Dalam keadaan pingsan Humaira melalui alam bawah sadarnya,sempat merasakan kehadiran seorang laki-laki yang telah lama dia lupakan,karena laki laki tersebut Humaira sempat merasa putus asa dan menghancurkan semua kepercayaan diri yang telah di bangunnya, apakah itu nyata atau hanya mimpi dimasa sepenuhnya belum sadarkan diri. Perlahan kedua matanya terbuka, Humaira melihat wajah wanita yang telah melahirkan dan merawatnya dengan penuh kasih sayang itu sedang memegang tangannya sambil sesenggukan. "Ummi... Humaira sekarang berada di mana ini,kenapa ruangannya lain, setahu Humaira tadi berada dirumahnya Winda." "Syukur Alhamdulillah Nak kamu sudah sadar, sekarang kamu berada di rumah sakit Nak..tadi kamu tiba-tiba jatuh pingsan, Winda langsung membawamu kesini, Ummi kasitau dokter dulu kalau kamu sudah sadar."ummi langsung berdiri memberitahukan dokter yang menangani Humaira, kalau saat ini Humaira sudah sadar. Berselang beberapa menit kemudian dokter melangkah menuju di tempat Huma
"Bunda... maafkan saya karena telah menyakiti hati Bunda, saya terpaksa melakukan semua ini demi keselamatan kalian bertiga, saya tidak mau terjadi sesuatu pada kalian, saya tidak rela melihat kalian bertiga di sakiti oleh orang lain, Bunda perlu tau, kalian bertiga adalah nadi nafasku dan hidupku, sekali lagi maaf saya Bunda.."Mas Brian berusaha meraih tangan Humaira, tapi sayang semuanya sia sia Humaira langsung menepisnya. "Mas.. kenapa kamu tega mengkhianati pernikahan kita,kamu telah menyakiti hati dan perasaan ku, susah payah aku bangun semua kepercayaanku untuk menerima kehadiranmu dalam hidupku setelah kamu mendapatkan semua itu, dalam sekejap mata pula kamu hancur kan hingga tidak berbekas,kenapa Mas...apa salahku... apakah aku tidak berarti dalam hatimu hanya karena aku anak orang kampung Mas..." "Sekali lagi Mas minta maaf... pernikahan antara saya dan Alma bukan seperti yang kamu bayangkan, saya tidak pernah mencintai Alma apalagi menyentuhnya, saya lakukan semua ini kar
Deg. Apakah ini mimpi atau nyata, kalau benar ini kenyataan, berarti yang saya rasakan dibawah alam sadar ku bukan ilusiku saja,aku tidak tau apa yang harus saya lakukan saat ini, melihat orang yang telah meninggalkan diriku 12 tahun yang lalu tiba-tiba muncul di depan ku ,ini membuat sebagian kesadaranku melayang sekian detik hingga nafasku berhenti. Bang Rendi menghampiri tempat tidur ku,dan berusaha untuk menatap mukaku, saat ini aku tidak tau apakah mukaku baik baik saja, Abah akhirnya berdiri meninggalkan kami berdua keluar dan menutup pintu kamar. "Assalamualaikum Humaira...apa kabar." "Waallaikum sa...lam... Bang kabarku, seperti yang Abang lihat saat ini."aku berusaha menghilangkan debaran jantungku yang rasanya ingin keluar dari tempatnya. "Humairah... maafkan Abang.. yang telah meninggalkan kamu 12 tahun yang lalu, Abang terlalu fokus belajar agar cepat menyelesaikan pendidikan di sana, tapi justru Abang mengabaikan keadaanmu, di saat Abang lagi menyelesaikan pendidikan
Tok.tok.tok. Ceklek. Pintu dibuka dari luar oleh seseorang, benar saja tidak lama muncul kedua orang tuanya Bang Rendi, dengan muka penuh kekhawatiran. "Assalamualaikum Humaira...apa kabar.."sapa kedua orang tuanya Bang Rendi, sambil melangkah menuju ke tempat tidur ku. "Waallaikum salam Om... Tante.. Alhamdulillah Humaira sudah agak baikan, gimana juga kabar Om dan Tante."aku berusaha untuk menyalami tangan kedua orang tuanya Bang Rendi. "Alhamdulillah kami sehat dan baik semua, maaf kan Om sama Tante Humaira.. seandainya waktu itu Om sama Tante tidak menyuruh Rendi untuk melanjutkan studinya ke luar negeri mungkin saat ini kalian berdua sudah hidup bahagia dalam ikatan pernikahan dan tidak mengalami rasa sakit seperti yang kamu rasakan saat ini, sekali lagi tolong maafkan kami...."aku lihat muka papa dan Mama Bang Rendi betul betul menunjukkan penyesalan. "Sudah lah Om, Tante, Humaira sadar mungkin Bang Rendi dan aku tidak berjodoh, semua ini sudah menjadi takdir Allah SWT un
"Bunda... maaf kan kakak sama adik yaa.. kalau sebenarnya kami berdua sudah tau kalau ayah berbohong sama Bunda, Ayah ke Bali bukan urusan pekerjaan tapi Ayah kesana untuk menikah dengan Tante Alma."Al Jazair bercerita sambil melirik ke arah Mas Brian dengan cuek."Maksud kakak sama adik apa... Bunda tidak mengerti coba jelaskan semuanya kepada Bunda.""Iya Bunda... Kami tau semuanya,adik tidak sengaja mendengar perbincangan Bunda, Ayah dengan Opa, adik dengar semua kalau ayah harus membantu perusahaannya Opa karena terancam bangkrut, kalau Ayah tidak bisa mengeluarkan dana dari perusahaan,ayah harus menikah dengan Tante Alma, mulai saat itu adik sudah memasang alat pelacak di handphonenya ayah dan memasang kamera pengintai di cincin kawinnya Ayah, maaf kami Bunda tidak memberitahukan semuanya."mas Brian cukup kaget dengan pernyataan anak laki lakinya itu, sungguh di luar nalar, seorang anak berusia 8 tahun bisa melakukan semua itu tanpa kesalahan sama sekali."Jadi kalian sudah tau s
"Nak Rendi... Abah bisa minta waktunya sebentar,ada yang Abah mau bicarakan kalau tidak keberatan dan mengganggu Nak Rendi."Rendi langsung keluar dari dalam mobil, untuk menyanggupi permintaan Abahnya Humaira. "Iya Abah... tidak menggangu kok,ada yang bisa saya bantu Abah." "Ini mengenai Humaira dan kedua cucuku, Abah tau walaupun Nak Rendi sudah lama meninggalkan dunia hitam, tapi sampai saat ini Nak Rendi masuk berhubung dengan mereka, Abah hanya minta bantuan Nak Rendi untuk melindungi Humaira dan kedua cucuku, Abah khawatir dengan keselamatan mereka, Abah takut jika semua yang di lakukan Al Jazair terbongkar,pasti Pak Darsono dan Pak Airlangga tidak akan tinggal diam, apalagi karena ulah cucuku itu perusahaan mereka saat ini berada di ujung tanduk...dan tolong carikan detektif yang handal untuk menyelidiki perusahaan Airlangga Aditama Group,ada apa sebenarnya,karena Pak Airlangga sendiri sudah mengancam Brian kalau sampai dia tidak menikahi putrinya Pak Darsono dia akan menghabi
Pikiran terasa plong, hati terasa damai, dimana semua keluh kesah kita sampaikan kepada sang pemilik hidup ini,karena hanya Dia lah tempat kita bisa meminta sebanyak apa yang kita mau, dengan memasrahkan diri kepada-Nya pasti kita akan di berikan kemudahan untuk semua permasalahan yang dihadapi. Seperti yang di alami Al Humaira Razak saat ini,nasib rumah tangga yang bina selama kurun waktu kurang lebih 10 tahun belum tau kedepannya apakah akan berlanjut atau kandas di tengah jalan, karena dia sangat tidak bisa mentolerir yang namanya penghianatan.Apa pun alasannya yang namanya penghianatan tetap akan menorehkan luka di dalam hati, terasa sakit, terluka tapi tidak berdarah, itulah situasi yang di alami oleh Humaira sekarang ini. Selesai melaksanakan shalat Maghrib secara berjamaah,kedua buah hatiku itu, mendekati Abah. "Kakek...kami berdua lapar...."Almeera dan Al Jazair sambil memegang perut mereka masing-masing. "Maaf kan kakek ya... sedari tadi kakek tidak memperhatikan kebutuha
"Kakak... adik... kalau Ayah boleh tau,siapa pemilik restoran makanan yang kalian pesan tadi."Mas Brian menatap lekak lekat wajah kedua buah hatinya itu. "Memangnya Ayah pura pura tidak tau atau memang tidak tau sama sekali,masa seorang direktur utama dan sekaligus perusahaan Brian Aditama Group yang cukup besar di negri ini tidak tau sama sekali kalau istrinya itu tajir melintir, Ayah dengarkan baik-baik kalau istri Ayah itu Al Humaira Razak itu memiliki beberapa restoran yang lagi viral saat ini dan seorang direktur utama sebuah perusahaan,ck.ck.ck, Ayah payah deh."cerca Al Jazair terlihat sedikit mengejek kepada Mas Brian. "Apa.... kok Ayah tidak pernah tau, Bunda kenapa tidak kasih tau Ayah selama ini."Mas Brian saking kagetnya kedua buah matanya melotot seolah olah mau keluar dari tempatnya, sambil melirik ke arah ku untuk meminta penjelasan,'ini Abah sama Ummi diam diam saja dari tadi mendengarkan anak anak ku bercerita.'gumam Mas Brian dalam hati. "Apa yang harus aku jelaska
Mobil yang membawa Papi Yuda, Mommy Meta, Abah Malik dan Ummi Salamah sudah berhenti di dalam area parkiran sekolah bersebelahan dengan mobilnya Humairah.Mereka semua sudah turun dari mobil.Secara bersamaan juga mobil orang tuanya Mas Sony, Pak Candra Sanjaya juga parkir tidak jauh dari mobilnya Papi Yuda. Dengan setengah berlari Sony menghampiri sang ayah,dia takut jangan sampai ayahnya mencari cari keberadaannya. "Selamat pagi Daddy...."sapa Mas Sony. "Selamat pagi juga Sony....mana Mommy kamu..."jawab Pak Candra sambil mencari keberadaan sang istri. "Itu Mommy...."jari tangan Mas Sony menunjuk ke arah Mommy Shinta yang sedang berdiri tidak jauh dari Papi Yuda dan Abahnya Humairah. Pak Candra menghampiri sang istri, secara tidak sengaja matanya bersitatap dengan Papi Yuda.Dengan langkah tidak sungkan dia memanggil Papi Yuda. "Selamat pagi Yuda....apa kabar...."sapa Pak Candra tanpa embel-embel Pak di depannya. "Selamat pagi juga Candra.... Alhamdulillah baik, setelah sekian p
Mommy Shinta yang sedang kesal karena sang putra tiba tiba meninggalkan dirinya dalam mobil,menyeret langkah kakinya dengan cepat setelah melihat Sony yang sedang berdiri mematung melihat Humairah dan Kendrick ngobrol. "Sony....kamu tuh ya... keterlaluan masa Mama di tinggal sendiri dalam mobil...mana di sini banyak sekali mobil yang sedang parkir, Mama itu kesulitan mencari kamu, terus lari kemana lagi itu Kendrick...."Mommy Shinta sangat kesal dengan kelakuan sang putra,karena meninggalkan dirinya sendiri dalam mobil. "Maaf mom....tadi Sony kejar Kendrick yang lagi ngambek karena Sony tidak membawakan Mommy untuk menyaksikan penampilannya di acara pentas sebentar...."jawab Sony tanpa mengalihkan perhatiannya dari sang putra. "Oh gitu....kamu liatin apa sih,terus Kendrick lari kemana, kenapa kamu berhenti di sini dan tidak mencari Kendrick... Mama takut jangan sampai dia kenapa-napa,mana banyak sekali mobil yang sedang berseliweran....ayo cepat kita cari dia..."Mommy Shinta dengan
Mobil yang di kendarai oleh Humairah sudah memasuki gerbang sekolah.Petugas keamanan yang kerja di sekolahnya Almeera dan Al Jazair ini berhubungan baik dengan Humairah dan almarhum Brian semasa hidupnya.Brian adalah salah satu orang yang menjadi donatur tetap sekolah ini dan dia juga sering berbagi rezeki dengan para petugas keamanan di sekolah ini. Jadi tidak heran lagi begitu melihat mobil yang di gunakan oleh Humairah petugas itu langsung berlari menghampirinya dan mengarahkan Humairah agar memarkirkan mobilnya di dalam area sekolah persis di tempat parkir mobil kepala sekolah.Tadinya Humaira sudah bingung mau parkir di mana karena didalam halaman sekolah maupun lahan kosong yang berada di luar pagar sekolah sudah penuh dengan mobil mobil orang tua wali murid yang datang menyaksikan acara pentas seni hari ini. Humairah melangkah dengan anggun keluar dari mobil dan menghampiri pintu yang ada di sebelahnya, dengan sekali hentakan dia sudah membukakan pintu untuk sang ibu mertua
Bang Rendi langsung memasukkan handphonenya kedalam saku jas yang dia kenakan,dan kembali masuk menemui para dewan direksi yang sedang menunggu dirinya di dalam ruangan khusus untuk melakukan rapat rapat penting yang berhubungan dengan perusahaannya. Bang Rendi langsung memutuskan untuk mengakhiri rapat kali ini, karena masih ada hal penting lainnya yang harus di kerjakan,dia harus ke sekolahnya Almeera dan Al Jazair,dia sudah berjanji akan menyaksikan penampilan kedua anak sambungnya itu. "Saya kira pertemuan kita kali ini cukup sampai di sini, nanti kita lanjutkan lagi di kesempatan berikutnya,apa yang telah kita bahas tadi... semua laporannya tolong serahkan kepada sektretaris saya Pak Wira.... terimakasih sudah mau memenuhi undangan saya untuk ikut rapat hari ini."Bang Rendi menyampaikan rasa terimakasihnya kepada seluruh dewan direksi yang hadir pada rapat hari ini. Dengan langkah terburu buru Bang Rendi kembali ke ruangannya di ikuti oleh Pak Wira sekretaris pribadinya. "Maa
Dalam perjalanan Mama Inda langsung sibuk dengan handphonenya.Aku hanya memperhatikan lewat lirikan ekor mata saja,karena kedua netraku fokus kedepan, takut jangan sampai aku menabrak kendaraan orang lain, semua orang yang berada di dalam mobil yang aku kemudikan saat ini adalah tanggung jawabku. Bibir Mama Inda tidak pernah lepas dari senyum manisnya,pada saat menatap layar handphonenya yang sedang berada di dalam genggaman tangannya.Karena Al Keenan sudah tertidur kembali, Mama Inda langsung menyerahkannya kepada Bi Jumi untuk di gendong. Mama Inda sangat sibuk mengirimkan pesan singkat kepada orang lain,aku sendiri tidak tau dengan siapa di berkirim pesan singkat,aku diam saja ,karena untuk menanyakannya secara langsung sepertinya tidak mungkin,itu sama saja aku mencampuri urusan orang lain, Mama Inda juga butuh privasi. 'Mama kerjain aja itu anak nakal...gimana ya reaksinya setelah melihat foto Humairah ini,mama mau lihat apakah dia diam saja atau langsung menghubungi Humairah
Setelah merasa cukup bersih,aku langsung keluar dan segera masuk kedalam walk in closet untuk segera berpakaian, semua aku lakukan dengan cepat karena waktu sudah menunjukkan jam 9.30,kami harus segera ke sekolahnya Almeera dan Al Jazair.Terakhir tinggal aku memulaskan makeup secara tipis agar kelihatan natural dan juga hijabku, dengan segera aku hampiri Bi Jumi,aku mengatakan agar beliau siap siap juga."Bi.... silahkan bersiap siap,aku sudah selesai hanya tinggal memulaskan makeup dan mengenakan hijab saja, Al Keenan di tinggal saja.... nanti aku yang jagain..."segera aku suruh bi Jumi untuk bersiap-siap."Iya Bu....bibi tinggal dulu ya...."jawab Bi Jumi."Iya Bi.... silahkan...."Setelah Bi Jumi berlalu menuju kamarnya meninggalkan aku dan Al Keenan.Segera aku memulaskan makeup yang telah tersedia di atas meja rias yang di siapkan oleh Bang Rendi untuk meletakkan semua peralatan makeup milikku.Aku hanya memulaskan makeup secara tipis agar kelihatan natural dan tidak menor,ini aku
Aku menghampiri Mama Inda yang sedang duduk santai di ruangan keluarga, beliau lagi nonton acara favoritnya yang di siarkan oleh salah satu stasiun televisi di negeri ini.Dengan pelan aku menjatuhkan bobot tubuhku di samping Mama Inda,aku menyampaikan keinginanku secara perlahan-lahan, takut saja jangan sampai beliau tersinggung. "Ma.... sebentar jam 10 Humairah ijin keluar ya,mau menghadiri acara pentas seni yang di ikuti Almeera dan Al Jazair di sekolah mereka..."aku menyampaikan maksud ku kepada Mama Inda, bagaimana pun sekarang beliau sudah menjadi orang tuaku juga. "Iya ... tidak apa-apa, Mama ikut juga ya.... Mama pengen lihat aksi mereka berdua, pasti seru.... nggak apa-apa kan kalau Mama ikut melihat mereka tampil..."Mama Inda ingin ikut juga ke sekolahnya Almeera dan Al Jazair. "Benar mama mau ikut....mama tidak bercanda kan..."aku senang sekali mendengarkan keinginan ibu mertuaku itu. "Iya benar..... Mama serius.... Almeera dan Al Jazair pasti senang kalau semua Oma dan
Sepanjang perjalanan menuju perusahaannya Bang Rendi wajahnya berseri seri, senyum indahkan tidak lepas dari bibirnya.Walaupun tadi dia sempat dongkol karena ulah jahil sang papa,tapi kini moodnya sudah baik kembali.Masih segar dalam ingatannya.... melihat wajah Humairah yang ketangkap basah olehnya karena secara diam-diam mencium bibirnya tadi malam. "Sudah sebulan saya menikah Humairah... baru tadi malam saya menyentuh kulitnya halus sekali seperti pualam.... argkhhh....kenapa juga benda pusaka kesayangan saya ini langsung bereaksi, padahal saya hanya mengingat kelakuan Humairah tadi malam, rasanya saya sudah tidak sabar menunggu 5 hari lagi..... bersabarlah 'adik kecil' sebentar lagi kamu akan mendapatkan sangkar baru yang selama ini kamu belum pernah kamu singgahi...."Bang Rendi bergumam sendiri sambil memegang benda pusaka kesayangannya. "Untung saja tadi pagi saya sudah mengirim semua foto Humairah tadi malam ke ponsel saya .... saya tidak bisa bayangkan kalau ada orang yang s
Humairah setelah mengantar kedua buah hatinya sampai mobil yang membawa mereka berdua keluar dari pekarangan rumahnya Bang Rendi, hendak masuk kembali kedalam untuk menyamperin sang suami, tiba-tiba saja langkah kakinya terhenti karena dia melihat sang suami sudah berada persis di depan pintu utama. "Baby.... Abang berangkat dulu ya .. insya Allah jam10 nanti Abang langsung ke sekolahnya Almeera dan Al Jazair....kamu nggak apa-apa kan ke sekolah mereka di antar oleh sopir....atau Abang jemput kamu kesini baru kita berangkat bareng bareng kesana..."Bang Rendi merasa tidak enak kalau Humairah berangkat ke sekolahnya Almeera dan Al Jazair di antar oleh sopir,dan akhirnya menawarkan diri untuk datang menjemputnya. "Iya tidak apa-apa.... Abang tidak usah jemput lagi ke sini, Abang langsung saja dari kantor ke sekolahan anak anak, nanti aku diantar sama sopir saja..."Humairah menolak di jemput oleh sang suami.Rencananya Humairah akan bawa mobil sendiri,karena Mang Udin nanti sore akan men