"Nak Brian bukannya Abah...mau bela Humaira anak Abah,tapi untuk sekarang ini, tolong pahami situasi Humaira apalagi dia lagi hamil, jangan buat hati dan perasaannya tertekan, jangan sampai dia jatuh sakit lagi seperti beberapa hari yang lalu, yang perlu kamu ingat ada kehidupan lain yang sedang dia bawa bawa sekarang ini, Abah mau keluar dulu mau menemui nak Rendi, ada yang Abah mau bicarakan..."Abah mengayunkan langkah kakinya keluar dari rumah, menuju ke tempat duduknya Bang Rendi.Aku tidak mau berada dalam situasi seperti ini, untuk menetralisirkan kembali emosi yang sudah membuncah di ubah ubunku,aku berusaha memejamkan kedua mata agar lebih tenang lagi,tiba tiba aku merasa seperti melayang di udara."Bunda.... saya bawa istirahat di kamar saja ya biar tubuh Bunda lebih rileks,ini acaranya masih satu jam lagi baru berakhir, nanti kalau sudah mau berakhir saya panggil."Mas Brian meletakkan tubuhku dengan posisi telentang di atas kasur secara perlahan tidak lupa dia menutup seteng
Abah mengambil kembali lembaran foto yang berada di tangannya Mas Brian lalu meletakkan di atas meja sofa yang ada di depan kami. "Orang yang berada di dalam foto ini namanya Yuda, Abah tidak tau persis siapa nama panjangnya, tapi kami semua memanggilnya dengan nama Yuda saja, beliau ini orangnya sangat sopan dan baik pada semua teman satu jurusannya.kami kuliah sama sama mengambil jurusan di bidang IT."Abah berhenti sejenak untuk mengenang kembali kenangan semasa Abah kuliah dulu,"kami tidak pernah berpisah kelas sampai wisuda, nanti setelah kami sudah mendapatkan gelar sarjana baru semuanya berpisah,ada yang melanjutkan studi ke luar negeri ada juga yang langsung bekerja, untuk Yuda sendiri kalau aba tidak lupa beliau melanjutkan kembali studinya dengan mengambil jurusan manajemen bisnis, selanjutnya Abah tidak pernah lagi mendengar kabar beritanya sampai saat ini."terlihat gurat kesedihan di wajah Abah setelah menceritakan semua kenangannya dengan pak Yuda sewaktu kuliah dulu. "O
Alhamdulillah acara tasyakuran keluarga kami hari ini berjalan dengan lancar mulai dari awal sampai pada penghujung acara, banyak orang yang datang mendoakan kehamilanku semoga sehat dan selamat sampai melahirkan.Insya Allah semua doa mereka di ijabah oleh Allah SWT, aamiin.. Semua tamu undangan sudah pulang semua,para sanak-saudara dan tetangga juga sudah mulai meninggalkan rumah Abah,kini tinggal kami saja yang ada di dalam rumah, Abah sama Mas Brian sangat kelelahan terlihat dari gurat wajah mereka berdua, mereka berdua langsung masuk istirahat di kamar. Untuk mengembalikan stamina mereka berdua sengaja aku bikinkan minuman wedang jahe merah di campur dengan madu dan kuning telur ayam kampung,aku tuang kedalam gelas kosong sebanyak dua gelas, satu untuk Abah dan satunya lagi untuk Mas Brian. Aku antarkan satu gelas ke kamar Abah untuk segera diminum mumpung lagi hangat agar Abah cepat pulih staminanya,dan satu gelasnya lagi aku antara ke kamar untuk Mas Brian, sedari acara sele
Setelah membereskan semua peralatan dapur,aku sama Mas Brian jalan beriringan menuju ruang keluarga, kami berdua segera bergabung dengan mereka semua. "Abah... untuk sementara aku sama anak anak tinggal di sini dulu, untuk sekolah Almeera dan Al Jazair juga tidak ada masalah, mereka berdua besok mulai homeschooling,aku juga besok insya Allah mau ke perusahaan untuk meninjau langsung perkembangannya."sengaja aku mengatakan semua yang telah aku pikir kan beberapa hari belakangan ini. "Mas tidak keberatan untuk sebulan kedepan aku sama anak anak tinggal di sini." Aku juga mengatakan kembali keinginanku untuk tidak di rumah Abah selama sebulan kedepan. "Iya Bunda... tidak apa-apa yang penting Bunda selama berada di sini tidak boleh terlalu capek, ingat Bunda itu lagi hamil harus banyak istirahat, kakak sama adik juga harus jagain Bunda dan dede bayi yang sedang berada di dalam perut Bunda."Mas Brian sengaja melibatkan kedua anak ku untuk belajar bertanggung jawab. "Iya ayah.. kami ber
Setelah melaksanakan shalat subuh saya langsung ke dapur untuk menyiapkan sarapan pagi,karena mulai hari ini aku akan masuk kantor untuk memimpin langsung perusahaan yang Abah amanah kepadaku, kedua anak ku juga mulai hari ini mereka belajar secara homeschooling,dan Mas Brian akan kembali ke Jakarta untuk mengurus perusahaan yang sempat terbengkalai. Pagi ini aku menyiapkan sarapan yang simpel saja, nasi goreng seafood dan telur omelette,ayam goreng krispi ada juga ikan gurame goreng saus asam manis dan minuman coklat hangat untuk menemani sarapan kami semua pagi hari ini.Aku langsung menatap di atas meja makan,tanpa aku buang tenaga untuk memanggil mereka semua,eh.. malah datang sendiri mungkin mereka mencium aroma masakan nasi goreng yang menguar kemana-mana.Mereka langsung menempati semua kursi kosong yang mengelilingi meja makan. Sebelum aku melayani suami dan anak anak ku terlebih dahulu aku melayani Abah sama Ummi,aku mengisi piring mereka masing-masing dengan nasi goreng sama
Menempuh perjalanan dengan waktu kurang lebih 30 meni, mobil yang di kemudikan Mas Brian parkir dengan mulus pas di depan lobby kantor perusahaan, Mas Brian keluar dan membukakan pintu untuk aku, Mas Brian mengantarku sampai masuk kedalam ruangan kerjaku. Sepanjang jalan menuju ruangan kerjaku, samar-samar aku mendengar celetuk para karyawan. " Selama saya bekerja di perusahaan ini sudah lebih dari 2 tahun, baru kali ini saya melihat ibu Humaira datang ke kantor sini, ternyata beliau masih muda dan cantik, penampilan anggun sekali, tidak mencerminkan kalau ibu Humaira itu sudah menikah dan memiliki anak." "Iya Pak...aku pangling melihat penampilannya,eh..tapi siapa laki-laki yang bersamanya itu,apa mungkin suaminya, saya pernah dengar informasi kalau ibu Humaira itu suaminya punya perusahaan sendiri juga di Jakarta, tapi kenapa dia ada disini bukannya ada di Jakarta untuk mengurus perusahaannya juga." "Kalau betul laki laki yang sedang bersamanya itu adalah suaminya, mereka berdu
Tok.tok.tok. Aku berdiri mengayunkan langkah kakiku untuk membuka pintu karena terdengar ada yang mengetuknya dari luar. Ceklek. Begitu pintu terbuka terlihat aku lihat karyawan restoranku berdiri di depan pintu. "Bu...ini pesanannya..." Aku langsung menerima boks makanan yang di sodorkan oleh karyawan restoranku itu. "Trimakasih ya sudah di antarkan makanan yang aku pesan."aku menyerahkan 2 lembar uang yang berwarna merah kepada karyawan restoranku itu. "Maaf Bu ini uangnya lebih...."terlihat karyawanku itu berusaha mengembalikan sebagian uang yang tadi aku berikan. "Sudah tidak apa-apa.. sisanya untuk kamu saja." Aku berikan kembali uang itu kepadanya. "Trimakasih Bu..." "Sama sama,hati hati di jalan..."aku segera menutup pintu ruangan kerjaku, tidak enak kalau sampai di lihat karyawan yang lain, karena ini belum jam makan siang. Segera ku lahap semua makanan yang ada di dalam boks sampai habis, sama juga dengan jus mangganya aku minum sampai tandas tanpa tersisa. Alhamd
Yang terjadi di perusahaan Darsono Group, sangat memprihatinkan,selaku direktur utama dan pemilik perusahaan Pak Darsono, mengumumkan kalau perusahaannya di tutup, banyak karyawan yang merasa kecewa,dan sedih,karena mereka selama ini menggantungkan kehidupan sehari-harinya dengan menjadi karyawan di perusahaan itu. Karena tidak mampu mengembalikan pinjaman bank yang dipakai untuk dana operasional perusahaan dan membayar sebagian gaji karyawan, Pak Darsono sendiri menjual semua aset pribadinya yang berharga mulai dari rumah, mobil dan beberapa perhiasan yang di miliki istrinya. Dari hasil penjualan semua asetnya itu Pak Darsono membayar lunas sisa cicilan bank dan membayarkan sebagian gaji karyawan, masih ada sisa sedikit, itu dia pakai untuk memulai hidup baru , mereka pindah ke kampung halamannya di Bogor. Sambil berusaha terus untuk mencari tau keberadaan putri semata wayangnya Alma Wardani,sejak hari pernikahannya dengan Brian sampai saat ini tidak ada kabar beritanya sama se
Mobil yang membawa Papi Yuda, Mommy Meta, Abah Malik dan Ummi Salamah sudah berhenti di dalam area parkiran sekolah bersebelahan dengan mobilnya Humairah.Mereka semua sudah turun dari mobil.Secara bersamaan juga mobil orang tuanya Mas Sony, Pak Candra Sanjaya juga parkir tidak jauh dari mobilnya Papi Yuda. Dengan setengah berlari Sony menghampiri sang ayah,dia takut jangan sampai ayahnya mencari cari keberadaannya. "Selamat pagi Daddy...."sapa Mas Sony. "Selamat pagi juga Sony....mana Mommy kamu..."jawab Pak Candra sambil mencari keberadaan sang istri. "Itu Mommy...."jari tangan Mas Sony menunjuk ke arah Mommy Shinta yang sedang berdiri tidak jauh dari Papi Yuda dan Abahnya Humairah. Pak Candra menghampiri sang istri, secara tidak sengaja matanya bersitatap dengan Papi Yuda.Dengan langkah tidak sungkan dia memanggil Papi Yuda. "Selamat pagi Yuda....apa kabar...."sapa Pak Candra tanpa embel-embel Pak di depannya. "Selamat pagi juga Candra.... Alhamdulillah baik, setelah sekian p
Mommy Shinta yang sedang kesal karena sang putra tiba tiba meninggalkan dirinya dalam mobil,menyeret langkah kakinya dengan cepat setelah melihat Sony yang sedang berdiri mematung melihat Humairah dan Kendrick ngobrol. "Sony....kamu tuh ya... keterlaluan masa Mama di tinggal sendiri dalam mobil...mana di sini banyak sekali mobil yang sedang parkir, Mama itu kesulitan mencari kamu, terus lari kemana lagi itu Kendrick...."Mommy Shinta sangat kesal dengan kelakuan sang putra,karena meninggalkan dirinya sendiri dalam mobil. "Maaf mom....tadi Sony kejar Kendrick yang lagi ngambek karena Sony tidak membawakan Mommy untuk menyaksikan penampilannya di acara pentas sebentar...."jawab Sony tanpa mengalihkan perhatiannya dari sang putra. "Oh gitu....kamu liatin apa sih,terus Kendrick lari kemana, kenapa kamu berhenti di sini dan tidak mencari Kendrick... Mama takut jangan sampai dia kenapa-napa,mana banyak sekali mobil yang sedang berseliweran....ayo cepat kita cari dia..."Mommy Shinta dengan
Mobil yang di kendarai oleh Humairah sudah memasuki gerbang sekolah.Petugas keamanan yang kerja di sekolahnya Almeera dan Al Jazair ini berhubungan baik dengan Humairah dan almarhum Brian semasa hidupnya.Brian adalah salah satu orang yang menjadi donatur tetap sekolah ini dan dia juga sering berbagi rezeki dengan para petugas keamanan di sekolah ini. Jadi tidak heran lagi begitu melihat mobil yang di gunakan oleh Humairah petugas itu langsung berlari menghampirinya dan mengarahkan Humairah agar memarkirkan mobilnya di dalam area sekolah persis di tempat parkir mobil kepala sekolah.Tadinya Humaira sudah bingung mau parkir di mana karena didalam halaman sekolah maupun lahan kosong yang berada di luar pagar sekolah sudah penuh dengan mobil mobil orang tua wali murid yang datang menyaksikan acara pentas seni hari ini. Humairah melangkah dengan anggun keluar dari mobil dan menghampiri pintu yang ada di sebelahnya, dengan sekali hentakan dia sudah membukakan pintu untuk sang ibu mertua
Bang Rendi langsung memasukkan handphonenya kedalam saku jas yang dia kenakan,dan kembali masuk menemui para dewan direksi yang sedang menunggu dirinya di dalam ruangan khusus untuk melakukan rapat rapat penting yang berhubungan dengan perusahaannya. Bang Rendi langsung memutuskan untuk mengakhiri rapat kali ini, karena masih ada hal penting lainnya yang harus di kerjakan,dia harus ke sekolahnya Almeera dan Al Jazair,dia sudah berjanji akan menyaksikan penampilan kedua anak sambungnya itu. "Saya kira pertemuan kita kali ini cukup sampai di sini, nanti kita lanjutkan lagi di kesempatan berikutnya,apa yang telah kita bahas tadi... semua laporannya tolong serahkan kepada sektretaris saya Pak Wira.... terimakasih sudah mau memenuhi undangan saya untuk ikut rapat hari ini."Bang Rendi menyampaikan rasa terimakasihnya kepada seluruh dewan direksi yang hadir pada rapat hari ini. Dengan langkah terburu buru Bang Rendi kembali ke ruangannya di ikuti oleh Pak Wira sekretaris pribadinya. "Maa
Dalam perjalanan Mama Inda langsung sibuk dengan handphonenya.Aku hanya memperhatikan lewat lirikan ekor mata saja,karena kedua netraku fokus kedepan, takut jangan sampai aku menabrak kendaraan orang lain, semua orang yang berada di dalam mobil yang aku kemudikan saat ini adalah tanggung jawabku. Bibir Mama Inda tidak pernah lepas dari senyum manisnya,pada saat menatap layar handphonenya yang sedang berada di dalam genggaman tangannya.Karena Al Keenan sudah tertidur kembali, Mama Inda langsung menyerahkannya kepada Bi Jumi untuk di gendong. Mama Inda sangat sibuk mengirimkan pesan singkat kepada orang lain,aku sendiri tidak tau dengan siapa di berkirim pesan singkat,aku diam saja ,karena untuk menanyakannya secara langsung sepertinya tidak mungkin,itu sama saja aku mencampuri urusan orang lain, Mama Inda juga butuh privasi. 'Mama kerjain aja itu anak nakal...gimana ya reaksinya setelah melihat foto Humairah ini,mama mau lihat apakah dia diam saja atau langsung menghubungi Humairah
Setelah merasa cukup bersih,aku langsung keluar dan segera masuk kedalam walk in closet untuk segera berpakaian, semua aku lakukan dengan cepat karena waktu sudah menunjukkan jam 9.30,kami harus segera ke sekolahnya Almeera dan Al Jazair.Terakhir tinggal aku memulaskan makeup secara tipis agar kelihatan natural dan juga hijabku, dengan segera aku hampiri Bi Jumi,aku mengatakan agar beliau siap siap juga."Bi.... silahkan bersiap siap,aku sudah selesai hanya tinggal memulaskan makeup dan mengenakan hijab saja, Al Keenan di tinggal saja.... nanti aku yang jagain..."segera aku suruh bi Jumi untuk bersiap-siap."Iya Bu....bibi tinggal dulu ya...."jawab Bi Jumi."Iya Bi.... silahkan...."Setelah Bi Jumi berlalu menuju kamarnya meninggalkan aku dan Al Keenan.Segera aku memulaskan makeup yang telah tersedia di atas meja rias yang di siapkan oleh Bang Rendi untuk meletakkan semua peralatan makeup milikku.Aku hanya memulaskan makeup secara tipis agar kelihatan natural dan tidak menor,ini aku
Aku menghampiri Mama Inda yang sedang duduk santai di ruangan keluarga, beliau lagi nonton acara favoritnya yang di siarkan oleh salah satu stasiun televisi di negeri ini.Dengan pelan aku menjatuhkan bobot tubuhku di samping Mama Inda,aku menyampaikan keinginanku secara perlahan-lahan, takut saja jangan sampai beliau tersinggung. "Ma.... sebentar jam 10 Humairah ijin keluar ya,mau menghadiri acara pentas seni yang di ikuti Almeera dan Al Jazair di sekolah mereka..."aku menyampaikan maksud ku kepada Mama Inda, bagaimana pun sekarang beliau sudah menjadi orang tuaku juga. "Iya ... tidak apa-apa, Mama ikut juga ya.... Mama pengen lihat aksi mereka berdua, pasti seru.... nggak apa-apa kan kalau Mama ikut melihat mereka tampil..."Mama Inda ingin ikut juga ke sekolahnya Almeera dan Al Jazair. "Benar mama mau ikut....mama tidak bercanda kan..."aku senang sekali mendengarkan keinginan ibu mertuaku itu. "Iya benar..... Mama serius.... Almeera dan Al Jazair pasti senang kalau semua Oma dan
Sepanjang perjalanan menuju perusahaannya Bang Rendi wajahnya berseri seri, senyum indahkan tidak lepas dari bibirnya.Walaupun tadi dia sempat dongkol karena ulah jahil sang papa,tapi kini moodnya sudah baik kembali.Masih segar dalam ingatannya.... melihat wajah Humairah yang ketangkap basah olehnya karena secara diam-diam mencium bibirnya tadi malam. "Sudah sebulan saya menikah Humairah... baru tadi malam saya menyentuh kulitnya halus sekali seperti pualam.... argkhhh....kenapa juga benda pusaka kesayangan saya ini langsung bereaksi, padahal saya hanya mengingat kelakuan Humairah tadi malam, rasanya saya sudah tidak sabar menunggu 5 hari lagi..... bersabarlah 'adik kecil' sebentar lagi kamu akan mendapatkan sangkar baru yang selama ini kamu belum pernah kamu singgahi...."Bang Rendi bergumam sendiri sambil memegang benda pusaka kesayangannya. "Untung saja tadi pagi saya sudah mengirim semua foto Humairah tadi malam ke ponsel saya .... saya tidak bisa bayangkan kalau ada orang yang s
Humairah setelah mengantar kedua buah hatinya sampai mobil yang membawa mereka berdua keluar dari pekarangan rumahnya Bang Rendi, hendak masuk kembali kedalam untuk menyamperin sang suami, tiba-tiba saja langkah kakinya terhenti karena dia melihat sang suami sudah berada persis di depan pintu utama. "Baby.... Abang berangkat dulu ya .. insya Allah jam10 nanti Abang langsung ke sekolahnya Almeera dan Al Jazair....kamu nggak apa-apa kan ke sekolah mereka di antar oleh sopir....atau Abang jemput kamu kesini baru kita berangkat bareng bareng kesana..."Bang Rendi merasa tidak enak kalau Humairah berangkat ke sekolahnya Almeera dan Al Jazair di antar oleh sopir,dan akhirnya menawarkan diri untuk datang menjemputnya. "Iya tidak apa-apa.... Abang tidak usah jemput lagi ke sini, Abang langsung saja dari kantor ke sekolahan anak anak, nanti aku diantar sama sopir saja..."Humairah menolak di jemput oleh sang suami.Rencananya Humairah akan bawa mobil sendiri,karena Mang Udin nanti sore akan men