“Kita lihat ya. Jangan tegang,” pinta Helena sebelum memeriksa perut Megan dengan kedua tangannya yang sudah memakai sarung tangan karet.Megan meringis saat Helena menekan cukup keras di bagian perutnya yang rata. Dokter itu pun mengangguk lalu meminta sebuah tube pada suster. Cairan kental berwarna bening pun membasahi perut Megan. Cairan dingin itu membuat Megan sedikit menggigil.“Tahan sedikit ya. Sebentar lagi selesai,” ucap Helena lalu mengambil sebuah alat berbentuk pipih yang terhubung dengan monitor di depannya.Ethan melihat semua yang dilakukan Helena dengan kening mengkerut. Dia hampir protes ketika melihat Megan meringis lagi ketika Helena menekan perutnya lagi. Kalau saja Joshua tidak ada di sama, sudah bisa dipastikan Ethan akan bertengkar dengan Helena.“Lihat. Ada sesuatu disini. Kantong kehamilannya sudah terlihat ya,” ucap Helena sambil mengarahkan alat USG yang dipegangnya ke bagian lain di perut Megan.“Kantong kehamilan?” gumam Ethan seratus persen bingung.“Iya
“Saya Susan, ibunya Megan,” ucap Ibu Susan sambil tersenyum ramah. “Saya ingin tahu kondisi putri saya.”Helena pun bergeser dari depan pintu ruang prakteknya dan mempersilahkan Ibu Susan untuk masuk. Saat Gregory mendekat lagi untuk melancarkan aksi protes, Helena sudah menutup pintu dengan keras di depan wajah pria itu.“Adooww!” pekik Gregory kesakitan karena hidungnya yang mancung terbentur pintu di depannya.Alex yang melihat bosnya meringis, buru-buru mendekat lalu menuntun Gregory duduk di kursi tunggu. Gregory masih kesakitan sambil memegangi hidungnya terus. Untung saja pria itu tidak sampai berdarah. Entah apa yang akan dilakukannya kalau sampai akibat perbuatan Helena tadi membuat Gregory terluka.Gregory menunjuk pintu ruang praktek yang tertutup lalu menunjuk ke arah Adam yang berdiri di samping Alex. Sedetik kemudian, Gregory kembali menyentuh hidungnya yang masih sakit. Kepalanya terasa sedikit nyeri dan membuat kedua matanya sulit terbuka. Ditambah dengan kemarahan Gre
Melihat istrinya dibawa kabur oleh adik sepupunya, Ethan hampir berlari mengejarnya juga. Tapi langkah Ethan dihalangi tubuh Helena yang berkacak pinggang di depannya. Wanita itu dengan berani mendorong-dorong dada Ethan agar kembali ke samping Gregory. Helena bahkan melakukan hal yang sama pada Gregory sampai kedua pria itu terduduk di kursi tunggu.“Minggir!” usir Ethan dingin.Tatapan tajam menusuk dari seorang Ethan Wibisana sempat membuat Helena merasa terintimidasi. Bahkan para bodyguardnya sudah bersiap untuk menjauhkan Helena dari bosnya itu. tetapi demi untuk keselamatan pasiennya, Helena kembali memberanikan dirinya untuk melawan Ethan dan Gregory.“Aku tidak akan membiarkan satupun dari kalian mendekati pasienku sampai kalian berjanji tidak akan membuat keributan lagi. Ayolah, kalian sudah umur berapa? Badan segede ini tapi masih emosian seperti anak kecil. Megan itu butuh istirahat, butuh ketenangan pikiran. Kalau kalian tidak bisa menjaga emosinya, aku harus mengeluarkan
“Aku tidak pernah merayakan ulang tahunku, kak. Bisa makan dua kali sehari saja sudah cukup. Tapi biasanya ibu dan ayah akan mengajakku berdoa bersama. Tahun ini juga begitu ya. Bedanya ada kakak dan suamiku juga,” ucap Megan.Gregory menatap sendu pada Megan yang tersenyum manis. Sifat Megan sangat berbeda dengan Ale. Gregory bahkan tidak perlu memikirkan apapun untuk sesuatu yang diinginkan Ale. Adiknya itu akan membuat daftar yang sangat panjang untuk dibaca Gregory tentang apapun yang dirinya inginkan. Dan eksekusinya harus sesuai atau Ale akan mengamuk.“Bagaimana kalau kita makan siang di mansion? Kita bisa bersantai di pinggir kolam renang. Aku rasa akan sangat menyenangkan,” ucap Gregory mencoba memberikan solusi yang pasti tidak akan ditolak Megan.Wanita itu tidak langsung memutuskan tetapi meminta pertimbangan Ibu Susan dulu. Mereka tidak pernah bersantai atau membuat pesta kecil sebelumnya. Melihat reaksi Gregory yang sibuk memberi kode dengan terus mengangguk, Ibu Susan p
Melihat Megan yang keras kepala dan memaksa, dokter Helena pun menjawab jujur tentang statusnya. Wanita itu terpaksa mengatakan kalau dirinya masih single dan tidak sedang terikat hubungan dengan siapapun.PRFFTT!Gregory tidak bisa menahan tawanya ketika mendengar pengakuan dokter Helena. Dengan sikap wanita itu, siapa pun pria tidak akan betah berlama-lama dengannya. Kalaupun ada, mereka akan mundur teratur setelah sekali saja mendengar dokter Hell itu mengomel.“Apanya yang lucu?!” bentak dokter Helena galak dengan mata melotot dan tangan terkepal.“Kenapa kau menanyakan hal yang sudah jelas, Megan. Kau lihat dia, siapa pria gila yang mau menikah dengannya. Sudah galak, cerewet banget, kasar lagi. Tidak ada yang akan tahan hidup bersamanya,” ejek Gregory lalu tersenyum smirk.Pria itu duduk dengan arogannya di atas sofa seolah menantang dokter Helena untuk menendangnya lagi. Ketika dokter Helena bergerak mendekati Gregory karena terpancing emosi, Megan meluruskan kakinya dan tidak
“Mereka memang mirip, tuan. Tapi kesukaan mereka jelas berbeda. Saya rasa nona Megan akan lebih mudah dibujuk dengan makanan daripada barang-barang branded,” ucap Marco yakin.“Trus apa makanan kesukaannya?” tanya Gregory tampak berpikir keras.“Saya rasa tadi tuan sudah melihat sendiri apa yang dimakan nona Megan.” Jawaban Marco membuat Gregory membulatkan matanya. Pria itu lalu tersenyum senang karena bisa membujuk Megan tanpa perlu menunggu sampai pesta ulang tahunnya nanti.***Beberapa hari kemudian, Yuna sedang menghadiri pesta di Kastil Emperor. Wanita licik itu tidak tahu kalau Gregory sudah merancang perangkap untuknya. Kali ini, Gregory ingin membuat Yuna mengakui perbuatannya pada Megan yang menyamar sebagai Alexandra. Tidak sulit mengatur sebuah pesta kalangan atas yang biasa dihadiri Yuna sebagai salah satu wanita sosialita yang punya banyak teman.Lihatlah betapa populernya Yuna ketika dirinya baru saja memasuki ruangan pesta. Hampir semua wanita muda yang melihatnya, la
“Tidak! Kau tidak akan bisa menyentuhku! Kau sudah mati!” pekik Yuna mulai histeris. Wanita itu melangkah mundur, tapi Alex sudah lebih dulu menarik kaki Yuna di bawah sana. Pria itu merentangkan tangannya lalu menarik kaki Yuna.BRUK!Yuna terjatuh dengan keras sampai tubuhnya terlentang di lantai yang dingin. Kepalanya sempat terbentur dengan lantai dan membuat keadaan Yuna semakin bertambah parah. Wanita itu mulai mengoceh tentang sesuatu yang membuat Megan penasaran untuk mendekatinya.“Ja--jangan .... Kau sudah mati …. Bukan aku yang membunuhmu … bukan aku …,” lirih Yuna sambil memegangi kepalanya sendiri.“Siapa yang membunuhku?” bisik Megan sangat dekat di depan wajah Yuna.Megan benar-benar mirip dengan Alexandra yang sangat arogan dan juga kasar. Dia menarik dagu Yuna lalu menggoyang-goyangkan tangannya dengan keras. Bahkan sampai Yuna meringis kesakitan pun, Megan tidak menghentikan perbuatannya. Megan bahkan melayangkan tangannya lalu menampar pipi kanan Yuna sampai memerah
“Lepaskan dia! Dasar wanita murahan!” pekik Yuna sambil memegangi kepalanya lagi. Wanita itu hampir merangkak mendekati Megan dan Ethan, tapi rasa sakit di kepalanya menghalanginya untuk bergerak.“Aarrgghh!” jerit sekali lagi sebelum menahan tubuhnya dengan kepala tertunduk.Megan mendorong tubuh Ethan perlahan lalu melepaskan dirinya dari pelukan pria itu. Dengan berani, Megan maju mendekati Yuna lalu berjongkok di depan wanita itu. Sekali lagi Megan menarik dagu Yuna agar menengadah menatapnya. Yuna refleks mengangkat tangannya dan menutupi wajahnya dari tatapan tajam Megan.“Kau ingin memisahkan aku dengan Ethan ‘kan? Tapi tetap saja pada akhirnya bukan kau yang memiliki Ethan seutuhnya. Tapi aku, Nyonya Megan Ethan Wibisana,” ucap Megan membongkar identitasnya yang sebenarnya.Yuna menengadah menatap mata Megan, jelas dia terkejut mendengar pengakuan wanita itu. Tapi sedetik kemudian, Yuna kembali menutupi kepalanya dengan kedua tangannya. Tubuh wanita itu gemetar ketakutan dan g