Share

Lelaki idaman

Author: Jannah Zein
last update Last Updated: 2021-10-12 17:11:38

Umar mengangkat wajahnya. Dia tak lagi menyahut panggilan sang ibunda. Anak laki-laki itu memutar tubuhnya melangkah menuju pintu, keluar dari kamar dan meninggalkan ibunya yang hanya bisa menggelengkan kepala.

Umar melangkah perlahan melintasi beberapa ruangan hingga sampai ke teras rumah. Anak laki-laki itu duduk bersila di lantai yang dingin. Matanya kosong menatap kerimbunan pohon kecil yang tumbuh di halaman rumah neneknya.

Matanya menyipit tatkala menatap ke depan. Sebuah motor masuk ke halaman rumah dan berhenti tepat di depannya.

"Umar." Khairul mengerutkan kening melihat sang keponakan duduk bersila, termangu dengan pandangan kosong. Dia bergegas menghampiri dengan Nayra yang berdiri di belakangnya.

"Umar, kamu kenapa, Nak?" Laki-laki itu berjongkok di hadapannya. Dia menepuk pundak anak laki-laki itu.

"Tidak ada apa-apa, Om.  Barusan

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Takdir Cinta Naila   Kenangan pahit

    "Ade juga wanita idaman. Kalau nggak, mana mungkin Abang jauh-jauh balik lagi ke Banjarbaru buat jemput kamu.""Oh,ya?" Naila memutar bola matanya malas."Untung Adek terima lamaran Abang. Kalau nggak, gimana nasibnya berkas-berkas yang sudah Abang persiapkan sebelum berangkat ke sana." Naila tertawa. Suaranya lantas tertahan ketika menyadari sang putri yang tertidur di dekatnya."Berani benar Abang ambil spekulasi. Padahal belum tentu juga Adek terima.""Abang berpatokan pada sebuah keyakinan bahwa jodoh itu sudah diatur oleh Allah. Mungkin memang jalannya harus berliku. Abang harus menikah dengan Nana lebih dulu sebelum bisa menikahi Ade.""Abang harus pacaran dulu dengan kak Ratri," ketus Naila. Dia masih saja teringat cerita masa lalu sang suami. Sebuah cerita masa lalu yang membangkitkan rasa cemburunya, tapi sengaja ia pendam sendiri dalam hati."Astaga, Ade, masih b

    Last Updated : 2021-10-13
  • Takdir Cinta Naila   Sumber kebahagiaan

    "Nayra sedang tidur, Bang." Naila menoleh pada suaminya seraya menyodorkan ponsel itu. "Angkat aja, De. Tidak apa-apa, cuma bang Ammad itu yang telepon," jawab Khairul seolah ia bisa membaca kegelisahan di hati istrinya. Naila menggeser layar hijau dan terlihat jelas wajah Ammad di seberang sana." "Ade," tegurnya setelah laki-laki itu mengucapkan salam. "Iya, Bang, ini Ade. Abang lagi apa?" Naila mendekatkan layar ke wajah sang suami. "Abang lagi di rumah, De. Kebetulan kerjaan Abang hari ini sudah selesai, jadi cepat pulang. Kamu gimana kabarnya, De? Apa sudah sampai di Pekanbaru?" "Iya, Bang. Ade sudah di Pekanbaru." "Bang, tiga hari lagi kami akan mengadakan resepsi." Kali ini Khairul yang bicara. "Abang harus datang ya. Kan tidak jauh juga, dari Padang Sidempuan ke Pekanbaru. Tidak sampai sehari semalam perjala

    Last Updated : 2021-10-13
  • Takdir Cinta Naila   Mengunjungi Rosita

    "Alhamdulillah."Laki-laki itu sudah selesai dengan makannya. Dia mencuci tangan dan mengeringkannya dengan menggunakan tisu yang tersedia di meja tamu.Pemandangan seisi rumahnya terlihat tidak terlalu baik. Di sana-sini terlihat berantakan, karena memang tak ada yang merapikan. Ammad sendiri tidak pandai mengurus rumah, di samping dia memang sibuk dengan pekerjaannya sehari-hari sebagai pengawas lapangan sebuah proyek pembangunan sebuah pusat perbelanjaan di daerahnya.Tanpa menghiraukan situasi rumahnya yang berantakan, Ammad mengambil ponsel dan kunci motor. Dia bergegas melangkah menuju pintu depan kemudian keluar dari rumah ituSekejap kemudian laki-laki itu sudah dalam perjalanan menuju rumah Rosita. Hatinya mulai terasa menghangat dengan perhatian kecil yang ditunjukkan oleh Rosita dengan mengirimkan makan siang. Sesuatu hal yang dulu pernah begitu di rindukannya.Dul

    Last Updated : 2021-10-14
  • Takdir Cinta Naila   Wanita yang penuh dosa

    "Tumben Abang main kemari? Biasanya selalu sibuk." "Hari ini Abang tidak sibuk, karena pekerjaan sudah hampir selesai. Tinggal finishing saja. Mungkin satu atau dua hari ke depan proyek itu selesai." Ammad tersenyum. "Alhamdulillah ... semangat ya, Bang!" Ah, kata-kata yang terdengar dari mulut Rosita begitu manis. Andai saja dulu dia selalu mengucapkan kata-kata itu, pasti dia tidak akan pernah tergoda oleh pesona Naila. "Di mana Fitri?" tanyanya. Ada perasaan canggung saat berhadapan dengan wanita itu sekarang. "Dia sedang tidur, Bang. Kalau Abang mau melihat Fitri, silakan Abang masuk ke dalam kamarku Ammad menggelengkan kepala. "Nanti saja, De. Abang mau ngobrol dulu sama kamu." Rosita mengerutkan kening. "Apakah penting, Bang?" "Nggak terlalu penting juga," sahut Ammad. "Kapan Ade selesai nifa

    Last Updated : 2021-10-14
  • Takdir Cinta Naila   Bukan kesempatan kedua

    Semua orang boleh saja menganggap dia sebagai perempuan laknat, tukang selingkuh bahkan perempuan lacur. Dia bisa menerima hal itu, tetapi adakah yang menyadari bagaimana perasaan seorang istri ketika suaminya jatuh hati pada perempuan lain? Dia akui selama ini dia memang salah. Dia hanya fokus kepada anak-anak, memastikan bagaimana agar gaji sang suami setiap bulannya hanya untuk keluarga. Dia tak sadar bahwa sang suami begitu merindukan kemesraan dan perhatian seperti saat mereka baru menikah. Apakah laki-laki itu sedang puber kedua? Ah, entahlah, tetapi kemungkinan seperti itu ada, mengingat usia suaminya yang tak lagi muda. Dari situlah kisah itu bermula. Rosita yang sakit hati memilih menjalin hubungan dengan laki-laki lain, seorang pejabat daerah sekaligus pengusaha. Laki-laki yang memanjakan dirinya, bukan cuma materi, tapi juga urusan di ranjang. Rosita duduk di pinggir ranjang. Matanya lekat m

    Last Updated : 2021-10-15
  • Takdir Cinta Naila   Mengunjungi suatu tempat

    Hari H resepsi perkawinan Khairul dan Naila semakin dekat. Kesibukan begitu terasa. Setiap anggota keluarga besar Khairul memiliki tugas masing-masing. Meskipun semuanya sudah di tangan pihak Wedding Organizer, tetap saja mereka tidak bisa santai. Hari ini Khairul dan Naila tengah fitting baju pengantin di sebuah butik yang cukup terkenal di kota Pekanbaru. "Bagaimana, Bang?" tanya Naila. Suaranya mengagetkan Khairul yang tengah asyik memandangi istrinya. Di ruangan tertutup itu hanya ada mereka berdua. Gaun berwarna putih dengan jilbab berwarna putih pula membuat wanita itu terlihat begitu anggun, apalagi dengan mahkota silver di kepalanya. "Ade cantik," puji Khairul. "Bajunya sangat pas dengan ukuran tubuh Ade." "Alhamdulillah.... Berarti tidak perlu diapa-apain lagi ya, Bang. Cukup begini saja," sahut Naila. Ade juga sudah merasa nyaman dengan baju ini," sambungnya. Laki-laki itu m

    Last Updated : 2021-10-15
  • Takdir Cinta Naila   Bulan madu

    Perempuan itu merasakan jantungnya berdegup kian cepat saat dia mengalungkan tangan ke leher suaminya, lalu mengecup bibirnya sekilas. "Tempat ini sangat indah. Bagaimana mungkin Ade tidak menyukai tempat ini?" "Sebenarnya Abang ingin mengajakmu ke tempat wisata alam Mayang, tapi kalau ke tempat itu rasanya lebih baik dengan membawa serta Nayra. Saat ini Abang hanya ingin berduaan dengan kamu, menikmati bulan madu kita." Kata-kata bulan madu membuat pipi Naila memerah. Perempuan itu merasa dirinya sudah tua dan rasanya tak pantas kalau pernikahan mereka harus disertai dengan sesi bulan madu. Membayangkan semua keromantisan yang tercipta, rasanya dia tak sanggup. "Lah kok Ade jadi terdiam sih? Kenapa?" Khairul menangkap semburat malu di wajah istrinya. "Ade malu?" bisiknya. "Ade sudah tua, Bang. Masa iya masih memer

    Last Updated : 2021-10-16
  • Takdir Cinta Naila   Memadu cinta

    Laki-laki itu tak perduli dengan sang istri yang terus memberontak. Dia tak peduli dengan ocehan Naila yang minta diturunkan dari gendongannya, bahkan dia tak peduli dengan beberapa pasang mata yang memandangnya dengan penuh senyum dan di dalam hatinya mungkin berpikir bahwa mereka adalah pasangan kekasih yang lagi hot-hotnya memadu cinta.Khairul terus menggendong sang istri menuju parkiran mobil dan begitu sampai, dia mendaratkan tubuh mungil itu ke jok mobil dan menutup pintunya. Khairul masuk mobil dari pintu samping lalu duduk di belakang kemudi."Kenapa sih? Abang kok gitu sama Ade? Ade kan malu dilihat orang. Masa gendong Ade di tengah umum?!" protes Naila. Dia masih berbaring dengan menjadikan paha suaminya sebagai bantal."Kok malu? Sudah halal ini." Gelak tawa laki-laki itu memenuhi mobil mereka."Ade, kan malu. Kasihan sama beberapa pasang mata itu. Mereka pasti menganggap ki

    Last Updated : 2021-10-16

Latest chapter

  • Takdir Cinta Naila   Aku mencintaimu, suamiku (tamat)

    Berhadapan dengan situasi seperti ini, waktu terasa begitu lambat bagi Khairul. Detik demi detik sangat berharga baginya. Laki-laki itu terlihat tengah berjalan mondar-mandir di depan sebuah ruangan yang tertutup rapat. Pikirannya melayang mengingat sang istri di dalam sana yang tengah berjuang menjelang proses persalinan. Penantian ini terasa begitu mencekam. "Tidak apa-apa. Naila pasti kuat kok," tegur sang Mama melihat anak lelakinya tampak begitu gelisah. "Dia begitu kesakitan, Ma. Khairul tidak tega melihatnya." "Setiap wanita yang mau melahirkan memang begitu. Mana ada yang melahirkan tidak sakit, Rul?" Perempuan itu memberi isyarat putranya untuk mendekat. "Memangnya sakit sekali ya, Nek?" celutuk Nayra. Gadis kecil itu baru saja pulang dari sekolah. Dia sampai ke rumah sakit dan tidak sempat menemui sang ibunda, karena Naila sudah keburu

  • Takdir Cinta Naila   Garis dua

    "Hadiah?" tanya Nayra. "Ini adalah hadiah untuk kalian." Naila mengambil kotak kecil berwarna merah dari dalam tasnya. "Sebuah kotak? ucap Khairul. "Ayo kita main tebak-tebakan, Nayra, apa isi kotak dari Mama?" "Paling-paling perhiasan. Biasanya gitu, kan?" Gadis kecil itu mengamati kotak berbentuk segi empat panjang di depannya. "Dulu Papa juga pernah memberikan Mama dan Nayra perhiasan kalung," ucap Nayra sembari meraba lehernya. Gadis itu sudah diizinkan oleh ibunya untuk memakai kalung pemberian Khairul tempo hari. "Daripada main tebak-tebakan, yuk dibuka saja!" Perempuan itu tersenyum penuh makna. Khairul mulai membukanya. Selapis kertas berwarna merah yang membungkus kotak itu kini telah robek oleh tangannya. "Tespek!" Tiba-tiba hatinya bergetar. Tangannya bergerak mengambil benda itu. "Garis dua, De?" Lak

  • Takdir Cinta Naila   Ayah sambung rasa kandung

    Seminggu kemudian ...Matahari bersinar malu-malu kucing. Cahayanya menyapa rerumputan, menyapu embun yang membasahinya semalaman. Keceriaan dan kegembiraan menyambut hari minggu begitu terasa di hati mereka bertiga, Khairul, Naila dan Nayra.Mobil meluncur dengan tenang, menyusuri jalanan yang mulai ramai. Khairul sengaja menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang. Dia ingin memberikan kesempatan kepada anak istrinya untuk menikmati keindahan kota kelahirannya.Baru kali ini dia bisa mengajak keduanya jalan-jalan. Setelah acara resepsi perkawinan dan resmi pindah ke rumah baru, dia langsung di sibukkan oleh pekerjaan. Pekerjaan yang sangat menyita waktu dan perhatiannya, setelah lebih dari sebulan dia tidak masuk kantor dan hanya memantau perusahaan dari orang-orangnya saja.Pertemuan, rapat, meeting dengan tim perusahaan serta klien penting menjadi agenda hari-harinya belakangan ini, bahkan di saat har

  • Takdir Cinta Naila   Merangkai bukti cinta

    Malam ini terasa kurang bergairah. Meskipun Naila sudah berusaha untuk memasakkan makanan kesukaan Nayra, tetapi gadis kecil itu masih tampak murung dan tidak selera makan. Kondisi tidak menyenangkan yang sangat terasa bagi Khairul, mengingat dia belum tahu permasalahan yang sebenarnya. Laki-laki itu baru bisa pulang ke rumah menjelang magrib. Seharian ini dia mengunjungi beberapa tempat sekaligus untuk bertemu dengan klien penting. "Ada apa? Abang lihat rona wajah Nayra terlihat murung?" Keduanya baru saja bisa masuk ke kamar tidur, setelah sebelumnya harus menidurkan Nayra terlebih dahulu. Naila yang duduk di pinggir ranjang kemudian suaminya menyusul duduk di sampingnya. "Ada masalah baru lagi, Dek?" tanyanya. "Tidak apa-apa, Bang. Biasa, hanya urusan anak kecil." "Urusan anak kecil?" ulang laki-laki itu. Ade bertengkar dengan Nayra?"

  • Takdir Cinta Naila   Menerima papa baru

    "Putri ayah ngomongnya seperti itu?" Ammad meletakkan kembali tubuh mungil Fitri ke dalam box bayi kemudian segera meraih ponselnya, memposisikan lagi wajahnya menghadap ke kamera."Ayah nggak pernah membeda-bedakan di antara anak-anak ayah," bantahnya. Laki-laki itu serius menatap wajah Nayra melalui layar ponselnya."Ayah yang ngomongnya begitu! Kenapa Ayah bilang nggak janji? Nayra, kan kangen sama Ayah," keluh gadis cilik itu.Nayra mendudukkan tubuhnya di pembaringan, sementara ponselnya dia letakkan menyandar di guling karakter hello Kitty."Ayah pun kangen sama Nayra. Hanya saja bulan-bulan yang akan datang, Ayah sangat sibuk dengan perusahaan baru.""Kirain sibuk sama dede Fitri," gerutu Nayra.Ammad tercekat. Untuk sejenak dia terdiam. Hanya netranya menatap iba pada Nayra, gadis manja tak berayah yang sejak bertahun-tahun lalu lengket denganny

  • Takdir Cinta Naila   Sudah ada bagiannya

    Bukan tanpa alasan Ammad memilih tempat tinggal di daerah pinggiran kota, bahkan cenderung lebih ke nuansa pedesaan. Bukan karena dia tidak memiliki uang lebih untuk membeli rumah di kota, tapi lebih kepada keinginan untuk memberikan suasana baru bagi Rosita dan anak-anak.Sebenarnya ayah mertuanya menawarkan sebuah rumah mewah untuk didiami oleh mereka, tapi dengan tegas dia menolak. Laki-laki itu sudah merasa cukup dengan sebuah perusahaan yang akan dikelola setelah mereka kembali menikah. Ammad tidak tidak mau ayah mertuanya terlalu banyak membantu, lagipula dia masih mampu membeli rumah tanpa bantuan siapapun, walaupun rumah itu tidak semewah rumah yang dimiliki oleh Khairul, rumah yang didedikasikan untuk Naila dan Nayra.Mengingat perempuan itu, membuatnya semakin sadar betapa skenario Allah itu begitu indah. Setiap manusia sudah ada jodohnya masing-masing. Istilah bahwa jodohmu adalah cerminan dirimu itu tidaklah salah.

  • Takdir Cinta Naila   Mendatangi rumah baru

    Bab 81"Abang akan membawamu ke suatu tempat," ujarnya ketika sang istri mengajaknya untuk pulang."Tenang aja, De. Di rumah kan ada abang-abangnya, nenek, kakek, bahkan kak Khadijah pun juga menginap di rumah. Apa yang mesti Ade takutkan? Lagipula Semua orang pasti paham kita tengah merayakan hari pernikahan kita atau barangkali malam pertama!" Laki-laki itu tertawa melihat wajah masam sang istri."Bang, kita ini sudah tua! Anak sudah banyak. Harus ingat waktu. Kalau anak muda yang nggak ada dipikirkan sih hayu aja. Semalaman juga Ade mau jalan sama Abang," ujar Rosita."Memangnya Ade nggak senang, malam ini Abang ajak makan malam berdua?""Bukannya nggak senang, Bang, cuma kepikiran Fitri aja," balas Rosita."Abang juga ingat waktu kok. Ini tidak akan lama. Kita akan pergi ke suatu tempat, karena Abang ingin menunjukkan sesuatu." Laki-laki itu mulai mempercepat la

  • Takdir Cinta Naila   Dinner yang menyenangkan

    Abang tidak menyesal, kan sudah menikah dengan Ade?" cicit Rosita..Pernikahan ini bahkan seperti keajaiban buatnya!"Tidak, De. Ini, kan sudah kita bicarakan sebelumnya, sejak jauh-jauh hari pula. Untuk apa Abang menyesal?""Ade takut Abang tidak bahagia menjalani pernikahan ini.""Abang bahagia, insya Allah. Melihat kalian bahagia, Abang pun turut bahagia," ujarnya.Laki-laki merendahkan suaranya. Dia ikut duduk di samping istrinya, mengelus punggungnya."Kok Abang ngomongnya seperti itu?" Rosita menatapnya dalam-dalam.Abang bahagia Rosita Abang bahagia percayalah senyumnya teramat manis"Kita sudah melewati banyak hal untuk sampai ke titik ini. Inilah jalan hidup kita dan kita harus bahagia menjalaninya."❣️❣️❣️"Jangan lama-lama ya, Bang. Ade takut kalau Fitri haus." Wanita itu berkali-k

  • Takdir Cinta Naila   Menikahi wanita yang sama

    Betapa banyak hal yang sudah mereka lewati dan secara perlahan akan bertemu di persimpangan jalan. Bukan karena tidak saling cinta, tapi kehidupan akan terus berjalan meskipun kita berusaha untuk menahan. Waktu akan terus bergerak dan sedetik pun kita tak bisa untuk mencegah."Sekarang Abang ikhlas, Nai. Jalani hidup dan rumah tanggamu. Jangan sisakan luka dan biarkan cinta diantara kita hanya sebagai kenangan. Kenangan manis dan pahit sekaligus.""Tak perlu kita saling memvonis siapa yang benar dan siapa yang salah. Tak ada kesalahan yang sempurna, pun tak ada kebenaran yang sempurna. Kebenaran sejati hanya milik Allah.""Kita hanya manusia biasa yang memiliki rasa dan keinginan. Seperti kamu yang sudah belajar untuk melupakanku dan mencintai suamimu, aku pun akan mencoba melakukan hal yang sama, melupakanmu dan mencintai istriku kembali, belajar melupakan kesalahan-kesalahan dan masa

DMCA.com Protection Status