Yang terjadi di perusahaan Darsono Group, semuanya sangat panik, Pak Darsono selaku direktur utama dan pemilik perusahaan, bingung apa sebenarnya yang terjadi dengan perusahaannya karena sebelum dia berangkat ke Bali untuk menyaksikan pernikahan putrinya semua baik baik saja tapi berbanding terbalik dengan keadaan perusahaannya saat ini, semua data penting perusahaannya bocor dan rusak sehingga mengakibatkan kerugian yang sangat fatal bagi perusahaannya. Siapa yang telah berani meretas situs web perusahaannya, padahal selama ini, perusahaannya aman aman saja, apakah ada seseorang yang telah menjadi mata mata dari saingannya yang menyusup di dalam perusahaannya. Pak Darsono sudah beberapa kali dia menghubungi putrinya tapi handphonenya tidak aktif.Pak Darsono khawatir dengan keadaan putrinya,karena dia tau Alma akan melakukan apa saja untuk mendapatkan semua keinginannya termasuk untuk memiliki Mas Brian seutuhnya. Pak Darsono menduga ini pasti semua ada hubungannya dengan Alma, ja
Dalam keadaan pingsan Humaira melalui alam bawah sadarnya,sempat merasakan kehadiran seorang laki-laki yang telah lama dia lupakan,karena laki laki tersebut Humaira sempat merasa putus asa dan menghancurkan semua kepercayaan diri yang telah di bangunnya, apakah itu nyata atau hanya mimpi dimasa sepenuhnya belum sadarkan diri. Perlahan kedua matanya terbuka, Humaira melihat wajah wanita yang telah melahirkan dan merawatnya dengan penuh kasih sayang itu sedang memegang tangannya sambil sesenggukan. "Ummi... Humaira sekarang berada di mana ini,kenapa ruangannya lain, setahu Humaira tadi berada dirumahnya Winda." "Syukur Alhamdulillah Nak kamu sudah sadar, sekarang kamu berada di rumah sakit Nak..tadi kamu tiba-tiba jatuh pingsan, Winda langsung membawamu kesini, Ummi kasitau dokter dulu kalau kamu sudah sadar."ummi langsung berdiri memberitahukan dokter yang menangani Humaira, kalau saat ini Humaira sudah sadar. Berselang beberapa menit kemudian dokter melangkah menuju di tempat Huma
"Bunda... maafkan saya karena telah menyakiti hati Bunda, saya terpaksa melakukan semua ini demi keselamatan kalian bertiga, saya tidak mau terjadi sesuatu pada kalian, saya tidak rela melihat kalian bertiga di sakiti oleh orang lain, Bunda perlu tau, kalian bertiga adalah nadi nafasku dan hidupku, sekali lagi maaf saya Bunda.."Mas Brian berusaha meraih tangan Humaira, tapi sayang semuanya sia sia Humaira langsung menepisnya. "Mas.. kenapa kamu tega mengkhianati pernikahan kita,kamu telah menyakiti hati dan perasaan ku, susah payah aku bangun semua kepercayaanku untuk menerima kehadiranmu dalam hidupku setelah kamu mendapatkan semua itu, dalam sekejap mata pula kamu hancur kan hingga tidak berbekas,kenapa Mas...apa salahku... apakah aku tidak berarti dalam hatimu hanya karena aku anak orang kampung Mas..." "Sekali lagi Mas minta maaf... pernikahan antara saya dan Alma bukan seperti yang kamu bayangkan, saya tidak pernah mencintai Alma apalagi menyentuhnya, saya lakukan semua ini kar
Deg. Apakah ini mimpi atau nyata, kalau benar ini kenyataan, berarti yang saya rasakan dibawah alam sadar ku bukan ilusiku saja,aku tidak tau apa yang harus saya lakukan saat ini, melihat orang yang telah meninggalkan diriku 12 tahun yang lalu tiba-tiba muncul di depan ku ,ini membuat sebagian kesadaranku melayang sekian detik hingga nafasku berhenti. Bang Rendi menghampiri tempat tidur ku,dan berusaha untuk menatap mukaku, saat ini aku tidak tau apakah mukaku baik baik saja, Abah akhirnya berdiri meninggalkan kami berdua keluar dan menutup pintu kamar. "Assalamualaikum Humaira...apa kabar." "Waallaikum sa...lam... Bang kabarku, seperti yang Abang lihat saat ini."aku berusaha menghilangkan debaran jantungku yang rasanya ingin keluar dari tempatnya. "Humairah... maafkan Abang.. yang telah meninggalkan kamu 12 tahun yang lalu, Abang terlalu fokus belajar agar cepat menyelesaikan pendidikan di sana, tapi justru Abang mengabaikan keadaanmu, di saat Abang lagi menyelesaikan pendidikan
Tok.tok.tok. Ceklek. Pintu dibuka dari luar oleh seseorang, benar saja tidak lama muncul kedua orang tuanya Bang Rendi, dengan muka penuh kekhawatiran. "Assalamualaikum Humaira...apa kabar.."sapa kedua orang tuanya Bang Rendi, sambil melangkah menuju ke tempat tidur ku. "Waallaikum salam Om... Tante.. Alhamdulillah Humaira sudah agak baikan, gimana juga kabar Om dan Tante."aku berusaha untuk menyalami tangan kedua orang tuanya Bang Rendi. "Alhamdulillah kami sehat dan baik semua, maaf kan Om sama Tante Humaira.. seandainya waktu itu Om sama Tante tidak menyuruh Rendi untuk melanjutkan studinya ke luar negeri mungkin saat ini kalian berdua sudah hidup bahagia dalam ikatan pernikahan dan tidak mengalami rasa sakit seperti yang kamu rasakan saat ini, sekali lagi tolong maafkan kami...."aku lihat muka papa dan Mama Bang Rendi betul betul menunjukkan penyesalan. "Sudah lah Om, Tante, Humaira sadar mungkin Bang Rendi dan aku tidak berjodoh, semua ini sudah menjadi takdir Allah SWT un
"Bunda... maaf kan kakak sama adik yaa.. kalau sebenarnya kami berdua sudah tau kalau ayah berbohong sama Bunda, Ayah ke Bali bukan urusan pekerjaan tapi Ayah kesana untuk menikah dengan Tante Alma."Al Jazair bercerita sambil melirik ke arah Mas Brian dengan cuek."Maksud kakak sama adik apa... Bunda tidak mengerti coba jelaskan semuanya kepada Bunda.""Iya Bunda... Kami tau semuanya,adik tidak sengaja mendengar perbincangan Bunda, Ayah dengan Opa, adik dengar semua kalau ayah harus membantu perusahaannya Opa karena terancam bangkrut, kalau Ayah tidak bisa mengeluarkan dana dari perusahaan,ayah harus menikah dengan Tante Alma, mulai saat itu adik sudah memasang alat pelacak di handphonenya ayah dan memasang kamera pengintai di cincin kawinnya Ayah, maaf kami Bunda tidak memberitahukan semuanya."mas Brian cukup kaget dengan pernyataan anak laki lakinya itu, sungguh di luar nalar, seorang anak berusia 8 tahun bisa melakukan semua itu tanpa kesalahan sama sekali."Jadi kalian sudah tau s
"Nak Rendi... Abah bisa minta waktunya sebentar,ada yang Abah mau bicarakan kalau tidak keberatan dan mengganggu Nak Rendi."Rendi langsung keluar dari dalam mobil, untuk menyanggupi permintaan Abahnya Humaira. "Iya Abah... tidak menggangu kok,ada yang bisa saya bantu Abah." "Ini mengenai Humaira dan kedua cucuku, Abah tau walaupun Nak Rendi sudah lama meninggalkan dunia hitam, tapi sampai saat ini Nak Rendi masuk berhubung dengan mereka, Abah hanya minta bantuan Nak Rendi untuk melindungi Humaira dan kedua cucuku, Abah khawatir dengan keselamatan mereka, Abah takut jika semua yang di lakukan Al Jazair terbongkar,pasti Pak Darsono dan Pak Airlangga tidak akan tinggal diam, apalagi karena ulah cucuku itu perusahaan mereka saat ini berada di ujung tanduk...dan tolong carikan detektif yang handal untuk menyelidiki perusahaan Airlangga Aditama Group,ada apa sebenarnya,karena Pak Airlangga sendiri sudah mengancam Brian kalau sampai dia tidak menikahi putrinya Pak Darsono dia akan menghabi
Pikiran terasa plong, hati terasa damai, dimana semua keluh kesah kita sampaikan kepada sang pemilik hidup ini,karena hanya Dia lah tempat kita bisa meminta sebanyak apa yang kita mau, dengan memasrahkan diri kepada-Nya pasti kita akan di berikan kemudahan untuk semua permasalahan yang dihadapi. Seperti yang di alami Al Humaira Razak saat ini,nasib rumah tangga yang bina selama kurun waktu kurang lebih 10 tahun belum tau kedepannya apakah akan berlanjut atau kandas di tengah jalan, karena dia sangat tidak bisa mentolerir yang namanya penghianatan.Apa pun alasannya yang namanya penghianatan tetap akan menorehkan luka di dalam hati, terasa sakit, terluka tapi tidak berdarah, itulah situasi yang di alami oleh Humaira sekarang ini. Selesai melaksanakan shalat Maghrib secara berjamaah,kedua buah hatiku itu, mendekati Abah. "Kakek...kami berdua lapar...."Almeera dan Al Jazair sambil memegang perut mereka masing-masing. "Maaf kan kakek ya... sedari tadi kakek tidak memperhatikan kebutuha