Akhirnya hari yang aku tunggu datang juga, selama dua hari ini aku hanya berbaring di tempat tidur rumah sakit, hari ini dokter sudah mengizinkan aku pulang ke rumah,ahh... senangnya,aku perhatikan muka anak anak ku juga terlihat pancar kebahagiaan dari muka mereka berdua,aku tau mereka sudah bosan berada di sini. Tadi malam Aku sudah memberitahu Abah sama Ummi kalau nanti aku sudah diizinkan pulang sama dokter, aku pulang ikut Abah sama Ummi ke kampung, tidak pulang ke rumah yang kami tempati selama ini, Aku sengaja tidak memberitahukan kepada kedua buah hatiku itu, biar jadi kejutan, pasti mereka berdua senang kalau kami ikut Abah sama Ummi ke kampung. "Kakak... Adik.. nanti pulangnya, kita ikut kakek dan nenek ya ke kampung, untuk urusan sekolah kalian Ayah sudah menghubungi pihak sekolah, sementara kalian berdua ikut ibu ke kampung kalian belajarnya dengan cara homeschooling, tidak apa-apa kan" "Iya Bunda.. tidak apa-apa, justru kami berdua sangat senang,kami bisa ikut kakek ma
Aku perhatikan Abah sepertinya penasaran dengan dokter yang sedang ngobrol dengan Mas Brian, Abah menghampiri mereka berdua. "Leonardo... betul kah dirimu ini."Abah setengah berteriak, langsung memeluk Pak dokter tersebut. "Malik Razak..., saya tidak menyangka akhirnya kita bertemu kembali setelah sekian lama tidak ada kabar berita, kalau tidak salah kita bertemu pada saat kita masih menjadi mahasiswa, saya tidak tau sudah berapa puluh tahun lamanya."Pak dokter itu juga balas memeluk Abah. "Maaf Pak Brian... apakah anda mengenal Pak Malik...ini sahabat saya sewaktu kuliah,kami memang berbeda jurusan tapi sering bersama pada saat melakukan kegiatan kampus." "Iya dokter... Pak Malik ini mertua saya."karena aku lihat Abah ikut ngobrol akhirnya kami semua mendekat ke arah mereka bertiga. "Salamah... saya tidak menyangka kamu bisa menaklukkan hati seorang Malik Razak yang terkenal dengan kearogangannya seantero kampus, saya sangat bahagia akhirnya kalian bersama,ini pasti putri dan ke
Mas Brian setelah menyimpan kartu nama dari dokter Leonardo,kami semua masuk dalam ke dalam mobil, untuk melanjutkan perjalanan ke kampung tempat tinggal Abah sama Ummi. Lumayan jauh perjalanan dari Jakarta menuju Malang memakan waktu kurang lebih 2 jam.selama perjalanan kami semua larut dalam pikiran kami masing-masing, terutama Mas Brian aku perhatikan mukanya semua kerutan yang berada atas keningnya seolah sambung menyambung antara satu dengan yang lainnya, Mas Brian sedang memikirkan sesuatu dengan serius, apakah ini tentang perbincangannya dengan dokter Leonardo tadi, entahlah aku tidak tau, biarkan saja toh itu bukan urusanku. Yang terjadi di perusahaan Airlangga Aditama Group benar benar kacau, karena Pak Airlangga sedang mengamuk di ruangan kerjanya, semua orang yang dipanggil untuk menghadap, tidak luput dari amukannya, sampai sampai semua karyawan ketakutan. Pak Airlangga sangat emosi begitu mengetahui perusahaannya hancur karena ada orang yang sengaja membocorkan rahasia
"Halo... selamat siang ini dengan Rendi Hermawan,bisa saya bicara dengan Pak Danuarta."terdengar diseberang sana langsung menerima sambungan telepon. "Selamat siang juga Pak Rendi, kebetulan dengan saya sendiri ada yang bisa saya bantu Pak..." "Saya bisa minta waktu sebentar untuk ketemuan, sekalian kita makan siang, ada yang perlu saya bicarakan dengan Pak Danuarta, nanti saya share lokasinya." "Oke.. baik Pak Rendi, saya langsung ke lokasi yang bapak kirimkan." "Terimakasih Pak Danuarta sudah mau memenuhi undangan saya, sampai jumpa di sana." "Sama sama pak Rendi... "Setelah mengakhiri panggilan telepon dengan Pak Rendi,Pak Danuarta langsung menuju restoran yang tadi mereka janjian untuk bertemu, Bang Rendi juga melakukan hal yang sama,memacu mobilnya menuju restoran tempat mereka untuk bertemu secara langsung kebetulan restoran tersebut berada tidak jauh dari kantornya. Menempuh perjalanan kurang lebih 10 menit, Pak Danuarta langsung masuk ke dalam sambil menoleh kiri kanan u
Setelah mendengar semua yang di ceritakan Bang Rendi, akhirnya Pak Danuarta sudah bisa menebak kearah mana pembicaraan mereka berdua saat ini. Yang tidak kalah mengejutkan kalau semua kekacauan ini di lakukan oleh anak laki-laki usia 8 tahun, sungguh diluar nalar melebihi kemampuan orang dewasa, anak dengan usia 8 tahun mampu menghancurkan 3 perusahaan besar sekaligus dalam hitungan menit, sungguh anak yang memiliki otak yang sangat jenius, itulah yang berada di dalam benaknya Pak Danuarta saat ini. Tapi tunggu dulu apa hubungannya dengan Rendi,kenapa sampai dia repot repot mengurus permasalahan orang lain, dari pada membuat hatinya penuh dengan tanda tanya kenapa tidak sekalian mendengarkan secara langsung apa alasan Rendi melakukan semua ini. "Rendi, jujur saya penasaran apa hubungan kamu dengan anak laki laki ini, tidak mungkin kan seorang Rendi Hermawan mencampuri urusan orang lain, atau jangan bilang kalau anak ini adalah anak kamu sendiri Rendi." "Ah... ngaco kamu Danu, tida
Tepat jam 3 sore Pak Danuarta sudah berada di kantor perusahaan Airlangga Aditama Group, sesuai permintaan Pak Airlangga untuk memperbaiki semua data website yang rusak akibat serangan sejumlah virus. Tok.tok.tok. Terdengar pintu dibuka dari dalam. Ceklek. "Silahkan masuk Pak Danuarta, sudah di tunggu dengan Pak Airlangga,di dalam."sekretaris Pak Airlangga langsung mempersilahkan Pak Danuarta untuk masuk ke dalam,disana Pak Airlangga sudah menunggu. "Silahkan duduk Pak Danuarta..."pak Airlangga mempersilahkan Pak Danuarta untuk duduk di kursi sofa yang ada di dalam ruangan kerjanya, tidak lupa juga memberitahukan sekretarisnya untuk menyiapkan minuman dingin dan beberapa makanan ringan. "Trimakasih banyak Pak Airlangga... ada baiknya saya langsung periksa semua data website yang bermasalah untuk segera dipulihkan." Pak Danuarta tanpa basa-basi dia langsung membuka leptop untuk segera memulihkan semua data website yang rusak, terlihat beberapa kali Pak Danuarta memasukkan sejum
Rendi membaca semua email yang dikirimkan oleh Pak Danuarta, terdapat banyak kejanggalan dan manipulasi data, Rendi langsung menghubungi Abahnya Humairah. Semua orang yang berada di dalam mobil sedang larut dalam pikiran masing-masing, terdengar notifikasi panggilan masuk di handphone Abah, dan benar di layar tertera nama seseorang yang sedang melakukan panggilan,abah langsung menerimanya. "Assalamualaikum Abah...ini Rendi ada yang perlu saya bicarakan dengan Abah." "Waallaikum salam Nak Rendi...ada hal penting sekali kah?" "Iya.. Abah ini tentang perusahaan Airlangga Aditama Group, saya sudah menerima semua informasi tentang perusahaan tersebut, Abah... banyak data yang di manipulasi,dan sebelumnya perusahaan Airlangga Aditama Group itu benama Yuda Aditama Group,di sini juga tertulis pemilik saham terbesar di perusahaan itu bernama Yuda Aditama bukan Airlangga Aditama,ini ada juga sebuah website yang tidak bisa dibuka karena menggunakan kode password rahasia yang tidak bisa dibuk
Mas Brian memarkirkan mobil yang kami tumpangi dengan mulus di halaman rumah Abah di Malang. "Ayo kakak...adik bangun kita sekarang sudah berada di rumahnya kakek..."aku menggoyang bahu mereka berdua silih berganti,untuk membangunkan kedua buah hatiku itu yang masih terlelap di sandaran jok kursi mobil. "Hmm... Iya Bunda.. benarkah ini kita sudah sampai di rumah kakek."Al Jazair berusaha untuk membuka kedua kelopak matanya. Mas Brian hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah kedua anaknya, walaupun masih dengan muka malas mereka berdua tetap terbangun dan langsung melangkah ke luar dari mobil,aku sama Ummi sudah turun duluan dari mereka berdua. Mas Brian mengangkat semua barang yang berada di bagasi mobil lumayan banyak, agar lebih cepat Abah juga turut serta mengangkat sebagai barang bawaan kami, ada beberapa koper pakaian milikku sama anak anak, tadi sebelum berangkat ke kampung ikut Abah sama Ummi, Mas Brian sempat pulang ke rumah untuk mengambil semua keperluan aku sama anak a
Mobil yang membawa Papi Yuda, Mommy Meta, Abah Malik dan Ummi Salamah sudah berhenti di dalam area parkiran sekolah bersebelahan dengan mobilnya Humairah.Mereka semua sudah turun dari mobil.Secara bersamaan juga mobil orang tuanya Mas Sony, Pak Candra Sanjaya juga parkir tidak jauh dari mobilnya Papi Yuda. Dengan setengah berlari Sony menghampiri sang ayah,dia takut jangan sampai ayahnya mencari cari keberadaannya. "Selamat pagi Daddy...."sapa Mas Sony. "Selamat pagi juga Sony....mana Mommy kamu..."jawab Pak Candra sambil mencari keberadaan sang istri. "Itu Mommy...."jari tangan Mas Sony menunjuk ke arah Mommy Shinta yang sedang berdiri tidak jauh dari Papi Yuda dan Abahnya Humairah. Pak Candra menghampiri sang istri, secara tidak sengaja matanya bersitatap dengan Papi Yuda.Dengan langkah tidak sungkan dia memanggil Papi Yuda. "Selamat pagi Yuda....apa kabar...."sapa Pak Candra tanpa embel-embel Pak di depannya. "Selamat pagi juga Candra.... Alhamdulillah baik, setelah sekian p
Mommy Shinta yang sedang kesal karena sang putra tiba tiba meninggalkan dirinya dalam mobil,menyeret langkah kakinya dengan cepat setelah melihat Sony yang sedang berdiri mematung melihat Humairah dan Kendrick ngobrol. "Sony....kamu tuh ya... keterlaluan masa Mama di tinggal sendiri dalam mobil...mana di sini banyak sekali mobil yang sedang parkir, Mama itu kesulitan mencari kamu, terus lari kemana lagi itu Kendrick...."Mommy Shinta sangat kesal dengan kelakuan sang putra,karena meninggalkan dirinya sendiri dalam mobil. "Maaf mom....tadi Sony kejar Kendrick yang lagi ngambek karena Sony tidak membawakan Mommy untuk menyaksikan penampilannya di acara pentas sebentar...."jawab Sony tanpa mengalihkan perhatiannya dari sang putra. "Oh gitu....kamu liatin apa sih,terus Kendrick lari kemana, kenapa kamu berhenti di sini dan tidak mencari Kendrick... Mama takut jangan sampai dia kenapa-napa,mana banyak sekali mobil yang sedang berseliweran....ayo cepat kita cari dia..."Mommy Shinta dengan
Mobil yang di kendarai oleh Humairah sudah memasuki gerbang sekolah.Petugas keamanan yang kerja di sekolahnya Almeera dan Al Jazair ini berhubungan baik dengan Humairah dan almarhum Brian semasa hidupnya.Brian adalah salah satu orang yang menjadi donatur tetap sekolah ini dan dia juga sering berbagi rezeki dengan para petugas keamanan di sekolah ini. Jadi tidak heran lagi begitu melihat mobil yang di gunakan oleh Humairah petugas itu langsung berlari menghampirinya dan mengarahkan Humairah agar memarkirkan mobilnya di dalam area sekolah persis di tempat parkir mobil kepala sekolah.Tadinya Humaira sudah bingung mau parkir di mana karena didalam halaman sekolah maupun lahan kosong yang berada di luar pagar sekolah sudah penuh dengan mobil mobil orang tua wali murid yang datang menyaksikan acara pentas seni hari ini. Humairah melangkah dengan anggun keluar dari mobil dan menghampiri pintu yang ada di sebelahnya, dengan sekali hentakan dia sudah membukakan pintu untuk sang ibu mertua
Bang Rendi langsung memasukkan handphonenya kedalam saku jas yang dia kenakan,dan kembali masuk menemui para dewan direksi yang sedang menunggu dirinya di dalam ruangan khusus untuk melakukan rapat rapat penting yang berhubungan dengan perusahaannya. Bang Rendi langsung memutuskan untuk mengakhiri rapat kali ini, karena masih ada hal penting lainnya yang harus di kerjakan,dia harus ke sekolahnya Almeera dan Al Jazair,dia sudah berjanji akan menyaksikan penampilan kedua anak sambungnya itu. "Saya kira pertemuan kita kali ini cukup sampai di sini, nanti kita lanjutkan lagi di kesempatan berikutnya,apa yang telah kita bahas tadi... semua laporannya tolong serahkan kepada sektretaris saya Pak Wira.... terimakasih sudah mau memenuhi undangan saya untuk ikut rapat hari ini."Bang Rendi menyampaikan rasa terimakasihnya kepada seluruh dewan direksi yang hadir pada rapat hari ini. Dengan langkah terburu buru Bang Rendi kembali ke ruangannya di ikuti oleh Pak Wira sekretaris pribadinya. "Maa
Dalam perjalanan Mama Inda langsung sibuk dengan handphonenya.Aku hanya memperhatikan lewat lirikan ekor mata saja,karena kedua netraku fokus kedepan, takut jangan sampai aku menabrak kendaraan orang lain, semua orang yang berada di dalam mobil yang aku kemudikan saat ini adalah tanggung jawabku. Bibir Mama Inda tidak pernah lepas dari senyum manisnya,pada saat menatap layar handphonenya yang sedang berada di dalam genggaman tangannya.Karena Al Keenan sudah tertidur kembali, Mama Inda langsung menyerahkannya kepada Bi Jumi untuk di gendong. Mama Inda sangat sibuk mengirimkan pesan singkat kepada orang lain,aku sendiri tidak tau dengan siapa di berkirim pesan singkat,aku diam saja ,karena untuk menanyakannya secara langsung sepertinya tidak mungkin,itu sama saja aku mencampuri urusan orang lain, Mama Inda juga butuh privasi. 'Mama kerjain aja itu anak nakal...gimana ya reaksinya setelah melihat foto Humairah ini,mama mau lihat apakah dia diam saja atau langsung menghubungi Humairah
Setelah merasa cukup bersih,aku langsung keluar dan segera masuk kedalam walk in closet untuk segera berpakaian, semua aku lakukan dengan cepat karena waktu sudah menunjukkan jam 9.30,kami harus segera ke sekolahnya Almeera dan Al Jazair.Terakhir tinggal aku memulaskan makeup secara tipis agar kelihatan natural dan juga hijabku, dengan segera aku hampiri Bi Jumi,aku mengatakan agar beliau siap siap juga."Bi.... silahkan bersiap siap,aku sudah selesai hanya tinggal memulaskan makeup dan mengenakan hijab saja, Al Keenan di tinggal saja.... nanti aku yang jagain..."segera aku suruh bi Jumi untuk bersiap-siap."Iya Bu....bibi tinggal dulu ya...."jawab Bi Jumi."Iya Bi.... silahkan...."Setelah Bi Jumi berlalu menuju kamarnya meninggalkan aku dan Al Keenan.Segera aku memulaskan makeup yang telah tersedia di atas meja rias yang di siapkan oleh Bang Rendi untuk meletakkan semua peralatan makeup milikku.Aku hanya memulaskan makeup secara tipis agar kelihatan natural dan tidak menor,ini aku
Aku menghampiri Mama Inda yang sedang duduk santai di ruangan keluarga, beliau lagi nonton acara favoritnya yang di siarkan oleh salah satu stasiun televisi di negeri ini.Dengan pelan aku menjatuhkan bobot tubuhku di samping Mama Inda,aku menyampaikan keinginanku secara perlahan-lahan, takut saja jangan sampai beliau tersinggung. "Ma.... sebentar jam 10 Humairah ijin keluar ya,mau menghadiri acara pentas seni yang di ikuti Almeera dan Al Jazair di sekolah mereka..."aku menyampaikan maksud ku kepada Mama Inda, bagaimana pun sekarang beliau sudah menjadi orang tuaku juga. "Iya ... tidak apa-apa, Mama ikut juga ya.... Mama pengen lihat aksi mereka berdua, pasti seru.... nggak apa-apa kan kalau Mama ikut melihat mereka tampil..."Mama Inda ingin ikut juga ke sekolahnya Almeera dan Al Jazair. "Benar mama mau ikut....mama tidak bercanda kan..."aku senang sekali mendengarkan keinginan ibu mertuaku itu. "Iya benar..... Mama serius.... Almeera dan Al Jazair pasti senang kalau semua Oma dan
Sepanjang perjalanan menuju perusahaannya Bang Rendi wajahnya berseri seri, senyum indahkan tidak lepas dari bibirnya.Walaupun tadi dia sempat dongkol karena ulah jahil sang papa,tapi kini moodnya sudah baik kembali.Masih segar dalam ingatannya.... melihat wajah Humairah yang ketangkap basah olehnya karena secara diam-diam mencium bibirnya tadi malam. "Sudah sebulan saya menikah Humairah... baru tadi malam saya menyentuh kulitnya halus sekali seperti pualam.... argkhhh....kenapa juga benda pusaka kesayangan saya ini langsung bereaksi, padahal saya hanya mengingat kelakuan Humairah tadi malam, rasanya saya sudah tidak sabar menunggu 5 hari lagi..... bersabarlah 'adik kecil' sebentar lagi kamu akan mendapatkan sangkar baru yang selama ini kamu belum pernah kamu singgahi...."Bang Rendi bergumam sendiri sambil memegang benda pusaka kesayangannya. "Untung saja tadi pagi saya sudah mengirim semua foto Humairah tadi malam ke ponsel saya .... saya tidak bisa bayangkan kalau ada orang yang s
Humairah setelah mengantar kedua buah hatinya sampai mobil yang membawa mereka berdua keluar dari pekarangan rumahnya Bang Rendi, hendak masuk kembali kedalam untuk menyamperin sang suami, tiba-tiba saja langkah kakinya terhenti karena dia melihat sang suami sudah berada persis di depan pintu utama. "Baby.... Abang berangkat dulu ya .. insya Allah jam10 nanti Abang langsung ke sekolahnya Almeera dan Al Jazair....kamu nggak apa-apa kan ke sekolah mereka di antar oleh sopir....atau Abang jemput kamu kesini baru kita berangkat bareng bareng kesana..."Bang Rendi merasa tidak enak kalau Humairah berangkat ke sekolahnya Almeera dan Al Jazair di antar oleh sopir,dan akhirnya menawarkan diri untuk datang menjemputnya. "Iya tidak apa-apa.... Abang tidak usah jemput lagi ke sini, Abang langsung saja dari kantor ke sekolahan anak anak, nanti aku diantar sama sopir saja..."Humairah menolak di jemput oleh sang suami.Rencananya Humairah akan bawa mobil sendiri,karena Mang Udin nanti sore akan men