Rendi membaca semua email yang dikirimkan oleh Pak Danuarta, terdapat banyak kejanggalan dan manipulasi data, Rendi langsung menghubungi Abahnya Humairah. Semua orang yang berada di dalam mobil sedang larut dalam pikiran masing-masing, terdengar notifikasi panggilan masuk di handphone Abah, dan benar di layar tertera nama seseorang yang sedang melakukan panggilan,abah langsung menerimanya. "Assalamualaikum Abah...ini Rendi ada yang perlu saya bicarakan dengan Abah." "Waallaikum salam Nak Rendi...ada hal penting sekali kah?" "Iya.. Abah ini tentang perusahaan Airlangga Aditama Group, saya sudah menerima semua informasi tentang perusahaan tersebut, Abah... banyak data yang di manipulasi,dan sebelumnya perusahaan Airlangga Aditama Group itu benama Yuda Aditama Group,di sini juga tertulis pemilik saham terbesar di perusahaan itu bernama Yuda Aditama bukan Airlangga Aditama,ini ada juga sebuah website yang tidak bisa dibuka karena menggunakan kode password rahasia yang tidak bisa dibuk
Mas Brian memarkirkan mobil yang kami tumpangi dengan mulus di halaman rumah Abah di Malang. "Ayo kakak...adik bangun kita sekarang sudah berada di rumahnya kakek..."aku menggoyang bahu mereka berdua silih berganti,untuk membangunkan kedua buah hatiku itu yang masih terlelap di sandaran jok kursi mobil. "Hmm... Iya Bunda.. benarkah ini kita sudah sampai di rumah kakek."Al Jazair berusaha untuk membuka kedua kelopak matanya. Mas Brian hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah kedua anaknya, walaupun masih dengan muka malas mereka berdua tetap terbangun dan langsung melangkah ke luar dari mobil,aku sama Ummi sudah turun duluan dari mereka berdua. Mas Brian mengangkat semua barang yang berada di bagasi mobil lumayan banyak, agar lebih cepat Abah juga turut serta mengangkat sebagai barang bawaan kami, ada beberapa koper pakaian milikku sama anak anak, tadi sebelum berangkat ke kampung ikut Abah sama Ummi, Mas Brian sempat pulang ke rumah untuk mengambil semua keperluan aku sama anak a
Hari ini rumah Abah terlihat ada yang berubah di halaman depan rumah sudah terpasang tenda cukup luas, dengan kursi plastik yang sudah tersusun rapi.Kursi mulai terisi satu persatu, sudah banyak sanak saudara dan tetangga mulai berdatangan menghadiri undangan syukuran yang keluarga kami adakan.Tidak ketinggalan Abah juga mengundang anak-dari panti asuhan yang selama ini Abah dirikan. Abah dan Mas Brian menyambut semua tamu yang datang,dan langsung mempersilahkan duduk dan mencicipi semua hidangan yang telah kami sediakan, Abah telah menugaskan sebagian karyawan restoran kami yang berada di kampung sini untuk menghendel semua makanan dan minuman untuk acara hari ini.Abah tidak mau ummi dan aku repot memikirkan konsumsi untuk hari ini, semuanya di pesan dari restoran kami,Abah ingin semua yang menghadiri undangan tasyakuran kami puas dengan semua hidangan yang suguhkan. Alhamdulillah banyak yang menghadiri undangan tasyakuran keluarga kami, bukan hanya sanak-saudara, tetangga, anak a
"Al.. Selamat ya atas kehamilan kamu, insya Allah sehat dan selamat sampai kamu melahirkan nanti, aamiin..."Winda sudah merentangkan kedua tangannya untuk memelukku. "Winda terimakasih atas semua doanya, aamiin...aku kira kamu tidak bakalan datang, karena kemarin waktu aku hubungi katanya lagi sibuk di kantor."aku pun membalas pelukan sahabat akrabku itu. "Sesibuk sibuknya... saya di kantor pasti,saya usahakan untuk menghadiri acara tasyakuran kesembuhan dan kehamilan kamu, Al.. kamu itu bukan hanya sekedar sahabat tetapi kamu itu sudah menjadi saudara perempuan saya, maaf agak terlambat maklum di jalan tadi padat banget, maaf Mas Reno tidak bisa hadir karena dia tidak bisa tinggalkan pekerjaannya karena bosnya itu ada disini itu.. Bang Rendi juga baru sampai." Sambil ngobrol Winda menunjuk orang yang dia baru sebutkan. "Winda.. sekali lagi terimakasih banyak ya..kamu selalu ada disaat aku terpuruk, hanya kamu orang yang menjadi tempat aku berkeluh kesah."tak terasa air mataku mene
Mas Brian mengulaskan sebuah senyum kearah Bang Rendi menandakan kemenangannya atas diriku seutuhnya, bukan hanya itu saja yang dia lakukan, ada lagi yg lebih membuat mukaku memerah seperti buah tomat. "Bunda... kalau sudah letih sekali ayo saya antar masuk ke dalam rumah,kasihan saya lihat dari tadi Bunda itu sudah kelelahan menyapa dan menemani tamu undangan yang hadir di acara tasyakuran kesembuhan dan kehamilan Bunda."tanpa menunggu persetujuanku Mas Brian sudah berdiri menggandeng tanganku, dengan terpaksa aku ikut berdiri dan langsung mengikuti ayunan langkah kakinya dari belakang menuju kedalam rumah,tanpa melepaskan genggaman tangannya dari tanganku,sekilas kulirik mukanya Bang Rendi,dia terlihat sangat kecewa karena ulah Mas Brian yang tiba tiba mengajakku masuk ke dalam rumah. "Mas pelan dong jalannya,aku kesusahan ini mengikuti langkah Mas."Mas Brian akhirnya menghentikan langkahnya beberapa saat untuk mengimbangi langkah kakiku, begitu sampai di dalam rumah aku langsung
"Nak Brian bukannya Abah...mau bela Humaira anak Abah,tapi untuk sekarang ini, tolong pahami situasi Humaira apalagi dia lagi hamil, jangan buat hati dan perasaannya tertekan, jangan sampai dia jatuh sakit lagi seperti beberapa hari yang lalu, yang perlu kamu ingat ada kehidupan lain yang sedang dia bawa bawa sekarang ini, Abah mau keluar dulu mau menemui nak Rendi, ada yang Abah mau bicarakan..."Abah mengayunkan langkah kakinya keluar dari rumah, menuju ke tempat duduknya Bang Rendi.Aku tidak mau berada dalam situasi seperti ini, untuk menetralisirkan kembali emosi yang sudah membuncah di ubah ubunku,aku berusaha memejamkan kedua mata agar lebih tenang lagi,tiba tiba aku merasa seperti melayang di udara."Bunda.... saya bawa istirahat di kamar saja ya biar tubuh Bunda lebih rileks,ini acaranya masih satu jam lagi baru berakhir, nanti kalau sudah mau berakhir saya panggil."Mas Brian meletakkan tubuhku dengan posisi telentang di atas kasur secara perlahan tidak lupa dia menutup seteng
Abah mengambil kembali lembaran foto yang berada di tangannya Mas Brian lalu meletakkan di atas meja sofa yang ada di depan kami. "Orang yang berada di dalam foto ini namanya Yuda, Abah tidak tau persis siapa nama panjangnya, tapi kami semua memanggilnya dengan nama Yuda saja, beliau ini orangnya sangat sopan dan baik pada semua teman satu jurusannya.kami kuliah sama sama mengambil jurusan di bidang IT."Abah berhenti sejenak untuk mengenang kembali kenangan semasa Abah kuliah dulu,"kami tidak pernah berpisah kelas sampai wisuda, nanti setelah kami sudah mendapatkan gelar sarjana baru semuanya berpisah,ada yang melanjutkan studi ke luar negeri ada juga yang langsung bekerja, untuk Yuda sendiri kalau aba tidak lupa beliau melanjutkan kembali studinya dengan mengambil jurusan manajemen bisnis, selanjutnya Abah tidak pernah lagi mendengar kabar beritanya sampai saat ini."terlihat gurat kesedihan di wajah Abah setelah menceritakan semua kenangannya dengan pak Yuda sewaktu kuliah dulu. "O
Alhamdulillah acara tasyakuran keluarga kami hari ini berjalan dengan lancar mulai dari awal sampai pada penghujung acara, banyak orang yang datang mendoakan kehamilanku semoga sehat dan selamat sampai melahirkan.Insya Allah semua doa mereka di ijabah oleh Allah SWT, aamiin.. Semua tamu undangan sudah pulang semua,para sanak-saudara dan tetangga juga sudah mulai meninggalkan rumah Abah,kini tinggal kami saja yang ada di dalam rumah, Abah sama Mas Brian sangat kelelahan terlihat dari gurat wajah mereka berdua, mereka berdua langsung masuk istirahat di kamar. Untuk mengembalikan stamina mereka berdua sengaja aku bikinkan minuman wedang jahe merah di campur dengan madu dan kuning telur ayam kampung,aku tuang kedalam gelas kosong sebanyak dua gelas, satu untuk Abah dan satunya lagi untuk Mas Brian. Aku antarkan satu gelas ke kamar Abah untuk segera diminum mumpung lagi hangat agar Abah cepat pulih staminanya,dan satu gelasnya lagi aku antara ke kamar untuk Mas Brian, sedari acara sele
Mobil yang membawa Papi Yuda, Mommy Meta, Abah Malik dan Ummi Salamah sudah berhenti di dalam area parkiran sekolah bersebelahan dengan mobilnya Humairah.Mereka semua sudah turun dari mobil.Secara bersamaan juga mobil orang tuanya Mas Sony, Pak Candra Sanjaya juga parkir tidak jauh dari mobilnya Papi Yuda. Dengan setengah berlari Sony menghampiri sang ayah,dia takut jangan sampai ayahnya mencari cari keberadaannya. "Selamat pagi Daddy...."sapa Mas Sony. "Selamat pagi juga Sony....mana Mommy kamu..."jawab Pak Candra sambil mencari keberadaan sang istri. "Itu Mommy...."jari tangan Mas Sony menunjuk ke arah Mommy Shinta yang sedang berdiri tidak jauh dari Papi Yuda dan Abahnya Humairah. Pak Candra menghampiri sang istri, secara tidak sengaja matanya bersitatap dengan Papi Yuda.Dengan langkah tidak sungkan dia memanggil Papi Yuda. "Selamat pagi Yuda....apa kabar...."sapa Pak Candra tanpa embel-embel Pak di depannya. "Selamat pagi juga Candra.... Alhamdulillah baik, setelah sekian p
Mommy Shinta yang sedang kesal karena sang putra tiba tiba meninggalkan dirinya dalam mobil,menyeret langkah kakinya dengan cepat setelah melihat Sony yang sedang berdiri mematung melihat Humairah dan Kendrick ngobrol. "Sony....kamu tuh ya... keterlaluan masa Mama di tinggal sendiri dalam mobil...mana di sini banyak sekali mobil yang sedang parkir, Mama itu kesulitan mencari kamu, terus lari kemana lagi itu Kendrick...."Mommy Shinta sangat kesal dengan kelakuan sang putra,karena meninggalkan dirinya sendiri dalam mobil. "Maaf mom....tadi Sony kejar Kendrick yang lagi ngambek karena Sony tidak membawakan Mommy untuk menyaksikan penampilannya di acara pentas sebentar...."jawab Sony tanpa mengalihkan perhatiannya dari sang putra. "Oh gitu....kamu liatin apa sih,terus Kendrick lari kemana, kenapa kamu berhenti di sini dan tidak mencari Kendrick... Mama takut jangan sampai dia kenapa-napa,mana banyak sekali mobil yang sedang berseliweran....ayo cepat kita cari dia..."Mommy Shinta dengan
Mobil yang di kendarai oleh Humairah sudah memasuki gerbang sekolah.Petugas keamanan yang kerja di sekolahnya Almeera dan Al Jazair ini berhubungan baik dengan Humairah dan almarhum Brian semasa hidupnya.Brian adalah salah satu orang yang menjadi donatur tetap sekolah ini dan dia juga sering berbagi rezeki dengan para petugas keamanan di sekolah ini. Jadi tidak heran lagi begitu melihat mobil yang di gunakan oleh Humairah petugas itu langsung berlari menghampirinya dan mengarahkan Humairah agar memarkirkan mobilnya di dalam area sekolah persis di tempat parkir mobil kepala sekolah.Tadinya Humaira sudah bingung mau parkir di mana karena didalam halaman sekolah maupun lahan kosong yang berada di luar pagar sekolah sudah penuh dengan mobil mobil orang tua wali murid yang datang menyaksikan acara pentas seni hari ini. Humairah melangkah dengan anggun keluar dari mobil dan menghampiri pintu yang ada di sebelahnya, dengan sekali hentakan dia sudah membukakan pintu untuk sang ibu mertua
Bang Rendi langsung memasukkan handphonenya kedalam saku jas yang dia kenakan,dan kembali masuk menemui para dewan direksi yang sedang menunggu dirinya di dalam ruangan khusus untuk melakukan rapat rapat penting yang berhubungan dengan perusahaannya. Bang Rendi langsung memutuskan untuk mengakhiri rapat kali ini, karena masih ada hal penting lainnya yang harus di kerjakan,dia harus ke sekolahnya Almeera dan Al Jazair,dia sudah berjanji akan menyaksikan penampilan kedua anak sambungnya itu. "Saya kira pertemuan kita kali ini cukup sampai di sini, nanti kita lanjutkan lagi di kesempatan berikutnya,apa yang telah kita bahas tadi... semua laporannya tolong serahkan kepada sektretaris saya Pak Wira.... terimakasih sudah mau memenuhi undangan saya untuk ikut rapat hari ini."Bang Rendi menyampaikan rasa terimakasihnya kepada seluruh dewan direksi yang hadir pada rapat hari ini. Dengan langkah terburu buru Bang Rendi kembali ke ruangannya di ikuti oleh Pak Wira sekretaris pribadinya. "Maa
Dalam perjalanan Mama Inda langsung sibuk dengan handphonenya.Aku hanya memperhatikan lewat lirikan ekor mata saja,karena kedua netraku fokus kedepan, takut jangan sampai aku menabrak kendaraan orang lain, semua orang yang berada di dalam mobil yang aku kemudikan saat ini adalah tanggung jawabku. Bibir Mama Inda tidak pernah lepas dari senyum manisnya,pada saat menatap layar handphonenya yang sedang berada di dalam genggaman tangannya.Karena Al Keenan sudah tertidur kembali, Mama Inda langsung menyerahkannya kepada Bi Jumi untuk di gendong. Mama Inda sangat sibuk mengirimkan pesan singkat kepada orang lain,aku sendiri tidak tau dengan siapa di berkirim pesan singkat,aku diam saja ,karena untuk menanyakannya secara langsung sepertinya tidak mungkin,itu sama saja aku mencampuri urusan orang lain, Mama Inda juga butuh privasi. 'Mama kerjain aja itu anak nakal...gimana ya reaksinya setelah melihat foto Humairah ini,mama mau lihat apakah dia diam saja atau langsung menghubungi Humairah
Setelah merasa cukup bersih,aku langsung keluar dan segera masuk kedalam walk in closet untuk segera berpakaian, semua aku lakukan dengan cepat karena waktu sudah menunjukkan jam 9.30,kami harus segera ke sekolahnya Almeera dan Al Jazair.Terakhir tinggal aku memulaskan makeup secara tipis agar kelihatan natural dan juga hijabku, dengan segera aku hampiri Bi Jumi,aku mengatakan agar beliau siap siap juga."Bi.... silahkan bersiap siap,aku sudah selesai hanya tinggal memulaskan makeup dan mengenakan hijab saja, Al Keenan di tinggal saja.... nanti aku yang jagain..."segera aku suruh bi Jumi untuk bersiap-siap."Iya Bu....bibi tinggal dulu ya...."jawab Bi Jumi."Iya Bi.... silahkan...."Setelah Bi Jumi berlalu menuju kamarnya meninggalkan aku dan Al Keenan.Segera aku memulaskan makeup yang telah tersedia di atas meja rias yang di siapkan oleh Bang Rendi untuk meletakkan semua peralatan makeup milikku.Aku hanya memulaskan makeup secara tipis agar kelihatan natural dan tidak menor,ini aku
Aku menghampiri Mama Inda yang sedang duduk santai di ruangan keluarga, beliau lagi nonton acara favoritnya yang di siarkan oleh salah satu stasiun televisi di negeri ini.Dengan pelan aku menjatuhkan bobot tubuhku di samping Mama Inda,aku menyampaikan keinginanku secara perlahan-lahan, takut saja jangan sampai beliau tersinggung. "Ma.... sebentar jam 10 Humairah ijin keluar ya,mau menghadiri acara pentas seni yang di ikuti Almeera dan Al Jazair di sekolah mereka..."aku menyampaikan maksud ku kepada Mama Inda, bagaimana pun sekarang beliau sudah menjadi orang tuaku juga. "Iya ... tidak apa-apa, Mama ikut juga ya.... Mama pengen lihat aksi mereka berdua, pasti seru.... nggak apa-apa kan kalau Mama ikut melihat mereka tampil..."Mama Inda ingin ikut juga ke sekolahnya Almeera dan Al Jazair. "Benar mama mau ikut....mama tidak bercanda kan..."aku senang sekali mendengarkan keinginan ibu mertuaku itu. "Iya benar..... Mama serius.... Almeera dan Al Jazair pasti senang kalau semua Oma dan
Sepanjang perjalanan menuju perusahaannya Bang Rendi wajahnya berseri seri, senyum indahkan tidak lepas dari bibirnya.Walaupun tadi dia sempat dongkol karena ulah jahil sang papa,tapi kini moodnya sudah baik kembali.Masih segar dalam ingatannya.... melihat wajah Humairah yang ketangkap basah olehnya karena secara diam-diam mencium bibirnya tadi malam. "Sudah sebulan saya menikah Humairah... baru tadi malam saya menyentuh kulitnya halus sekali seperti pualam.... argkhhh....kenapa juga benda pusaka kesayangan saya ini langsung bereaksi, padahal saya hanya mengingat kelakuan Humairah tadi malam, rasanya saya sudah tidak sabar menunggu 5 hari lagi..... bersabarlah 'adik kecil' sebentar lagi kamu akan mendapatkan sangkar baru yang selama ini kamu belum pernah kamu singgahi...."Bang Rendi bergumam sendiri sambil memegang benda pusaka kesayangannya. "Untung saja tadi pagi saya sudah mengirim semua foto Humairah tadi malam ke ponsel saya .... saya tidak bisa bayangkan kalau ada orang yang s
Humairah setelah mengantar kedua buah hatinya sampai mobil yang membawa mereka berdua keluar dari pekarangan rumahnya Bang Rendi, hendak masuk kembali kedalam untuk menyamperin sang suami, tiba-tiba saja langkah kakinya terhenti karena dia melihat sang suami sudah berada persis di depan pintu utama. "Baby.... Abang berangkat dulu ya .. insya Allah jam10 nanti Abang langsung ke sekolahnya Almeera dan Al Jazair....kamu nggak apa-apa kan ke sekolah mereka di antar oleh sopir....atau Abang jemput kamu kesini baru kita berangkat bareng bareng kesana..."Bang Rendi merasa tidak enak kalau Humairah berangkat ke sekolahnya Almeera dan Al Jazair di antar oleh sopir,dan akhirnya menawarkan diri untuk datang menjemputnya. "Iya tidak apa-apa.... Abang tidak usah jemput lagi ke sini, Abang langsung saja dari kantor ke sekolahan anak anak, nanti aku diantar sama sopir saja..."Humairah menolak di jemput oleh sang suami.Rencananya Humairah akan bawa mobil sendiri,karena Mang Udin nanti sore akan men