Talak bab 16."Hendra! Kau harus mencari perempuan sialan itu. Beraninya dia menjual rumah, tanpa berunding dengan kita. Beberapa preman datang dan mengusir kita, bagaimana ini?"Baru saja keluar dari lift. Hendra sudah mendengar omelan ibunya, dia tak menyangka kejutan yang Rani katakan, adalah kedatangan ibunya membawa kabar soal rumah yang di jual.Dia menoleh ke arah lift yang baru saja terbuka. Di sana Rani dan Sean melangkah sembari berpegangan tangan, melihat kedatangan Rani mantan ibu mertuanya melotot, karena tak menyangka bisa bertemu menantu yang sangat dia benci."Bagus sekali, ternyata kau berada di sini. Kau pasti sedang berusaha mengejar Hendra lagi kan, sayang dia tak mungkin lagi mau dengan wanita sepertimu."Lama tak bertemu, mulut ibu Hendra masih setajam dulu. Dia bicara tanpa melihat keadaan, bahkan dia tak melihat cara Sean memperlakukan Rani."Apa kabar, Bu? Lama tak bertemu, tuh mulut masih aja pedas," sindir Rani dengan kesal.Mendengar Rani menyindirnya membu
"Aku tak bisa, memberitahumu soal rahasiaku. Karena rahasia ini yang membuatku bisa membahagiakanmu, jadi nikmati saja pertunjukan yang aku persembahkan untukmu."Rani menepuk pipi Sean. Membuat pria itu kesal, apalagi saat melihat senyum di sudut bibir Rani. 'Aku harus mencaritahu soal rahasia Rani.' ucap Sean dalam hati."Sekarang bisa lepaskan tanganku, Sean? Sudah waktunya makan siang, aku akan pergi membelikan sesuatu untukmu."Perlahan Rani menarik tangannya. Sean juga tak berkeras menahan, Jadi dia bisa segera pergi. Setelah jauh dia mengambil ponselnya dan mengirim pesan pada seseorang.'Aku butuh beberapa fotonya. Permainan sudah mulai memanas," tulisnya dalam pesan itu. Setelah memastikan pesan di baca, dia terlihat menghapus pesan yang sudah terkirim.'jika aku bisa menjaga kewarasanku karena kematian Rara. Maka aku akan membuat kalian berdua yang kehilangan akal sehat." Rani mengepalkan tangannya, saat itu dia teringat bagaimana anaknya meregang nyawa.Rani mengangkat kepal
Talak bab 18"Bagaimana bisa terjadi? Apa yang kalian kerjakan seharian ini?!" pekik Sean dengan wajah kesal.Hanya beberapa jam saja dia tak datang ke kantor. Sudah terkena masalah sebesar ini, sebenarnya masalah ini sudah selesai saat dia datang, namun kecerobohan ini membuat keamanan perusahaan terancam."Siapa pelakunya? Apa kalian sudah temukan? Orang yang berani meretas keamanan perusahaan ini."Hening tak ada yang berani bersuara, kecuali seorang pria separuh baya. Dia adalah ketua tim IT perusahaan Sean. "Satu jam yang lalu Miko memberi perintah untuk mencari tahu soal istrimu. Kami temukan sesuatu yang mencurigakan, jadi mencoba membobolnya, siapa sangka ada sebuah jebakan dan virus tak di kenal menyerang kita. Untung bisa di atasi secepat mungkin, namun tetap a da data penting yang hilang."Mendengar penjelasan Pak Seno. Tangan Sena terkepal dengan erat, dia ingin tau siapa pelaku yang berani menyerangnya."Kami belum tau siapa pelakunya, tapi kami sempat mengetahui posisi
Talak bab (19)'Ada orang yang sedang menyelidiki identitasmu, Kak. Sayang, mereka terlalu kuat. Aku tak bisa menembusnya.'Terdengar suara seorang pria dari sebarang. Rani mengetuk ponselnya sembari menatap laptopnya, seolah berpikir sesuatu. 'Kalau begitu jaga barang milikku, awas rusak itu warisan tau.'Rani menarik napas lalu berpikir siapa yang berusaha mencari tahu tentang dirinya. Itu berarti ada yang mencurigai identitas lain miliknya, tapi siapa dan untuk apa? "Sedang apa, Ran?" Tanya Sean tiba-tiba. "Ah!" Pekik Rani sembari memutar tubuhnya.Dia semakin terkejut, saat hidungnya bersentuhan dengan hidung Sean. Dia buru-buru menghindar hingga membuatnya kehilangan keseimbangannya. "Rani!"Hanya itu yang Rani ingat, dia menutup mata dan melindungi wajahnya. Karena mengira akan jatuh menimpa lemari besar dari pohon Jati. Namun dia terkejut saat sebuah tangan memegang perutnya dan menahan agar dia tak jatuh ke depan, dia menghela napas lega karena Sean berhasil melindunginya. Na
Talak bab 20"Bagaimana? Kau senang sekarang."Rani bertanya sembari menatap Sean. Saat ini pria itu mematung, menatap kamar inap mantan mertua Rani. Wanita tua itu terbaring dengan kaki di balut perban."Kenapa tak kau buat dia mati saja?"Sean mengepalkan tangan menahan amarahnya. Wanita tua di depan sana adalah biang kehancuran ibunya, wanita yang melahirkan dirinya harus berakhir depresi."Tidak, kematian terlalu enak untuknya. Aku akan membuatnya mengalami apa yang ibumu jalani, jika ibumu masuk rumah sakit jiwa karena depresi. Wanita jahat itu akan masuk dalam keadaan sadar."Rani memutar tubuhnya meninggalkan Sean. Dia tak mau berlama-lama menatap mantan mertuanya, banyak hal yang harus dia lakukan untuk membalas dendam."Tunggu, apa maksud ucapanmu, Ran?" tanya Sean bingung."Kau tau jelas apa yang aku maksudkan, Sean. Jadi tak perlu menyimpannya lagi, karena aku sudah tau."Rani membuka pintu mobil dan duduk di belakang, Sean mengikuti dengan patuh. Rani tersenyum melihat ti
Talak bab 21"Ada apa mencari istriku? Jangan mencoba menguji kesabaranku. Kau hanya pekerja di sini, jadi jaga kesopanan dan perbaiki cara memanggil nama istriku!" pekik Sean dengan emosi.Hendra dan berapa orang pegawai lain terkejut mendengar teriakan Sean. Mereka tak menyangka pria itu bisa lepas kendali di depan umum, sesaat kemudian Hendra menenangkan diri dan melangkah, menuju ke arah pemilik perusahaan tempatnya bekerja."Istrimu itu harus bertanggungjawab, karena menyebabkan ibuku masuk rumah sakit. Hanya dia satu-satunya orang yang membencinya, jadi aku yakin dia penyebab ibuku jatuh dari kamar mandi."Hendra berkata dengan percaya diri. Ucapannya membuat beberapa orang menatap tak percaya, namun mereka ingat kejadian saat Rani bertemu dengan ibu Hendra sebelumnya."Bicara harus ada bukti dan saksi. Apa kau percaya, kali ini aku bisa menjebloskan siapapun yang mencemarkan nama Rani, karena sekarang dia istriku."Sean menatap semua orang yang kemudian langsung terdiam. Begitu
Talak bab 22“Kerja bagus, tapi kau harus tetap waspada. Wanita itu bukan orang biasa, ada seseorang di belakangnya yang membuatnya, begitu percaya diri saat melawan kita."Sean mengingatkan tentang Ita. Dia sendiri belum tau, siapa orang di belakang wanita itu. "Kau benar, karena itu dia masih aku letakkan, di tempat yang bisa kita awasi. Wanita itu licin seperti belut, aku belum temukan sesuatu yang mencurigakan darinya," ujar Miko pelan. "Anehnya, Rani bisa menemukan soal penyelewengan yang dia lakukan. Apa kita salah tentang Rani?" sela Sean lagi."Nah itu dia masalahnya. Aku tak temukan sesuatu yang mengganjal soal Rani, dia benar-benar wanita rumahan. Pekerjaan terakhirnya merawat lelaki lumpuh."Miko terpaksa mengulang lagi laporan tentang Rani. Dia sebenarnya juga curiga, tapi tak punya cara untuk membuktikannya. Apa yang tersembunyi tentang istri Sean itu."Tuan Miko!"Sean dan Miko terkejut, saat seorang pria membuka pintu tiba-tiba. Dari wajahnya terlihat dia sedang cemas."
Talak bab 23"Apa yang kau lakukan di sini, Ran?"Rani tersenyum saat melihat kedatangan Hendra. Sejak kejadian di Kampus Rani sudah tau siapa dalangnya.Maka Rani pun berinisiatif untuk mendatangi orang itu, yang tak lain wanita yang akan dijodohkan dengan mantan suaminya itu. Namun, dia justru menemukan Hendra juga berada di sekitar tempat kerja “calon istri barunya”."Kenapa, Mas? Kebetulan saja, aku berada di sekitar sini. Jadi, sekalian saja melihat wanita yang akan kau nikahi.”Rani tetap tenang meski rasanya ingin sekali melemparkan barang pada mantannya itu. Ia lalu menatap Anita–cinta pertama suaminya.“Oh, iya. Janda ini yang ibu tawarkan untuk menjadi istri keduamu, Mas? Hebat juga janda ini, baru sebulan bercerai sudah punya calon suami."Orang yang mendengar ucapan Rani akan mengira, bahwa perempuan itu santai dan tak masalah jika Hendra menikahi Anita. Hanya saja, Rani tiba-tiba memasang senyum sinis saat melihat wajah pucat mantan calon madunya."Itu tidak benar. Aku ta
Rani berhenti menguap saat melihat di depan lobby perusahaannya penuh wartawan. Dia dan Sean saling pandang setelah itu sibuk mengaktifkan ponselnya, benar saja ratusan panggilan dan pesan masuk tanpa di buka.'Buka link ini.' Pesan Wendi. Pesan yang sama dari Marco, Gilang dan yang lainnya. Sean segera menyambar ponsel sang istri lalu membuka link dari Wendi. Sean terlihat marah begitu melihat Vidio lama Rani saat di bully."Berikan padaku." Rani merampas ponselnya dari tangan Sean. Meski dia tau Sean bukan marah padanya tapi tetap saja dia tak mau sang suami melihat keadaannya yang memalukan itu, apalagi dia tau vidio itu telah di edit sedemikian rupa. "Jangan menangis." Sean memeluk tubuh Rani yang mulai bergetar. Pria itu menghapus airmata di pipi sang istri dan menenangkan. Rani mencoba memejamkan mata untuk bersiap menghadapi wartawan, Sean menggenggam telapak tangannya dan meminta agar tidak keluar tapi Rani menolaknya. "Ini kesempatan bagus untuk menghancurkan Riri dan membe
Talak bab 202Rani menatap Marco dan Wendi yang duduk di depannya setelah memberikan laporan. Wanita itu tersenyum sinis sembari mengetukkan jarinya di atas meja. "Lawan yang lumayan tangguh, kelicikan mereka patut mendapatkan acungan jari jempol. Kali ini Hardian yang mereka gigit sampai mati." Rani tertawa sinis."Ada bagusnya juga jadi aku bisa menendang mereka dengan kekuatanku sendiri. Kalian bisa istirahat sisanya biar aku yang membereskannya." Rani kembali menyibukkan diri dengan pekerjaannya. Di Sedangkan Marco dan Wendi menikmati camilan buatan Rani. "Sebenarnya aku kasihan dengan teman kedua wanita itu. Dia hanya ingin menjilat tapi baru mulai langsung jadi korban fitnah, siapa sangka dia akan menjadi tersangka hanya karena meletakkan lipstik di dalam tas menjadi meletakkan narkoba." Wendi teringat pada wanita yang menangis sembari memohon saat di kantor polisi."Justru para penjilat seperti itu yang pantas di musnahkan, mereka yang punya andil besar untuk menyakiti orang ya
Talak bab 201"Kau sudah gila, Sean!" pekik Rani saat melihat siapa orang-orang yang ada di dalam kantor polisi. "Kau bahkan membawa orang dari dinas pendidikan, juga Kepala sekolah yang lama." Rani merasa kakinya lemas. Uang menyelesaikan masalah yang tak dia selesaikan selama lebih dari sepuluh tahun."Setelah masalah ini selesai, kau harus mengalihkan sebagian hartamu padaku," dengus Rani dengan kesal. "Macam orang miskin aja gayamu." Sean juga tak mau kalah mencibir istrinya tanpa menyadari di belakang mereka Della dan Hardian sudah sampai, mereka mendengar suami-istri itu bercanda berdua. "Cepat jalan!" Sean dan Rani berbalik saat mendengar bentakan itu.Mereka tersenyum melihat Della dan Hardian datang. Sean merengkuh bahu sang istri menghindari Della dan Hardian, kedua orang itu terpaksa melangkah masuk dan terpekik saat melihat keluarga mereka datang. "Anak kurang ajar, kau membuat keluarga kita malu." Della jatuh setelah sang ibu mendorongnya. Wanita itu meringis saat merasaka
Talak bab 200Wendi dan Marco terlihat duduk sambil cemberut. Mereka kesal karena harus mengikuti permintaan Rani, sedangkan Sean terlihat diam sembari menggenggam telapak tangan sang istri. "Selama ini aku tidak berada di sampingmu saat kau membutuhkanku, tapi saat ini aku akan menemanimu untuk bermain sampai puas." Sean mengecup kening Rani lalu membiarkannya keluar dari mobil.Rani berdiri di depan hotel tempat reuni di adakan. Dia tersenyum walau terlihat getir, dia tau sudah waktunya dia membalas apa yang dia dapatkan selama sekolah dulu. "Sayang tenang saja aku ada di belakangmu. Bermain saja sepuasmu urusan lainnya aku yang akan membereskannya," ujar Sean dari dalam mobil.Rani berbalik sebentar lalu menganggukkan kepala. Setelah itu dia berjalan menuju ke dalam hotel, dengan senyum di bibir dia menghampiri kerumunan orang yang pasti sedang menunggunya. "Kau berjalan kaki apa tidak naik mobil, Ran?" tanya seseorang seperti yang dia duga mereka memang menunggunya."Naik, tapi tur
Talak bab 199Marco berdiri di depan Rani dengan kepala menunduk. Dia menatap berkas di tangannya, namun tak berani menyerahkan pada wanita itu. Wendi yang juga berada di ruangan itu bersama Rani merasa heran, karena merasa bosan dengan keraguan Marco, maka Wendi segera merampas berkas itu dan menyerahkan pada Rani. Hanya saja Wendi tidak menyangka setelah itu Marco akan kabur begitu saja. Merasa ada yang aneh pria itu segera berdiri dan bersiap untuk melarikan diri, sayangnya dia terlambat karena Rani sudah menarik kerah bajunya dan menjambak rambutnya dengan keras. "Brengsek, Sean mengenal Della wibisana!" Mendengar ucapan Rani membuat otak Wendi nyaris meledak. Pantas saja Marco Kabur secepat kilat dan dia dengan bodohnya mengorbankan diri menerima kemarahan Rani. "Pergi, bantu Marco menyelidiki sejak kapan mereka kenal!" Rani kembali berteriak membuat Wendi segera keluar dari ruangan Rani. Begitu sampai depan pintu matanya berkilau, saat melihat Sean datang membawa banyak bungku
Talak bab 198Wendi menatap tajam dua orang di depannya. Dia kesal karena menangkap adegan tak pantas di dalam lift. Saat dia sedang kesal, Sean dan Rani tengah bercumbu dengan penuh nafsu.Jika dia tidak menarik kerah baju Sean, pria itu tidak akan pernah tau kalau pintu lift sudah terbuka cukup lama. Bukannya malu Sean sempat mencium lagi bibir sang istri sebelum membawanya keluar dan berjalan menuju ke ruangan Wendi."Bersihkan bibirmu itu." Wendi melemparkan kotak tisu di depan Sean, sedangkan Rani langsung kabur ke kamar mandi membenarkan lipstiknya. "Kau sudah cukup dewasa dan tau rasanya pisah lama dengan wanitamu. Jangan bilang kau belum menyentuh gadis itu?" Sean menunjuk pada foto di meja Wendi.Wajah seorang gadis yang mengorbankan diri demi Rani dan Wendi. Gadis satu-satunya yang menguasai jiwa dan raga Wendi, mendengar pertanyaan Sean membuat Wendi meringis karena dia memang belum menyentuh pujaan hatinya itu."Tunggu apa lagi? Nikahi dia. Jika kau tak berani maka biarkan
Talak bab 197Rumah keluarga Narendra gempar saat Rani kembali membawa kedua anaknya pulang. Kedua orang tua Rani dan kedua orang tua Sean menangis, saat melihat kedua cucunya dalam keadaan sehat.Semua orang bahagia kecuali Sean. Pria itu menatap di kejauhan Rani tengah berbicara dengan Wendi, dia merasa marah dan cemburu namun tak mampu berbuat apa-apa. Jari lentiknya mengetuk meja dari pelan kemudian menjadi cepat saat melihat Rani memeluk Wendi. "Tetap di tempat, Daddy. Jika tidak mommy bisa mengamuk saat seseorang menganggu dia yang sedang bicara." Entah sejak kapan Junior sudah duduk di sampingnya. Menatap seolah kasihan pada sang ayah.Sean menarik napas sembari menatap sang anak. Semakin lama anak ini semakin mirip Wendi selalu membuatnya kesal, lihat caranya bicara seolah dia bukan ayahnya. "Apa kau tau, Jun? Papi bisa mengirim dirimu pergi jika terus membuat Papi kesal," ancam Sean.Bukannya takut Junior malah menatap seolah tak percaya. Hal itu membuat Sean semakin kesal, t
Talak bab 196Di jalanan sepi terlihat sebuah mobil Fortuner melaju dengan sangat cepat. Di belakangnya terlihat beberapa motor mengejar, Lotus terlihat begitu tenang mengemudikan mobil Fortuner itu, di belakangnya Junior duduk sibuk dengan ponselnya.Meski berusia belia tapi anak itu mewarisi ketenangan Rani. Sesekali dia melirik ke belakang lalu memberi perintah, untuk melaju ke arah yang sudah dia tentukan. "Apa Tuan muda sudah menunggu di sana, Tuan Muda kecil?" tanya Lotus dengan suara masih terdengar santai. Junior tak menjawab tapi menganggukkan kepala. "Kita akan lihat siapa yang akan muncul duluan," jawab Junior dengan wajah tenang. Lotus membawa mobilnya menuju jalan yang sudah Junior tentukan. Di belakangnya para pengejarnya masih berusaha mengalahkan Lotus, tapi mereka resah karena orang yang mereka kejar sangat ahli mengemudi.Tak berapa lama Junior meminta Lotus melambatkan mobilnya. Para pengejar itu terlihat bingung namun mereka senang, karena mengira pekerjaan mereka
Talak bab 195Keluarga Narendra gempar saat mendengar penangkapan Stella. Tuduhannya tak main-main pengedar dan penyalahgunaan obat terlarang. Pihak rumah sakit segera menghubungi Sean, karena ada dugaan Stella menyalahgunakan jabatannya saat bekerja di rumah sakit mereka."Ini gila! Berani sekali wanita itu melakukan hal seperti ini." Sean meradang setelah mengetahui perbuatan Stella. Tak ada cara lain Sean juga melaporkan temuannya.Dalam beberapa hari Sean menghadapi banyak tekanan. Apalagi saat mendengar Margin juga di tangkap, saat sedang pesta seks dan narkoba di sebuah hotel. Nama baik rumah sakitnya harus terseret, karena Stella dan Margin pernah bekerja di tempatnya."Sial!" pekik Sean dengan kesal. Di depannya Miko hanya bisa diam, karena dia juga tidak tau cara menghadapi situasi mereka saat ini. "Kirim pengacara untuk menghadapi jika ada tuduhan dari Stella dan Margin. Mereka pasti tidak mau jatuh sendiri, pasti mencari kambing hitam." Sean memberi perintah pada Miko. Mere