Share

Posisi Untuk Moza

Penulis: Mayangnoura
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-15 03:08:13

Arthur mengecup kening Moza yang berada di bawahnya sebelum akhirnya dia turun dari atas tubuh Moza. Sebenarnya dia masih ingin beristirahat setelah lelah bekerja keras membuat bayi, tapi dia mempunyai banyak pekerjaan yang harus dia kerjakan.

"Sayang, kamu istirahat saja dulu. Aku mandi duluan ya," ucap Arthur lembut dan dengan tatapan penuh cinta.

Moza mengangguk. "Iya, mas. Lagian kalau aku cepat bangun, takutnya punya mas cepat tumpah dan gagal jadi bayi."

Arthur tersenyum. "Sepertinya itu tidak ada hubungannya deh. Tapi... tak apa. Kita coba." Athur mengusap perut bagian bawah Moza. "Spermaku, yang lincah ya di dalam. Terus masuk, seruduk, dan jadilah janin."

Moza tersenyum geli. "Ada-ada saja mas ini. Masak sperma diajak bicara."

Arthur mengalihkan pandang dari perut Moza ke wajah Moza. "Siapa tahu kalau kita ramah pada sperma, spermanya jadi semangat menembus sel telurmu, Moza."

"Haha! Kita jadi seperti orang bodoh ya, mas."

Arthur menatap Moza lekat. Senang sekali melihat Moza
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Istri Yang Tersakiti   Sekretaris Genit

    Astrid begitu panas hati mendengar jawaban Dion. Mengakui apa yang dilakukan salah dan meminta maaf tapi tetap bersikeras akan menikah lagi dengan Putri. Astrid sudah benar-benar putus asa.Apakah dia harus marah-marah lagi atau mengamuk?Tidak. Dia sudah lelah. Dia ingin menemukan cara yang lebih efektif dari sekedar amukan saja. Dia ingin Dion mengurungkan niatnya menikahi Putri dengan cara yang lembut.Astrid mengambil duduk di samping Dion. "Dion aku ingin mengatakan sesuatu kepadamu."Dion mengangguk. "Ya, katakan saja. Aku tidak pernah melarangmu untuk itu.""Aku... aku ingin mengungkapkan perasaanku kepadamu.""Ya, silahkan."Astrid menatap Dion lekat. "Aku ingin kamu tau, Dion. Bahwa hatiku sakit luar biasa ketika kamu memutuskan untuk menikah lagi. Rasanya hati ini tercabik-cabik. Apakah sedikit pun kamu tidak peka dengan perasaanku itu?"Dion menghela nafas berat. Tangan kanannya menggenggam tangan Astrid, sedang tangan kirinya mengusap kepada istrinya tersebut. "Tentu saja

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-15
  • Istri Yang Tersakiti   Wanita Genit

    Sambil melangkah masuk ke dalam ruangan presiden direktur, Elisa melirik sinis pada Moza. Dia memang mengakui kalau Moza cantik. Tapi hijab yang menutupi kepala wanita itu amat sangat tidak pantas dengan kegenitannya. Elisa tidak setuju jika Arthur suka dengan wanita seperti Moza. Menurutnya, dirinya jauh lebih baik daripada Moza."Silahkan duduk!" Arthur mempersilahkan kedua tamunya duduk di sofa yang ada di ruangan itu dengan ramah."Baik, terima kasih," jawab Devgan sembari mengambil duduk di samping Elisa, menghadap Arthur yang duduk di depannya."Baik, sambil menunggu minuman yang sedang dibuatkan oleh sekretarisku, sekarang kita mulai diskusikan masalah bisnis yang anda rencanakan Mister Dev."Devgan tersenyum. "Baik kita mulai sekarang. Devgan lalu mengulurkan tangan ke arah Elisa. "Berikan Tuan Arthur berkas yang sudah kita siapkan, Nona El."Elisa mengangguk. "Baik tuan." Elisa menyodorkan berkas yang sudah dari awal dia persiapkan. "Ini! Silahkan Anda lihat-lihat dulu dan ba

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-15
  • Istri Yang Tersakiti   Godaan Untuk Arthur

    Sesudah maghrib, Arthur bersiap-siap untuk berangkat ke hotel dimana Devgan dan Elisa menginap. Mereka bertiga sudah berjanji untuk bertemu sekitar pukul tujuh. Kali ini Arthur berpenampilan santai dengan baju kaos putih dan jaket berwarna coklat muda. Penampilannya itu, membuatnya tampak lebih muda.Arthur menoleh pada Moza yang sejak tadi memperhatikannya di tepi tempat tidur. Lalu dia mendekati istrinya tersebut dan duduk di sampingnya. "Sayang, kamu tidak apa-apa bukan aku tinggal?"Moza tersenyum. "Tidak apa-apa kok mas. Tapi pulangnya jangan terlalu malam, ya.""Kamu takut ya ditinggal sendirian?""Tidak juga. Aku hanya merasa sedikit khawatir saja.""Khawatir kenapa?"Moza menghela nafas berat. "Eee, entahlah. Tapi cara pandang Nona Elisa pada mas berbeda. Sepertinya dia menyukai mas."Arthur tersenyum. "Oh, itu. Dari dulu memang dia seperti itu. Tapi aku tidak pernah meladeninya secara serius. Aku menghormatinya karena dia adalah sekretaris dari Tuan Devgan. Itu saja.""Itu ar

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-15
  • Istri Yang Tersakiti   Kemarahan Arthur

    Arthur terhenyak oleh tonjolan yang ada di lengannya. Begitu terasa. Tapi, sedikitpun dia tidak tergoda dengan Elisa. Saat ini hati dan hasratnya sudah tertuju pada Moza saja.Spontan, Arthur menoleh pada Elisa dan mendorong pelan lengan Elisa. "Maaf nona El, sofanya masih luas. Bisakah anda bergeser sedikit. Aku merasa sempit dan tidak nyaman. Elisa terhenyak. Dia tidak menyangka kalau Arthur akan mengatakan itu. Dulu, meskipun Arthur tidak mau lanjut ke atas tempat tidur, duduk berpepetan seperti ini bukanlah masalah. Tapi sekarang Arthur terlihat begitu risih."Oh, maaf kalau begitu."Elisa langsung menggeser duduknya dengan hati dongkol. 'Ada apa dengan Arthur? Mengapa dia jadi begitu anti pati?'Seketika suasana jadi canggung. Arthur seperti ingin angkat kaki dari tempat ini. Tapi ditahannya mengingat Devgan belum kembali. Tidak sopan jika meninggalkan tamu begitu saja.Kegagalan barusan, tidak menyurutkan niat Elisa untuk membuat seorang Arthur bertekuk lutut. Dia sudah merenca

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-15
  • Istri Yang Tersakiti   Moza Sang Istri Presdir

    Tak bisa menguasai emosi dalam dirinya, Elisa berdiri dari duduknya dan menghampiri Moza. Hal yang pertama kali dilakukannya adalah mengetuk meja Moza agar mengalihkan perhatian wanita itu dari layar tipisnya. Menyadari kehadiran Elisa di sampingnya, Moza langsung berdiri. "Ya, nona. Ada yang bisa saya bantu?" tanya Moza sopan. Dia sebenarnya sudah mengetahui kejahatan Elisa semalam dari Arthur. Tapi dia tidak bisa menghakimi karena itu urusan Arthur dan Elisa. Bukan urusannya. "Tidak ada apa-apa. Aku hanya ingin tau, berapa lama kamu sudah bekerja di perusahaan ini sebagai sekretaris?" "Kalau bekerjanya sudah agak lama non. Saya mulai bekerja di perusahaan ini sekitar satu setengah tahun yang lalu. Tapi waktu itu hanya sebagai office girl. Saya menjadi sekretarisnya baru tiga hari." Mata Elisa melebar tidak percaya. "Oh, jadi kamu dulu hanya seorang office girl?" Moza mengangguk. "Iya, nona. Betul. Saya dulu hanya office girl." "Jadi kamu hanya tamatan SMA dong ya?" "Bet

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-16
  • Istri Yang Tersakiti   Keledai Bodoh

    Elisa dan Devgan tampak salah tingkah setelah mengetahui kalau Moza adalah istri Arthur. Pantas saja Moza memanggil Arthur dengan panggilan Mas dan pantas saja cara pandang Arthur pada Moza begitu mesra. Semua itu karena ternyata Moza adalah istrinya. "S-saya minta maaf untuk hal ini," ucap Elisa dengan tubuh gemetaran. "Simpan dulu maafmu untuk nanti!" Arthur berbalik dan langsung merangkul Moza. "Sayang, ayo kita ke dokter."Moza menoleh. "Ke dokter? Untuk apa?""Tentu saja untuk mengobati lukamu ini, sayang. Apa kamu mau jadi jelek selamanya?"Moza menggeleng. "Tidak.""Kalau begitu menurut padaku, ya?"Moza mengangguk. "Iya."Arthur menoleh pada Roby. "Rob, gantikan dulu diriku. Sekarang aku mau bawa Moza ke dokter."Roby mengangguk. "Baik, tuan."Dengan penuh kasih, Arthur lalu menggandeng tangan Moza menuju lift. Begitu pintu lift tertutup, Arthur langsung mengukung Moza dengan kedua tangan berada di sisi wajah kanan dan kiri. Di tatapnya lebam di pipi Moza dan luka di sudut b

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-16
  • Istri Yang Tersakiti   Moza Mulai Nakal

    Elisa menundukkan wajahnya ke bawah. Devgan tampak marah besar dengan apa yang sudah dia lakukan pada Moza. Dia benar-benar tidak menyangka kalau Moza itu adalah istrinya Arthur. Dia sampai sekarang bingung kenapa bisa istri presiden direktur adalah mantan office girl. Apa istimewanya seorang Moza? Yang membedakan wanita itu dari wanita yang lain hanyalah hijabnya. 'Apakah karena Moza berhijab Arthur menyukai Moza? Kalau tahu itu, dari dulu dia akan berhijab demi mendapatkan cinta Arthur,' batin Elisa."Aku sampai sekarang masih tidak mengerti kenapa pria seperti Tuan Arthur menyukai, Moza," gerutu Elisa.Kening Devgan mengerut. "Maksud kamu apa, El?""Ya... tuan lihat saja, secara fisik aku lebih baik daripada Moza. Aku lebih cantik dan tubuhku lebih baik. Sedangkan dia? Paling-paling ukuran tiga dua."Devgan naik pitam mendengar ucapan Elisa. Dia baru saja terkena masalah gara-gara sektetaris pribadinya itu menghina dan menampar Moza dan sekerang masih belum jera juga menghina. Dev

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-16
  • Istri Yang Tersakiti   Detik-Detik Hukuman

    "Kabur! Kabur! Memang aku bisa kabur dari dia? Kabur ke ujung dunia pun bakal dicari olehnya sampai ketemu," Moza menggerutu. Hari ini hatinya dongkol. Sudah dapat hinaan dan tamparan dari Elisa, kini Arthur pun berniat menghukumnya nanti malam.Mendengar gerutuan Moza, Mbok Wati tersenyum geli sembari memencet sedikit krim di ujung jari telunjuknya. "Ya, sudah kalau begitu, Nona. Pasrah saja pada Tuan Arthur. Karena non 'kan tidak pernah bisa kabur dari dia. Dulu juga sudah kabur tapi ujung-ujungnya dapat juga. Malah langsung dinikahi. Nona tidak bisa melawan bukan?""Bagaimana mau melawan, mbok. Majikan mbok itu licik. Dia menggunakan cara licik untuk mendapatkan aku. Aku tidak bisa berbuat apa-apa, mbok. Bahkan sampai sekarang.""Tapi nona sudah suka bukan sama tuan sekarang ini?"Bola mata Moza bergulir ke samping. "Hmm, sedikit.""Sedikit apa banyak?""Sedikit mbok!" ucap Moza tegas setengah kesal. Pembantu Arthur satu ini kadang-kadang sama menjengkelkannya seperti majikannya.

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-18

Bab terbaru

  • Istri Yang Tersakiti   Terbongkarnya Siasat Busuk Rebeca

    "Maksud kamu apa sih?" tanya Haris dengan tatapan penuh selidik. Arthur tersenyum geli. Dia merasa lucu dengan drama ini. Dia lalu mencondongkan wajahnya pada Haris. "Paman mau tau apa yang sebenarnya sudah terjadi?"Haris tidak bereaksi. "Oke, lihat apa yang aku lakukan ya?"Dengan angkuhnya, Arthur mendekati tempat pembaringan Rebeca. Dia lalu duduk di samping Rebeca dekat kepala wanita itu. Dia menatap wajah Rebeca yang tampak lesu tidak berdaya."Oma," Arthur mulai berbisik di dekat telinga Rebeca. Tapi suaranya bisa di dengar oleh semua orang yang ada di dalam ruangan itu. "Kenapa Oma tidak bangun saja? Memangnya Oma tidak pegal berpura-pura sakit?"Deg.Saat itu juga, jantung Rebeca berdegup kencang. Apa maksud dari ucapan Arthur? Mungkinkah pria itu sudah mengetahui kepura-puraannya?"Sudahlah, Oma. Aku sudah tau kok kalau Oma itu sehat walafiat. Dan sakit Oma ini hanyalah sandiwara saja agar aku mengikuti keinginan Oma untuk menikah dengan Isyana."Melihat itu, Haris geram.

  • Istri Yang Tersakiti   Jebakan

    Akhirnya setelah dipikirkan dan setelah meminta pendapat Amelia, Moza ikut pulang bersama Arthur meski hatinya masih berkecamuk. Tapi dia memberi penegasan kapada suaminya itu bahwa di rumah nanti, dia ingin berpisah kamar dulu seperti yang pernah dia lakukan sampai tiga hari sesuai dengan kesepakan mereka. Arthur setuju dan akan secepatnya menyelesaikan masalah ini tanpa harus menyakiti hati siapa pun."Kamu tenang saja, ya. Masalah ini pasti akan selesai dengan baik. Aku butuh dukungan kamu untuk sabar dan jangan lagi melarikan diri. Kamu boleh marah padaku. Marah saja. Tapi jangan lagi melarikan diri. Aku sedang mencari jalan yang terbaik," ucap Athur sembari menggenggam tangan Moza. Moza mengangguk. "Iya, mas. Tapi waktu itu ketika aku marah dan tidak mau dikecup sama mas, mas balik marah sama aku dan langsung memaksaku."Glek.Arthur menelan salivanya. "Oh, kalau yang waktu itu sih aku sedang khilaf. Aku syok karena tiba-tiba kamu menolak.""Tapi tetap saja namanya mas tidak te

  • Istri Yang Tersakiti   Moza Yang Lelah

    "Aku lelah hidup seperti ini, Mel. Mengapa masalahku selalu ada orang ketiga? Mas Arthur memang berkata bahwa dia tidak akan menduakan aku dan lebih memilih diriku daripada keluarganya. Akan tetapi aku tidak nyaman dengan keadaan ini. Aku tidak mau dia berdosa mengabaikan keinginan almarhum kakek dan oma-nya. Gara-gara kehadiranku, oma-nya sampai sakit. Aku sepertinya jadi beban keluarganya."Amelia menghela nafas panjang. "Aku bingung mau memberi solusi apa, Moz. Aku merasa pendapat kalian berdua sama-sama benar. Kamu yang tidak nyaman di posisi ini lalu merasa lelah dan Mas Arthur yang lebih memilih kamu daripada keluarganya. Dia tidak mau dipaksa menikah dengan wanita yang tidak dia cinta.""Iya, bagaimana kalau oma-nya meninggal gara-gara ini? Aku merasa serba salah. Aku sudah capek dengan yang terjadi. Karena itu, aku merasa ingin menyerah saja. Aku tidak apa-apa kok hidup tanpa Mas Arthur.""Yakin kamu bisa hidup tanpa dia? Kamu itu sedang hamil anak dia. Jadi tentu saja kamu me

  • Istri Yang Tersakiti   Dilema

    Di ruangannya Arthur tampak gelisah. Apa yang terjadi semalam membuatnya tidak lagi fokus dengan pekerjaan yang seharusnya dia kerjakan saat ini. Rasanya pikirannya yang ruwet ini tidak bisa di ajak untuk bekerja. Roby yang sejak tadi ada bersama Arthur, sejak tadi memperhatikan atasannya tersebut. Dia ikut prihatin dengan masalah pelik yang menimpa Arthur. Dia ingin membantu jika memang memiliki cara yang tepat. Tiba-tiba saja, dia berfikir tentang sesuatu. Ini memang bukan untuk menyelesaikan masalah. Tapi ini adalah sesuatu yang membuat masalah menjadi jelas dan Arthur bisa mengambil keputusan dengan baik."Tuan." Panggilan itu cukup mengejutkan Arthur. Pria itu langsung menoleh pada Roby. "Ya, ada apa?""Ada yang ingin saya sampaikan.""Sampaikanlah saja."Roby mendekati Arthur dan membisiki sesuatu. Arthur angguk-angguk. Dia tampak setuju dengan apa yang disampaikan oleh Roby."Bagus itu. Aku setuju jika kamu mau melakukan itu. Aku akan mendukungnya. Kerjakan sekarang juga dan

  • Istri Yang Tersakiti   Penyebab Oma Tak Sadarkan Diri

    "Kamu keterlaluan Ar! Bisa-bisanya kamu menolak keinginan terakhir Oma! Kamu debat keinginan oma dan kakek kamu sendiri hanya demi seorang wanita! Kami ini keluargamu! Harusnya kamu mendengarkan keinginan kami juga! Lihat, Yana kamu buat tersinggung! Dan sekarang Oma jadi tidak sadarkan diri gara-gara kamu! Puas kamu!"Kalimat penuh amarah Haris terus berdengung di telinganya. Dia tidak menyangka kalau gara-gara penolakannya, Rebeca akhirnya tidak sadarkan diri. Semua keluarga sekarang menyalahkan dirinya. Mereka menganggap bahwa dirinya terlalu keras karena mempertahankan pendapatnya untuk tidak menyakiti istrinya dengan menikah lagi tapi menganggap tak punya hati kepada oma-nya sendiri.Akhirnya karena perdebatan itu, Rebeca pingsan dan akhirnya tidak sadarkan diri."Tuan masih memikirkan kejadian di rumah sakit tadi?" tanya Roby yang sejak tadi memperhatikan Arthur dari kaca tengah mobil."Ya, tentu saja aku memikirkannya. Kamu tau bukan kalau aku tidak mungkin mengingkari janjiku

  • Istri Yang Tersakiti   Keinginan Kakek

    Arthur mengalihkan pandangan dari layar tipisnya ke Candra yang baru saja masuk ke dalam ruangan. Setiap kali melihat orang-orang Rebeca, hatinya langsung merasa tidak enak. "Maaf tuan saya mengganggu," ucap Candra setelah mengangguk hormat. Arthur menatap tajam pada Candra. "Ada perlu apa kamu datang kemari? Apa kamu dapat perintah dari Oma untuk membujukku bertunangan dengan Isyana?""Tidak tuan. Saya tidak datang untuk itu.""Lalu?""Saya datang untuk memberi kabar yang kurang baik kepada anda."Kening Arthur mengerut. "Memangnya kabar apa?"Candra menunduk seolah sedih. "Nyonya...nyonya Rebeca drop. Dia sekarang terbaring di rumah sakit. Dia ingin bertemu dengan cucu-cucunya. Karena itu saya datang kesini tuan. Saya harap secepatnya anda mengunjungi Nyonya Rebeca. Karena walaupun anda tidak menyukainya, dia tetaplah nenek anda yang harus anda hargai dan hormati. Apalagi saat ini keadaan Nyonya sangat memprihatikan."Arthur terdiam. Selama ini setahunya Rebeca memang kerap drop.

  • Istri Yang Tersakiti   Kembali Seperti Dulu

    Seperti biasa, Moza akan membersihkan dirinya sebelum tidur. Begitu pun dengan malam ini. Kebiasaan itu sudah dia terapkan sejak remaja. Moza tidak suka dengan make up tebal tapi membersihkan diri adalah kewajiban baginya.Setelah membersihkan diri dan menggosok gigi, Moza keluar dari dalam kamar mandi. Tak langsung naik ke atas tempay tidur, wanita itu melakukan perawatan wajah sebelum tidur yang rutin dia lakukan. Perawatannya simpen kok. Hanya meneteskan beberapa tetes serum ke kulit wajahnya. Sudah itu saja. Menurutnya, serum baik untuk menjaga kesehatan kulit wajah agar tetap sehat dan kenyal. Setelah perawatan wajahnya yang simpel itu selesai, Moza mematikan lampu kamar dan hanya membiarkan lampu tidur untuk tetap menyala. Tidur dalam keadaan gelap membuat tidur lebih nyenyak dan berkualitas. Paginya, biasanya tubuhnya akan terasa fit dan semangat pergi bekerja.Usai kamar agak gelap dan hanya remang-remang saja, Moza naik ke atas tempat tidur. Dia membaringkan tubuhnya di atas

  • Istri Yang Tersakiti   Merayu Moza

    Pagi ini Moza senang sekali karena bisa ke perusahaan lagi. Dia sengaja berangkat pagi dan tidak pamitan pada Arthur karena takut dilarang oleh suaminya itu. Jadi daripada terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, lebih baik dia pergi sendiri menggunakan taksi. Sehari Moza tidak bekerja saja, Aditya merasa ada yang kurang. Dia kehilangan orang yang bisa dia ganggu. Akhirnya, ketika melihat Moza berangkat, dia tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk bercengkrama dengan wanita itu. Dia bercerita mengenai masa kecilnya yang dikejar-kejar induk ayam lantaran mengganggu anak-anaknya. Karena merasa ceritanya sangata lucu, Moza pun tertawa terpingkal-pingkal. Mereka berdua tidak sadar kalau Arthur sudah berdiri di dekat mereka."Ehem! Ehem!" Arthur berdehem kencang sekali. Jelas sekali itu adalah deheman yang dibuat-buat dan bukan karena batuk. Mereka berdua langsung menoleh dan terkesiap begitu tahu kalau Arthur telah berdiri di dekat mereka. Wajah pria itu tampak tidak senang.Tawa Moza dan

  • Istri Yang Tersakiti   Tempat Tidur Yang Lengang

    Mendengar Arthur menyetujui dirinya untuk pisah kamar, Moza langsung berdiri dan menyodorkan tangan kanannya pada Arthur. "Kalau begitu mana kuncinya?"Alis Arthur terangkat ke atas. "Semangat sekali sih untuk pisah kamar sama aku.""Aku mau cepat makan, mas. Aku lapar.""Lalu apa hubungannya makan dengan kunci kamar?""Aku tidak mau makan kalau mas belum beri kunci kamar tamu. Aku takut mas mengingkari janji mas untuk meminjamkan kamar kalau aku makan duluan."Arthur tersenyum. Pria itu langsung berdiri. "Kalau aku mengingkari janji aku, ya sudah. Tidur di kamar ini saja. Begitu saja kok repot.""Oh, oke. Kalau begitu aku tidak akan makan. Biar saja aku dan anakku sama-sama kelaparan."Arthur menipiskan bibir. Sepertinya bayi dalam perut dijadikan senjata bagi Moza untuk mengancamnya. Dasar."Ya, sudah. Aku ambil kunci dulu."Arthur beranjak dari duduknya dan langsung keluar kamar. Tak lama kemudian, dia kembali dengan membawa sebuah kunci. Kedatangan Arthur sudah ditunggu-tunggu ol

DMCA.com Protection Status