Pikiran terasa plong, hati terasa damai, dimana semua keluh kesah kita sampaikan kepada sang pemilik hidup ini,karena hanya Dia lah tempat kita bisa meminta sebanyak apa yang kita mau, dengan memasrahkan diri kepada-Nya pasti kita akan di berikan kemudahan untuk semua permasalahan yang dihadapi. Seperti yang di alami Al Humaira Razak saat ini,nasib rumah tangga yang bina selama kurun waktu kurang lebih 10 tahun belum tau kedepannya apakah akan berlanjut atau kandas di tengah jalan, karena dia sangat tidak bisa mentolerir yang namanya penghianatan.Apa pun alasannya yang namanya penghianatan tetap akan menorehkan luka di dalam hati, terasa sakit, terluka tapi tidak berdarah, itulah situasi yang di alami oleh Humaira sekarang ini. Selesai melaksanakan shalat Maghrib secara berjamaah,kedua buah hatiku itu, mendekati Abah. "Kakek...kami berdua lapar...."Almeera dan Al Jazair sambil memegang perut mereka masing-masing. "Maaf kan kakek ya... sedari tadi kakek tidak memperhatikan kebutuha
"Kakak... adik... kalau Ayah boleh tau,siapa pemilik restoran makanan yang kalian pesan tadi."Mas Brian menatap lekak lekat wajah kedua buah hatinya itu. "Memangnya Ayah pura pura tidak tau atau memang tidak tau sama sekali,masa seorang direktur utama dan sekaligus perusahaan Brian Aditama Group yang cukup besar di negri ini tidak tau sama sekali kalau istrinya itu tajir melintir, Ayah dengarkan baik-baik kalau istri Ayah itu Al Humaira Razak itu memiliki beberapa restoran yang lagi viral saat ini dan seorang direktur utama sebuah perusahaan,ck.ck.ck, Ayah payah deh."cerca Al Jazair terlihat sedikit mengejek kepada Mas Brian. "Apa.... kok Ayah tidak pernah tau, Bunda kenapa tidak kasih tau Ayah selama ini."Mas Brian saking kagetnya kedua buah matanya melotot seolah olah mau keluar dari tempatnya, sambil melirik ke arah ku untuk meminta penjelasan,'ini Abah sama Ummi diam diam saja dari tadi mendengarkan anak anak ku bercerita.'gumam Mas Brian dalam hati. "Apa yang harus aku jelaska
Ting.ting. Bunyi notifikasi panggilan masuk di handphonenya Abah, dengan segera Abah menerimanya. "Assalamualaikum Pak Malik... saya sudah di lobi rumah sakit." "Waallaikum salam Pak Arya...oke tunggu sebentar saya akan segera ke situ."terlihat langkah Abah tergesa-gesa segera menuju ketempat dimana Pak Arya sudah menunggu. Melihat Pak Arya sedang menunggu di kursi lobi rumah sakit, Abah langsung menghampirinya. "Maaf Pak Arya...menunggu terlalu lama,harap maklum Pak karena faktor usia, langkah saya tidak segesit dulu lagi he..he..."Abah mengeluarkan suara kekehannya. "Tidak apa apa Pak Malik.. kebetulan saya juga baru sampai,ini Pak pesanannya, semoga kedua cucu bapak menyukainya, salam untuk Ibu Humaira semoga cepat sembuh, maaf Pak saya langsung pamit, assalamu'alaikum." "Aamiin... terimakasih sudah mau mengantarkan pesanan kedua cucuku, waallaikum salam, hati hati di jalan." Pak Arya langsung menyalami tangan Abah dan mereka berpisah di lobi rumah sakit.Abah hendak mau men
"Bunda... Mas suapin ya, supaya tidak kerepotan,dan juga tangan kanan Bunda kalau terlalu banyak bergerak, Mas takut selang infusnya terlepas dan itu kalau di pasang kembali sangat sakit, pasti Bunda tidak tahan.."aku hanya mengangguk kepala untuk menyetujui permintaan Mas Brian, Abah sama Ummi melihat kami berdua sambil melemparkan tatapan mata bahagia,aku tidak tau apa yang ada di dalam pemikiran mereka berdua, seolah-olah tidak melihat apa-apa. Mas Brian langsung menyuapiku dengan perlahan suapan demi suapan hingga habis satu boks makanan yang tadi Abah pesan, tidak lupa Mas Brian juga memberikan segelas air putih,aku segera menyesapnya sampai tandas, Alhamdulillah. "Terimakasih... Mas." "Iya sama sama..." Setelah menyuapiku Mas Brian langsung menyantap makanan juga, sama seperti kami berlima Mas Brian juga menghabiskan semua isi boks makanannya. Kami semua larut dalam pikiran masing-masing, kedua buah hatiku itu tidak ada henti-hentinya merecoki Abah sama Ummi, kadang terdeng
Akhirnya hari yang aku tunggu datang juga, selama dua hari ini aku hanya berbaring di tempat tidur rumah sakit, hari ini dokter sudah mengizinkan aku pulang ke rumah,ahh... senangnya,aku perhatikan muka anak anak ku juga terlihat pancar kebahagiaan dari muka mereka berdua,aku tau mereka sudah bosan berada di sini. Tadi malam Aku sudah memberitahu Abah sama Ummi kalau nanti aku sudah diizinkan pulang sama dokter, aku pulang ikut Abah sama Ummi ke kampung, tidak pulang ke rumah yang kami tempati selama ini, Aku sengaja tidak memberitahukan kepada kedua buah hatiku itu, biar jadi kejutan, pasti mereka berdua senang kalau kami ikut Abah sama Ummi ke kampung. "Kakak... Adik.. nanti pulangnya, kita ikut kakek dan nenek ya ke kampung, untuk urusan sekolah kalian Ayah sudah menghubungi pihak sekolah, sementara kalian berdua ikut ibu ke kampung kalian belajarnya dengan cara homeschooling, tidak apa-apa kan" "Iya Bunda.. tidak apa-apa, justru kami berdua sangat senang,kami bisa ikut kakek ma
Aku perhatikan Abah sepertinya penasaran dengan dokter yang sedang ngobrol dengan Mas Brian, Abah menghampiri mereka berdua. "Leonardo... betul kah dirimu ini."Abah setengah berteriak, langsung memeluk Pak dokter tersebut. "Malik Razak..., saya tidak menyangka akhirnya kita bertemu kembali setelah sekian lama tidak ada kabar berita, kalau tidak salah kita bertemu pada saat kita masih menjadi mahasiswa, saya tidak tau sudah berapa puluh tahun lamanya."Pak dokter itu juga balas memeluk Abah. "Maaf Pak Brian... apakah anda mengenal Pak Malik...ini sahabat saya sewaktu kuliah,kami memang berbeda jurusan tapi sering bersama pada saat melakukan kegiatan kampus." "Iya dokter... Pak Malik ini mertua saya."karena aku lihat Abah ikut ngobrol akhirnya kami semua mendekat ke arah mereka bertiga. "Salamah... saya tidak menyangka kamu bisa menaklukkan hati seorang Malik Razak yang terkenal dengan kearogangannya seantero kampus, saya sangat bahagia akhirnya kalian bersama,ini pasti putri dan ke
Mas Brian setelah menyimpan kartu nama dari dokter Leonardo,kami semua masuk dalam ke dalam mobil, untuk melanjutkan perjalanan ke kampung tempat tinggal Abah sama Ummi. Lumayan jauh perjalanan dari Jakarta menuju Malang memakan waktu kurang lebih 2 jam.selama perjalanan kami semua larut dalam pikiran kami masing-masing, terutama Mas Brian aku perhatikan mukanya semua kerutan yang berada atas keningnya seolah sambung menyambung antara satu dengan yang lainnya, Mas Brian sedang memikirkan sesuatu dengan serius, apakah ini tentang perbincangannya dengan dokter Leonardo tadi, entahlah aku tidak tau, biarkan saja toh itu bukan urusanku. Yang terjadi di perusahaan Airlangga Aditama Group benar benar kacau, karena Pak Airlangga sedang mengamuk di ruangan kerjanya, semua orang yang dipanggil untuk menghadap, tidak luput dari amukannya, sampai sampai semua karyawan ketakutan. Pak Airlangga sangat emosi begitu mengetahui perusahaannya hancur karena ada orang yang sengaja membocorkan rahasia
"Halo... selamat siang ini dengan Rendi Hermawan,bisa saya bicara dengan Pak Danuarta."terdengar diseberang sana langsung menerima sambungan telepon. "Selamat siang juga Pak Rendi, kebetulan dengan saya sendiri ada yang bisa saya bantu Pak..." "Saya bisa minta waktu sebentar untuk ketemuan, sekalian kita makan siang, ada yang perlu saya bicarakan dengan Pak Danuarta, nanti saya share lokasinya." "Oke.. baik Pak Rendi, saya langsung ke lokasi yang bapak kirimkan." "Terimakasih Pak Danuarta sudah mau memenuhi undangan saya, sampai jumpa di sana." "Sama sama pak Rendi... "Setelah mengakhiri panggilan telepon dengan Pak Rendi,Pak Danuarta langsung menuju restoran yang tadi mereka janjian untuk bertemu, Bang Rendi juga melakukan hal yang sama,memacu mobilnya menuju restoran tempat mereka untuk bertemu secara langsung kebetulan restoran tersebut berada tidak jauh dari kantornya. Menempuh perjalanan kurang lebih 10 menit, Pak Danuarta langsung masuk ke dalam sambil menoleh kiri kanan u
Mobil yang membawa Papi Yuda, Mommy Meta, Abah Malik dan Ummi Salamah sudah berhenti di dalam area parkiran sekolah bersebelahan dengan mobilnya Humairah.Mereka semua sudah turun dari mobil.Secara bersamaan juga mobil orang tuanya Mas Sony, Pak Candra Sanjaya juga parkir tidak jauh dari mobilnya Papi Yuda. Dengan setengah berlari Sony menghampiri sang ayah,dia takut jangan sampai ayahnya mencari cari keberadaannya. "Selamat pagi Daddy...."sapa Mas Sony. "Selamat pagi juga Sony....mana Mommy kamu..."jawab Pak Candra sambil mencari keberadaan sang istri. "Itu Mommy...."jari tangan Mas Sony menunjuk ke arah Mommy Shinta yang sedang berdiri tidak jauh dari Papi Yuda dan Abahnya Humairah. Pak Candra menghampiri sang istri, secara tidak sengaja matanya bersitatap dengan Papi Yuda.Dengan langkah tidak sungkan dia memanggil Papi Yuda. "Selamat pagi Yuda....apa kabar...."sapa Pak Candra tanpa embel-embel Pak di depannya. "Selamat pagi juga Candra.... Alhamdulillah baik, setelah sekian p
Mommy Shinta yang sedang kesal karena sang putra tiba tiba meninggalkan dirinya dalam mobil,menyeret langkah kakinya dengan cepat setelah melihat Sony yang sedang berdiri mematung melihat Humairah dan Kendrick ngobrol. "Sony....kamu tuh ya... keterlaluan masa Mama di tinggal sendiri dalam mobil...mana di sini banyak sekali mobil yang sedang parkir, Mama itu kesulitan mencari kamu, terus lari kemana lagi itu Kendrick...."Mommy Shinta sangat kesal dengan kelakuan sang putra,karena meninggalkan dirinya sendiri dalam mobil. "Maaf mom....tadi Sony kejar Kendrick yang lagi ngambek karena Sony tidak membawakan Mommy untuk menyaksikan penampilannya di acara pentas sebentar...."jawab Sony tanpa mengalihkan perhatiannya dari sang putra. "Oh gitu....kamu liatin apa sih,terus Kendrick lari kemana, kenapa kamu berhenti di sini dan tidak mencari Kendrick... Mama takut jangan sampai dia kenapa-napa,mana banyak sekali mobil yang sedang berseliweran....ayo cepat kita cari dia..."Mommy Shinta dengan
Mobil yang di kendarai oleh Humairah sudah memasuki gerbang sekolah.Petugas keamanan yang kerja di sekolahnya Almeera dan Al Jazair ini berhubungan baik dengan Humairah dan almarhum Brian semasa hidupnya.Brian adalah salah satu orang yang menjadi donatur tetap sekolah ini dan dia juga sering berbagi rezeki dengan para petugas keamanan di sekolah ini. Jadi tidak heran lagi begitu melihat mobil yang di gunakan oleh Humairah petugas itu langsung berlari menghampirinya dan mengarahkan Humairah agar memarkirkan mobilnya di dalam area sekolah persis di tempat parkir mobil kepala sekolah.Tadinya Humaira sudah bingung mau parkir di mana karena didalam halaman sekolah maupun lahan kosong yang berada di luar pagar sekolah sudah penuh dengan mobil mobil orang tua wali murid yang datang menyaksikan acara pentas seni hari ini. Humairah melangkah dengan anggun keluar dari mobil dan menghampiri pintu yang ada di sebelahnya, dengan sekali hentakan dia sudah membukakan pintu untuk sang ibu mertua
Bang Rendi langsung memasukkan handphonenya kedalam saku jas yang dia kenakan,dan kembali masuk menemui para dewan direksi yang sedang menunggu dirinya di dalam ruangan khusus untuk melakukan rapat rapat penting yang berhubungan dengan perusahaannya. Bang Rendi langsung memutuskan untuk mengakhiri rapat kali ini, karena masih ada hal penting lainnya yang harus di kerjakan,dia harus ke sekolahnya Almeera dan Al Jazair,dia sudah berjanji akan menyaksikan penampilan kedua anak sambungnya itu. "Saya kira pertemuan kita kali ini cukup sampai di sini, nanti kita lanjutkan lagi di kesempatan berikutnya,apa yang telah kita bahas tadi... semua laporannya tolong serahkan kepada sektretaris saya Pak Wira.... terimakasih sudah mau memenuhi undangan saya untuk ikut rapat hari ini."Bang Rendi menyampaikan rasa terimakasihnya kepada seluruh dewan direksi yang hadir pada rapat hari ini. Dengan langkah terburu buru Bang Rendi kembali ke ruangannya di ikuti oleh Pak Wira sekretaris pribadinya. "Maa
Dalam perjalanan Mama Inda langsung sibuk dengan handphonenya.Aku hanya memperhatikan lewat lirikan ekor mata saja,karena kedua netraku fokus kedepan, takut jangan sampai aku menabrak kendaraan orang lain, semua orang yang berada di dalam mobil yang aku kemudikan saat ini adalah tanggung jawabku. Bibir Mama Inda tidak pernah lepas dari senyum manisnya,pada saat menatap layar handphonenya yang sedang berada di dalam genggaman tangannya.Karena Al Keenan sudah tertidur kembali, Mama Inda langsung menyerahkannya kepada Bi Jumi untuk di gendong. Mama Inda sangat sibuk mengirimkan pesan singkat kepada orang lain,aku sendiri tidak tau dengan siapa di berkirim pesan singkat,aku diam saja ,karena untuk menanyakannya secara langsung sepertinya tidak mungkin,itu sama saja aku mencampuri urusan orang lain, Mama Inda juga butuh privasi. 'Mama kerjain aja itu anak nakal...gimana ya reaksinya setelah melihat foto Humairah ini,mama mau lihat apakah dia diam saja atau langsung menghubungi Humairah
Setelah merasa cukup bersih,aku langsung keluar dan segera masuk kedalam walk in closet untuk segera berpakaian, semua aku lakukan dengan cepat karena waktu sudah menunjukkan jam 9.30,kami harus segera ke sekolahnya Almeera dan Al Jazair.Terakhir tinggal aku memulaskan makeup secara tipis agar kelihatan natural dan juga hijabku, dengan segera aku hampiri Bi Jumi,aku mengatakan agar beliau siap siap juga."Bi.... silahkan bersiap siap,aku sudah selesai hanya tinggal memulaskan makeup dan mengenakan hijab saja, Al Keenan di tinggal saja.... nanti aku yang jagain..."segera aku suruh bi Jumi untuk bersiap-siap."Iya Bu....bibi tinggal dulu ya...."jawab Bi Jumi."Iya Bi.... silahkan...."Setelah Bi Jumi berlalu menuju kamarnya meninggalkan aku dan Al Keenan.Segera aku memulaskan makeup yang telah tersedia di atas meja rias yang di siapkan oleh Bang Rendi untuk meletakkan semua peralatan makeup milikku.Aku hanya memulaskan makeup secara tipis agar kelihatan natural dan tidak menor,ini aku
Aku menghampiri Mama Inda yang sedang duduk santai di ruangan keluarga, beliau lagi nonton acara favoritnya yang di siarkan oleh salah satu stasiun televisi di negeri ini.Dengan pelan aku menjatuhkan bobot tubuhku di samping Mama Inda,aku menyampaikan keinginanku secara perlahan-lahan, takut saja jangan sampai beliau tersinggung. "Ma.... sebentar jam 10 Humairah ijin keluar ya,mau menghadiri acara pentas seni yang di ikuti Almeera dan Al Jazair di sekolah mereka..."aku menyampaikan maksud ku kepada Mama Inda, bagaimana pun sekarang beliau sudah menjadi orang tuaku juga. "Iya ... tidak apa-apa, Mama ikut juga ya.... Mama pengen lihat aksi mereka berdua, pasti seru.... nggak apa-apa kan kalau Mama ikut melihat mereka tampil..."Mama Inda ingin ikut juga ke sekolahnya Almeera dan Al Jazair. "Benar mama mau ikut....mama tidak bercanda kan..."aku senang sekali mendengarkan keinginan ibu mertuaku itu. "Iya benar..... Mama serius.... Almeera dan Al Jazair pasti senang kalau semua Oma dan
Sepanjang perjalanan menuju perusahaannya Bang Rendi wajahnya berseri seri, senyum indahkan tidak lepas dari bibirnya.Walaupun tadi dia sempat dongkol karena ulah jahil sang papa,tapi kini moodnya sudah baik kembali.Masih segar dalam ingatannya.... melihat wajah Humairah yang ketangkap basah olehnya karena secara diam-diam mencium bibirnya tadi malam. "Sudah sebulan saya menikah Humairah... baru tadi malam saya menyentuh kulitnya halus sekali seperti pualam.... argkhhh....kenapa juga benda pusaka kesayangan saya ini langsung bereaksi, padahal saya hanya mengingat kelakuan Humairah tadi malam, rasanya saya sudah tidak sabar menunggu 5 hari lagi..... bersabarlah 'adik kecil' sebentar lagi kamu akan mendapatkan sangkar baru yang selama ini kamu belum pernah kamu singgahi...."Bang Rendi bergumam sendiri sambil memegang benda pusaka kesayangannya. "Untung saja tadi pagi saya sudah mengirim semua foto Humairah tadi malam ke ponsel saya .... saya tidak bisa bayangkan kalau ada orang yang s
Humairah setelah mengantar kedua buah hatinya sampai mobil yang membawa mereka berdua keluar dari pekarangan rumahnya Bang Rendi, hendak masuk kembali kedalam untuk menyamperin sang suami, tiba-tiba saja langkah kakinya terhenti karena dia melihat sang suami sudah berada persis di depan pintu utama. "Baby.... Abang berangkat dulu ya .. insya Allah jam10 nanti Abang langsung ke sekolahnya Almeera dan Al Jazair....kamu nggak apa-apa kan ke sekolah mereka di antar oleh sopir....atau Abang jemput kamu kesini baru kita berangkat bareng bareng kesana..."Bang Rendi merasa tidak enak kalau Humairah berangkat ke sekolahnya Almeera dan Al Jazair di antar oleh sopir,dan akhirnya menawarkan diri untuk datang menjemputnya. "Iya tidak apa-apa.... Abang tidak usah jemput lagi ke sini, Abang langsung saja dari kantor ke sekolahan anak anak, nanti aku diantar sama sopir saja..."Humairah menolak di jemput oleh sang suami.Rencananya Humairah akan bawa mobil sendiri,karena Mang Udin nanti sore akan men