Share

Detik-Detik Hukuman

"Kabur! Kabur! Memang aku bisa kabur dari dia? Kabur ke ujung dunia pun bakal dicari olehnya sampai ketemu," Moza menggerutu. Hari ini hatinya dongkol. Sudah dapat hinaan dan tamparan dari Elisa, kini Arthur pun berniat menghukumnya nanti malam.

Mendengar gerutuan Moza, Mbok Wati tersenyum geli sembari memencet sedikit krim di ujung jari telunjuknya. "Ya, sudah kalau begitu, Nona. Pasrah saja pada Tuan Arthur. Karena non 'kan tidak pernah bisa kabur dari dia. Dulu juga sudah kabur tapi ujung-ujungnya dapat juga. Malah langsung dinikahi. Nona tidak bisa melawan bukan?"

"Bagaimana mau melawan, mbok. Majikan mbok itu licik. Dia menggunakan cara licik untuk mendapatkan aku. Aku tidak bisa berbuat apa-apa, mbok. Bahkan sampai sekarang."

"Tapi nona sudah suka bukan sama tuan sekarang ini?"

Bola mata Moza bergulir ke samping. "Hmm, sedikit."

"Sedikit apa banyak?"

"Sedikit mbok!" ucap Moza tegas setengah kesal. Pembantu Arthur satu ini kadang-kadang sama menjengkelkannya seperti majikannya.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status