Setelah membereskan semua peralatan dapur,aku sama Mas Brian jalan beriringan menuju ruang keluarga, kami berdua segera bergabung dengan mereka semua. "Abah... untuk sementara aku sama anak anak tinggal di sini dulu, untuk sekolah Almeera dan Al Jazair juga tidak ada masalah, mereka berdua besok mulai homeschooling,aku juga besok insya Allah mau ke perusahaan untuk meninjau langsung perkembangannya."sengaja aku mengatakan semua yang telah aku pikir kan beberapa hari belakangan ini. "Mas tidak keberatan untuk sebulan kedepan aku sama anak anak tinggal di sini." Aku juga mengatakan kembali keinginanku untuk tidak di rumah Abah selama sebulan kedepan. "Iya Bunda... tidak apa-apa yang penting Bunda selama berada di sini tidak boleh terlalu capek, ingat Bunda itu lagi hamil harus banyak istirahat, kakak sama adik juga harus jagain Bunda dan dede bayi yang sedang berada di dalam perut Bunda."Mas Brian sengaja melibatkan kedua anak ku untuk belajar bertanggung jawab. "Iya ayah.. kami ber
Setelah melaksanakan shalat subuh saya langsung ke dapur untuk menyiapkan sarapan pagi,karena mulai hari ini aku akan masuk kantor untuk memimpin langsung perusahaan yang Abah amanah kepadaku, kedua anak ku juga mulai hari ini mereka belajar secara homeschooling,dan Mas Brian akan kembali ke Jakarta untuk mengurus perusahaan yang sempat terbengkalai. Pagi ini aku menyiapkan sarapan yang simpel saja, nasi goreng seafood dan telur omelette,ayam goreng krispi ada juga ikan gurame goreng saus asam manis dan minuman coklat hangat untuk menemani sarapan kami semua pagi hari ini.Aku langsung menatap di atas meja makan,tanpa aku buang tenaga untuk memanggil mereka semua,eh.. malah datang sendiri mungkin mereka mencium aroma masakan nasi goreng yang menguar kemana-mana.Mereka langsung menempati semua kursi kosong yang mengelilingi meja makan. Sebelum aku melayani suami dan anak anak ku terlebih dahulu aku melayani Abah sama Ummi,aku mengisi piring mereka masing-masing dengan nasi goreng sama
Menempuh perjalanan dengan waktu kurang lebih 30 meni, mobil yang di kemudikan Mas Brian parkir dengan mulus pas di depan lobby kantor perusahaan, Mas Brian keluar dan membukakan pintu untuk aku, Mas Brian mengantarku sampai masuk kedalam ruangan kerjaku. Sepanjang jalan menuju ruangan kerjaku, samar-samar aku mendengar celetuk para karyawan. " Selama saya bekerja di perusahaan ini sudah lebih dari 2 tahun, baru kali ini saya melihat ibu Humaira datang ke kantor sini, ternyata beliau masih muda dan cantik, penampilan anggun sekali, tidak mencerminkan kalau ibu Humaira itu sudah menikah dan memiliki anak." "Iya Pak...aku pangling melihat penampilannya,eh..tapi siapa laki-laki yang bersamanya itu,apa mungkin suaminya, saya pernah dengar informasi kalau ibu Humaira itu suaminya punya perusahaan sendiri juga di Jakarta, tapi kenapa dia ada disini bukannya ada di Jakarta untuk mengurus perusahaannya juga." "Kalau betul laki laki yang sedang bersamanya itu adalah suaminya, mereka berdu
Tok.tok.tok. Aku berdiri mengayunkan langkah kakiku untuk membuka pintu karena terdengar ada yang mengetuknya dari luar. Ceklek. Begitu pintu terbuka terlihat aku lihat karyawan restoranku berdiri di depan pintu. "Bu...ini pesanannya..." Aku langsung menerima boks makanan yang di sodorkan oleh karyawan restoranku itu. "Trimakasih ya sudah di antarkan makanan yang aku pesan."aku menyerahkan 2 lembar uang yang berwarna merah kepada karyawan restoranku itu. "Maaf Bu ini uangnya lebih...."terlihat karyawanku itu berusaha mengembalikan sebagian uang yang tadi aku berikan. "Sudah tidak apa-apa.. sisanya untuk kamu saja." Aku berikan kembali uang itu kepadanya. "Trimakasih Bu..." "Sama sama,hati hati di jalan..."aku segera menutup pintu ruangan kerjaku, tidak enak kalau sampai di lihat karyawan yang lain, karena ini belum jam makan siang. Segera ku lahap semua makanan yang ada di dalam boks sampai habis, sama juga dengan jus mangganya aku minum sampai tandas tanpa tersisa. Alhamd
Yang terjadi di perusahaan Darsono Group, sangat memprihatinkan,selaku direktur utama dan pemilik perusahaan Pak Darsono, mengumumkan kalau perusahaannya di tutup, banyak karyawan yang merasa kecewa,dan sedih,karena mereka selama ini menggantungkan kehidupan sehari-harinya dengan menjadi karyawan di perusahaan itu. Karena tidak mampu mengembalikan pinjaman bank yang dipakai untuk dana operasional perusahaan dan membayar sebagian gaji karyawan, Pak Darsono sendiri menjual semua aset pribadinya yang berharga mulai dari rumah, mobil dan beberapa perhiasan yang di miliki istrinya. Dari hasil penjualan semua asetnya itu Pak Darsono membayar lunas sisa cicilan bank dan membayarkan sebagian gaji karyawan, masih ada sisa sedikit, itu dia pakai untuk memulai hidup baru , mereka pindah ke kampung halamannya di Bogor. Sambil berusaha terus untuk mencari tau keberadaan putri semata wayangnya Alma Wardani,sejak hari pernikahannya dengan Brian sampai saat ini tidak ada kabar beritanya sama se
Hari ini Mas Brian kembali ke Jakarta setelah beberapa hari menerima istri dan kedua buah hatinya yang berada di kampung mertuanya,Mas Brian kembali untuk mengurus perusahaannya yang dia tinggalkan beberapa hari paska kekacauan yang di lakukan oleh putranya sendiri. Al Jazair telah menghapus semua virus yang telah menyerang situs website perusahaannya dan telah mengganti semua kerugian yang dialami perusahaan ayahnya itu. Ada beberapa hal yang harus Mas Brian lakukan terutama berhubungan dengan kelangsungan rumah tangganya yang masih menyisakan tanda tanya,karena Humaira belum mau ikut bersamanya kembali ke Jakarta, Humaira meminta waktu kurang lebih selama satu bulan untuk menenangkan hatinya dan memikirkan langkah apa yang akan dia lakukan kedepannya nanti, apakah pernikahan mereka berdua tetap berlanjut atau berakhir sampai disini. Mas Brian menghubungi Pak Heri sebagai orang kepercayaannya sekaligus sebagai pengacara pribadinya. "Assalamualaikum Pak Heri..apa kabar?"terdenga
Tit.tit. Bunyi klakson mobil membuat Mas Brian secara reflek menoleh ke samping,'ini lagi si Heri untung saja saya tidak jantungan sabar sabar'Mas Brian bermonolog sendiri. "Maaf Pak tadi itu tidak saya sengaja,he..he.."pak Heri keluar dari mobil dengan senyum sumringah seolah-olah tidak terjadi apa-apa. "Untung saja saya tidak memiliki sakit jantung, kalau tidak..., mungkin saat ini saya sudah tiada."Mas Brian langsung masuk kedalam mobil yang sudah dibukakannya oleh Pak Heri, setelah Mas Brian duduk, Pak Heri kembali tutup, melangkah melingkar setengah badan mobil langsung naik di belakang kemudi. "Pak Heri... antar saya ketempatnya Alma ada yang harus saya sampaikan kepadanya." "Baik Pak.."sepanjang perjalanan menuju ke tempat tinggalnya Alma, Pak Heri berusaha mencari tahu siapa yang telah menyerang situs website perusahaan Mas Brian. "Maaf Pak kalau boleh tau siapa yang telah menyerang situs website perusahaan bapak." "Itu ulah orang terdekat saya, karena saya sudah menya
"Ha...ha..." Mas Brian tiba-tiba tertawa setelah berbagi cerita dengan pak Heri yang notabene adalah pengacara pribadinya. "Pak... kenapa tertawa ada yang lucu...." "Tidak juga saya hanya kembali teringat dengan kata kata Al Jazair anak saya, sewaktu Bundanya masuk rumah sakit, anak saya sangat marah,di mengeluarkan kata-kata yang menurut saya itu, tidak pantas bukan hanya tidak pantas tapi sampai saat ini masih membuat hati saya ketar-ketir sampai sekarang, Al Jazair bilang,'aku akan hancur perusahaan ayah biar ayah jatuh miskin sekalian, setelah Ayah miskin kami berdua tinggal suruh Bunda untuk usir ayah,dan kami suruh Bunda cari Ayah baru untuk kami berdua, pasti Om Rendi mau jadi Ayah baru untuk kami berdua', kebetulan pada saat Humaira masuk rumah sakit,ada laki laki lain yang datang menjaga Bundanya sebelum saya datang, namanya itu Rendi Hermawan, seorang pengusaha sukses juga,dan itu orang yang sangat di cintai oleh Humaira sewaktu masih kuliah dulu..."terlihat di kedua mata