Aiden tidak banyak bicara, dia langsung mendekatkan wajahnya ke arah Diana. Lalu, dia menepuk-nepuk pipinya dengan lembut. Melihat akan hal itu Diana kembali bertanya."Pipinya kenapa? Gatel?"Diana memperhatikan pipi Aiden, tetapi tidak ada apa-apa di sana. Pipi Aiden terlihat mulus seperti biasanya, tidak ada noda jerawat ataupun bisul dan juga bentol.Justru, semakin hari Diana melihat Aiden semakin tampan saja. Diana merasa jika dirinya kini mulai jatuh cinta dengan semua perlakuan manis dari calom suaminya itu."Ck! Di kiss, Diana, Sayang. Baru aku terima ucapan terima kasih dari kamu," ucap Aiden seraya menaik turunkan alisnya.Sesekali meminta kiss boleh saja, pikir Aiden. Lagi pula hanya minta kiss di pipi saja, bukan minta cium bibir. Karena sepertinya permintaannya tidaklah keterlaluan."MODUS!" rutuk Diana seraya mendorong pipi Aiden.Aiden langsung tertawa seraya mengusap pipinya, tidak lama kemudian dia nampak melayangkan protesnya."Sakit Diana, kamu tuh jahat banget. Mi
Diana berusaha untuk memberontak, sayangnya dia merasa tubuhnya lemah dan tidak berdaya. Dia merasa kalau semua tulang terlepas dari tubuhnya, begitu sulit untuk bergerak apalagi lepas dari pria itu.Tidak lama kemudian tubuh Diana pun mulai melemah, pandangan matanya buram. Hingga akhirnya Diana benar-benar Kehilangan kesadarannya, tubuhnya ambruk di dalam pelukan pria tersebut."Tante---"Anak itu tidak berani meneruskan ucapannya, karena pria yang saat ini sedang memeluk tubuh Diana langsung memelototkan matanya. Hal itu membuat anak kecil tersebut ketakutan.Tanpa banyak bicara pria itu langsung membopong tubuh Diana, dia membawa Diana dengan berlari dan segera memasukkan tubuh lemah itu ke dalam mobil."Hati-hati, jangan sampai terluka. Nanti bos marah," ucap pria itu pada pria yang lainnya."Tanpa elu ngomong pun gue udah tahu, mending nggak usah banyak bacot!" jawab pria yang satunya.Setelah menidurkan Diana pada bangku penumpang, kedua pria itu melajukan mobilnya dengan begit
Aiden langsung menjambak rambutnya dengan kasar, dia merasa menyesal karena sudah membiarkan Diana pergi sendirian.Padahal, dia sangat tahu jika di luar sana ada Bara yang begitu menginginkan calon istrinya tersebut. Seharusnya dia menempatkan beberapa bodyguard untuk menjaga Diana."Ya Tuhan, tolonglah aku. Aku harus bagaimana? Ke mana aku harus mencari Diana?" tanya Aiden dengan frustasi.Setelah ditinggalkan oleh Angel, dia merasa hidupnya semakin bahagia karena bisa dipertemukan dengan Diana. Jika dia tidak bisa menemukan Diana, pasti rasanya akan sangat hancur.Selain karena dia begitu mencintai Diana, dia merasa tidak becus sebagai lelaki. Dia tidak bisa menjaga wanitanya. Wajah Aiden terlihat begitu kusut, rambutnya bahkan terlihat acak-acakan karena sedari tadi dia terus saja menjambak rambutnya.Hal itu membuat sang manajer Kafe merasa turut bersalah, karena Diana hilang masih dalam lingkungan Kafe tersebut.Sang manajer ikut berpikir bagaimana caranya agar Diana bisa ditemu
Bara tersenyum senang ketika merasakan kembali bibir Diana yang terasa begitu manis, setelah beberapa bulan tidak bisa menemukan Diana, kini dia bisa melihat wajah wanita itu kembali.Bahkan, Bara bukan hanya bisa melihat wajah Diana. Namun, sepertinya pagi ini Bara akan bisa merasakan nikmatnya tubuh Diana kembali."Kamu benar-benar sangat cantik dan juga seksi, Sayang."Setelah mengecup bibir Diana beberapa kali, Bara memandang wajah Diana dengan penuh rindu. Dulu dia hanya ingin memanfaatkan wanita itu untuk menjadi Ibu dari anak-anaknya.Namun, saat ini dia merasa jika dirinya mulai mencintai Diana. Dia tidak ingin berpisah dari Diana, dia sudah tidak sabar untuk melihat Diana bercerai dari Aiden. Padahal, pernikahan mereka saja belum terjadi. Namun, Bara sudah mengharapkan perceraian dari Diana.Bara bahkan sudah merencanakan hal yang di luar dugaan, setelah Diana menikah dengan Aiden, dia akan membuat pria itu membenci Diana.
Aiden dan juga wanita yang bekerja sebagai resepsionis itu langsung menolehkan wajahnya ke arah anak sang pemilik hotel, wanita itu langsung membungkuk hormat kepada pria muda itu."Ada apa ini?" tanyanya kembali.Aiden seolah ragu untuk mengatakan apa yang terjadi, karena dia melihat seorang anak kecil yang berada di hadapannya dan dia menegurnya."Tuan, tolong jawab ada apa?" tanya pria tampan itu lagi."Calon istriku sedang dalam bahaya, saya ingin meminjam kunci cadangannya. Apakah bisa?" tanya Aiden dengan ragu.Melihat tatapan Aiden yang seolah meragukan dirinya, pria kecil itu pun nampak berkata."Aku memang masih kecil, Paman. Tapi, di sini aku mempunyai kekuasaan. Jadi, jangan memandang remeh seperti itu kepadaku."Pria kecil itu terlihat menyombongkan dirinya, terasa sangat menggemaskan. Jika saja Aiden tidak sedang dalam keadaan terdesak, sudah dapat dipastikan dia akan menggendong anak itu dan mencubit pipinya dengan gemas."Kalau memang seperti itu, tolong Paman. Tolong p
Rasanya Aiden sangat malu ditegur seperti itu oleh anak kecil yang ada di hadapannya, dia terlalu fokus kepada Diana sehingga melupakan kebaikan dari anak kecil tersebut."Eh? Maaf, aku terlalu panik. " Aiden menggaruk tengkuk lehernya yang tidak gatal.Baru kali ini dia bertemu dengan anak kecil yang begitu percaya diri, anak itu juga terlihat menyebalkan. Anak itu bahkan terlihat sombong, tetapi anak itu mempunyai sisi baik yang tidak boleh diabaikan."Kalau begitu, cepat katakan terima kasih kepadaku. Setelah itu aku akan pergi," ucap pria kecil itu setengah memaksa.Aiden menghampiri pria kecil itu, dia berjongkok untuk mensejajarkan tinggi tubuhnya dengan pria tampan itu.Anak kecil yang sudah memudahkan jalannya untuk menolong Diana, tanpa bantuan anak itu, belum tentu Aiden bisa menyelamatkan Diana tepat waktu."Terima kasih karena kamu sudah menolongku, tanpa bantuanmu aku tidak tahu apa yang akan terjadi kepada calon istriku." Aiden mengusap lembut puncak kepala pria kecil it
Aiden begitu kaget dan juga benar-benar takut akan mendapatkan hukuman dari calon istrinya, Aiden bahkan memundurkan tubuhnya karena takut saat menatap mata Diana."Maaf, Yang. Aku gak ngapa-ngapain kamu kok, aku cuma--"Aiden menggaruk pelipisnya yang tidak gatal, dia bingung harus berkata apa. Karena tentunya dia sangat sadar kalau dirinya sudah lancang, dia sudah berani mencicipi bibir wanita itu tanpa persetujuan dari Diana.Namun, hal yang tidak terduga justru malah terjadi. Diana terlihat seperti orang linglung, sepertinya dia masih terkena pengaruh obat bius.Lebih tepatnya belum sadar sepenuhnya, dia hanya menatap Aiden dengan dahi yang mengerut dalam. Aiden menjadi bingung dibuatnya, dia tidak tahu harus melakukan apa.Tubuh Diana bahkan tidak bergerak sama sekali, hanya bola matanya saja yang bergerak ke kiri dan ke kanan."Sayang, kenapa kamu diam saja? Kenapa kamu menatapku seperti itu?" tanya Aiden karena tidak tahan melihat Diana yang hanya diam saja seraya menatap matan
"Aku gak nantangin, cuma bercanda doang. Mas terlalu serius," ujar Diana.Diana tidak menyangka jika Aiden akan melakukan hal tersebut, karena saat pertama kali dia bertemu dengan pria itu, dia begitu baik dan juga sangat menjaga dirinya.Aiden terlihat begitu alim, bahkan dia sangat menjaga Angel sebagai kekasih hatinya saat itu. Bahkan, kala itu Angel sampai berselingkuh karena dia merasa jika Aiden tidak bisa memberikan kepuasan batin kepada dirinya.Aiden beralasan ingin menjaga cintanya, dia tidak mau merusak masa depan Angel sebelum menikah dengannya. Akan tetapi, kini Aiden berubah dengan drastis. Sikap yang benar-benar membuat Dia a geleng-geleng kepala.Bahkan, saat ini justru Aiden terlihat begitu tidak sabar untuk segera melakukan penyatuan dengan dirinya. Diana jadi bertanya-tanya di dalam hatinya, mungkinkah sebuah pepatah yang menyatakan jika janda itu lebih menggoda adalah hal yang benar?Karena Aiden seolah tidak tahan saat berdekatan dengan dirinya, Aiden seolah tidak
Beberapa bulan kemudian.Usaha toko kue yang dibuat oleh Diana, Aiden dan Bagas ternyata berjalan dengan lancar. Banyak pengunjung yang datang untuk membeli kue di sana, ada juga yang membeli kue dan menikmatinya di sana.Ya, mereka menyediakan beberapa meja dan juga bangku di depan halaman rumah sederhana yang Aiden beli. Bahkan, Aiden menanam banyak bunga di halaman rumahnya tersebut untuk mempercantik tampilan toko kuenya.Hal itu dia lakukan agar para pengunjung yang datang merasa sedang menikmati kue di sebuah taman, selain kuenya yang enak tempatnya juga terasa nyaman dan wangi bunga alami.Bahkan, Aiden memanfaatkan sedikit lahan yang masih ada di samping rumahnya untuk menanam sayuran hidroponik. Jika sayuran-sayuran tersebut sudah bisa panen, Aiden akan menjual sayuran tersebut ke pasar tanpa malu.Dia bertekad ingin menjadi seorang suami yang baik, suami yang bertanggung jawab terhadap istrinya. Terlebih lagi saat ini perut Diana sudah membesar, dokter berkata bulan depan ke
Aiden benar-benar merasa begitu bahagia karena dia kini akan menjadi seorang ayah, sebentar dia akan menimang buah hatinya dengan Diana.Pantas saja Diana di rasa berbeda, bentuk tubuhnya lebih berisi. Dua gunung kembar kesukaannya semakin padat dan besar, jika mereka sedang melakukan hubungan intim saja, milik Diana terasa lebih sempit dan juga legit.Awalnya Aiden mengira jika Diana terlalu banyak makan, makanya mulai bertambah bobot tubuhnya. Namun, dugaan Aiden ternyata salah.Diana berubah menjadi seperti itu karena ulah dari dirinya, karena dia yang selalu mengajak Diana untuk bercinta. Untuk merayakan hari kebahagiaannya Aiden ingin sekali mengajak istrinya untuk pergi jalan-jalan.Sayangnya, keadaan Aiden kini sedang di bawah. Aiden benar-benar harus ada dalam mode berhemat, karena uangnya sudah benar-benar menipis. Akhirnya, Aiden mengajak Diana untuk masuk ke dalam kamar.Setidaknya dia ingin mendapatkan pelukan hangat dari istrinya, dia ingin mendapatkan kecupan mesra dari
"Berteriaklah, karena tidak akan ada yang menolong kamu." Bara menatap wajah Diana dengan sengit."Lepaskan, Mas! Tolong lepaskan aku, aku---""Tidak akan! Kamu harus ikut ke dalam, kita akan menggugurkan bayi itu." Bara berusaha untuk menarik paksa tubuh Diana.Aiden yang menyaksikan akan hal itu benar-benar tidak terima, terlebih lagi Bara memperlakukan Diana dengan begitu kasar. Dia takut jika janin yang ada di dalam kandungan istrinya akan kenapa-kenapa.Di sana ada calon generasi penerusnya, walaupun kini keadaannya sedang terpuruk, tetapi setidaknya bayi itu yang akan menguatkan dirinya. Calon bayi itu yang akan memberikan dirinya semangat untuk mencari pekerjaan yang lebih baik untuk menghidupi Diana dan juga bayi mereka.Dengan sekuat tenaga Aiden berusaha untuk bangun, lalu dia melangkahkan kakinya untuk menghampiri Bara dan juga Diana. Dia buang masker dan topinya, tanpa aba-aba Aiden langsung memberikan bogem mentah tepat di rahang Bara."Argh!" teriak Bara dan juga Diana s
Aiden terdiam di balik gerbang seraya memperhatikan apa yang dilakukan oleh Diana dan juga Bara, dia juga menajamkan pendengarannya agar bisa mendengar apa yang akan diobrolkan oleh Diana dan juga Bara.Walaupun jantungnya berdebar dengan begitu kencang, tetapi dia berusaha untuk menenangkan hatinya dan juga pikirannya.Pernah diselingkuhi oleh Angel, tentu saja hal ini membuat dia bisa berusaha untuk bersikap lebih tenang walaupun memang hatinya merasa begitu was-was.Dia memang bisa berusaha untuk menenangkan hatinya, tetapi tubuhnya bergetar dengan begitu hebat. Lututnya terasa begitu kopong dan sulit untuk digerakkan, dia hanya bisa duduk seraya menyandarkan punggungnya pada gerbang yang ada di sana."Ayo Diana, Sayang. Kita masuk ke dalam, aku sudah tidak sabar ingin berbicara dengan kamu. Aku sudah tidak sabar untuk melepas rindu dengan kamu, bukankah kamu datang untuk melepas rindu denganku?" tanya Bara dengan begitu percaya diri.Diana masih terdiam seraya menatap wajah Bara d
Pagi ini wajah Aiden terlihat lebih sumringah, tentu saja hal itu terjadi karena dia sudah mendapatkan servis terbaik dari istrinya. Walaupun memang istrinya sempat menolak untuk naik ke atas tubuhnya, tetapi dia merasa puas dengan pergulatan panas pagi ini.Selepas sarapan pagi, Aiden kembali bersiap untuk pergi. Walaupun perusahaan Roderick tidak bisa diselamatkan, setidaknya dia ingin mencari pekerjaan baru.Tidak mengapa baginya jika harus merintis dari awal, dia tidak keberatan jika harus bekerja di perusahaan orang lain. Yang terpenting baginya, dia bisa menafkahi istrinya, Ia harus bisa membiayai kehidupan mertuanya.Setelah selesai bersiap, Aiden terlihat hendak keluar dari dalam kamarnya. Namun, niatnya dia urungkan karena mendengar ponsel milik istrinya berdering. Aiden menata ponsel milik istrinya dengan dahi yang mengernyit dalam, karena di sana tertera nomor yang tidak dia kenal.Tidak lama kemudian, dering ponsel itu pun berhenti. Namun, satu pesan chat masuk ke dalam po
Pagi-pagi sekali Diana sudah terbangun dari tidurnya, dia tersenyum karena ternyata Aiden masih terlelap di dalam pelukannya. Sudah dua hari dia tidur tanpa suaminya, malam ini rasanya dia begitu senang karena bisa tidur kembali dengan Aiden.''Selamat pagi, Sayang." Diana mengecup bibir Aiden dengan penuh cinta, tangan Diana bahkan terlihat mengusap dada suaminya.Rindu?Tentu saja Diana begitu rindu terhadap suaminya, pria yang sudah memperistrinya tanpa melihat kasta. Aiden begitu tulus mencintai Diana, Aiden bahkan begitu baik dalam memperlakukan bapaknya.Aiden yang mendapatkan perlakuan seperti itu langsung membuka matanya, dia tersenyum dengan begitu manis ketika melihat wajah Diana.Wajah wanita yang selalu dia rindukan, wajah wanita yang selalu membuat dirinya bersemangat dalam menjalani hari-harinya."Kamu sudah bangun?" tanya Aiden.Melihat raut wajah Diana yang baik-baik saja Membuat Aiden bisa bernapas dengan lega, padahal dia sempat berpikir jika Diana akan kecewa karen
Alif datang menjemput Diana dan juga Bagas untuk pergi ke kediaman mereka yang baru, sedangkan Aiden kembali pergi entah ke mana. Karena pria itu tidak memberitahukan Diana jika dia akan pergi ke suatu tempat.Diana sangat paham jika suaminya kini sedang ada dalam keterpurukan, maka dari itu dia tidak berani untuk mengatakan apa pun.Diana sempat mencoba untuk menghubungi nomor ponsel suaminya, dia berniat untuk memberikan semangat kepada suaminya tersebut.Sayangnya, Diana harus kembali merasakan kecewa. Karena ternyata nomor ponsel suaminya tidak aktif, dia tidak bisa menghubungi nomor suaminya tersebut.Melihat putrinya yang hanya terdiam dengan raut kekecewaan, Bagas mengelus lembut punggung putrinya. Lalu, dia memberikan semangat kepada putrinya tersebut."Kamu jangan bersedih seperti itu, doakan saja suami kamu. Siapa tahu di luar sana dia sedang berjuang untuk bisa membahagiakan kamu," ujar Bagas.Diana menghela napas sepenuh dada, dia tersenyum hangat lalu dia menolehkan wajah
Waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh malam, tetapi Aiden belum juga pulang. Diana benar-benar merasa khawatir, terlebih lagi saat dia menghubungi nomor ponsel suaminya, ternyata nomor ponsel Aiden tidak aktif.Jangankan untuk tidur, untuk melaksanakan makan malam saja Diana seakan begitu enggan. Bagas sudah membujuk Diana untuk makan bersama, tetapi dia merasa begitu enggan dan juga merasa tidak lapar.Diana hanya berkata jika dia lapar, maka nanti dia akan ke dapur untuk makan sendiri. Bagas hanya bisa mengalah dan masuk ke dalam kamarnya untuk beristirahat.Terlebih lagi Diana mendapatkan dua pesan yang membuat dirinya tidak bisa tenang, Diana jadi menduga-duga jika itu adalah pesan dari Bara.Namun, dia mencoba untuk melupakan pesan singkat tersebut. Diana bahkan langsung menghapus pesan chat tersebut, dia takut jika nantinya akan menjadi bahan perdebatan bersama dengan Aiden."Ke mana mas Aiden? Kenapa belum pulang juga?" tanya Diana.Diana turun dari tempat tidur, kemudian dia b
Satu minggu sudah Diana dan juga Aiden tinggal di luar kota, bukan hanya sekedar melakukan pengembangan bisnis. Namun, mereka seperti terlihat sedang melakukan bulan madu.Setelah pekerjaan selesai, Aiden akan mengajak Diana untuk pergi jalan-jalan. Aiden akan menghabiskan waktu bersama dengan Diana di luar, entah itu untuk makan, hanya sekedar jalan-jalan dan pergi untuk mencari jajanan khas daerah tersebut.Hari ini adalah hari terakhir Diana dan juga Aiden berada di kota tersebut, mereka berdua sedang berkeliling kota untuk mencari oleh-oleh.Aiden berkata mereka tidak perlu membeli oleh-oleh yang banyak, lagi pula dia tidak memiliki saudara yang banyak. Tante Alicia pun berada di luar negeri, beli oleh-oleh sedikit saja untuk Bagas dan juga asisten yang berada di rumahnya.Namun, Diana malah membeli banyak sekali makanan. Dia juga membeli beberapa kerajinan khas daerah sana seperti gelang dan juga kalung, bahkan dia juga memberi topi berhiaskan cangkang kerang."Yang, aku mau beli