Pagi ini Diana sudah terlihat lebih tenang, dia bahkan sudah cantik seperti biasanya. Balutan baju mahal membuat penampilan Diana memang lebih cantik dan elegan.Pantas saja Bara semakin tergila-gila saja kepada Diana yang memang memiliki paras manis dan juga imut. Wajah Diana memang tidak secantik Lisa blackpink, tetapi wajahnya terlihat sangat manis dan tidak membosankan saat dipandang.Aiden memang sengaja memantaskan penampilan Diana, agar wanita itu terlihat lebih berkelas. Bukan karena menghina penampilan Diana yang dulu, tetapi Aiden hanya ingin melihat Diana yang berpenampilan lebih baik."Sudah siap berangkat?" tanya Aiden kepada Diana yang sudah mulai melangkahkan kakinya menuju halaman rumah.Diana tersenyum hangat ke arah calon suaminya itu, lalu dengan cepat dia menjawab pertanyaan dari Aiden."Sudah," jawab Diana singkat.Aiden membalas senyuman Diana, lalu dia berdiri tepat di hadapan calon istrinya. Wanita yang sudah hampir tiga bulan ini selalu bersama dengan dirinya.
Aiden tidak banyak bicara, dia langsung mendekatkan wajahnya ke arah Diana. Lalu, dia menepuk-nepuk pipinya dengan lembut. Melihat akan hal itu Diana kembali bertanya."Pipinya kenapa? Gatel?"Diana memperhatikan pipi Aiden, tetapi tidak ada apa-apa di sana. Pipi Aiden terlihat mulus seperti biasanya, tidak ada noda jerawat ataupun bisul dan juga bentol.Justru, semakin hari Diana melihat Aiden semakin tampan saja. Diana merasa jika dirinya kini mulai jatuh cinta dengan semua perlakuan manis dari calom suaminya itu."Ck! Di kiss, Diana, Sayang. Baru aku terima ucapan terima kasih dari kamu," ucap Aiden seraya menaik turunkan alisnya.Sesekali meminta kiss boleh saja, pikir Aiden. Lagi pula hanya minta kiss di pipi saja, bukan minta cium bibir. Karena sepertinya permintaannya tidaklah keterlaluan."MODUS!" rutuk Diana seraya mendorong pipi Aiden.Aiden langsung tertawa seraya mengusap pipinya, tidak lama kemudian dia nampak melayangkan protesnya."Sakit Diana, kamu tuh jahat banget. Mi
Diana berusaha untuk memberontak, sayangnya dia merasa tubuhnya lemah dan tidak berdaya. Dia merasa kalau semua tulang terlepas dari tubuhnya, begitu sulit untuk bergerak apalagi lepas dari pria itu.Tidak lama kemudian tubuh Diana pun mulai melemah, pandangan matanya buram. Hingga akhirnya Diana benar-benar Kehilangan kesadarannya, tubuhnya ambruk di dalam pelukan pria tersebut."Tante---"Anak itu tidak berani meneruskan ucapannya, karena pria yang saat ini sedang memeluk tubuh Diana langsung memelototkan matanya. Hal itu membuat anak kecil tersebut ketakutan.Tanpa banyak bicara pria itu langsung membopong tubuh Diana, dia membawa Diana dengan berlari dan segera memasukkan tubuh lemah itu ke dalam mobil."Hati-hati, jangan sampai terluka. Nanti bos marah," ucap pria itu pada pria yang lainnya."Tanpa elu ngomong pun gue udah tahu, mending nggak usah banyak bacot!" jawab pria yang satunya.Setelah menidurkan Diana pada bangku penumpang, kedua pria itu melajukan mobilnya dengan begit
Aiden langsung menjambak rambutnya dengan kasar, dia merasa menyesal karena sudah membiarkan Diana pergi sendirian.Padahal, dia sangat tahu jika di luar sana ada Bara yang begitu menginginkan calon istrinya tersebut. Seharusnya dia menempatkan beberapa bodyguard untuk menjaga Diana."Ya Tuhan, tolonglah aku. Aku harus bagaimana? Ke mana aku harus mencari Diana?" tanya Aiden dengan frustasi.Setelah ditinggalkan oleh Angel, dia merasa hidupnya semakin bahagia karena bisa dipertemukan dengan Diana. Jika dia tidak bisa menemukan Diana, pasti rasanya akan sangat hancur.Selain karena dia begitu mencintai Diana, dia merasa tidak becus sebagai lelaki. Dia tidak bisa menjaga wanitanya. Wajah Aiden terlihat begitu kusut, rambutnya bahkan terlihat acak-acakan karena sedari tadi dia terus saja menjambak rambutnya.Hal itu membuat sang manajer Kafe merasa turut bersalah, karena Diana hilang masih dalam lingkungan Kafe tersebut.Sang manajer ikut berpikir bagaimana caranya agar Diana bisa ditemu
Bara tersenyum senang ketika merasakan kembali bibir Diana yang terasa begitu manis, setelah beberapa bulan tidak bisa menemukan Diana, kini dia bisa melihat wajah wanita itu kembali.Bahkan, Bara bukan hanya bisa melihat wajah Diana. Namun, sepertinya pagi ini Bara akan bisa merasakan nikmatnya tubuh Diana kembali."Kamu benar-benar sangat cantik dan juga seksi, Sayang."Setelah mengecup bibir Diana beberapa kali, Bara memandang wajah Diana dengan penuh rindu. Dulu dia hanya ingin memanfaatkan wanita itu untuk menjadi Ibu dari anak-anaknya.Namun, saat ini dia merasa jika dirinya mulai mencintai Diana. Dia tidak ingin berpisah dari Diana, dia sudah tidak sabar untuk melihat Diana bercerai dari Aiden. Padahal, pernikahan mereka saja belum terjadi. Namun, Bara sudah mengharapkan perceraian dari Diana.Bara bahkan sudah merencanakan hal yang di luar dugaan, setelah Diana menikah dengan Aiden, dia akan membuat pria itu membenci Diana.
Aiden dan juga wanita yang bekerja sebagai resepsionis itu langsung menolehkan wajahnya ke arah anak sang pemilik hotel, wanita itu langsung membungkuk hormat kepada pria muda itu."Ada apa ini?" tanyanya kembali.Aiden seolah ragu untuk mengatakan apa yang terjadi, karena dia melihat seorang anak kecil yang berada di hadapannya dan dia menegurnya."Tuan, tolong jawab ada apa?" tanya pria tampan itu lagi."Calon istriku sedang dalam bahaya, saya ingin meminjam kunci cadangannya. Apakah bisa?" tanya Aiden dengan ragu.Melihat tatapan Aiden yang seolah meragukan dirinya, pria kecil itu pun nampak berkata."Aku memang masih kecil, Paman. Tapi, di sini aku mempunyai kekuasaan. Jadi, jangan memandang remeh seperti itu kepadaku."Pria kecil itu terlihat menyombongkan dirinya, terasa sangat menggemaskan. Jika saja Aiden tidak sedang dalam keadaan terdesak, sudah dapat dipastikan dia akan menggendong anak itu dan mencubit pipinya dengan gemas."Kalau memang seperti itu, tolong Paman. Tolong p
Rasanya Aiden sangat malu ditegur seperti itu oleh anak kecil yang ada di hadapannya, dia terlalu fokus kepada Diana sehingga melupakan kebaikan dari anak kecil tersebut."Eh? Maaf, aku terlalu panik. " Aiden menggaruk tengkuk lehernya yang tidak gatal.Baru kali ini dia bertemu dengan anak kecil yang begitu percaya diri, anak itu juga terlihat menyebalkan. Anak itu bahkan terlihat sombong, tetapi anak itu mempunyai sisi baik yang tidak boleh diabaikan."Kalau begitu, cepat katakan terima kasih kepadaku. Setelah itu aku akan pergi," ucap pria kecil itu setengah memaksa.Aiden menghampiri pria kecil itu, dia berjongkok untuk mensejajarkan tinggi tubuhnya dengan pria tampan itu.Anak kecil yang sudah memudahkan jalannya untuk menolong Diana, tanpa bantuan anak itu, belum tentu Aiden bisa menyelamatkan Diana tepat waktu."Terima kasih karena kamu sudah menolongku, tanpa bantuanmu aku tidak tahu apa yang akan terjadi kepada calon istriku." Aiden mengusap lembut puncak kepala pria kecil it
Aiden begitu kaget dan juga benar-benar takut akan mendapatkan hukuman dari calon istrinya, Aiden bahkan memundurkan tubuhnya karena takut saat menatap mata Diana."Maaf, Yang. Aku gak ngapa-ngapain kamu kok, aku cuma--"Aiden menggaruk pelipisnya yang tidak gatal, dia bingung harus berkata apa. Karena tentunya dia sangat sadar kalau dirinya sudah lancang, dia sudah berani mencicipi bibir wanita itu tanpa persetujuan dari Diana.Namun, hal yang tidak terduga justru malah terjadi. Diana terlihat seperti orang linglung, sepertinya dia masih terkena pengaruh obat bius.Lebih tepatnya belum sadar sepenuhnya, dia hanya menatap Aiden dengan dahi yang mengerut dalam. Aiden menjadi bingung dibuatnya, dia tidak tahu harus melakukan apa.Tubuh Diana bahkan tidak bergerak sama sekali, hanya bola matanya saja yang bergerak ke kiri dan ke kanan."Sayang, kenapa kamu diam saja? Kenapa kamu menatapku seperti itu?" tanya Aiden karena tidak tahan melihat Diana yang hanya diam saja seraya menatap matan