Share

Bab 106

Author: Yuri
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

'Geira Serrezet..' Verlyn terus menerus memikitkan nama itu sembari terdiam dan tidak menyantap sarapannya.

"Verlyn?" panggil Caroline menyadarkan Verlyn dari lamunannya.

"I–iya, ibu?" balas Verlyn sambil menoleh ke arah Caroline yang sedang menatapnya.

"Apa kau merasa sakit? Dari tadi ibu perhatikan, kau baru makan sedikit dan terus terdiam setelah memasukkan beberapa suap nasi," ujar Caroline khawatir.

Verlyn langsung menggeleng cepat sembari melambaikan tangannya kepada Caroline. "Tidak, ibu. Aku hanya.. sedikit gugup datang ke perusahaan sebagai–seorang–Presdir.. Ya, hanya karena itu, ibu, hehe.." balas Verlyn dengan sedikit berbohong.

Caroline tersenyum sembari menggeleng pelan. "Santai saja, Verlyn. Kau pasti bisa melakukannya dengan baik!" ujar Caroline menyemangati Verlyn.

Verlyn mengangguk dengan semangat lalu beranjak dari kursinya. "Baik ibu, terima kasih sudah memberiku semangat! Aku akan pergi sekarang, sampai jumpa!"

Verlyn melangkah pergi menuju pintu rumah sambil memba
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Taruhan Dengan Ceo Muda   Bab 107

    'Sudah berapa lama waktu berlalu?'Verlyn terus menerus mengerjakan beberapa dokumen yang diperintahkan oleh Kaze dan Verlyn baru bisa menyelesaikan 10 dokumen dari 25 dokumen yang ada."Saat dengan Nyonya Varsel, perasaan tidak sebanyak ini.." gumam Verlyn pelan.Fayyara masuk ke dalam ruangan dengan membawa sebuah kotak sedang berwarna coklat dan segelas minuman cup berukuran besar."Nona, sebaiknya Anda makan dulu saja, sekarang. Saya membawakan ini untuk Anda!" Fayyara menaruh kotak dan minuman tersebut di atas meja Verlyn.Verlyn menengadah ke atas dan menatap sayu Fayyara. "Kau mendapatkan itu dari mana, Fayyara?" tanya Verlyn."Ini dari ayah Anda, Nona! Beliau mengatakan kepada saya bahwa sebaiknya Anda makan terlebih dulu sebelum kembali melanjutkan pekerjaan Anda yang menumpuk itu," jawab Fayyara.Verlyn terdiam sesaat sembari menatap ke arah kotak dan minuman cup besar di depannya sekarang. Verlyn membuka kotak itu dan melihat makanan yang paling dia sukai, yaitu mie pedas d

  • Taruhan Dengan Ceo Muda   Bab 108 S2

    "Apa yang sedang terjadi, sekarang..?" Verlyn masih terdiam di tempat dan semakin merasa bingung dengan apa yang sedang terjadi saat ini. Banyak wartawan berkumpul di depan perusahaan Kizen, membuat Verlyn berpikir bahwa muncul berita yang menggemparkan sampai-sampai mereka rela berdesak-desakkan untuk masuk ke dalam. Verlyn memegangi kepalanya yang tiba-tiba terasa sedikit sakit. "Sebenarnya, ada apa.." Ponselnya kembali berbunyi dan muncul nontifikasi pesan dari Kaze dan Verlyn segera membacanya. Kaze: [Pulanglah dengan sembunyi-sembunyi bersama dengan para pengawalmu] Verlyn menarik napas dalam-dalam dan menyesal karena tidak membawa para pengawal sekarang. 'Sial, aku bahkan tidak membawa pengawal satupun, hari ini,' batin Verlyn. Dia menoleh ke arah Fayyara yang baru saja keluar dari ruangan sembari membawakan tas milik Verlyn di tangannya lalu memberikannya kepada Verlyn. "Nona, Anda harus kembali ke rumah Anda, sekarang!" Fayyara segera menarik tangan Verlyn dan m

  • Taruhan Dengan Ceo Muda   Bab 109 S2

    "Aku benar-benar tidak bisa menahan tawaku, untuk yang sekarang.." Verlyn memijat pelipisnya sembari menundukkan kepala dan terkekeh setelah melihat penampilan Regi dan Saron yang sudah berganti pakaian seperti seorang wanita dengan wajah yang di rias oleh Divan. "Kalian cocok sekali mengenakan itu, haha!" ungkap Divan sembari tertawa dan menunjuk ke arah mereka. Regi tampak sedang tertekan sedangkan Saron malah menikmatinya dengan bergaya dan berbicara seperti seorang wanita pada umumnya. "Bagaimana penampilanku sekarang? Unch.." tanya Saron dengan gelagat seperti wanita sungguhan. Verlyn memegangi perutnya yang terasa sakit akibat terus tertawa sedangkan Farga hanya menunduk dan menggelengkan kepalanya. "Hentikan nada bicaramu yang seperti itu, Saron!" bisik Regi dengan raut wajah kesal. Verlyn menyeka sedikit air yang keluar dari matanya akibat terlalu lama tertawa. "Kalian sangat cantik! Pasti kalian bisa menipu mereka semua dengan kecantikan itu!" puji Verlyn sembari

  • Taruhan Dengan Ceo Muda   Bab 110 S2

    Beberapa saat setelah Caroline membentak Verlyn, dirinya merasakan sakit yang luar biasa di bagian kepalanya dan berusaha menahannya dengan memegangi bagian kepalanya yang terasa sakit. Verlyn berjalan mendekat kembali ke arah Caroline dan hendak menyentuh tangannya namun Caroline langsung menjauh dan menatap sinis ke arah Verlyn. "Jangan kau coba-coba mendekatiku!" ujar Caroline dingin dengan jari yang menunjuk ke arahnya. Verlyn hanya bisa terdiam di tempat dan sakit yang di rasakan oleh Caroline semakin menjadi-jadi sampai dia hampir terjatuh namun langsung di tahan oleh Kaze dan Selvania di sana. "Sebaiknya kau istirahat sekarang, Caroline," ujar Kaze dengan lembut. Caroline mengangguk pelan lalu berusaha kembali berdiri dan berjalan sedikit sempoyongan sembari dipapah oleh Selvania untuk pergi ke kamarnya. Suasana di ruang tamu kembali senyap. Verlyn menoleh ke arah Ace yang hendak pergi tanpa mengatakan sepatah katapun kepada Verlyn di sana. "Kak Ace.." panggil Verl

  • Taruhan Dengan Ceo Muda   Bab 111 S2

    "Aku benar-benar tidak bisa tidur dengan, nyenyak.." gumam Verlyn dengan tubuh yang masih terbaring di atas kasur.Verlyn merasa sangat tidak bersemangat untuk bangun dan menjalani hari ini. Matanya menatap sayu ke arah langit-langit kamarnya dan hendak tidur kembali sejenak sebelum beranjak dari kasur.Belum sempat Verlyn menutup kembali kelopan matanya, suara teriakkan Caroline dari lantai bawah terdengar sampai ke telinga Verlyn."Pergi dari sini!" teriak Caroline di lantai bawah.Verlyn terperanjak dan langsung terduduk setelah mendengar teriakkan Caroline itu. 'Kenapa ibu tiba-tiba berteriak?' batin Verlyn heran.Verlyn beranjak dari kasur dan melangkah keluar dari kamar namun saat pintu kamarnya mulai terbuka, Verlyn mendapati Sofia yang baru saja sampai di depan kamarnya dengan raut wajah yang terlihat sedang mengkhawatirkan sesuatu."Sofia? Ada apa? Kenapa ekspresimu seperti itu?" tanya Verlyn sembari menutup kembali pintu kamarnya.Sofia menundukkan kepalanya. "Ada seseorang

  • Taruhan Dengan Ceo Muda   Bab 112 S2

    "Kaze.." Jennifer melipat tangannya dan tersenyum. "Kau sendiri pasti sudah mengetahui juga kan bahwa itu asli tanpa mengeceknya lewat benda, itu?" tanya Jennifer dengan santai.Kaze tidak menjawab dan hanya bisa terdiam seperti tidak bisa mengelak perkataan Jennifer tadi kepadanya. Caroline menoleh cepat dan menatap tajam ke arah Kaze."Apa itu benar, Kaze?" tanya Caroline memastikan.Kaze tidak bisa terus diam saja dan akhirnya membuka mulut untuk menjawab pertanyaan istrinya itu. "Aku memang sudah mengetahui bahwa itu asli, Caroline.. Tapi, aku bersumpah tidak tahu kena–""Kenapa Kaze, kenapa?! Kenapa dari awal kau tidak mengatakan bahwa ini asli kepadaku dan tidak menunda dia untuk membawa Verlyn, dari sini?!" potong Caroline dengan banyak pertanyaan di kepalanya sekarang.Kaze menggenggam tangan Caroline untuk menenangkannya namun langsung di tepis oleh Caroline dan beranjak dari sofa."Mungkin karena memang benar Verlyn itu adalah anak dari mantan tunanganmu, makanya kau memberi

  • Taruhan Dengan Ceo Muda   Bab 113 S2

    'Apa tidak apa-apa jika membiarkan wanita itu, begitu saja?'Verlyn terus membatin sembari memeluk lutut di kamarnya dan mengkhawatirkan apa yang akan terjadi di hari esok. Dia terus mengingat setiap perkataan Jennifer dengan sangat jelas di kepalanya.Ingatan yang ada di kepalanya itu membuat Verlyn tidak bisa bersantai bahkan sedetik pun. Verlyn seakan sedang mengalami Anticypatory Anxiety yang membuatnya takut apa yang akan terjadi di hari esok."Ayah pasti benar-benar bisa mengatasinya.. Ya, pasti!" gumam Verlyn meyakinkan dirinya sendiri sembari mengeratkan pelukannya.Verlyn merasa isi kepalanya sebentar lagi akan pecah dan meledak jika terus menerus memikirkan hal sebelumnya."Benar tidak akan terjadi apa-apa, k‐kan?! Ayah pasti bisa mengatasi masalah ini dan membuat keluarga kami menjadi harmonis lagi!"*"Apa kau tidak peduli kepada ayahmu yang akan kesulitan jika menolak tawaranku ini?" tanya Jennifer sembari tersenyum.Verlyn terdiam dan bingung harus menjawab apa setelah

  • Taruhan Dengan Ceo Muda   Bab 114 S2

    Verlyn merintih sembari memegangi bagian ulu hatinya yang tiba-tiba terasa perih dan merebahkan tubuhnya di kasur sembari memeluk bantal guling.Sofia sudah membawakan sarapan untuknya yang di taruh di atas nakas, namun Verlyn tidak memiliki selera untuk makan sama sekali karena di dalam otaknya hanya memikirkan masalah yang terjadi pada keluarganya saat ini.Hari ini juga Verlyn tidak di izinkan untuk pergi bekerja oleh Kaze karena situasi di luar masih kacau akibat ulah Jennifer yang membeberkan bahwa Verlyn adalah anak kandungnya di semua media televisi."Fayyara pasti ikut kesulitan karena masalah ini.." gumam Verlyn lalu mengambil ponselnya yang tergeletak di bantal sebelahnya.Verlyn membuka kontak dan mengirim pesan kepada Fayyara untuk bertanya mengenai situasi di perusahaan Kizen hari ini.Verlyn: [Fayyara, maaf aku tidak bisa datang ke perusahaan hari ini karena tidak izinkan oleh ayahku. Bagaimana situasi di sana sekarang?]Beberapa detik kemudian, muncul nontifikasi balasa

Latest chapter

  • Taruhan Dengan Ceo Muda   Bab 160 Season 2

    Setelah memasuki area tengah hutan dengan pohon yang besar dan rindang di malam hari, mereka memutuskan untuk beristirahat terlebih dulu dan membangun 2 tenda besar yang di bawa oleh Wallace di kereta kudanya.Cherryn sudah tertidur lebih dulu di dalam tenda dan Wallace tidur di dalam kereta kuda. Verlyn masih terjaga di luar tenda sambil memandangi langit malam dan menyandarkan tubuhnya di salah satu pohon besar.Verlyn menutup kedua matanya dan menghela napas panjang lalu merasa ada seseorang yang sudah duduk di sebelahnya setelah dia membuka matanya dan menoleh."Kau belum tidur, Kayn?"Kayn menggeleng pelan lalu menoleh ke arah Verlyn. "Kau sendiri belum tidur, Verlyn," balasnya.Verlyn tersenyum tipis lalu kembali menengadah menatap langit malam. "Aku tidak bisa tidur karena memikirkan ...""Masalah di kota?" lanjut Kayn cepat.Verlyn kembali menoleh ke arah Kayn lalu tersenyum. "Kau sudah sangat mengenal diriku, ya?"Kayn ikut tersenyum. "Entah lah. Jika di katakan kalau aku sud

  • Taruhan Dengan Ceo Muda   Bab 159 Season 2

    Ace yang sedang menengadah ke langit biru yang sudah sedikit tercampur dengan warna jingga lalu menghela napas panjang."Ayah sama sekali belum menyentuh makanannya dan tidak keluar dari ruang kerjanya sama sekali ..." Ace menggenggam erat besi balkon dengan perasaan kesal. "Jika terus seperti ini ...""Ace ,,," lirih Selvania pelan.Ace membalikkan badannya dan menghadap ke arah Selvania yang tampak sedang gelisah dan khawatir sambil menaruh kedua tangannya di atas dada."Ace, ayah sama sekali belum keluar dari ruang kerjanya dari pagi, dan sekarang hari sudah menjelang sore, bagaimana ini?" tanya Selvania khawatir.Selvania menundukkan kepalanya. "Beliau juga tidak memakan sarapannya, terlebih setelah mendengar kabar lain bahwa Verlyn tidak ada di dalam vila ..." lanjut Selvania lesu.Ace melangkah mendekat ke arah Selvania lalu memeluknya sambil membelai rambutnya yang berwarna kuning sedikit panjang itu."Tenang lah, Nia ,,," ucap Ace lembut.Selvania memejamkan matanya dan mengan

  • Taruhan Dengan Ceo Muda   Bab 158 Season 2

    Jersey City, Kediaman Kaze."Ace, apa kita tidak bisa melakukan apapun lagi untuk menghentikkan ibu?" tanya Selvania khawatir.Ace yang sedang duduk di sofa sambil menatap layar ponselnya hanya menghela napas panjang dan menggeleng pelan."Aku tidak tahu lagi, Nia. Aku pikir Ibu akan terus tinggal di rumah ini saat Verlyn tinggal di vila untuk sementara waktu, tapi nyatanya, Ibu yang ingin tinggal terpisah dengan kita dan tiba-tiba ... ukh ,,,"Ace memegangi kepalanya yang terasa semakin pusing daripada hari kemarin. Selvania segera menghampiri Ace dan memberikan teh kepada yang ada di meja kepadanya.Ace menerima teh itu dan meneguknya perlahan lalu memejamkan matanya sambil mengatur napas."Sebaiknya kau istirahat dulu, Ace. Jika kondisimu seperti ini, kita tidak akan bisa membantu ayah di persidangan, nanti," pinta Selvania khawatir."Aku tidak akan bisa istirahat jika sudah memikirkan masalah ayah dan ibu, Nia. Sudah dari semalam aku tidak bisa tidur dengan lelap," balas Ace denga

  • Taruhan Dengan Ceo Muda   Bab 157 Season 2

    Hari ke-14 di Desa Fandaria."Sudah siap, Verlyn, Kayn?" tanya Cherryn.Verlyn dan Kayn mengangguk sambil menggendong tas gunung masing-masing dan membawa kantong plastik sedang yang berisi bekal untuk perjalanan mereka ke kota nanti.Mereka melangkah keluar dari rumah secara bergantian dan menuruni tangga perlahan. Para warga sudah berkumpul di depan rumah Cherryn untuk memberikan ucapan terima kasih dan doa untuk Verlyn dan Kayn sebelum pergi dari desa Fandaria.Salah satu anak menarik pelan jaket Verlyn, membuatnya menoleh ke bawah dan melihat Kila yang berada di sana bersama dengan Risa yang terlihat sudah sehat walaupun wajahnya masih terlihat sedikit pucat."Eh, Kila!" Verlyn menoleh ke arah Risa dengan senyuman yang sama. "Ada Risa juga, rupanya. Apa Risa sudah merasa lebih baik, sekarang?" tanya Verlyn.Risa mengangguk pelan sambil tersenyum tipis. "Ini berkat usaha Kak Verlyn dan Kak Kayn, aku sangat berterima kasih!" jawab Risa pelan.Verlyn mengangguk lalu membelai rambut p

  • Taruhan Dengan Ceo Muda   Bab 156 Season 2

    "Jadi, kau merasa kalung liontinmu itu menghilang setelah terjatuh ke sungai?" tanya Cherryn setelah Verlyn selesai bercerita.Verlyn mengangguk sambil menurunkan pandangannya. "Aku berpikir begitu karena aku dan yang lain tidak bisa menemukan kalung liontin itu sama sekali di rerumputan di tepi sungai, nek."Verlyn memainkan jari jemarinya. "Aku minta maaf, akibat keteledoranku sendiri kalung liontin uang berharga itu, menghilang ..." lanjut Verlyn dengan perasaan bersalah.Cherryn menyeruput tehnya perlahan dan menghela napas pelan. "Dugaanmu memang benar, Verlyn. Tapi, kalung liontin itu tidak menghilang dan jatuh ke dasar sungai," balas Cherryn.Verlyn dan Kayn kompak terkejut mendengar hal itu dan mendongak bersama ke arah Cherryn yang dengan santainya menaruh cangkir tehnya di atas meja lalu mengambil ikan Silver Fish yang tergeletak di atas meja di depannya.Cherryn membuka sedikit mulut ikan Silver Fish dan memperlihatkannya kepada Verlyn dan Kaun. "Apa kalian melihat ada bend

  • Taruhan Dengan Ceo Muda   Bab 155 Season 2

    "Nenek belum tidur, kan?!" tanya Verlyn sambil mengatur napasnya setelah sampai di depan rumah Cherryn."Aku tidak tahu pasti, Nenek biasanya sudah tidur di kamarnya saat kita pulang ..." Kayn melirik ke arah ikan berwarna perak berkilau yang terlihat tenang tanpa air di genggaman kedua tangan Verlyn lalu kembali menatap Verlyn yang menunggu jawaban selanjutnya.Kayn menghela napas pelan. "Sebaiknya kita masuk dulu dan segera beritahukan hal ini kepada nenek," ajak Kayn.Verlyn mengangguk setuju lalu segera menaiki tanggal lebih dulu, di ikuti oleh Kayn di belakangnya. Setelah masuk ke rumah, Verlyn dan Kayn di kagetkan oleh Cherryn yang baru saja keluar dari kamar."Nenek!" kompak Verlyn dan Kayn.Cherryn menoleh dan sedikit terkejut melihat Verlyn dan Kayn yang tampak berantakan dan lusuh di dekat pintu.Cherryn melirik ke arah ikan yang sedang di bawa oleh Verlyn dan menyipitkan kedua matanya lalu berjalan ke arah Verlyn dan Kayn untuk melihat ikan itu lebih dekat lagi."Kalian ,,,

  • Taruhan Dengan Ceo Muda   Bab 154 Season 2

    Kayn dan anak-anak lain di sana ikut membantu mencari kalung liontin merah milk Verlyn yang menghilang karena tidak sengaja terjatuh tadi di area tepi sungai."Apa kalung itu terjatuh saat aku membantumu menghindari bola karet tadi, Verlyn?" tanya Kayn."Mungkin saja? Saat pagi tadi, aku memakai kalung itu dengan terburu-buru. Jadi, aku tidak tahu apakah jeratannya kuat atau malah longgar," jawab Verlyn dengan nada lesu.Kayn menghela napas pelan lalu melanjutkan kembali pencarian kalung liontin merah itu. Perlahan, langit yang awalnya berwarna biru kini berubah menjadi jingga muda tapi mereka semua sama kali belum mendapatkan hasil."Kenapa kita tidak menemukannya setelah mencari berjam-jam, ya?" tanya Lina, teman bermain Kila.Kila menyeka keringat yang ada di dahinya lalu menggeleng pelan sambil mengatur napasnya. "Entah, Lina. Seharusnya salah satu dari kita sudah berhasil menemukannya jika terjatuh di area rerumputan di tepi sungai, tapi ini tidak."Verlyn merasa semakin tidak be

  • Taruhan Dengan Ceo Muda   Bab 153 Season 2

    Hari ke-13 di Desa Fandaria."Ikan yang memakan berlian? Jangan konyol, Kila ..."Verlyn mengikat rambut panjangnya sambil menatap ke arah layar ponselnya. Di desa Fandaria tidak ada cermin sama sekali, sehingga Verlyn hanya bia mengandalkan kamera ponsel miliknya untuk di jadikan sebagai pengganti cermin."Jika ada ikan seperti itu, pasti hanya ada di cerita dongeng," gumam Verlyn sambil mengenakan kembali kalung liontin merah ke lehernya dengan hati-hati."Apa kau sudah selesai bersiap?" tanya Kayn tiba-tiba yang sudah berdiri di depan tirai kamarnya."Kau tahu kan hari ini kita harus bisa menemukan ikan itu? Kau tahu sekarang sudah hari ke berapa, kan?" lanjutnya.Verlyn memutar bola matanya. "Aku akan segera keluar!" balas Verlyn sedikit kesal.Sebelum Verlyn mematikan ponselnya, dia melihat tanda sinyal di bagian atas layarnya dan hanya melihat tanda silang yang mengartikan bahwa benar-benar tidak ada sinyal di tempat ia berada saat ini."Haah, ternyata benar-benar tidak ada siny

  • Taruhan Dengan Ceo Muda   Bab 152 Season 2

    Hari ke-12 di Desa Fandaria."Kita akan langsung pergi ke sungai saja?"Verlyn mengangguk lalu melangkah keluar rumah bersama dengan Kayn. Cherryn menghampiri mereka dari arah dapur."Tunggu, Verlyn, Kayn!"Verlyn dan Kayn menghentikan langkah dan membalikkan badannya menghadap ke arah Cherryn yang sedang berjalan ke arah mereka sambil membawa beberapa kotak yang terikat oleh tali."Kalian mau ke sungai lagi, kan?" tanya Cherryn.Verlyn dan Kayn mengangguk bersama. "Iya, nek. Apa ada hal lainnya yang harus aku dan Kayn lakukan?"Cherryn menggeleng pelan sambil tersenyum lalu menyodorkan kotak di tangannya itu kepada Verlyn. "Nenek sudah tahu kalian akan pergi ke sungai, jadi nenek bawakan makanan ini untuk makan siang dan makan malam agar kalian tidak perli bolak-balik kemari."Verlyn menerima kotak tersebut dengan senang hati dan mengucapkan terima kasih, begitu juga dengan Kayn yang berdiri di sebelah Verlyn. Cherryn menatap ke arah Kayn lalu menepuk pelan pundaknya."Kayn, aku titi

DMCA.com Protection Status