Share

Rumit

“Tuan Prabu, apa tidak sebaiknya kita kembali saja ke rumah Adipati Wisesa. Nampaknya bulan sedang berwarna merah darah. Firasatku tidak enak, aku mengkhawatirkan keselamatanmu, Tuan,” ujar Satrio dari atas kuda.

“Ini sudah tanggung, sebentar lagi kita sampai. Aku harus menemui wanita itu.” Berkali-kali Danur Seta mencoba mengingat namanya tapi tak bisa.

“Biar aku saja yang masuk ke sana. Sebaiknya Tuan Prabu kembali saja.”

Belum sempat Danur Seta menjawab, matanya tertuju pada keranjang kayu yang hanyut di aliran sungai hutan lembah hitam. Benda itu tersangkut pada sebuah ranting. Samar-samar terdengar tangis bayi.

“Coba kau lihat, jika aku tak salah dengar—“ Satrio bergerak cepat walau tuannya belum menuntaskan ucapan.

Ia menceburkan diri ke dalam sungai, berenang ke tempat di mana keranjang bayi itu tersangkut. Dengan tenaga dalammnya Satrio menggunakan daya dorong air membawa bayi itu ke tepi sungai.

“Tuan Prabu, ini benar-benar bayi.”

Danur seta membuka tumpukan daun kerin
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status