Share

Bab 9

last update Last Updated: 2021-08-12 10:06:52

Dalam pandangannya yang berkabut, samar-samar Xavie dapat melihat keadaan lingkungannya yang kacau. Rumah, toko, gedung, bahkan bangunan pencakar langit, semuanya roboh dan tenggelam ke dalam tanah. Akibatnya, kematian terjadi di seluruh penjuru kota. 

Di sekitarnya, Xavie melihat banyak mayat manusia yang mati dengan sangat mengenaskan. Rata-rata tertimbun bangunan yang hancur, tetapi dalam kondisi yang berbeda-beda. Ada beberapa yang anggota tubuhnya tercerai berai, ada yang kepalanya pecah, ada yang isi perutnya tumpah, dan banyak lagi yang mati dengan mengerikan seperti itu. Hanya sedikit orang yang mati dalam kondisi utuh. Beberapa masih hidup namun dalam kondisi kritis, artinya sebentar lagi mereka juga akan mati. 

Seorang anak perempuan berumur delapan tahun, satu-satunya manusia yang Xavie lihat masih hidup dan sadar sekarang sedang menangis. Sekujur tubuhnya di peduhi memar dan luka-luka berdarah, terlebih kedua kakinya yang hancur. Sambil menyerer kakinya yang tidak berguna, tangan anak itu berusaha sekuat tenaga merangkak ke depan lalu berhenti tepat di depan reruntuhan bangunan. 

Di hadapan anak itu terdapat mayat wanita dewasa. Hampir seluruh tubuhnya telah tertimpa bangunan yang hancur, hanya menyisakan tangan yang di genggam erat anak itu. Sembari menangis terisak-isak, anak itu berteriak meminta bantuan namun tak ada yang menjawab.

Ketika anak itu melihat Xavie yang berdiri diam memandanginya, anak itu langsung berteriak memanggilnya. Xavie menunduk dan menghiraukan panggilan anak itu. Tangannya mencari sebuah batu kemudian dengan menggunakan sedikit sihir, ia melempar batu itu ke anak itu. 

Batu itu melesat dengan cepat lalu tepat mengenai kepala anak itu. Batu itu bagai sebuah peluru yang berhasil mengenai sasarannya. Mata anak itu terbuka, darah keluar dari kepalanya yang berlubang. Beberapa detik kemudian, tubuh anak perempuan yang duduk itu kehilangan keseimbangan lalu ambruk. 

Setelah melakukan pembunuhan itu, raut wajah Xavie tak sedikit pun berubah. Perlahan kepalanya menoleh ke langit yang dipenuhi bulu-bulu berwarna perak yang tajam dan mengkilap. Di balik bulu-bulu itu, terdapat seorang laki-laki yang tampak seusia dengannya. 

Laki-laki itu terbang di atas langit dengan sayap mengerikan seperti kelelawar. Rambutnya yang berwarna hitam ia gerai sampai bahunya, matanya sepenuhnya berwarna hitam. Kini ia sedang tersenyum dengan giginya yang runcing. 

Setelah melihat sosok itu, dalam sekejap Xavie langsung membuka mata. Ia memandang langit-langit bercat putih sambil terengah-engah, butiran keringat dingin muncul di dahinya. 

***

Jarum jam dinding berdenting, cukup keras sampai terasa menyeramkan. Di apartemen yang lenggang ini, Xavie keluar dari kamarnya lalu pergi menuju ruang tengah. Tidak ada tanda-tanda kehadiran seorang pun di apartemen ini. 

Xavie menghela napas, ia tahu hanya dirinya makhluk yang ada di kediaman ini sekarang. Anna Gracias, pemilik apartemen ini yang sekarang adalah istri sahnya, telah pergi bekerja. Sebenarnya, Xavie masih sedikit tidak percaya bahwa dirinya sudah menikah. Dalam pikirannya, tidak pernah sekali pun ia bermimpi akan menikah. Ditambah menikah dengan seorang Anna Gracias, gadis itu sebenarnya memiliki sifat yang sangat menyebalkan.

Memikirkan kembali peraturan-peraturan yang ditulis Anna kepada dirinya, membuat Xavie merasa menyedihkan. Meski Xavie tahu ini adalah pernikahan kontrak yang di dasarkan atas keuntungan bersama, Xavie tidak bisa untuk tidak menghela napas sekali lagi. 

"Bocah, senanglah! Bahkan dalam mimpi terliarku, aku tidak pernah menyangka akan melihatmu menikah." Suara Anaemia tiba-tiba terdengar di dalam kepala Xavie. 

Mendengar itu membuat Xavie memutar bola matanya. "Anae, kemana saja kamu kemarin? Jarang-jarang kamu tidak berbicara didalam kepalaku. Apa kamu berhibernasi sehari?" 

"Tidak ada masalah sama sekali dengan diriku, aku hanya tidak ingin mengganggu waktumu yang berharga bersama istrimu," Jawab Anaemia sedikit bergurau.

"Ini hanya pernikahan kontrak, jangan bersikap berlebihan!" tutur Xavie, dingin. 

"Aku tahu," ucap Anaemia, berbeda dari biasanya. Saat ini suaranya terdengar berwibawa. 

"Tapi, apakah kamu tidak berpikir bahwa pertemuanmu dengan perempuan itu bukanlah sebuah kebetulan? Sejak datang ke pulau ini, aku selalu memiliki firasat yang sangat buruk dan bertemu dengan perempuan itu semakin memperburuk firasatku. Malam itu, tepat setelah kamu sekarat, perempuan itu muncul dan tiba-tiba terbangkitkan. Jelas sekali perempuan itu ada hubungan yang tak terlihat denganmu. Kamu dan perempuan itu memiliki kemiripan dan itu yang membuatmu dengan dia terhubung dalam hubungan ini." Anaemia menghentikan kata-katanya sejenak. 

"Di bangunan tua itu, apa yang kamu lakukan? Apa yang kamu rasakan? Sehingga membuat air mata mengalir keluar dari matamu yang kosong itu?" lanjut Anaemia. 

"Anaemia, berhentilah bersikap bijak! Aku tak ingin mendengarnya darimu!" jawab Xavie langsung, tanpa pikir panjang. 

Anaemia diam. 

"Semua hanyalah kebetulan sedangkan di bangunan tua itu aku hanya ber-akting. Ada sesuatu yang ingin kupastikan dari wanita itu," sanggah Xavie, hawa di sekitarnya menjadi dingin. 

"Benarkah? Kalau begitu aku akan berdoa untukmu, semoga di kehidupan selanjutnya kamu terlahir sebagai manusia supaya bakat akting-mu tidak terbuang sia-sia," bantah Anaemia setelah diam beberapa saat. 

"Diamlah dasar roh busuk!" seru Xavie, merasa tersinggung dengan perkataan Anaemia. Entah kenapa, setiap kali ia berbicara dengan Anaemia, Xavie selalu berakhir dalam keadaan kesal. Di sisi lain, Anaemia terdiam setelah Xavie selesai berbicara. 

Xavie kembali menghela napas lalu bersiap mandi dan sarapan. Suasana kembali menjadi tenang setelah Anaemia tidak berbicara. Usai mandi dan sarapan, Xavie mengambil peralatan kebersihan. Ia berniat membersihkan apartemen istrinya. Meski menyedihkan, harga dirinya membuat Xavie tidak ingin hidup sebagai beban istrinya. 

Jika saja Xavie di masa lalu mengetahui bahwa dirinya di masa depan akan menjadi pengurus rumah, dirinya yang di masa lalu pasti akan menertawakan dirinya yang sekarang. Ketika Xavie memikirkan hal itu, suara tertawa pelan seolah mengejek dirinya terdengar di dalam kepalanya. 

***

"Yuli, siapkan berkas dan dokumen-dokumen untuk rapat lima belas menit lagi!" Anna memberikan perintah kepada Yuli, sektretaris pribadinya. 

"Siap, Laksanakan!" gurau Yuli, seorang wanita berumur dua puluh tiga tahun yang memiliki wajah manis dan berpenampilan rapi. Ia sudah bekerja sebagai sekretaris Anna selama lebih dari setahun, jadi meski tidak bisa di bilang teman tapi hubungannya dengan atasannya, Anna dapat dikatakan cukup dekat. 

Ujung bibir Anna sedikit naik usai mendengar itu sedangkan Yuli tersenyum cukup lebar setelah melihat Anna tersenyum. Sejak tadi pagi hingga sekarang, Yuli tahu Anna sedang dilanda perasaan yang sangat buruk. 

Seorang kenalan Anna, Ethan Frank telah meninggal karena dibunuh. Hal itu menyebabkan kerja sama perusahaannya dengan Orion Gold menjadi terganggu. Sebagai perusahaan perhiasan, kerja sama dengan Orion Gold sangat diperlukan untuk kemajuan perusahaan. 

Yuli segera pergi dari ruangan Anna sembari memikirkan alasan dibalik buruknya mood atasannya saat ini. Yuli berpikir mungkin saja itu di sebabkan oleh pernikahan Anna yang tiba-tiba atau mungkin itu karena Anna harus tetap bekerja walaupun kemarin baru menikah. Yang pasti, Yuli sangat penasaran dengan identitas suami Anna. 

Telepon di atas meja Anna berdering, Anna lekas mengangkat panggilannya. Tidak sampai semenit panggilan itu selesai, senyum tipis yang ada di wajahnya menghilang. 

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Kikiw
wahh.. lingkaran setan ini mah hubungan Anna-Xavie
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Take this Witch CEO Lady (Indonesia)   Bab 10

    Pintu terbuka, seorang berjas rapi memasuki ruangan. Orang itu adalah Andre Blanchet. Kurang dari lima belas menit lagi rapat akan segera di laksanakan, tetapi pria merepotkan yang sangat tak ingin Anna temui kini masuk ke ruangannya. Seperti biasa, Andre terlihat tampan dengan gaya fashion formal yang terlihat elegan. berbeda dengan Anna yang memakai kemeja putih polos, Wajahnya yang selalu tanpa emosi menggunakan make up tipis sedangkan rambutnya diikat cepol, sangat fresh dan sederhana. "Maaf atas kedatanganku yang tiba-tiba, apakah aku mengganggumu?" Andre berjalan mendekati Anna lalu duduk di kursi depan mejanya, berhadapan dengan Anna. "Tentu tidak Tuan Andre," jawab Anna sambil tersenyum, seperti saat bertemu klien-klien penting. Mendengar itu, ujung bibir Andre terangkat. "Apakah Tuan memiliki kepentingan dengan saya," tanya Anna sebagai formalitas. Anna tahu, tentu saja ada! baru dua hari yang lalu Andre melamarnya unt

    Last Updated : 2021-09-05
  • Take this Witch CEO Lady (Indonesia)   Bab 11

    Brak! Sebuah mobil Audi A5 berwarna putih melesat dari belokan gang kecil, menabrak body bagian depan mobil yang di kendarai Xavie. Hantaman yang terjadi secara tiba-tiba itu membuat Xavie terkejut. Ia berusaha mengendalikan mobilnya agar tidak menabrak benda-benda di sekelilingnya namun gagal. Mobilnya tetap menabrak tiang listrik diikuti kepalanya yang terbentur oleh kemudi. Dahinya sedikit lecet, darah mengalir keluar lewat sana. Sambil teraduh-aduh, perlahan kepalanya terangkat dan melihat mobil BMW M3 milik istrinya telah mengalami kerusakan yang parah. Body bagian depan mobil itu telah hancur, asap mengepul keluar lewat sana. "Ini karma, kamu seharusnya mendengarkan perkataan orang yang lebih tua." Anaemia berkomentar di dalam kepala Xavie, seolah mengejek dirinya. Usai mendengar perkataan Anaemia, pembuluh darah di bagian samping dahinya tampak membesar, pertanda Xavie benar-benar kesal. "DIAM!" teriak Xavie dalam hati

    Last Updated : 2021-09-05
  • Take this Witch CEO Lady (Indonesia)   Bab 12

    Langit semakin menggelap, tirai malam sebentar lagi akan terbuka. Di tengah ramainya pepohonan pinus, Winda Jiao berlari melewati berbagai rintangan alam demi mengejar Xavie yang berada jauh di depannya. Sebelum memasuki hutan, Winda selalu bertanya-tanya mengenai alasan dibalik pria itu, Xavie, berlari menuju kedalaman hutan kecil ini. Winda memikirkannya sambil melangkahkan kakinya kencang tetapi sebelum ia mendapatkan jawabannya, hutan telah memberikan jawaban : gemerisik dedaunan, deru sungai kecil yang deras, derik serangga malam, dan kukuk burung hantu di kejauhan. Suara-suara itu menggema dari segala arah, menciptakan suasana yang sangat mencekam. Sang surya tenggelam, Winda Jiao akhirnya bergidik. Ia dapat merasakan bulu kuduknya meremang. Jika harus jujur, Winda Jiao merasa malu. Di usianya sekarang, ia masih bisa merasa ketakutan di tempat seperti ini. Walau begitu, kakinya tetap tidak berhenti. Winda masih melangkah maju, berusaha

    Last Updated : 2021-09-05
  • Take this Witch CEO Lady (Indonesia)   Bab 13

    "Butuh berapa potong agar kamu berhenti beregenerasi?" tanya Xavie sinis, pandangannya mengarah sebentar ke arah Winda sebelum kembali ke monster itu. Ejekan-ejekan yang diberikan Xavie kelihatannya berhasil menyebabkan monster itu marah. Sekarang monster itu telah terfokus kepada Xavie, melupakan Winda yang sudah mendapatkan kendali tubuhnya. Setelah melewati sedikit keheningan, monster itu menerjang ke arah Xavie yang diam menantangnya. Di sisi lain, Winda langsung melangkahkan kakinya terbirit-birit meninggalkan Xavie bersama dengan monster itu. Bagi Winda saat ini, nyawanya adalah yang paling utama. Setelah keluar dan berlari cukup jauh dari gudang itu, ia bisa melaporkan kejadian itu kepada atasannya. Itulah yang Winda rencanakan pada waktu itu. Kembali kepada Xavie. Baik tatapan mata atau pun raut wajahnya, tidak ada yang berubah ketika melihat Winda meninggalkannya. Ia fokus memindai seluruh tubuh monster yang dengan cepatnya bergerak

    Last Updated : 2021-09-05
  • Take this Witch CEO Lady (Indonesia)   Bab 14

    Sosok penyihir yang menggunakan sapu terbang itu lekas turun begitu mengetahui Xavie telah menyadari keberadaannya. Di sisi lain, Xavie mewaspadai sosok penyihir yang dengan kencangnya terbang dan menghampirinya."Akar sihir tipe angin," pikir Xavie."Pakai! Orang aneh." Penyihir itu melemparkan jubahnya, Xavie dengan santainya menutupi tubuh telanjangnya. Kewaspadaannya telah hilang begitu melihat hal yang dilakukan dan mendengar suara penyihir itu.Penyihir itu adalah seorang wanita, ia langsung melirik Xavie yang telah selesai menutupi tubuhnya dengan jubah miliknya. Rhongomyniad di tangan Xavie sudah menghilang sebelum penyihir itu melihat dirinya. Kurang lebih, Xavie paham dengan situasinya sekarang."Aku belum pernah melihatmu sebelumnya, apakah kamu penyihir dari luar kota?" tanya penyihir itu."Ya," jawab Xavie singkat.Ketika Xavie dan penyihir itu saling berbicara, monster itu mengambil kesempatan deng

    Last Updated : 2021-09-05
  • Take this Witch CEO Lady (Indonesia)   Bab 15

    Waktu telah menunjukkan pukul sembilan malam dan sekarang ketiga penyihir itu sudah selesai menyelidiki area pertempuran di dalam maupun di luar gudang tua itu. Tidak banyak informasi yang mereka peroleh namun ketiga penyihir itu tetap harus melaporkannya ke markas Asosiasi Penyihir Ivasaar. Markas Asosiasi Penyihir Ivasaar berada di kawasan sepi layaknya sebuah hutan namun dengan beberapa bangunan perumahan yang masih cukup berjarak. Pada umumnya orang yang tinggal di kawasan itu adalah penyihir sama seperti mereka bertiga. Butuh waktu sebanyak dua puluh menit untuk sampai bila menggunakan mobil dengan kecepatan rata-rata dan itulah yang mereka kendarai hingga sampai di sebuah bangunan perkantoran. Bangunan perkantoran itu terlihat sederhana, tidak mencurigakan. Seseorang tidak akan pernah menyangka bahwa tempat seperti itu adalah sebuah markas dari para penyihir yang ada di kota ini. Suasana hening saat memasuki bangunan itu sudah biasa mereka rasakan t

    Last Updated : 2021-09-09
  • Take this Witch CEO Lady (Indonesia)   Bab 16

    Ruangan itu lenggang, suara jarum jam dinding menyesak diantara mereka. Dengan meja kecil sebagai pembatas, Xavie dan Anna duduk di sebuah sofa saling berhadapan. Wajah Anna yang datar menatap Xavie dengan tajam, tampak sedang memperhitungkan sesuatu. "Jadi, kamu merusak mobilku hanya dalam sehari?" sindir Anna, tidak habis pikir. Bagaimana mungkin ketika ia pulang ke apartemennya, ia mendapati satu mobilnya sudah hancur. Kini Anna mulai menimbang kembali, apakah menikah dengan Xavie adalah sebuah kesalahan? "Ya." Xavie tersenyum canggung. Ia sudah menjelaskan persoalan remaja yang menabrak mobilnya tapi kelihatannya alasan itu tidak dapat diterima Anna. Wajah dan tatapan Anna semakin merendahkan dan semakin tajam menatap Xavie yang sedang menjelaskan. Seharusnya Xavie membuat alasan yang lebih bagus lagi. "Lupakan!" Anna mendesah. "Masalah mobil itu, nanti akan kita bahas. Sebentar lagi temanku akan datang berkunjung untuk melihatmu."

    Last Updated : 2021-09-09
  • Take this Witch CEO Lady (Indonesia)   Bab 17

    Anna segera menyambut kedatangan Amara dan anaknya, Sean. Seorang remaja berumur lima belas tahun yang selalu mencari masalah dengan orang disekitarnya. Tak lama, mereka bertiga memasuki ruang tamu dan duduk di sofa saling berhadapan. Amara dan Sean duduk bersebelahan sedangkan Anna duduk berhadapan dengan mereka berdua. Sembari berbincang ringan dengan Amara, Anna sesekali melirik Sean yang diam sejak mengucapkan selamat kepada Anna atas pernikahannya. Di wajah remaja itu terdapat sebuah kekesalan dan kebosanan. Anna tebak, Sean pasti dipaksa oleh ibunya untuk mampir ke apartemennya. "Jadi, dimana suamimu? Kamu tidak menyembunyikannya, kan." Amara sudah tak lagi dapat menahan rasa penasarannya. Jawaban atas pertanyaannya barusanlah yang menjadi alasan kenapa Amara mendatangi kediaman Anna walau sudah larut malam. Anna tersenyum sebagai jawaban, kepala Amara menoleh ke arah suara langkah kaki. Sean mengikuti ibunya, mungkin ia juga penasaran dengan iden

    Last Updated : 2021-09-09

Latest chapter

  • Take this Witch CEO Lady (Indonesia)   Bab 30

    Pukul empat sore, Anna terbangun dari tidurnya yang nyeyak. Sudah lama sekali Anna tidak merasakan perasaan seperti itu, perasaan bahwa tubuhnya bisa menjadi sangat ringan dan santai seolah-olah beban yang selama ini di tanggungnya telah menghilang. Bahkan sekarang, Anna dapat mendengar Jiwanya mengatakan kepada tubuhnya untuk tetap berbaring dan bersantai terus seperti itu. Waktu Anna menutup kembali bola matanya, ingatan-ingatan mengenai apa yang telah ia lakukan sebelum akhirnya tertidur seketika tergambar dalam jelas di dalam kepalanya, bagai menonton siaran ulang televisi. Mengingat itu membuat Anna mendadak langsung membuka matanya, raut wajahnya mengatakan ketidakpercayaan dan kemaluan yang luar biasa hebat. Hanya mengingat kembali kejadian memalukan itu sudah membuat muka Anna memerah layaknya tomat. Bagaimana mungkin Anna bisa menangis di pelukan pria itu? Anna sangat yakin sekarang bahwa wajahnya yang dingin dan cuek sudah menghila

  • Take this Witch CEO Lady (Indonesia)   Bab 29

    Anna menundukkan kepalanya, melihat wastafel yang berada persis di depan mukanya. Di dalam kamar mandi yang sunyi, Anna mencoba menenangkan dadanya yang kembang kempis, bersamaan dengan mentalnya yang hampir hancur akibat ingatan mengenai insiden waktu itu kembali ke dalam kepalanya. Bagaimana Anna bisa berpikir bahwa dirinya baik-baik saja? Setelah apa yang telah ia lakukan. Anna melihat pantulan dirinya di dalam cermin dan Anna dapat melihat bahwa bibir bayangannya mengatakan "Matilah" kepada dirinya. Tidak kuat melihat bayangannya sendiri, Anna menundukkan kepalanya kemudian melihat wastafel berdesain sederhana itu kembali. Foto yang tadi ditunjukkan Xavie kepadanya adalah foto kedua orang tuanya di saat kedua orang tuanya masih bahagia. Benar! Kebahagiaan mereka hancur di tangan Anna sendiri, anak mereka sendiri. Memikirkan semua itu saat ini hampir membuat Anna gila. Rasa-rasanya semua perasaan positif yang terkumpul di dalam dirinya selalu tiga ha

  • Take this Witch CEO Lady (Indonesia)   Bab 28

    Keesokan harinya Anna memutuskan untuk tidak bekerja selama tiga sampai empat hari. Setelah memikirkan baik-baik semua yang di ucapkan Xavie kepada dirinya, Anna mengetahui itu memang benar adanya. Jika Anna bekerja terlalu keras bahkan ketika ia sakit, mungkin ia akan masuk rumah sakit dan itu akan sangat merugikan perusahaannya. Untuk kali ini saja, Anna akan menuruti permintaan suaminya, Xavie. Pagi itu Anna tidak memimpikan mimpi mengerikan itu, jadinya ia bisa beraktivitas seperti biasa. Karena ia sudah memutuskan untuk bekerja dengan santai saat ia istirahat, Anna menelepon Yuli untuk datang ke apartemennya, menyuruhnya membawa dokumen dan berkas-berkas perusahaan yang tidak sempat ia lihat dan tanda tangani. Suara bel apartemennya terdengar, Anna tebak itu pasti Yuli yang sudah sampai ke rumahnya. Segera Anna berjalan menuju pintu masuk apartemennya kemudian membukanya. Tebakannya benar, Yuli dengan dandanannya yang sederhana tengah b

  • Take this Witch CEO Lady (Indonesia)   Bab 27

    Ekor mata Anna bergetar, kelopak matanya perlahan terbuka. Langit-langit bercat putih membosankan memasuki bidang penglihatan, Anna benar-benar sudah muak melihat langit-langit itu. Setiap bangun dari tidurnya, langit-langit itu selalu mengingatkannya akan mimpi buruknya. Walau mimpi buruknya kala itu tidak memasuki alam mimpinya, tetap saja buruk rasanya mengingat hal menakutkan itu. Kali ini Anna merasakan hal yang nostalgia. Benar, ini sudah kedua kalinya ia pingsan setelah berdebat panjang dengan suaminya mengenai masalah pekerjaannya. Anna tetap keras kepala mengabaikan tubuhnya yang sakit hanya untuk bekerja, tentu saja suaminya mencoba melarangnya tetapi itu saja tak dapat menghentikan Anna. Begitulah kedua kalinya Anna pingsan dan ia tanpa sadar merepotkan orang yang telah mengingatkannya. Itu hampir seperti menjilat ludahnya sendiri dan kelakuannya itu sudah terjadi sebanyak dua kali. Sungguh memalukan rasanya memikirkan hal tersebu

  • Take this Witch CEO Lady (Indonesia)   Bab 26

    "Malaikat? Tidak! Aku adalah seorang iblis," jawab Xavie, datar. "Tidak mungkin!" Mila kelihatan tidak percaya. "Seingatku, aku adalah orang yang baik. Aku selalu membantu orang-orang tua, ikut gotong royong membersihkan lingkungan, bahkan aku menjadi sukarelawan di sebuah panti asuhan. Apa kamu tidak salah?" "Salah?" Xavie tampak kebingungan dengan apa yang dikatakan Mila. "Benar, coba periksa kembali catatan kehidupanku! Kamu punya, kan? Pasti ada sebuah kesalahan. Tidak mungkin orang sepertiku masuk neraka," harap Mila kepada Xavie. "Apa kamu pikir aku adalah iblis yang akan menuntunmu masuk ke dalam neraka?" Xavie menghela napas, tidak habis pikir ada orang yang berpendapat sedemikian rupa. "Kamu bilang tadi aku boleh menyebutkan tempat ini adalah surga, bukan? Aku juga ingat bahwa aku sebelumnya terluka parah. Kamu juga mengatakan bahwa kamu adalah iblis. Bukankah semua itu dapat menjelaskan apa yang terjadi padaku sekar

  • Take this Witch CEO Lady (Indonesia)   Bab 25

    Di taman rumah sakit jiwa, cahaya matahari pagi menerpa kulit Glen Gracias yang saat itu tengah duduk di bangku panjang seorang diri. Angin sepoi-sepoi berembus membuat udara semakin segar. "Hey, apa kalian sudah mendengar berita?" tanya seorang perawat kepada perawat lainnya. "Berita apa?" perawat lain balas bertanya dengan penasaran. "Anna Gracias, CEO Gracias Company telah menikah!" jawab perawat itu. "Memangnya apa yang salah dengan hal itu?" tanya perawat lainnya sedikit aneh. "Kamu lihat pria di sana?" perawat itu menunjuk Glen Gracias yang duduk tak jauh dari posisi mereka saat ini. "Dia adalah ayah Anna Gracias," ungkap perawat itu kepada perawat lainnya. Tepat di belakang Glen Gracias, kira-kira sepuluh meter jauhnya. Terdapat tiga orang perawat yang sedang berbincang-bincang mengenai pasien di depan mereka. Glen Gracias, pasien yang para perawat itu bicarakan, kelihatannya sam

  • Take this Witch CEO Lady (Indonesia)   Bab 24

    Anna kembali ke panggung mimpi buruknya, cahaya lingkaran dari lampu sorot menyinari sosoknya yang menyedihkan. Perasaan takut yang familiar menyelimuti dirinya, menyiksa jiwanya yang duduk terpatung tanpa bisa menggerakkan satu pun jarinya. Seolah-olah, kegelapan yang mengitarinya merasa sangat terhibur dengan ketidakberdayaan dan kesengsaraannya. Ketakutan itu membuat Anna menangis tersedu-sedu hingga ingin menjerit namun tak peduli sebanyak apa Anna berusaha, suaranya tak pernah berhasil keluar lewat mulutnya. Ketika Anna meringkuk, menyembunyikan wajah dan pandangannya dari para penonton yang mengitarinya, perasaan hangat mendadak merasuk masuk ke sela-sela kulitnya sampai ke dalam jiwanya. Tapi perasaan itu hanya berlangsung sebentar sebab rasa dingin dengan segera merayap masuk ke dalam jiwanya, menggantikan perasaan yang hangat. Seorang wanita muncul dari kegelapan lalu menggantungkan dirinya sendiri. Sesaat setelah wanita itu tidak bergerak, mul

  • Take this Witch CEO Lady (Indonesia)   Bab 23

    Waktu Anna bertanya mengenai apa yang terjadi setelah dirinya pingsan, Yuli memberitahukan informasi yang sangat mengejutkan. Anna sedikit tidak percaya ketika Yuli mengatakan bahwa Xavie datang menjemputnya tepat sesudah dirinya pingsan."Benarkah?" tanya Anna kepada Yuli lumayan keras."Tentu," jawab Yuli sedikit heran dari seberang telepon. "Aku juga sangat terkejut ketika melihat Suami Nona yang sudah menunggu dibalik pintu ruang rapat. Orang seganteng itu belum pernah sekali pun kulihat didepan mataku. Di tambah lagi Suami Nona sangat bersahabat dan perhatian, aku jadi bahagia memikirkan pernikahan Nona."Penjelasan Yuli berhasil membuat Anna tertekan. Bahagia? Sejak bertemu pria itu dihari ulang tahunnya, berbagai masalah berduyun-duyun datang menghampirinya. Penjelasan Yuli juga berhasil membuat pikiran Anna bertanya-tanya tentang bagaimana Xavie bisa masuk ke dalam perusahaannya. Setelah merenung dan tidak berhasil menemukan jawaban, Anna menghembu

  • Take this Witch CEO Lady (Indonesia)   Bab 22

    Siluet Anna dengan cepat menghilang sebelum Xavie menunjukkan semua kekhawatirannya. Dirinya kembali memandang keluar jendela dengan mimik wajah yang berangsur-angsur pulih ke kondisi semula. Kemunculan Anna yang tiba-tiba sama sekali tidak membuat Xavie mengambil pusing, layaknya sebuah angin lalu. Tidak ada hubungannya dengan dirinya. "Semalam aku mendapatkan mimpi mengenai kehancuran kota ini di masa depan!" Tiba-tiba Xavie angkat bicara di dalam kepalanya. "Mimpi?" tanya Anaemia tidak percaya. "Hmm." "Apa kamu memiliki kemampuan melihat masa depan?" "Tidak!" "Kalau begitu, kenapa kamu terdengar seakan mimpimu akan menjadi kenyataan?" Anaemia tidak habis pikir. "Karena setahun yang lalu aku pernah mendapatkan mimpi yang akhirnya menjadi kenyataan. Apa kamu dapat menebaknya?" tantang Xavie dengan nada sedikit kesal. "Saat kita melakukan kontrak," jawab Anaemia percaya diri.

DMCA.com Protection Status