Pembalasan dendam Sean dan Rani di mulai. apa yang akan di alami Hendra selanjutnya, yuk baca dan ikuti cerita ini. beri dukungan dengan memberikan Gems terima kasih. ikuti cerita saya yang lainnya. 1. Istriku Minta Cerai Setelah Aku Tagih Hutangnya. 2. Kunci Brangkas Rahasia Suamiku. 3. Maaf, Aku Pantang Cerai 4. Bawa Anak Lelakimu Pulang, Bu.
Talak bab 22“Kerja bagus, tapi kau harus tetap waspada. Wanita itu bukan orang biasa, ada seseorang di belakangnya yang membuatnya, begitu percaya diri saat melawan kita."Sean mengingatkan tentang Ita. Dia sendiri belum tau, siapa orang di belakang wanita itu. "Kau benar, karena itu dia masih aku letakkan, di tempat yang bisa kita awasi. Wanita itu licin seperti belut, aku belum temukan sesuatu yang mencurigakan darinya," ujar Miko pelan. "Anehnya, Rani bisa menemukan soal penyelewengan yang dia lakukan. Apa kita salah tentang Rani?" sela Sean lagi."Nah itu dia masalahnya. Aku tak temukan sesuatu yang mengganjal soal Rani, dia benar-benar wanita rumahan. Pekerjaan terakhirnya merawat lelaki lumpuh."Miko terpaksa mengulang lagi laporan tentang Rani. Dia sebenarnya juga curiga, tapi tak punya cara untuk membuktikannya. Apa yang tersembunyi tentang istri Sean itu."Tuan Miko!"Sean dan Miko terkejut, saat seorang pria membuka pintu tiba-tiba. Dari wajahnya terlihat dia sedang cemas."
Talak bab 23"Apa yang kau lakukan di sini, Ran?"Rani tersenyum saat melihat kedatangan Hendra. Sejak kejadian di Kampus Rani sudah tau siapa dalangnya.Maka Rani pun berinisiatif untuk mendatangi orang itu, yang tak lain wanita yang akan dijodohkan dengan mantan suaminya itu. Namun, dia justru menemukan Hendra juga berada di sekitar tempat kerja “calon istri barunya”."Kenapa, Mas? Kebetulan saja, aku berada di sekitar sini. Jadi, sekalian saja melihat wanita yang akan kau nikahi.”Rani tetap tenang meski rasanya ingin sekali melemparkan barang pada mantannya itu. Ia lalu menatap Anita–cinta pertama suaminya.“Oh, iya. Janda ini yang ibu tawarkan untuk menjadi istri keduamu, Mas? Hebat juga janda ini, baru sebulan bercerai sudah punya calon suami."Orang yang mendengar ucapan Rani akan mengira, bahwa perempuan itu santai dan tak masalah jika Hendra menikahi Anita. Hanya saja, Rani tiba-tiba memasang senyum sinis saat melihat wajah pucat mantan calon madunya."Itu tidak benar. Aku ta
Talak bab 24Anita terkejut mendengar suara yang bernada marah itu. Matanya melotot bahkan hampir keluar, saat melihat seseorang menatapnya dengan pandangan jijik.“Mas?”"Ah, semakin menarik pertunjukan ini," ucap Rani pelan memperhatikan semuanya, terutama saat mantan suami Anita datang.Hemm… atau calon mantan suami, ya? Pelakor itu kan masih dalam masa iddah.Rani menggelengkan kepala, mengabaikan pikirannya. Ia lalu melihat kembali Anita yang sudah pucat pasi, sedangkan Hendra hanya bisa diam.Anita jelas menyadari tindakan Rani. Meski sekujur tubuhnya terlihat gemetar, wanita itu akhirnya bisa berbicara, "Kalian … mau apa lagi? Bukankah kalian sudah mendapatkan apa yang kalian mau, yaitu menyingkirkan aku agar bisa menikah dengan orang lain," ucap Anita lagi.Untuk sesaat, orang-orang yang menonton kejadian itu sedikit merasa kasihan. Tapi, itu tak lama karena Rani tiba-tiba tertawa. Mantan istri sah itu tampak berbicara dengan tenang, "Mungkin, kau benar juga. Karena itu, mant
Talak bab 25"Senang amat yang baru ketemu mantan."Sean menyindir Rani yang baru pulang setelah seharian di luar. Dia dengar hari ini sang istri hanya ada satu kelas tapi lihat, dia pulang tepat sepuluh menit setelah Sean sampai rumah.Anak buahnya yang bertugas mengawasi Rani sudah melapor. Kalau hari ini Rani bertemu dengan Hendra dan ibunya, meski dia heran Siti begitu cepat keluar dari rumah sakit."Sudah tua tapi mantan mertuamu itu kuat juga. Dia bahkan sudah keluar dari rumah sakit, menemani anaknya untuk melawan mantan menantunya."Sean berkata sinis sembari melangkah meninggalkan Rani. Wanita itu hanya menarik napas panjang, setelah mendengar ucapan sang suami. "Sudah aku duga, kau mengirim orang untuk mengawasi aku, Sean?"Bukannya menjawab Sean justru meninggalkan Rani. Dia menuju ke kamarnya, tanpa perduli meski sang istri menghentakkan kaki karena kesal. "Sean, jawab dulu pertanyaanku!"Rani berteriak lalu mengejar Sean ke kamarnya. Wanita itu terus mengikuti pria itu hin
Talak bab 26 "Sean." Rani memangil karena sejak pulang kerja. Pria itu bersembunyi di ruang kerjanya, tak keluar meski untuk mengambil minum. Dia teringat tatapan Sean tadi siang, bertanya pada diri sendiri ada apa dengannya."Gelap amat, ada orang atau tidak?"Rani meraba dinding mencari tombol listrik. Begitu ketemu dia langsung menekan dan ruangan itu langsung terang-benderang. Dia terkejut saat melihat Sean, berbaring di sofa dengan lengan menutupi matanya."Sean ada apa? Kau sakit?"Rani mendekat dan meraba kening Sean. Untuk merasakan suhu tubuhnya, namun dia merasa suhu tubuh pria itu normal saja, dia berniat membangunkannya karena mengira Sean tertidur, siapa sangka tiba-tiba pria itu membuka lengannya dan mereka saling menatap. "Ada apa?"Rani kembali bertanya karena Sean hanya diam tak bersuara. Wanita itu makin bingung, karena pria itu tiba-tiba memutar tubuhnya menghadap sandaran sofa."Makan malam sudah siap. Pergilah mandi, setelah itu mari makan." Rani menarik napas pa
Talak bab 27. "Mau apa lagi? Ini sudah malam. Aku mau tidur, Sean."Rani yang baru keluar dari kamar mandi, terkejut melihat Sean berada di kamarnya. Dengan santai pria itu berbaring di tempat tidurnya, Rani melipat tangan di dada menunggu Sean bicara, namun pria itu justru menarik selimut untuk menutupi tubuhnya."Sean, pergilah ke kamarmu. Ini sudah malam, aku juga mau tidur." Rani berkata dengan nada merengek. Dia kehabisan akal menghadapi pria yang sudah menjadi suaminya itu. "Ya udah ayo tidur.""Apa kau sudah gila! Kembali ke kamarmu!"Akhirnya Rani kehabisan stok sabarnya. Dia berteriak sembari menarik tubuh Sean agar turun dari ranjangnya, namun pria itu balik menarik, hingga dia jatuh dan berbaring di samping pria itu. "Apa yang kau lakukan, Sean?"Rani bertanya dengan suara bergetar. Bagaimana tidak, saat ini Sean memeluk perutnya, dengan kedua kaki menjepit kakinya hingga dia tak bisa bergerak. "Mari jadi suami-istri yang sesungguhnya, Ran. Kita lupakan soal kontrak-kontrak
Talak bab 28."Hari yang cerah, Sean. Wajahmu begitu bersinar, perasaan tiga hari yang lalu wajahmu suram. Kenapa hari ini begitu bercahaya?"Miko penasaran, karena sejak tadi senyum tak luntur dari wajah bos sekaligus sahabatnya itu. Begitu juga dengan Rani, wanita itu terlihat tersipu setiap kali menatap wajah suaminya. Miko sedikit bisa menebak kalau ada hal baik antara pasangan itu. "Apa kau sudah belah duren, Sean?"Sean yang duduk di kursi belakang mengangkat kepalanya. Sorot matanya menatap tajam ke arah Miko, pria itu tertawa saat menyadari tebakannya benar. "Jaga bicaramu, Mik. Jangan sampai Rani mendengar pertanyaan bodoh ini."Miko tertawa mendengar peringatan Sean. Lagipula, mana mungkin dia bicara soal beginian di depan Rani. Bisa hilang wibawanya. "Lupakan, apa kau sudah tau informasi soal pria yang aku minta kau selidiki. Pria itu sepertinya punya hubungan dengan Rani, sudah dua kali aku melihatnya bersama Rani walau diam-diam."Sean ingat kejadian di kampus istrinya. D
Talak bab 29"Usiaku baru enam belas tahun saat itu. Empat puluh hari setelah ayah dan ibu meninggal, entah karena lelah atau karena sebab lain, aku tertidur hingga pagi. Saat itulah istri paman bersama seorang tetangga masuk ke kamar untuk membangunkan aku. Tiba-tiba mereka berteriak seperti orang gila, mengundang banyak orang. Saat itu juga mereka melihat Hendra telanjang bulat di sampingku.Waktu itu begitu mencekam. Aku ketakutan Sean, tak ada yang mau mendengar. Paman terus memukuli wajahku seperti kesetanan, tanpa daya aku menerima saat mereka memaksa menikahkan aku dengan Hendra. Awalnya siri karena masih di bawah umur, setelah Rara lahir baru Hendra mengesahkan pernikahan kami. Itupun setelah paman menjanjikan, kalau rumah yang aku dan Hendra tempati tak akan mereka usik. Meski mereka tau kalau dua rumah itu semua milikku, hanya saja sertifikatnya ada di tangan ibumu."Rani mengusap wajahnya setelah selesai menceritakan, kenapa dia mau menikah dengan Hendra. Melihat istrinya