Home / Romansa / Takdir Cinta Naila / Kejutan demi kejutan

Share

Kejutan demi kejutan

Author: Jannah Zein
last update Last Updated: 2021-10-10 13:41:04

"Ade!" Teriakannya tertahan seketika saat ia menyadari seorang gadis kecil yang tertidur pulas di dekat mereka.

"Kenapa Ade ngomong seperti itu? Ade mau bilang kalau sebenarnya Adelia itu anak Abang?"

Naila membuka mata dan buru-buru memeluk tangan sang suami.

"Ade hanya membandingkan, Bang. Itu pun menurut penglihatan ade yang hanya sepintas lalu," ralat Naila. 

"Abang kenapa?" Jemari tangannya kembali bergerak membelai dada laki-laki itu.

"Perkataan Ade itu." Laki-laki itu tercekat. Kilatan kenangan kembali memenuhi isi otaknya.

"Bukankah hal yang biasa kalau seorang keponakan itu mirip dengan om-nya? Kenapa Abang sensitif seperti ini? Memangnya sudah sejauh apa hubungan Abang dengan kak Ratri di masa lalu?" tanya Naila. Kali ini ia menatap tajam suaminya.

"Abang tidak pernah melakukan apapun, De. Hubungan Abang dengan Ratri memang dekat, tetapi bukan berarti Abang menyentuhnya di luar batas," bela Kha

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Takdir Cinta Naila   Ratri dan Adelia

    Pagi berselimut embun dengan derai suara azan subuh yang sayup-sayup terdengar dari kejauhan, memaksa Naila membuka matanya. Dia tetap memaksakan diri walaupun masih terasa berat mengingat dirinya hampir tak tidur semalaman. Dia menatap di sampingnya, sesosok laki-laki tampan yang juga masih tertidur. Sebuah kecupan manis yang mendarat di dahinya membuat laki-laki itu menggeliat. "Sayang." Suaranya serak. "Kamu sudah bangun?" Khairul merentangkan kedua tangan, menarik tubuh indah itu hingga membuat sang istri jatuh di atas tubuhnya. "Biarkan dulu seperti ini, Sayang." Laki-laki itu meresapi keintiman yang tercipta, membangkitkan gelembung hasrat di tubuhnya. Khairul mendekatkan wajahnya, meski dengan mata yang belum sepenuhnya terbuka. Sebuah benda kenyal nan basah seperti biasa mengabsen setiap inci di wajah manisnya. Tak ada yang terlewat sedikitpun. Laki-laki itu bersikap begitu memujanya bak seoran

    Last Updated : 2021-10-10
  • Takdir Cinta Naila   Yang lalu biarlah berlalu

    Mereka kembali beradu pandang. Naila, Nayra, Ratri dan Adelia. Meskipun tidak terlihat secara kentara anggota keluarga yang lain, tapi Naila merasa tatapan itu sungguh menyimpan arti yang dalam. Entah apa yang tersembunyi di dalam pikiran mereka. Setelah selesai sarapan, Naila memilih untuk keluar dari rumah itu, berjalan menuju samping rumah. Dia mendudukkan tubuhnya di kursi panjang menghadap kolam ikan. Ikan-ikan yang tengah berenang saling berkejaran membuat dia merasa nyaman, seperti terapi untuk menenangkan perasaannya. Naila memilih menikmati waktunya sendiri, sementara Nayra sedang bersama dengan Khairul. Entah kemana mereka, tapi yang jelas laki-laki itu sedang berusaha mengakrabkan diri dengan Nayra, seperti halnya dulu yang pernah dilakukan oleh Ammad kepada putrinya. "Boleh aku duduk disini?" Tiba-tiba sebuah suara mengejutkannya. Seorang perempuan cantik yan

    Last Updated : 2021-10-11
  • Takdir Cinta Naila   Senjata makan tuan

    Hari masih pagi dan sinar matahari masih malu-malu kucing. Suasana yang indah tiba-tiba terasa gerah bagi Naila. Perempuan itu menoleh ke samping, menatap Ratri yang balas memandangnya begitu dalam, penuh arti. "Nayra adalah putri Khairul meskipun hanya sekedar putri sambung, tapi dia berhak atas kasih sayang dan perhatian dari ayah sambungnya," tegas Naila. "Nada bicara Kak Ratri seperti tidak suka dengan kehadiran Nayra. Kenapa ya, Kak?" "Aku bukan tidak suka dengan kehadiran Nayra, tapi aku hanya tidak ingin Adelia kehilangan perhatian dari om-nya. Asal kamu tahu ya, sebelum kamu ada, setiap kali bertemu dengan Adelia, dia begitu perhatian. Menggendong, menyuapi makan, bahkan menemani Adelia sampai tertidur. Sekarang Khairul malah sibuk dengan anak kamu. Dia sudah melupakan keponakannya!" "Baiklah, nanti akan aku bilang kepada Bang Khairul, agar dia menghabiskan waktunya bersama Adelia, biar nanti Nayra

    Last Updated : 2021-10-11
  • Takdir Cinta Naila   Penyesalan

    Brakk! Ratri menatap kosong ketika sang suami keluar dari kamar setelah menutup pintunya dengan kasar. Deraian air mata jatuh membasahi pipinya. Sungguh, bukan hal mudah untuk menahan sakit. Sepuluh tahun dia menikah dan tak pernah sekalipun ia dianggap sebagai seorang istri. Bahkan anaknya pun tak diakui, padahal jelas-jelas ia mengetahui kalau Adelia adalah darah daging Doni. Demi Tuhan, ia tak pernah sekalipun berhubungan intim dengan Khairul. Laki-laki itu begitu baik dan pandai menjaga diri. Kenapa begitu keras hati Doni sehingga mengaburkan fakta yang ada di depan mata? Ratri sudah kehilangan kekasihnya dan terpaksa menikah dengan Doni. Masih kurang cukupkah penderitaannya selama ini? Belum termasuk harus menyaksikan Doni yang seringkali pulang dalam keadaan mabuk, pulang dari tempat hiburan malam dengan mulut bau minuman keras dan dan dari tubuhnya tercium parfum perempuan?

    Last Updated : 2021-10-12
  • Takdir Cinta Naila   Lelaki idaman

    Umar mengangkat wajahnya. Dia tak lagi menyahut panggilan sang ibunda. Anak laki-laki itu memutar tubuhnya melangkah menuju pintu, keluar dari kamar dan meninggalkan ibunya yang hanya bisa menggelengkan kepala.Umar melangkah perlahan melintasi beberapa ruangan hingga sampai ke teras rumah. Anak laki-laki itu duduk bersila di lantai yang dingin. Matanya kosong menatap kerimbunan pohon kecil yang tumbuh di halaman rumah neneknya.Matanya menyipit tatkala menatap ke depan. Sebuah motor masuk ke halaman rumah dan berhenti tepat di depannya."Umar." Khairul mengerutkan kening melihat sang keponakan duduk bersila, termangu dengan pandangan kosong. Dia bergegas menghampiri dengan Nayra yang berdiri di belakangnya."Umar, kamu kenapa, Nak?" Laki-laki itu berjongkok di hadapannya. Dia menepuk pundak anak laki-laki itu."Tidak ada apa-apa, Om. Barusan

    Last Updated : 2021-10-12
  • Takdir Cinta Naila   Kenangan pahit

    "Ade juga wanita idaman. Kalau nggak, mana mungkin Abang jauh-jauh balik lagi ke Banjarbaru buat jemput kamu.""Oh,ya?" Naila memutar bola matanya malas."Untung Adek terima lamaran Abang. Kalau nggak, gimana nasibnya berkas-berkas yang sudah Abang persiapkan sebelum berangkat ke sana." Naila tertawa. Suaranya lantas tertahan ketika menyadari sang putri yang tertidur di dekatnya."Berani benar Abang ambil spekulasi. Padahal belum tentu juga Adek terima.""Abang berpatokan pada sebuah keyakinan bahwa jodoh itu sudah diatur oleh Allah. Mungkin memang jalannya harus berliku. Abang harus menikah dengan Nana lebih dulu sebelum bisa menikahi Ade.""Abang harus pacaran dulu dengan kak Ratri," ketus Naila. Dia masih saja teringat cerita masa lalu sang suami. Sebuah cerita masa lalu yang membangkitkan rasa cemburunya, tapi sengaja ia pendam sendiri dalam hati."Astaga, Ade, masih b

    Last Updated : 2021-10-13
  • Takdir Cinta Naila   Sumber kebahagiaan

    "Nayra sedang tidur, Bang." Naila menoleh pada suaminya seraya menyodorkan ponsel itu. "Angkat aja, De. Tidak apa-apa, cuma bang Ammad itu yang telepon," jawab Khairul seolah ia bisa membaca kegelisahan di hati istrinya. Naila menggeser layar hijau dan terlihat jelas wajah Ammad di seberang sana." "Ade," tegurnya setelah laki-laki itu mengucapkan salam. "Iya, Bang, ini Ade. Abang lagi apa?" Naila mendekatkan layar ke wajah sang suami. "Abang lagi di rumah, De. Kebetulan kerjaan Abang hari ini sudah selesai, jadi cepat pulang. Kamu gimana kabarnya, De? Apa sudah sampai di Pekanbaru?" "Iya, Bang. Ade sudah di Pekanbaru." "Bang, tiga hari lagi kami akan mengadakan resepsi." Kali ini Khairul yang bicara. "Abang harus datang ya. Kan tidak jauh juga, dari Padang Sidempuan ke Pekanbaru. Tidak sampai sehari semalam perjala

    Last Updated : 2021-10-13
  • Takdir Cinta Naila   Mengunjungi Rosita

    "Alhamdulillah."Laki-laki itu sudah selesai dengan makannya. Dia mencuci tangan dan mengeringkannya dengan menggunakan tisu yang tersedia di meja tamu.Pemandangan seisi rumahnya terlihat tidak terlalu baik. Di sana-sini terlihat berantakan, karena memang tak ada yang merapikan. Ammad sendiri tidak pandai mengurus rumah, di samping dia memang sibuk dengan pekerjaannya sehari-hari sebagai pengawas lapangan sebuah proyek pembangunan sebuah pusat perbelanjaan di daerahnya.Tanpa menghiraukan situasi rumahnya yang berantakan, Ammad mengambil ponsel dan kunci motor. Dia bergegas melangkah menuju pintu depan kemudian keluar dari rumah ituSekejap kemudian laki-laki itu sudah dalam perjalanan menuju rumah Rosita. Hatinya mulai terasa menghangat dengan perhatian kecil yang ditunjukkan oleh Rosita dengan mengirimkan makan siang. Sesuatu hal yang dulu pernah begitu di rindukannya.Dul

    Last Updated : 2021-10-14

Latest chapter

  • Takdir Cinta Naila   Aku mencintaimu, suamiku (tamat)

    Berhadapan dengan situasi seperti ini, waktu terasa begitu lambat bagi Khairul. Detik demi detik sangat berharga baginya. Laki-laki itu terlihat tengah berjalan mondar-mandir di depan sebuah ruangan yang tertutup rapat. Pikirannya melayang mengingat sang istri di dalam sana yang tengah berjuang menjelang proses persalinan. Penantian ini terasa begitu mencekam. "Tidak apa-apa. Naila pasti kuat kok," tegur sang Mama melihat anak lelakinya tampak begitu gelisah. "Dia begitu kesakitan, Ma. Khairul tidak tega melihatnya." "Setiap wanita yang mau melahirkan memang begitu. Mana ada yang melahirkan tidak sakit, Rul?" Perempuan itu memberi isyarat putranya untuk mendekat. "Memangnya sakit sekali ya, Nek?" celutuk Nayra. Gadis kecil itu baru saja pulang dari sekolah. Dia sampai ke rumah sakit dan tidak sempat menemui sang ibunda, karena Naila sudah keburu

  • Takdir Cinta Naila   Garis dua

    "Hadiah?" tanya Nayra. "Ini adalah hadiah untuk kalian." Naila mengambil kotak kecil berwarna merah dari dalam tasnya. "Sebuah kotak? ucap Khairul. "Ayo kita main tebak-tebakan, Nayra, apa isi kotak dari Mama?" "Paling-paling perhiasan. Biasanya gitu, kan?" Gadis kecil itu mengamati kotak berbentuk segi empat panjang di depannya. "Dulu Papa juga pernah memberikan Mama dan Nayra perhiasan kalung," ucap Nayra sembari meraba lehernya. Gadis itu sudah diizinkan oleh ibunya untuk memakai kalung pemberian Khairul tempo hari. "Daripada main tebak-tebakan, yuk dibuka saja!" Perempuan itu tersenyum penuh makna. Khairul mulai membukanya. Selapis kertas berwarna merah yang membungkus kotak itu kini telah robek oleh tangannya. "Tespek!" Tiba-tiba hatinya bergetar. Tangannya bergerak mengambil benda itu. "Garis dua, De?" Lak

  • Takdir Cinta Naila   Ayah sambung rasa kandung

    Seminggu kemudian ...Matahari bersinar malu-malu kucing. Cahayanya menyapa rerumputan, menyapu embun yang membasahinya semalaman. Keceriaan dan kegembiraan menyambut hari minggu begitu terasa di hati mereka bertiga, Khairul, Naila dan Nayra.Mobil meluncur dengan tenang, menyusuri jalanan yang mulai ramai. Khairul sengaja menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang. Dia ingin memberikan kesempatan kepada anak istrinya untuk menikmati keindahan kota kelahirannya.Baru kali ini dia bisa mengajak keduanya jalan-jalan. Setelah acara resepsi perkawinan dan resmi pindah ke rumah baru, dia langsung di sibukkan oleh pekerjaan. Pekerjaan yang sangat menyita waktu dan perhatiannya, setelah lebih dari sebulan dia tidak masuk kantor dan hanya memantau perusahaan dari orang-orangnya saja.Pertemuan, rapat, meeting dengan tim perusahaan serta klien penting menjadi agenda hari-harinya belakangan ini, bahkan di saat har

  • Takdir Cinta Naila   Merangkai bukti cinta

    Malam ini terasa kurang bergairah. Meskipun Naila sudah berusaha untuk memasakkan makanan kesukaan Nayra, tetapi gadis kecil itu masih tampak murung dan tidak selera makan. Kondisi tidak menyenangkan yang sangat terasa bagi Khairul, mengingat dia belum tahu permasalahan yang sebenarnya. Laki-laki itu baru bisa pulang ke rumah menjelang magrib. Seharian ini dia mengunjungi beberapa tempat sekaligus untuk bertemu dengan klien penting. "Ada apa? Abang lihat rona wajah Nayra terlihat murung?" Keduanya baru saja bisa masuk ke kamar tidur, setelah sebelumnya harus menidurkan Nayra terlebih dahulu. Naila yang duduk di pinggir ranjang kemudian suaminya menyusul duduk di sampingnya. "Ada masalah baru lagi, Dek?" tanyanya. "Tidak apa-apa, Bang. Biasa, hanya urusan anak kecil." "Urusan anak kecil?" ulang laki-laki itu. Ade bertengkar dengan Nayra?"

  • Takdir Cinta Naila   Menerima papa baru

    "Putri ayah ngomongnya seperti itu?" Ammad meletakkan kembali tubuh mungil Fitri ke dalam box bayi kemudian segera meraih ponselnya, memposisikan lagi wajahnya menghadap ke kamera."Ayah nggak pernah membeda-bedakan di antara anak-anak ayah," bantahnya. Laki-laki itu serius menatap wajah Nayra melalui layar ponselnya."Ayah yang ngomongnya begitu! Kenapa Ayah bilang nggak janji? Nayra, kan kangen sama Ayah," keluh gadis cilik itu.Nayra mendudukkan tubuhnya di pembaringan, sementara ponselnya dia letakkan menyandar di guling karakter hello Kitty."Ayah pun kangen sama Nayra. Hanya saja bulan-bulan yang akan datang, Ayah sangat sibuk dengan perusahaan baru.""Kirain sibuk sama dede Fitri," gerutu Nayra.Ammad tercekat. Untuk sejenak dia terdiam. Hanya netranya menatap iba pada Nayra, gadis manja tak berayah yang sejak bertahun-tahun lalu lengket denganny

  • Takdir Cinta Naila   Sudah ada bagiannya

    Bukan tanpa alasan Ammad memilih tempat tinggal di daerah pinggiran kota, bahkan cenderung lebih ke nuansa pedesaan. Bukan karena dia tidak memiliki uang lebih untuk membeli rumah di kota, tapi lebih kepada keinginan untuk memberikan suasana baru bagi Rosita dan anak-anak.Sebenarnya ayah mertuanya menawarkan sebuah rumah mewah untuk didiami oleh mereka, tapi dengan tegas dia menolak. Laki-laki itu sudah merasa cukup dengan sebuah perusahaan yang akan dikelola setelah mereka kembali menikah. Ammad tidak tidak mau ayah mertuanya terlalu banyak membantu, lagipula dia masih mampu membeli rumah tanpa bantuan siapapun, walaupun rumah itu tidak semewah rumah yang dimiliki oleh Khairul, rumah yang didedikasikan untuk Naila dan Nayra.Mengingat perempuan itu, membuatnya semakin sadar betapa skenario Allah itu begitu indah. Setiap manusia sudah ada jodohnya masing-masing. Istilah bahwa jodohmu adalah cerminan dirimu itu tidaklah salah.

  • Takdir Cinta Naila   Mendatangi rumah baru

    Bab 81"Abang akan membawamu ke suatu tempat," ujarnya ketika sang istri mengajaknya untuk pulang."Tenang aja, De. Di rumah kan ada abang-abangnya, nenek, kakek, bahkan kak Khadijah pun juga menginap di rumah. Apa yang mesti Ade takutkan? Lagipula Semua orang pasti paham kita tengah merayakan hari pernikahan kita atau barangkali malam pertama!" Laki-laki itu tertawa melihat wajah masam sang istri."Bang, kita ini sudah tua! Anak sudah banyak. Harus ingat waktu. Kalau anak muda yang nggak ada dipikirkan sih hayu aja. Semalaman juga Ade mau jalan sama Abang," ujar Rosita."Memangnya Ade nggak senang, malam ini Abang ajak makan malam berdua?""Bukannya nggak senang, Bang, cuma kepikiran Fitri aja," balas Rosita."Abang juga ingat waktu kok. Ini tidak akan lama. Kita akan pergi ke suatu tempat, karena Abang ingin menunjukkan sesuatu." Laki-laki itu mulai mempercepat la

  • Takdir Cinta Naila   Dinner yang menyenangkan

    Abang tidak menyesal, kan sudah menikah dengan Ade?" cicit Rosita..Pernikahan ini bahkan seperti keajaiban buatnya!"Tidak, De. Ini, kan sudah kita bicarakan sebelumnya, sejak jauh-jauh hari pula. Untuk apa Abang menyesal?""Ade takut Abang tidak bahagia menjalani pernikahan ini.""Abang bahagia, insya Allah. Melihat kalian bahagia, Abang pun turut bahagia," ujarnya.Laki-laki merendahkan suaranya. Dia ikut duduk di samping istrinya, mengelus punggungnya."Kok Abang ngomongnya seperti itu?" Rosita menatapnya dalam-dalam.Abang bahagia Rosita Abang bahagia percayalah senyumnya teramat manis"Kita sudah melewati banyak hal untuk sampai ke titik ini. Inilah jalan hidup kita dan kita harus bahagia menjalaninya."❣️❣️❣️"Jangan lama-lama ya, Bang. Ade takut kalau Fitri haus." Wanita itu berkali-k

  • Takdir Cinta Naila   Menikahi wanita yang sama

    Betapa banyak hal yang sudah mereka lewati dan secara perlahan akan bertemu di persimpangan jalan. Bukan karena tidak saling cinta, tapi kehidupan akan terus berjalan meskipun kita berusaha untuk menahan. Waktu akan terus bergerak dan sedetik pun kita tak bisa untuk mencegah."Sekarang Abang ikhlas, Nai. Jalani hidup dan rumah tanggamu. Jangan sisakan luka dan biarkan cinta diantara kita hanya sebagai kenangan. Kenangan manis dan pahit sekaligus.""Tak perlu kita saling memvonis siapa yang benar dan siapa yang salah. Tak ada kesalahan yang sempurna, pun tak ada kebenaran yang sempurna. Kebenaran sejati hanya milik Allah.""Kita hanya manusia biasa yang memiliki rasa dan keinginan. Seperti kamu yang sudah belajar untuk melupakanku dan mencintai suamimu, aku pun akan mencoba melakukan hal yang sama, melupakanmu dan mencintai istriku kembali, belajar melupakan kesalahan-kesalahan dan masa

DMCA.com Protection Status