalu dia membuka pintu, terlihat Halimah berdiri sembari menampilkan senyum lebarnya. "Bunda, ngapain senyum gitu? Rara jadi horor lihatnya," kata Rara. Halimah langsung menarik tangan Rara kembali memasuki kamar. "Sayang, kamu harus kelihatan cantik, di luar ada tamu." Rara berdecak. "Ngapain ih? Tamu Bunda, kan." "Pokoknya kamu juga harus keluar!" paksa Halimah seraya membongkar isi lemari baju Rara. "Bunda! Gak usah bongkar-bongkar dong." Rara menarik lengan Halimah agar berhenti mengacak seluruh baju dalam lemarinya. "Pakai ini." Halimah memberikan Rara dress panjang berwarna peach. "Anak bunda pasti kelihatan cantik memakainya. Bunda tunggu di bawah, ya.

  • Teacher, Will You Marry Me?    6. Tanggung Jawab

    Atas permintaan Fatir, Rara sekarang berada di rumah sakit. Ia memang salah karena sudah menabrak adik kelasnya. Padahal baru juga masa-masa ujian berakhir. "Yah, harus gitu Rara ke rumah sakit." Rara berjalan menguntit Fatir. "Harus! Kamu itu udah nabrak orang, harus tanggung jawab," ujar Fatir tegas. Rara mendengus kasar. "Aaah... Ayah gak asik nih." "Kamu jangan protes terus, belajar tanggung jawab. Ingat sebentar lagi kamu itu akan nikah sama Aslan," hardik Fatir. Seperti ayah lain, Fatir juga ingin yang terbaik untuk kehidupan Rara. Melihat Rara masih kekanakan, jangankan mau tanggung jawab, untuk hidupnya sendiri masuk suka tidak benar. "Memang yakin Rara mau nikah sama Aslan?" Rara mencebik kesal, ia berjalan lambat mengekori kemana arah langkah kaki ayahnya. "Kamu udah janji sama Ayah, Ra." "Benaran harus nikah gitu, Rara masih muda ntar malah Rara dipikir hamil lagi sama orang-orang," ucap Rara asal. Fatir membalikkan tubuhnya, i

  • Teacher, Will You Marry Me?    5. Detik Ujian

    Ibarat kutukan yang harus Rara lakukan, dia mau tapi tak mau. Untuk apa nilai tinggi akhirnya dia menikah. Nilai jelek pasti ia akan dapat ejekan dari Aslan. Makin belagu dong sih guru menyebalkan!Bahkan dia hampir tidak pernah mengunjungi perpustakaan, dan berakhir duduk disini. Rara seminggu ini belajar sungguh-sungguh untuk mencapai nilai terbaik, itu juga atas desakan sang ayah.Terpaksa Rara menurut lantaran Fatir drama sakit membuatnya pasrah. Ia mana tega melihat ayahnya sakit, ataupun sedih. Dia ingin belajar atas bentuk kasih sayang kepada ayahnya."Tumben kamu belajar." Tegur Aslan yang kebetulan mengembalikan buku dari perpustakaan.Rara mendelik sinis.Aslan membungkukkan setengah tubuh, ia melekatkan bibirnya di telinga Rara membuat sang pemilik merasa tegang seketika. "Saya rasa kamu memang berminat jadi istri saya." Bisiknya.Rara terbelalak, ia menolehkan wajahnya tanpa sengaja membuat bibir keduanya

  • Teacher, Will You Marry Me?    4. Rumah Aslan

    Ini adalah hari terburuk bagi Rara, dia harus terlihat cantik depan Aslan. Paksaan Halimah membuatnya jengkel. Rara dan sekeluarga disambut dengan ramah oleh Indrawan.Belum apa-apa Rara sudah menumpang toilet, lebih tepatnya dia malas mendengar prihal perjodohan itu.Sambil memasuki toilet Rara memainkan ponselnya, "kenapa gua terjebak disini sih?" dumel Rara tidak bisa santai saat dia masih dalam toilet.Seperti orang linglung Rara mondar-mandir tak tentu arah sembari mengenggam ponsel, namun tiba-tiba Rara tersandung membuat handphoneya terlempar memasuki kloset. "Aaaaaa..." Rara berteriak histeris membuat Rama dan Aslan mendekati toilet. "Taik! Pakai acara jatuh lagi. Gimana gua ngambilnya?" omelnya sendiri."Siapa di dalam, bang?" tanya Rama yang tak mengetahui kedatangan Rara."Teman lo Rara." Jawab Aslan seadanya.Sebenarnya Aslan orangnya sangat simple, apalagi saat luar sekolah dia bisa jadi sosok abang sekal

  • Teacher, Will You Marry Me?    3. Jodoh Rara

    "What?"Mata Rara terbelalak mendengar penuturan Loli, ia bergegas menuju ruangan guru. Tak disangka memang benar Fatir ada di ruangan Aslan. Dari celah jendela Rara dapat melihat mimik wajah marah ayahnya. Mampus lo, Ra! Belum juga 24 jam dia berjanji sudah melanggarnya. Walau dia sudah tahu hukumannya harus menikah bersama Rama, whatever lah.. Rara merasa tetap tenang, dia yakin Rama tidak keberatan, lagi pula mereka sudah bersahabat sejak kecil. "Ra, kira-kira kali apa lagi salah lo?" bisik Loli. Rara memutar kepalanya setengah menatap Loli, kemudian ia perlahan jalan depan pintu, dia yakin mereka bicara suatu yang penting. Ini tak bisa dilewatkan! "Eh.. Bego lo ngapain dekat situ, ketahuan aja ntar habis lo." Peringat Loli. Namun Rara tak mau mendengar, dia tetap menyelinap depan pintu agar lebih jelas mendengar pembicaraan mereka. "Sekali lagi maaf, bukan maksud saya untuk menghukum Rara. Tapi Rara udah keterlaluan." Ucap Aslan. Keterlaluan ap

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status