Mata Megan terbelalak ketika kemejanya dirobek paksa. Dia tercengang saat melihat pria yang sedang menahannya mulai melepaskan ikat pinggang.
“Apa yang akan kau lakukan?!” pekik Megan. Ia terus meronta, tapi pria di depannya itu pun semakin mengeluarkan seluruh kekuatannya.“Aku ingin mencicipi tubuhmu, Cantik,” ujar pria itu penuh kemesuman.“Jangan! Lepaskan saya!” jerit Megan dari kursi belakang mobil mewah tipe minibus berwarna hitam yang berhenti di pinggir jalan.Kedua kaki Megan tidak bisa bergerak bebas bahkan untuk menendang sekalipun. Kedua tangan Megan yang bebas berusaha melawan sambil mempertahankan pakaiannya tetap melekat di tubuhnya. Manik mata almond milik Megan menatap ngeri pada wajah pria yang dia tolong barusan. Kalau balasan untuk sikap murah hatinya tadi adalah perlakuan menjijikkan seperti ini, Megan akan berpikir dua kali untuk melakukannya.Dalam benak Megan sama sekali tidak menyangka kalau dirinya akan berakhir di dalam sebuah mobil mewah setelah membantu seorang pria yang sedang kesusahan. Megan bahkan tidak mengenalnya sama sekali karena mereka belum sempat bertukar nama tadi. Hanya rasa kemanusiaan yang mendorong Megan untuk membantu ketika melihat seseorang terjatuh di pinggir jalan dan Megan berniat tulus untuk membantunya.Apa salahnya membantu sesama manusia? Megan bukannya mau hitung-hitungan ketika dirinya menolong orang lain. Setiap orang yang pernah ditolong Megan, baik dengan sedikit uang atau tenaga, tidak pernah memperlakukannya dengan buruk seperti yang pria itu lakukan saat ini. Megan tidak pernah menerima perlakuan yang kurang ajar selama hidupnya.Kedua tangan Megan terus memukul-mukul bagian tubuh pria itu berharap bisa melumpuhkannya lewat pukulan-pukulan tangannya. Pria kekar itu tidak terganggu sama sekali dengan pukulan dari tangan Megan. Telapak tangan Megan yang terus memukul wajah dan dada pria itu terasa seperti belaian baginya.“Menurutlah!” titah Ethan seraya menarik kedua tangan Megan lalu menahannya diatas kepala gadis itu.“Tidak!” jerit Megan masih berusaha meronta.“Semakin kau meronta, semakin aku ingin melakukannya, gadis! Siapa namamu?” tanya Ethan penuh hasrat.“Aku sudah menolongmu! Lepaskan aku! Kurang ajar!” Megan tidak mau menyebutkan namanya. Dia tidak sudi namanya disebut oleh pria brengsek yang terus menyentuh tubuhnya sembarangan.Sudah tidak ada gunanya Megan bersikap sopan kepada Ethan. Kelakuan pria itu sama saja seperti iblis. Bahkan binatang saja tidak menggigit tangan orang yang sudah menolongnya. Sorot mata Megan berubah dari ketakutan menjadi penuh kebencian yang mendalam untuk Ethan. Dia tidak akan pernah melupakan perlakuan Ethan yang sangat kurang ajar padanya. Pria paling tidak tahu diri dan tidak tahu berterima kasih sedunia.“Kenapa kau lakukan ini padaku?! Apa salahku?! Aku sudah menolongmu lolos dari bahaya. Brengsek!” jerit Megan di depan wajah Ethan.“Tubuhmu membuatku candu, sayang. Kau harus jadi milikku. Penghangat ranjangku. Menurutlah, puaskan aku. Akan kuberikan banyak uang padamu,” ucap Ethan dengan suara serak.“Mati saja kau! Aku bukan gadis seperti itu!” bentak Megan marah.Kata-kata Ethan terdengar menjijikkan di telinga Megan. Dia bukanlah gadis yang menjajakan tubuhnya hanya untuk sejumlah uang. Meskipun harus bekerja keras di restoran dan menjadi buruh cuci, yang cukup melelahkan setiap hari. Meskipun harus mengorbankan waktu tidurnya hanya untuk bangun lebih pagi dan membantu ibunya menyiapkan barang dagangan, Megan lebih senang melakukan semua itu.“Sa—saya mohon. Lepaskan saya. Anggap saja balasan karena saya menolong Bapak tadi. Saya mohon,” melas Megan sambil menyentuh lengan Ethan yang terbalut sapu tangan miliknya. Megan berharap Ethan luluh dengan bujukannya yang lembut. Meskipun tubuhnya gemetar ketakutan dan tangannya merasa jijik menyentuh lembut lengan Ethan. Tetapi Megan harus melakukannya agar Ethan iba padanya.Ethan tertegun sejenak ketika merasakan sentuhan tangan Megan di lengannya yang terluka. Sikapnya sedikit melunak melihat air mata membasahi pipi Megan. Kediaman Ethan memberi kesempatan kepada Megan untuk menarik pakaiannya menutupi tubuhnya lagi. Dengan tangan gemetar, Megan berusaha mengancingkan kembali kemejanya yang sudah robek.Pikiran Ethan pun mulai terpecah antara terus melanjutkan memiliki Megan seutuhnya atau melepaskan gadis yang sudah menolongnya itu. Kalau saja Megan tidak datang tepat waktu dan menolongnya, Ethan mungkin tidak akan berada dengan aman di dalam mobil mewah ini. Tetapi masalahnya adalah Ethan justru tertarik pada tubuh Megan sekarang. Rasa penasaran membuat Ethan ingin memiliki Megan.Megan memekik kaget ketika jari Ethan menyentuh bagian pribadi dari tubuhnya. Dia tidak bisa diam saja membiarkan kehormatannya hampir direnggut begitu saja oleh pria yang bukan suaminya. Tubuh Megan semakin kuat meronta-ronta berusaha menjauhkan jemari Ethan dari pangkal pahanya. Semakin besar amarahnya, tubuh Megan seperti mendapatkan kekuatan untuk kembali melawan Ethan. Berusaha mempertahankan kehormatannya dengan cara yang dia bisa.“Jangan meronta. Berhenti bergerak, gadis!” titah Ethan yang ingin segera memulai permainan mereka.“Tidak! Jangan!” pekik Megan lalu melayangkan tangannya menampar keras pipi Ethan.PLAK!Ethan menyentuh pipinya. Bukannya marah, tamparan Megan malah membuat Ethan semakin menginginkan wanita itu.Ethan kembali menarik tengkuk Megan. Dilumatnya bibir merah muda Megan hingga wanita itu sulit bernapas. Tenaga Megan sudah hampir habis melawan Ethan, tetapi pria itu bahkan tidak bergeming. Semakin Megan memberontak, semakin besar hasrat Ethan untuk menaklukkannya.“Jangan khawatir. Aku akan membuatmu jatuh cinta padaku,” bisik Ethan saat dia mencium leher Megan.“Tidak! Tolong aku!” jerit Megan berharap siapa pun yang mendengar teriakannya tergerak untuk membantunya lepas dari pria jahat ini.Ethan tersenyum smirk mendengar suara teriakan Megan. Manik mata gelapnya yang seperti mutiara hitam melirik ke luar lewat jendela mobil mewah itu. Semua orang yang ada di luar mobil saat ini hanya berdiri membelakangi mobil itu tanpa sekalipun menoleh. Tanpa perintah darinya, semua orang itu tidak akan berani melakukan apa pun untuk membantu Megan.Megan mencoba meraih pembuka pintu mobil dari dalam. Dia yakin akan bisa meloloskan diri kalau bisa membuka pintu mobil itu. Perbuatan Megan menambah lebar senyuman di bibir Ethan. Baru kali ini ada seorang gadis yang ingin melarikan diri darinya.“Kalau kau ingin semua orang melihat tubuhmu, buka pintu itu. Mereka yang di luar, itu semua anak buahku. Mereka akan dengan senang hati menonton bosnya bercinta atau mungkin ingin bergabung sekalian,” ancam Ethan tersenyum smirk.Ethan membenarkan posisi duduknya. Tubuhnya yang kuat sepenuhnya menutupi tubuh Megan dalam bayangan, lalu meletakkan tangannya di pintu mobil.Megan menyadari apa yang akan dia lakukan, pria ini pasti sudah gila!Ethan menyeringai dan mencoba untuk membuka pintu mobil."Menjadi milikku atau milik semua orang?”Saat pintu mobil terbuka, semua anak buah Ethan menoleh. Mereka tertawa saat melihat Ethan bertelanjang dada dan berpikir kalau tuannya itu sangat menikmati tubuh Megan.Megan tidak tahu kalau anak buah Ethan tidak bisa melihat tubuhnya karena tertutupi tubuh Ethan. Megan berpikir, semua pria itu akan bergilir menikmati tubuhnya.Megan menangis dan menatap Ethan penuh amarah. "Kamu bukan manusia! Kamu iblis!"“Sayangku, kamu benar. Iblis sedang melihatmu sekarang, kamu tidak bisa melarikan diri.” Ethan membungkuk. Bibirnya menjelajahi tubuh Megan kembali.DOR!Suara tembakan itu membuat Ethan menghentikan aktivitasnya. "Tuan! Ada musuh menyerang kita!" teriak Adam, salah satu anak buah Ethan.“Arrgghh!! Sial!” Ethan mendorong tubuh Megan ke samping, “Tetap di sini kalau tidak mau mati!”Megan mengejang ketakutan, menutupi mulutnya lalu mengangguk.Ethan turun dari mobil sambil memperbaiki ritsleting celananya, menutup pintu, dan mengambil pistol yang diserahkan olehnya.DOR! DOR! DOR!
Sementara itu setengah kilometer dari tempat kejadian,Megan baru selesai membersihkan tubuhnya di kamar mandi ketika seseorang mengetuk pintu kamar mandi itu. Megan tercekat, sesaat terbayang wajah Ethan terlintas di dalam ingatannya. Bahkan aroma parfum mahal milik pria itu masih melekat di tubuhnya setelah memakai sabun berkali-kali. Megan menarik nafas panjang untuk menenangkan jantungnya yang berdetak sangat kencang.Tidak mungkin pria itu tahu di mana rumahnya. Megan berusaha menenangkan dirinya sebelum mendekati pintu kamar mandi. Ketukan lembut kembali terdengar di pintu kamar mandi itu. Pelan-pelan Megan membuka pintu itu dan melihat ibunya berdiri di depan pintu. Wanita paruh baya itu menatap cemas ke arah Megan“Megan, kamu mandi malam-malam gini?” tanya ibu Susan.“I—iya, bu. Tadi keringetan dari restoran,” ucap Megan sambil memaksakan senyuman terbit di bibirnya yang sudah membiru.Hati Megan sungguh tidak tega kepada ibu Susan kalau harus menceritakan apa yang sudah menim
Adam langsung mengeluarkan ponselnya lalu membaca informasi detail tentang Megan Larasati. Gadis cantik berkulit kuning langsat, berusia dua puluh tiga tahun. Masih single dan saat ini bekerja di sebuah restoran sebagai pelayan. Megan juga bekerja sebagai buruh cuci untuk tetangganya.Megan tidak memiliki akun sosial media seperti kebanyakan gadis seusianya. Tetapi beberapa rekan kerjanya memiliki akun sosial media dan wajah Megan terlihat di beberapa foto yang mereka posting. Adam menyodorkan ponselnya agar Ethan bisa melihat foto-foto Megan bersama rekan kerjanya.Ethan melihat-lihat foto Megan yang sedang berkumpul dengan rekan-rekan kerjanya. Pakaian mereka terlihat sama semuanya. Ethan tersenyum smirk, wajah Megan memang manis natural. Tanpa make up yang berlebihan melapisi permukaan kulit wajahnya. Megan semakin menarik perhatian Ethan untuk memilikinya.“Apa saya perlu menangkapnya sekarang, Tuan?” tawar Adam setelah dia mendapatkan alamat tinggal Megan.Ethan tidak lantas menja
Setelah Adam pergi, Ibu Susan menarik Megan kembali ke dalam rumah."Ibu perlu penjelasan saat ini juga, Megan Larasati!" tegas ibu Susan.Megan menatap Ibu Susan yang terus menunggu sebuah penjelasan tentang apa yang terjadi semalam. Tidak ada jalan lain selain menceritakan apa yang sebenarnya terjadi. Setidaknya Ibu Susan akan membantunya mengatasi pria blasteran itu kalau berani datang lagi.“Bu, sebenarnya semalam itu aku hampir diperkosa,” ucap Megan lalu memejamkan matanya bersiap mendengar teriakan Ibu Susan.“Apa?!” pekik Ibu Susan syok.Wanita paruh baya langsung mundur lalu terduduk di kursi sambil memegangi dadanya. Di dalam sana, jantung Ibu Susah berdebar sangat kencang mendengar kenyataan yang hampir menghancurkan masa depan putrinya itu.Megan buru-buru mengambil air minum untuk membantu Ibu Susan mengendalikan dirinya. Deru nafas ibunya itu membuat Megan merasa bersalah karena berusaha jujur. Megan pun bersimpuh di hadapan Ibu Susan lalu menggenggam tangan ibunya itu.“
“Tidak. Dia hanya kakek tua, Megan. Tenanglah. Saat ini kakek itu membutuhkan bantuanmu,” batin Megan lalu menarik napas dalam untuk menenangkan dirinya.Setelah cukup tenang, Megan tersenyum ramah kepada kakek itu dan menanyakan alamat rumahnya. Ethan pun menyebutkan alamat rumahnya dengan baik tanpa menatap Megan.“Kakek harus jalan ke mana, cu? Ke kanan atau ke kiri?” tanya Ethan dengan suara mirip kakek-kakek keselek.“Sebentar ya, kek. Saya cari dulu dimana alamat rumah kakek,” sahut Megan lembut.Jantung Ethan rasanya ser-seran mendengar suara Megan yang lembut dan sekssi. Sungguh Ethan ingin sekali membopong Megan masuk ke dalam mansionnya lalu mengunci gadis itu di dalam kamar bersamanya. Tetapi demi mengetahui sifat Megan yang sebenarnya, Ethan terpaksa menahan dirinya.Megan pun mengetik alamat rumah kakek itu pada mesin pencarian di ponselnya lagi. Ternyata rumah kakek itu sejalan dengan arah jalan pulangnya. Megan pun menawari kakek itu untuk pulang bersamanya. Tetapi ketik
Pintu mobil Vans menutup kembali dan sopirnya hampir menjalankan mobilnya ketika rombongan mobil antik sudah mendahului mereka. Para penculik Megan terpaksa menunggu sampai rombongan mobil antik itu berlalu semuanya. Ketika mobil Vans itu mulai bergerak menyusuri jalanan besar, mobil Vans lain muncul di belakang mereka.Mobil Vans itu dikendarai Moji, dan Boni duduk di bangku belakang. Mereka sedang menyusul Megan untuk menculiknya. Moji menghentikan mobil tepat di belakang mobil penculik Megan itu karena ada truk yang akan lewat dari arah berlawanan. Perhatian Moji fokus melihat plat nomor mobil di depannya.“Sama persis ya, Ji,” ucap Boni sambil menunjuk mobil Vans di depan mereka.“Beda dikit. Itu tipe lama. Mobil kita kan tipe yang terbaru. Kau sudah lihat gadis itu?” tanya Moji.Boni melongokkan kepalanya ke luar dari dalam mobil lalu melihat sepanjang jalan yang rimbun. Megan tidak terlihat dimanapun juga sepanjang jalanan besar itu.“Dia ke mana? Tidak kelihatan. Coba maju lagi
Setelah Ethan puas mendengarkan cerita Adam, keduanya pun berjalan mendekati mobil Vans tempat Moji dan Boni sudah menunggu. Keduanya segera bersiap dengan sikap tegak ketika melihat kedatangan Ethan dan Adam.“Tugas kalian sudah beres kan?!” tanya Ethan tanpa basa-basi. Dia paling benci pada orang yang terlalu banyak basa-basi hanya untuk mengesankan dirinya.“Itu ….” Moji saling pandang dengan Boni.“Cepat jawab!” titah Adam yang masih kesal. Moji dan Boni terkesiap lalu sama-sama kompak menjawab Ethan.“Kami tidak menemukan gadis itu, Tuan!” ucap Moji dan Boni lantang.“Apa?!” Ethan langsung kebakaran jenggot mengetahui Moji dan Boni kehilangan jejak Megan. Panik dan geram dirasakan Ethan di dalam dirinya karena memikirkan Megan kembali melarikan diri darinya.Ethan tidak habis pikir hanya untuk menangkap seorang gadis dan membawanya ke Mansion Wibisana saja, kedua anak buahnya itu tidak becus. Bahkan sampai kehilangan jejak Megan dalam sekejap mata. Ethan berkacak pinggang lalu be
Belasan kilometer dari lokasi Ethan dan Adam, dua orang pria berbadan kekar sambil membawa seorang wanita cantik. Mereka memasuki sebuah ruangan berukuran 3x2 yang terasa pengap dengan ventilasi seadanya. Ketika tubuh wanita itu diletakkan di lantai yang dingin, terlihat wajah Megan yang pucat. Kedua matanya masih terpejam erat setelah tengkuknya dipukul salah satu pria kekar itu. Megan tidak sendirian di ruangan itu. Di samping Megan, ada seorang wanita yang terlihat sedang melihat. Tubuhnya bersandar pada dinding kotor dan tidak bergerak karena desah napasnya yang berat. Suara-suara mulai terdengar dari luar ruangan mulai mengganggu pendengaran Megan.Kedua mata terbuka perlahan sebelum memicing kembali karena wajah Megan terpapar cahaya matahari yang masuk dari celah jendela kecil. Gadis itu menyentuh tengkuknya yang terasa nyeri sebelum ia menyadari dirinya untuk bangkit dan duduk. Sekali lagi Megan mencoba membuka matanya dan melihat keberadaan saat ini. “Sss…sakit,” pelannya m
“Iya, sayang. Aku sudah pulang. Dimana yang sakit, sayang?” tanya Ethan sambil menggenggam tangan Megan.Megan tidak menjawab, tapi meringis merasakan sakit lagi. Suster-suster yang bertugas membantu persiapan Megan untuk melahirkan, meminta Ethan untuk mundur sebentar. Mereka mengganti pakaian Megan dengan baju rumah sakit, lalu memasang alat penyangga kakinya. Megan terus merintih kesakitan di antara kesibukan dokter dan suster yang sedang bersiap untuk membantunya melahirkan.Tiba-tiba dokter Helena masuk ke dalam ruang bersalin itu. Dia sudah berganti pakaian dengan pakaian dinas dokter dan tampak sudah siap dengan sarung tangan karetnya. Dokter Helena tidak mengatakan apa-apa pada Ethan dan Megan, tetapi langsung bertanya pada rekan dokternya. Setelah mendapatkan laporan lengkap tentang kondisi Megan dan posisi bayinya, dokter Helena kembali fokus pada pasiennya itu.“Megan, dengarkan aku. Kamu ingat ‘kan dengan latihan nafas saat senam hamil? Sekarang ikuti petunjukku ya,” pinta
Baru saja Ethan ingin memejamkan matanya, ia merasakan Megan bergerak di sampingnya. Pria itu membuka matanya lalu menoleh ke samping. Tubuh Megan tampak bergerak gelisah dalam tidurnya. Ethan buru-buru bangkit bersamaan dengan Alex lalu mendekati Megan.“Sayang? Megan …,” panggil Ethan cemas.Ethan mengguncang perlahan tubuh Megan sambil menepuk-nepuk pipinya. Tetapi Megan tetap memejamkan matanya dan terlihat semakin pucat. Megan juga gemetar dan meringis menahan sakit. Saat Ethan menepuk pipi Megan lagi, Alex menghentikan pria itu. Alex menunjuk bagian bawah tubuh Megan yang sudah basah.“Tuan, sepertinya Nona akan melahirkan,” ucap Alex dengan nada gemetar. Sorot mata pria itu jelas menunjukkan kekhawatiran melihat keadaan Megan. Istrinya, suster Hanna sudah menjelaskan gejala akan melahirkan diantaranya keluar cairan yang sangat banyak dari bagian inti Megan.“Kenapa diam saja? Cepat kita ke rumah sakit!” bentak Ethan menyadarkan Alex.Pria itu segera melesat meninggalkan Ethan d
Enam bulan kemudian,Di Mansion Stephenson, Megan sedang berjalan-jalan di halaman samping mansion itu. Dia menghirup udara pagi yang segar lalu menatap jauh ke kebun buah dan sayur di seberang mansion. Tanah bekas mansion Billy Aomori yang sudah diratakan dengan tanah, disulap menjadi kebun buah dan sayuran oleh Gregory atas permintaan Megan.Semua bahan makanan untuk catering Ibu Susan, dipetik langsung dari kebun itu. Untuk memperkenalkan kebun itu, Megan mendirikan sebuah rumah kecil dan showroom agar orang-orang yang mengelola kebun itu bisa beristirahat disana. Dan hasil kebun itu juga bisa dijual kepada warga di sekitar mansion.Gudang yang ada di sekat Mansion Stephenson juga sudah dipindahkan ke tempat yang lebih dekat dengan rumah tinggal untuk bodyguard. Halaman samping dan belakang Mansion Stephenson sudah di rombak ulang untuk memperkecil kemungkinan adanya penyusup ke dalam mansion itu.“Alex, apa suamiku sudah menelpon?” tanya Megan ketika teringat pada EthanSudah bebe
[“Katakan saja,”] ucap dokter Helena.[“Bisakah kakak ipar bersabar menemani kakakku seumur hidupnya? Maksudku, aku minta maaf karena sudah memaksa kalian untuk menikah. Aku akan bertanggung jawab kalau terjadi sesuatu padamu, kakak ipar,”] ucap Megan terdengar kasihan.Dokter Helena menarik nafas panjang lalu tersenyum lagi mendengar ucapan Megan. Sejujurnya menikah dengan Gregory tidak buruk juga. Toh, dia bukan lagi anak remaja yang harus merasakan cinta berbunga-bunga. Apalagi perlakuan Gregory padanya bisa dibilang cukup lembut.[“Aku bisa bertanggung jawab terhadap hidupku sendiri, Megan. Takdir yang membawa kami bertemu lalu menikah. Kamu hanya perantaranya saja. Well, jangan memikirkan yang seharusnya tidak perlu kau pikirkan. Aku dan kakakmu baik-baik saja. Ada atau tidak ada anak, kakakmu sudah bilang tidak apa-apa. Kalau sudah seperti itu, mungkin aku bisa mempertimbangkan untuk bersamanya selamanya,”] ucap dokter Helena.“Wifey, makanannya sudah datang. Kamu mau sampai kap
Dokter Helena meremat keras sprei yang menjadi alas tidurnya. Gregory sudah berhasil mendobrak masuk pertahanan Dokter Helena. Membuat wanita itu menjerit kesakitan sekaligus mendesis penuh gairah. Tidak lagi pembuktian yang perlu diungkapkan dengan kata-kata ketika noda merah tercetak jelas di atas sprei.Gregory terus menggerakkan tubuhnya dengan konstan. Setiap kali bergerak masuk, dokter Helena merasakan antara tubuhnya terasa terbelah sekaligus nikmat yang amat sangat. Gregory tahu betul bagaimana membuat dokter Helena tidak berhenti memanggil namanya dengan suara yang terdengar sangat menggoda.“Terus! Percepat!” Dokter Helena tidak bisa menahan dirinya dan ikut bergerak mencari kepuasannya.Gregory semakin bersemangat menghujam tubuh dokter Helena sampai mereka mencapai klimaks bersamaan. Dokter Helena menjambak rambut Gregory, membenamkan kelelakiannya ke dalam tubuh istrinya dan memuntahkan benih calon anak mereka. Masih belum puas, Gregory kembali menggerakkan tubuhnya sampa
Gregory tidak sabaran membawa dokter Helena ke dalam kamar pengantin mereka. Dia bahkan sudah menyiapkan helikopter untuk membawa mereka ke sebuah hotel termahal di sana. Mereka akan menghabiskan tiga hari bermalam dan bersantai di president suite room hotel itu.“Tidak apa-apa kita meninggalkan pesta begitu saja?” tanya dokter Helena sambil melihat keluar jendela helikopter yang sudah terbang ke langit.“Kau juga tidak senang dengan pesta semacam itu ‘kan? Mulai sekarang biasakan. Ada waktunya kau harus menghadiri pesta bersamaku. Sebagai Nyonya Stephenson, hanya itu yang perlu kau perhatikan,” ucap Gregory juga menatap keluar jendela.“Benarkah? Gampang sekali menjadi istrimu, Tuan Stephenson. Bagaimana dengan anak? Kau mau atau tidak?” tanya dokter Helena masih penasaran.“Aku sudah pernah bilang ‘kan. Megan yang akan melakukannya. Tapi kalau kau bersikeras, aku juga tidak keberatan membantumu. Sudah lama sekali sejak terakhir kali aku berolahraga,” sahut Gregory sambil tersenyum s
“Jadi kapan pernikahan kalian akan diadakan? Aku boleh usul?” tanya Ethan sambil mengelus lembut punggung Megan.Sejak beberapa hari ini Megan tidak mau melepaskannya sama sekali. Ethan harus selalu berada dalam jarak pandangnya atau Megan akan menjerit-jerit memanggil pria itu. Megan bahkan ikut ke kantor Wibisana Corp. hanya untuk menatap Ethan yang sedang sibuk bekerja. Untung saja kondisi kesehatan Megan dan kehamilannya sudah baik-baik saja.“Usul apa?” tanya Gregory memicingkan matanya curiga.“Boleh, usul aja yang banyak. Aku lagi malas mengurus pernikahanku,” sahut dokter Helena menyindir Gregory.Sejak dokter Helena menyetujui pernikahan itu, Gregory tidak membiarkannya hidup dengan tenang. Gregory memilih semua keperluan untuk pesta pernikahan dan juga mengundang banyak orang untuk merencanakan pernikahannya. Pendapat dokter Helena bahkan tidak didengar Gregory sama sekali.“Kamu ngambek, ya? Aku kan ingin yang terbaik untuk pernikahan kita. Sekali seumur hidup, kita berdua
“Eh, itu Alex sama siapa?” tanya dokter Helena sambil menunjuk ke arah Alex dan wanita itu.Keduanya secara bersamaan menoleh menatap dokter Helena dan berjalan mendekati mereka. Saat itu dokter Helena baru menyadari siapa wanita yang bersama dengan Alex.“Loh, suster Hanna? Kok bisa kesini? Ada apa?” tanya dokter Helena yang mengenali salah satu suster di rumah sakit Wibisana.“Dokter Helena, saya diminta mengantarkan obat untuk Nyonya Megan. Kebetulan ketemu Alex tadi di depan,” ucap suster Hanna lugas.Ucapan suster Hanna membuat Ethan, Gregory, dan dokter Helena saling pandang lalu tersenyum curiga. Ketiganya kompak memicingkan matanya menatap Alex yang terlihat salah tingkah. Wajah pria itu sudah memerah dan terlihat tidak berani menatap balik pada Tuannya.“Kalian kok sepertinya sangat akrab ya. Apa ada sesuatu?” tanya Gregory curiga.“Itu .. Tuan. Anu ….” Alex menelan salivanya sebelum memberanikan dirinya untuk menjawab.“Kami bersahabat waktu SMA, Tuan. Sudah lama kami tidak
Beberapa hari kemudian di Mansion Stephenson, semua orang sedang berkumpul untuk merayakan ulang tahun Megan. Gregory sudah menyiapkan sebuah pesta kebun di samping kolam renang hanya untuk keluarga dan orang-orang terdekat mereka. Bahkan bodyguard dan pelayan juga berkumpul untuk ikut merasakan hari bahagia bertambahnya usia Megan.Adam dan Marco sudah membaik dari luka-luka mereka dan datang ke mansion itu bersama istri masing-masing. Gwen dan Delia sekarang sibuk membantu suami mereka yang sedang memanggang daging dan ayam. Moji dan Boni juga tidak kalah datang membawa para istri mereka. Dan tampaknya kedua istri mereka saat ini sedang hamil muda.Ilham dan Michela tampak duduk berduaan di gazebo kayu di dekat kolam renang. Orang tua Ethan itu sedang bicara tentang rencana mereka untuk kembali rujuk. Michela berencana untuk tinggal di Mansion Wibisana untuk menjaga Megan yang sedang hamil. Sedangkan Ilham akan menyerahkan semua sahamnya pada Megan. Keputusan itu sudah Ilham sampaik