Talak bab 20"Bagaimana? Kau senang sekarang."Rani bertanya sembari menatap Sean. Saat ini pria itu mematung, menatap kamar inap mantan mertua Rani. Wanita tua itu terbaring dengan kaki di balut perban."Kenapa tak kau buat dia mati saja?"Sean mengepalkan tangan menahan amarahnya. Wanita tua di depan sana adalah biang kehancuran ibunya, wanita yang melahirkan dirinya harus berakhir depresi."Tidak, kematian terlalu enak untuknya. Aku akan membuatnya mengalami apa yang ibumu jalani, jika ibumu masuk rumah sakit jiwa karena depresi. Wanita jahat itu akan masuk dalam keadaan sadar."Rani memutar tubuhnya meninggalkan Sean. Dia tak mau berlama-lama menatap mantan mertuanya, banyak hal yang harus dia lakukan untuk membalas dendam."Tunggu, apa maksud ucapanmu, Ran?" tanya Sean bingung."Kau tau jelas apa yang aku maksudkan, Sean. Jadi tak perlu menyimpannya lagi, karena aku sudah tau."Rani membuka pintu mobil dan duduk di belakang, Sean mengikuti dengan patuh. Rani tersenyum melihat ti
Talak bab 21"Ada apa mencari istriku? Jangan mencoba menguji kesabaranku. Kau hanya pekerja di sini, jadi jaga kesopanan dan perbaiki cara memanggil nama istriku!" pekik Sean dengan emosi.Hendra dan berapa orang pegawai lain terkejut mendengar teriakan Sean. Mereka tak menyangka pria itu bisa lepas kendali di depan umum, sesaat kemudian Hendra menenangkan diri dan melangkah, menuju ke arah pemilik perusahaan tempatnya bekerja."Istrimu itu harus bertanggungjawab, karena menyebabkan ibuku masuk rumah sakit. Hanya dia satu-satunya orang yang membencinya, jadi aku yakin dia penyebab ibuku jatuh dari kamar mandi."Hendra berkata dengan percaya diri. Ucapannya membuat beberapa orang menatap tak percaya, namun mereka ingat kejadian saat Rani bertemu dengan ibu Hendra sebelumnya."Bicara harus ada bukti dan saksi. Apa kau percaya, kali ini aku bisa menjebloskan siapapun yang mencemarkan nama Rani, karena sekarang dia istriku."Sean menatap semua orang yang kemudian langsung terdiam. Begitu
Talak bab 22“Kerja bagus, tapi kau harus tetap waspada. Wanita itu bukan orang biasa, ada seseorang di belakangnya yang membuatnya, begitu percaya diri saat melawan kita."Sean mengingatkan tentang Ita. Dia sendiri belum tau, siapa orang di belakang wanita itu. "Kau benar, karena itu dia masih aku letakkan, di tempat yang bisa kita awasi. Wanita itu licin seperti belut, aku belum temukan sesuatu yang mencurigakan darinya," ujar Miko pelan. "Anehnya, Rani bisa menemukan soal penyelewengan yang dia lakukan. Apa kita salah tentang Rani?" sela Sean lagi."Nah itu dia masalahnya. Aku tak temukan sesuatu yang mengganjal soal Rani, dia benar-benar wanita rumahan. Pekerjaan terakhirnya merawat lelaki lumpuh."Miko terpaksa mengulang lagi laporan tentang Rani. Dia sebenarnya juga curiga, tapi tak punya cara untuk membuktikannya. Apa yang tersembunyi tentang istri Sean itu."Tuan Miko!"Sean dan Miko terkejut, saat seorang pria membuka pintu tiba-tiba. Dari wajahnya terlihat dia sedang cemas."
Talak bab 23"Apa yang kau lakukan di sini, Ran?"Rani tersenyum saat melihat kedatangan Hendra. Sejak kejadian di Kampus Rani sudah tau siapa dalangnya.Maka Rani pun berinisiatif untuk mendatangi orang itu, yang tak lain wanita yang akan dijodohkan dengan mantan suaminya itu. Namun, dia justru menemukan Hendra juga berada di sekitar tempat kerja “calon istri barunya”."Kenapa, Mas? Kebetulan saja, aku berada di sekitar sini. Jadi, sekalian saja melihat wanita yang akan kau nikahi.”Rani tetap tenang meski rasanya ingin sekali melemparkan barang pada mantannya itu. Ia lalu menatap Anita–cinta pertama suaminya.“Oh, iya. Janda ini yang ibu tawarkan untuk menjadi istri keduamu, Mas? Hebat juga janda ini, baru sebulan bercerai sudah punya calon suami."Orang yang mendengar ucapan Rani akan mengira, bahwa perempuan itu santai dan tak masalah jika Hendra menikahi Anita. Hanya saja, Rani tiba-tiba memasang senyum sinis saat melihat wajah pucat mantan calon madunya."Itu tidak benar. Aku ta
Talak bab 24Anita terkejut mendengar suara yang bernada marah itu. Matanya melotot bahkan hampir keluar, saat melihat seseorang menatapnya dengan pandangan jijik.“Mas?”"Ah, semakin menarik pertunjukan ini," ucap Rani pelan memperhatikan semuanya, terutama saat mantan suami Anita datang.Hemm… atau calon mantan suami, ya? Pelakor itu kan masih dalam masa iddah.Rani menggelengkan kepala, mengabaikan pikirannya. Ia lalu melihat kembali Anita yang sudah pucat pasi, sedangkan Hendra hanya bisa diam.Anita jelas menyadari tindakan Rani. Meski sekujur tubuhnya terlihat gemetar, wanita itu akhirnya bisa berbicara, "Kalian … mau apa lagi? Bukankah kalian sudah mendapatkan apa yang kalian mau, yaitu menyingkirkan aku agar bisa menikah dengan orang lain," ucap Anita lagi.Untuk sesaat, orang-orang yang menonton kejadian itu sedikit merasa kasihan. Tapi, itu tak lama karena Rani tiba-tiba tertawa. Mantan istri sah itu tampak berbicara dengan tenang, "Mungkin, kau benar juga. Karena itu, mant
Talak bab 25"Senang amat yang baru ketemu mantan."Sean menyindir Rani yang baru pulang setelah seharian di luar. Dia dengar hari ini sang istri hanya ada satu kelas tapi lihat, dia pulang tepat sepuluh menit setelah Sean sampai rumah.Anak buahnya yang bertugas mengawasi Rani sudah melapor. Kalau hari ini Rani bertemu dengan Hendra dan ibunya, meski dia heran Siti begitu cepat keluar dari rumah sakit."Sudah tua tapi mantan mertuamu itu kuat juga. Dia bahkan sudah keluar dari rumah sakit, menemani anaknya untuk melawan mantan menantunya."Sean berkata sinis sembari melangkah meninggalkan Rani. Wanita itu hanya menarik napas panjang, setelah mendengar ucapan sang suami. "Sudah aku duga, kau mengirim orang untuk mengawasi aku, Sean?"Bukannya menjawab Sean justru meninggalkan Rani. Dia menuju ke kamarnya, tanpa perduli meski sang istri menghentakkan kaki karena kesal. "Sean, jawab dulu pertanyaanku!"Rani berteriak lalu mengejar Sean ke kamarnya. Wanita itu terus mengikuti pria itu hin
Talak bab 26 "Sean." Rani memangil karena sejak pulang kerja. Pria itu bersembunyi di ruang kerjanya, tak keluar meski untuk mengambil minum. Dia teringat tatapan Sean tadi siang, bertanya pada diri sendiri ada apa dengannya."Gelap amat, ada orang atau tidak?"Rani meraba dinding mencari tombol listrik. Begitu ketemu dia langsung menekan dan ruangan itu langsung terang-benderang. Dia terkejut saat melihat Sean, berbaring di sofa dengan lengan menutupi matanya."Sean ada apa? Kau sakit?"Rani mendekat dan meraba kening Sean. Untuk merasakan suhu tubuhnya, namun dia merasa suhu tubuh pria itu normal saja, dia berniat membangunkannya karena mengira Sean tertidur, siapa sangka tiba-tiba pria itu membuka lengannya dan mereka saling menatap. "Ada apa?"Rani kembali bertanya karena Sean hanya diam tak bersuara. Wanita itu makin bingung, karena pria itu tiba-tiba memutar tubuhnya menghadap sandaran sofa."Makan malam sudah siap. Pergilah mandi, setelah itu mari makan." Rani menarik napas pa
Talak bab 27. "Mau apa lagi? Ini sudah malam. Aku mau tidur, Sean."Rani yang baru keluar dari kamar mandi, terkejut melihat Sean berada di kamarnya. Dengan santai pria itu berbaring di tempat tidurnya, Rani melipat tangan di dada menunggu Sean bicara, namun pria itu justru menarik selimut untuk menutupi tubuhnya."Sean, pergilah ke kamarmu. Ini sudah malam, aku juga mau tidur." Rani berkata dengan nada merengek. Dia kehabisan akal menghadapi pria yang sudah menjadi suaminya itu. "Ya udah ayo tidur.""Apa kau sudah gila! Kembali ke kamarmu!"Akhirnya Rani kehabisan stok sabarnya. Dia berteriak sembari menarik tubuh Sean agar turun dari ranjangnya, namun pria itu balik menarik, hingga dia jatuh dan berbaring di samping pria itu. "Apa yang kau lakukan, Sean?"Rani bertanya dengan suara bergetar. Bagaimana tidak, saat ini Sean memeluk perutnya, dengan kedua kaki menjepit kakinya hingga dia tak bisa bergerak. "Mari jadi suami-istri yang sesungguhnya, Ran. Kita lupakan soal kontrak-kontrak