Sedetik kemudian, ekspresi wajah Ethan langsung berubah ketika melihat Megan terbaring lemah di atas brankar. Helena mengerutkan keningnya melihat perubahan yang hanya sedetik itu. Entah kemana hilangnya wajah dingin dan galak milik Ethan Wibisana barusan. Pria itu kini terlihat seperti pria lemah yang tidak berdaya.“Sayangku, kamu kenapa? Cintaku, bangunlah. Suamimu sudah ada disini,” ucap Ethan lirih sambil mengelus-elus pipi Megan.“Mmm … mas ….” Perlahan Megan mulai sadar dari pingsannya. Meskipun belum bisa membuka kedua matanya, tapi Megan bisa merasakan Ethan ada di dekatnya.“Iya, sayang. Aku disini. Kamu kenapa bisa panas gini?” tanya Ethan lagi kali ini lebih lembut.Kali ini Megan tidak menjawab, tapi kedua matanya masih bergerak-gerak. Melihat Megan yang mulai sadar, Joshua memerintahkan suster untuk mengompres kening Megan dulu. Joshua tidak mau gegabah memberikan obat kepada Megan setelah mendengar kata-kata Helena tadi.“Kakak, aku perlu bicara denganmu. Ayo, kita kesa
“Kita lihat ya. Jangan tegang,” pinta Helena sebelum memeriksa perut Megan dengan kedua tangannya yang sudah memakai sarung tangan karet.Megan meringis saat Helena menekan cukup keras di bagian perutnya yang rata. Dokter itu pun mengangguk lalu meminta sebuah tube pada suster. Cairan kental berwarna bening pun membasahi perut Megan. Cairan dingin itu membuat Megan sedikit menggigil.“Tahan sedikit ya. Sebentar lagi selesai,” ucap Helena lalu mengambil sebuah alat berbentuk pipih yang terhubung dengan monitor di depannya.Ethan melihat semua yang dilakukan Helena dengan kening mengkerut. Dia hampir protes ketika melihat Megan meringis lagi ketika Helena menekan perutnya lagi. Kalau saja Joshua tidak ada di sama, sudah bisa dipastikan Ethan akan bertengkar dengan Helena.“Lihat. Ada sesuatu disini. Kantong kehamilannya sudah terlihat ya,” ucap Helena sambil mengarahkan alat USG yang dipegangnya ke bagian lain di perut Megan.“Kantong kehamilan?” gumam Ethan seratus persen bingung.“Iya
“Saya Susan, ibunya Megan,” ucap Ibu Susan sambil tersenyum ramah. “Saya ingin tahu kondisi putri saya.”Helena pun bergeser dari depan pintu ruang prakteknya dan mempersilahkan Ibu Susan untuk masuk. Saat Gregory mendekat lagi untuk melancarkan aksi protes, Helena sudah menutup pintu dengan keras di depan wajah pria itu.“Adooww!” pekik Gregory kesakitan karena hidungnya yang mancung terbentur pintu di depannya.Alex yang melihat bosnya meringis, buru-buru mendekat lalu menuntun Gregory duduk di kursi tunggu. Gregory masih kesakitan sambil memegangi hidungnya terus. Untung saja pria itu tidak sampai berdarah. Entah apa yang akan dilakukannya kalau sampai akibat perbuatan Helena tadi membuat Gregory terluka.Gregory menunjuk pintu ruang praktek yang tertutup lalu menunjuk ke arah Adam yang berdiri di samping Alex. Sedetik kemudian, Gregory kembali menyentuh hidungnya yang masih sakit. Kepalanya terasa sedikit nyeri dan membuat kedua matanya sulit terbuka. Ditambah dengan kemarahan Gre
Melihat istrinya dibawa kabur oleh adik sepupunya, Ethan hampir berlari mengejarnya juga. Tapi langkah Ethan dihalangi tubuh Helena yang berkacak pinggang di depannya. Wanita itu dengan berani mendorong-dorong dada Ethan agar kembali ke samping Gregory. Helena bahkan melakukan hal yang sama pada Gregory sampai kedua pria itu terduduk di kursi tunggu.“Minggir!” usir Ethan dingin.Tatapan tajam menusuk dari seorang Ethan Wibisana sempat membuat Helena merasa terintimidasi. Bahkan para bodyguardnya sudah bersiap untuk menjauhkan Helena dari bosnya itu. tetapi demi untuk keselamatan pasiennya, Helena kembali memberanikan dirinya untuk melawan Ethan dan Gregory.“Aku tidak akan membiarkan satupun dari kalian mendekati pasienku sampai kalian berjanji tidak akan membuat keributan lagi. Ayolah, kalian sudah umur berapa? Badan segede ini tapi masih emosian seperti anak kecil. Megan itu butuh istirahat, butuh ketenangan pikiran. Kalau kalian tidak bisa menjaga emosinya, aku harus mengeluarkan
“Aku tidak pernah merayakan ulang tahunku, kak. Bisa makan dua kali sehari saja sudah cukup. Tapi biasanya ibu dan ayah akan mengajakku berdoa bersama. Tahun ini juga begitu ya. Bedanya ada kakak dan suamiku juga,” ucap Megan.Gregory menatap sendu pada Megan yang tersenyum manis. Sifat Megan sangat berbeda dengan Ale. Gregory bahkan tidak perlu memikirkan apapun untuk sesuatu yang diinginkan Ale. Adiknya itu akan membuat daftar yang sangat panjang untuk dibaca Gregory tentang apapun yang dirinya inginkan. Dan eksekusinya harus sesuai atau Ale akan mengamuk.“Bagaimana kalau kita makan siang di mansion? Kita bisa bersantai di pinggir kolam renang. Aku rasa akan sangat menyenangkan,” ucap Gregory mencoba memberikan solusi yang pasti tidak akan ditolak Megan.Wanita itu tidak langsung memutuskan tetapi meminta pertimbangan Ibu Susan dulu. Mereka tidak pernah bersantai atau membuat pesta kecil sebelumnya. Melihat reaksi Gregory yang sibuk memberi kode dengan terus mengangguk, Ibu Susan p
Melihat Megan yang keras kepala dan memaksa, dokter Helena pun menjawab jujur tentang statusnya. Wanita itu terpaksa mengatakan kalau dirinya masih single dan tidak sedang terikat hubungan dengan siapapun.PRFFTT!Gregory tidak bisa menahan tawanya ketika mendengar pengakuan dokter Helena. Dengan sikap wanita itu, siapa pun pria tidak akan betah berlama-lama dengannya. Kalaupun ada, mereka akan mundur teratur setelah sekali saja mendengar dokter Hell itu mengomel.“Apanya yang lucu?!” bentak dokter Helena galak dengan mata melotot dan tangan terkepal.“Kenapa kau menanyakan hal yang sudah jelas, Megan. Kau lihat dia, siapa pria gila yang mau menikah dengannya. Sudah galak, cerewet banget, kasar lagi. Tidak ada yang akan tahan hidup bersamanya,” ejek Gregory lalu tersenyum smirk.Pria itu duduk dengan arogannya di atas sofa seolah menantang dokter Helena untuk menendangnya lagi. Ketika dokter Helena bergerak mendekati Gregory karena terpancing emosi, Megan meluruskan kakinya dan tidak
“Mereka memang mirip, tuan. Tapi kesukaan mereka jelas berbeda. Saya rasa nona Megan akan lebih mudah dibujuk dengan makanan daripada barang-barang branded,” ucap Marco yakin.“Trus apa makanan kesukaannya?” tanya Gregory tampak berpikir keras.“Saya rasa tadi tuan sudah melihat sendiri apa yang dimakan nona Megan.” Jawaban Marco membuat Gregory membulatkan matanya. Pria itu lalu tersenyum senang karena bisa membujuk Megan tanpa perlu menunggu sampai pesta ulang tahunnya nanti.***Beberapa hari kemudian, Yuna sedang menghadiri pesta di Kastil Emperor. Wanita licik itu tidak tahu kalau Gregory sudah merancang perangkap untuknya. Kali ini, Gregory ingin membuat Yuna mengakui perbuatannya pada Megan yang menyamar sebagai Alexandra. Tidak sulit mengatur sebuah pesta kalangan atas yang biasa dihadiri Yuna sebagai salah satu wanita sosialita yang punya banyak teman.Lihatlah betapa populernya Yuna ketika dirinya baru saja memasuki ruangan pesta. Hampir semua wanita muda yang melihatnya, la
“Tidak! Kau tidak akan bisa menyentuhku! Kau sudah mati!” pekik Yuna mulai histeris. Wanita itu melangkah mundur, tapi Alex sudah lebih dulu menarik kaki Yuna di bawah sana. Pria itu merentangkan tangannya lalu menarik kaki Yuna.BRUK!Yuna terjatuh dengan keras sampai tubuhnya terlentang di lantai yang dingin. Kepalanya sempat terbentur dengan lantai dan membuat keadaan Yuna semakin bertambah parah. Wanita itu mulai mengoceh tentang sesuatu yang membuat Megan penasaran untuk mendekatinya.“Ja--jangan .... Kau sudah mati …. Bukan aku yang membunuhmu … bukan aku …,” lirih Yuna sambil memegangi kepalanya sendiri.“Siapa yang membunuhku?” bisik Megan sangat dekat di depan wajah Yuna.Megan benar-benar mirip dengan Alexandra yang sangat arogan dan juga kasar. Dia menarik dagu Yuna lalu menggoyang-goyangkan tangannya dengan keras. Bahkan sampai Yuna meringis kesakitan pun, Megan tidak menghentikan perbuatannya. Megan bahkan melayangkan tangannya lalu menampar pipi kanan Yuna sampai memerah
“Iya, sayang. Aku sudah pulang. Dimana yang sakit, sayang?” tanya Ethan sambil menggenggam tangan Megan.Megan tidak menjawab, tapi meringis merasakan sakit lagi. Suster-suster yang bertugas membantu persiapan Megan untuk melahirkan, meminta Ethan untuk mundur sebentar. Mereka mengganti pakaian Megan dengan baju rumah sakit, lalu memasang alat penyangga kakinya. Megan terus merintih kesakitan di antara kesibukan dokter dan suster yang sedang bersiap untuk membantunya melahirkan.Tiba-tiba dokter Helena masuk ke dalam ruang bersalin itu. Dia sudah berganti pakaian dengan pakaian dinas dokter dan tampak sudah siap dengan sarung tangan karetnya. Dokter Helena tidak mengatakan apa-apa pada Ethan dan Megan, tetapi langsung bertanya pada rekan dokternya. Setelah mendapatkan laporan lengkap tentang kondisi Megan dan posisi bayinya, dokter Helena kembali fokus pada pasiennya itu.“Megan, dengarkan aku. Kamu ingat ‘kan dengan latihan nafas saat senam hamil? Sekarang ikuti petunjukku ya,” pinta
Baru saja Ethan ingin memejamkan matanya, ia merasakan Megan bergerak di sampingnya. Pria itu membuka matanya lalu menoleh ke samping. Tubuh Megan tampak bergerak gelisah dalam tidurnya. Ethan buru-buru bangkit bersamaan dengan Alex lalu mendekati Megan.“Sayang? Megan …,” panggil Ethan cemas.Ethan mengguncang perlahan tubuh Megan sambil menepuk-nepuk pipinya. Tetapi Megan tetap memejamkan matanya dan terlihat semakin pucat. Megan juga gemetar dan meringis menahan sakit. Saat Ethan menepuk pipi Megan lagi, Alex menghentikan pria itu. Alex menunjuk bagian bawah tubuh Megan yang sudah basah.“Tuan, sepertinya Nona akan melahirkan,” ucap Alex dengan nada gemetar. Sorot mata pria itu jelas menunjukkan kekhawatiran melihat keadaan Megan. Istrinya, suster Hanna sudah menjelaskan gejala akan melahirkan diantaranya keluar cairan yang sangat banyak dari bagian inti Megan.“Kenapa diam saja? Cepat kita ke rumah sakit!” bentak Ethan menyadarkan Alex.Pria itu segera melesat meninggalkan Ethan d
Enam bulan kemudian,Di Mansion Stephenson, Megan sedang berjalan-jalan di halaman samping mansion itu. Dia menghirup udara pagi yang segar lalu menatap jauh ke kebun buah dan sayur di seberang mansion. Tanah bekas mansion Billy Aomori yang sudah diratakan dengan tanah, disulap menjadi kebun buah dan sayuran oleh Gregory atas permintaan Megan.Semua bahan makanan untuk catering Ibu Susan, dipetik langsung dari kebun itu. Untuk memperkenalkan kebun itu, Megan mendirikan sebuah rumah kecil dan showroom agar orang-orang yang mengelola kebun itu bisa beristirahat disana. Dan hasil kebun itu juga bisa dijual kepada warga di sekitar mansion.Gudang yang ada di sekat Mansion Stephenson juga sudah dipindahkan ke tempat yang lebih dekat dengan rumah tinggal untuk bodyguard. Halaman samping dan belakang Mansion Stephenson sudah di rombak ulang untuk memperkecil kemungkinan adanya penyusup ke dalam mansion itu.“Alex, apa suamiku sudah menelpon?” tanya Megan ketika teringat pada EthanSudah bebe
[“Katakan saja,”] ucap dokter Helena.[“Bisakah kakak ipar bersabar menemani kakakku seumur hidupnya? Maksudku, aku minta maaf karena sudah memaksa kalian untuk menikah. Aku akan bertanggung jawab kalau terjadi sesuatu padamu, kakak ipar,”] ucap Megan terdengar kasihan.Dokter Helena menarik nafas panjang lalu tersenyum lagi mendengar ucapan Megan. Sejujurnya menikah dengan Gregory tidak buruk juga. Toh, dia bukan lagi anak remaja yang harus merasakan cinta berbunga-bunga. Apalagi perlakuan Gregory padanya bisa dibilang cukup lembut.[“Aku bisa bertanggung jawab terhadap hidupku sendiri, Megan. Takdir yang membawa kami bertemu lalu menikah. Kamu hanya perantaranya saja. Well, jangan memikirkan yang seharusnya tidak perlu kau pikirkan. Aku dan kakakmu baik-baik saja. Ada atau tidak ada anak, kakakmu sudah bilang tidak apa-apa. Kalau sudah seperti itu, mungkin aku bisa mempertimbangkan untuk bersamanya selamanya,”] ucap dokter Helena.“Wifey, makanannya sudah datang. Kamu mau sampai kap
Dokter Helena meremat keras sprei yang menjadi alas tidurnya. Gregory sudah berhasil mendobrak masuk pertahanan Dokter Helena. Membuat wanita itu menjerit kesakitan sekaligus mendesis penuh gairah. Tidak lagi pembuktian yang perlu diungkapkan dengan kata-kata ketika noda merah tercetak jelas di atas sprei.Gregory terus menggerakkan tubuhnya dengan konstan. Setiap kali bergerak masuk, dokter Helena merasakan antara tubuhnya terasa terbelah sekaligus nikmat yang amat sangat. Gregory tahu betul bagaimana membuat dokter Helena tidak berhenti memanggil namanya dengan suara yang terdengar sangat menggoda.“Terus! Percepat!” Dokter Helena tidak bisa menahan dirinya dan ikut bergerak mencari kepuasannya.Gregory semakin bersemangat menghujam tubuh dokter Helena sampai mereka mencapai klimaks bersamaan. Dokter Helena menjambak rambut Gregory, membenamkan kelelakiannya ke dalam tubuh istrinya dan memuntahkan benih calon anak mereka. Masih belum puas, Gregory kembali menggerakkan tubuhnya sampa
Gregory tidak sabaran membawa dokter Helena ke dalam kamar pengantin mereka. Dia bahkan sudah menyiapkan helikopter untuk membawa mereka ke sebuah hotel termahal di sana. Mereka akan menghabiskan tiga hari bermalam dan bersantai di president suite room hotel itu.“Tidak apa-apa kita meninggalkan pesta begitu saja?” tanya dokter Helena sambil melihat keluar jendela helikopter yang sudah terbang ke langit.“Kau juga tidak senang dengan pesta semacam itu ‘kan? Mulai sekarang biasakan. Ada waktunya kau harus menghadiri pesta bersamaku. Sebagai Nyonya Stephenson, hanya itu yang perlu kau perhatikan,” ucap Gregory juga menatap keluar jendela.“Benarkah? Gampang sekali menjadi istrimu, Tuan Stephenson. Bagaimana dengan anak? Kau mau atau tidak?” tanya dokter Helena masih penasaran.“Aku sudah pernah bilang ‘kan. Megan yang akan melakukannya. Tapi kalau kau bersikeras, aku juga tidak keberatan membantumu. Sudah lama sekali sejak terakhir kali aku berolahraga,” sahut Gregory sambil tersenyum s
“Jadi kapan pernikahan kalian akan diadakan? Aku boleh usul?” tanya Ethan sambil mengelus lembut punggung Megan.Sejak beberapa hari ini Megan tidak mau melepaskannya sama sekali. Ethan harus selalu berada dalam jarak pandangnya atau Megan akan menjerit-jerit memanggil pria itu. Megan bahkan ikut ke kantor Wibisana Corp. hanya untuk menatap Ethan yang sedang sibuk bekerja. Untung saja kondisi kesehatan Megan dan kehamilannya sudah baik-baik saja.“Usul apa?” tanya Gregory memicingkan matanya curiga.“Boleh, usul aja yang banyak. Aku lagi malas mengurus pernikahanku,” sahut dokter Helena menyindir Gregory.Sejak dokter Helena menyetujui pernikahan itu, Gregory tidak membiarkannya hidup dengan tenang. Gregory memilih semua keperluan untuk pesta pernikahan dan juga mengundang banyak orang untuk merencanakan pernikahannya. Pendapat dokter Helena bahkan tidak didengar Gregory sama sekali.“Kamu ngambek, ya? Aku kan ingin yang terbaik untuk pernikahan kita. Sekali seumur hidup, kita berdua
“Eh, itu Alex sama siapa?” tanya dokter Helena sambil menunjuk ke arah Alex dan wanita itu.Keduanya secara bersamaan menoleh menatap dokter Helena dan berjalan mendekati mereka. Saat itu dokter Helena baru menyadari siapa wanita yang bersama dengan Alex.“Loh, suster Hanna? Kok bisa kesini? Ada apa?” tanya dokter Helena yang mengenali salah satu suster di rumah sakit Wibisana.“Dokter Helena, saya diminta mengantarkan obat untuk Nyonya Megan. Kebetulan ketemu Alex tadi di depan,” ucap suster Hanna lugas.Ucapan suster Hanna membuat Ethan, Gregory, dan dokter Helena saling pandang lalu tersenyum curiga. Ketiganya kompak memicingkan matanya menatap Alex yang terlihat salah tingkah. Wajah pria itu sudah memerah dan terlihat tidak berani menatap balik pada Tuannya.“Kalian kok sepertinya sangat akrab ya. Apa ada sesuatu?” tanya Gregory curiga.“Itu .. Tuan. Anu ….” Alex menelan salivanya sebelum memberanikan dirinya untuk menjawab.“Kami bersahabat waktu SMA, Tuan. Sudah lama kami tidak
Beberapa hari kemudian di Mansion Stephenson, semua orang sedang berkumpul untuk merayakan ulang tahun Megan. Gregory sudah menyiapkan sebuah pesta kebun di samping kolam renang hanya untuk keluarga dan orang-orang terdekat mereka. Bahkan bodyguard dan pelayan juga berkumpul untuk ikut merasakan hari bahagia bertambahnya usia Megan.Adam dan Marco sudah membaik dari luka-luka mereka dan datang ke mansion itu bersama istri masing-masing. Gwen dan Delia sekarang sibuk membantu suami mereka yang sedang memanggang daging dan ayam. Moji dan Boni juga tidak kalah datang membawa para istri mereka. Dan tampaknya kedua istri mereka saat ini sedang hamil muda.Ilham dan Michela tampak duduk berduaan di gazebo kayu di dekat kolam renang. Orang tua Ethan itu sedang bicara tentang rencana mereka untuk kembali rujuk. Michela berencana untuk tinggal di Mansion Wibisana untuk menjaga Megan yang sedang hamil. Sedangkan Ilham akan menyerahkan semua sahamnya pada Megan. Keputusan itu sudah Ilham sampaik