Almeera dan Al Jazair sudah siap menunggu kedatangan Irfan, untuk ikut latihan di tempatnya Irfan, Al Jazair ini pertama kalinya bergabung dengan Almeera untuk latihan, apakah murni ingin latihan atau dia punya tujuan lain hanya Al Jazair sendiri yang tau alasannya. Kurang lebih 15 menit Irfan telah sampai di rumahnya Pak Malik untuk menjemput Almeera dan Al Jazair, Irfan langsung memarkirkan motornya di tempat parkir yang berada di samping kanan rumah Abah, kemudian Irfan mengeluarkan mobil untuk mereka tumpangi ke tempatnya, untuk latihan olahraga bersama. Irfan terlebih dahulu memastikan kalau Almeera dan Al Jazair sudah menggunakan sabuk pengaman dengan benar sebelum dia menjalankan mobil keluar dari area rumahnya Pak Malik, sudah menjadi tanggung jawabnya Irfan atas keselamatan Almeera dan Al Jazair selama berada di luar rumah. Sepanjang perjalanan menuju tempat latihan, Almeera dan Al Jazair coba mengajak Irfan untuk bersenda gurau. "Om Irfan.. boleh nggak saya minta tolong
Mobil yang di kemudian oleh Irfan berhenti dengan sempurna, Almeera dan Al Jazair segera keluar dari dalam mobil.Hal pertama yang di perhatikan oleh Al Jazair menelisik seluruh tempat yang sedang dia pijak sekarang ini, satu kata yang keluar dari bibirnya "waow.. sempurna"dan terlihat binar kesenangan di kedua bola matanya. Almeera hanya senyum senyum saja melihat tingkah laku adik laki-lakinya itu.Hal yang sama juga, yang dilakukan oleh Irfan sebuah senyuman tercetak indah di bibirnya.Irfan tidak mau membuang buang waktu,dia langsung mengajak Almeera dan Al Jazair untuk segera memasuki area tempat latihan. "Almeera, Al Jazair ayo... buruan masuk, katanya mau ikut latihan di tempatnya Om, kenapa bengong saja di situ." "He..eh, iya Om."Almeera dan Al Jazair menyahut bersamaan, mereka berdua langsung mengikuti langkah kakinya Irfan dari belakang yang mulai memasuki area tempat latihan. Ternyata di dalam itu sudah ada beberapa orang yang akan menemani mereka berdua untuk latihan, buk
Tapi apa yang terjadi semua serangan yang di lancarkan oleh Irfan, dengan mudah Almeera mampu mematahkannya dan bahkan Almeera melakukan serangan balik dengan kekuatan dan kecepatan yang secara tiba-tiba membuat Irfan kewalahan menghadapi pergerakan Almeera, Irfan akhirnya menyudahi gerakan komite antara mereka berdua, Irfan merasakan seluruh bagian tubuhnya terasa sakit terutama bagian tulang kering, Almeera berhasil mengunci semua pergerakan Irfan dan dia tidak memberikan kesempatan pada Irfan untuk melakukan serangan balik. 'Baru kali ini saya menemukan seorang petarung hebat, walaupun usianya masih kanak-kanak akan tetapi kemampuannya melebihi orang dewasa, ternyata benar apa yang di katakan Almeera kalau ibu Humaira itu seorang ahli beladiri karateka, terlihat dari Almeera mampu mengalahkan dan mematahkan semua serangan yang saya lakukan,ini semua tidak luput dari didikan ibu Humaira' irfan bergumam dalam hati saja tanpa mengungkapkan langsung. Prok.prok. "Kakak sangat hebat b
Waktu menunjukan jam 12 siang, Alma dan kedua orangtuanya tengah siap siap untuk berangkat menuju bandara, rencananya hari ini mereka akan berangkat ke Malang untuk menemui Mas Brian dan juga Humaira, Alma akan meminta maaf pada Humaira karena dia pernah hadir di antara pernikahannya dengan Mas Brian. "Alma gimana kamu sudah siap untuk menemui Brian dan istrinya." "Sudah pa..ma..ayo kita berangkat sekarang jangan sampai kita ketinggalan pesawat." "Oke.. tidak ada yang ketinggalan."Tante Vera coba menanyakan kepada Alma jangan sampai ada yang tertinggal "Tidak ada, sudah beres semua ma.." Perjalanan menuju bandara memakan waktu kurang lebih 15 menit, akhirnya mobil yang membawa mereka berhenti dengan sempurna di area parkiran bandara, tanpa membuang waktu mereka bertiga segera turun dari mobil, mereka bertiga langsung masuk melapor kearah pemeriksaan tiket, setelah beres semua dari petugas bandara mempersilahkan mereka untuk masuk menunggu di tempat keberangkatan. Mereka bertiga
Sambil menunggu pak satpam Alma mengatakan semua mengenai keluarga Humaira yang di dengarkannya dari orang tuanya Mas Brian. "Papa..kenapa rumah mertuanya Mas Brian di jaga ketat, dengan beberapa orang satpam sekaligus, setahu Alma mamanya Mas Brian pernah bilang, kalau keluarganya Humaira itu dari kampung." "Papa juga tidak tau Nak.. mungkin saja selama ini orang tuanya Brian tidak tau persis keadaan keluarganya Humaira, nyatanya kita saja tidak boleh masuk tanpa izin dari mereka." "Bisa jadi juga.. karena selama ini orang tuanya Mas Brian itu tidak mau bersilaturahmi dengan keluarganya Humairah, alasannya karena keluarganya Humairah itu dari kampung, mungkin menurut pemikiran mereka, keluarganya Humairah itu berasal dari kampung jadi mereka memiliki status sosial ekonomi yang rendah, makanya mereka tidak menganggap Humairah sebagai menantu di keluarganya Mas Brian." Di saat Pak Darsono lagi ngobrol, Pak satpam yang menyuruh mereka menunggu di depan pintu gerbang rumahnya Pak Mal
Kesan pertama kali Tante Vera bertemu dengan Humairah hanya satu kata 'sempurna.' apa yang saya lihat benar benar sangat sempurna, pantas saja Brian tidak pernah mau memandang putriku walaupun hanya sekilas ternyata Humaira memiliki wajah yang cantik nan ayu, gesture tubuh yang proporsional, siapa saja yang melihatnya tidak ada yang menyangka kalau Humairah sudah memiliki 2 orang anak, walaupun dia berhijab tapi penampilan busananya sangat modis apalagi wajahnya walaupun dia tidak menggunakan riasan bermakeup, wajahnya sangat enak dipandang, sangat jauh berbeda dengan Alma kemana mana selalu menggunakan riasan wajah' Tante Vera bergumam di dalam hati saja tanpa mengungkapkan dengan secara gamblang. "Sebelum melanjutkan pembicaraan ini lebih jauh terlebih dahulu saya minta maaf kepada Nak Humairah dan juga Pak Malik sebagai orang tuanya Nak Humairah, karena ulahnya Alma sehingga menyebabkan Nak Humairah masuk rumah sakit dan dirawat beberapa hari, ini semua kesalahan saya, karena terg
"Maaf... sepertinya ada sesuatu yang bapak sembunyikan dari kami, apakah ada yang kami tidak ketahui tentang Pak Airlangga dan keluarganya, kalau bisa Pak Darsono bisa jelaskan, agar kami bisa mengambil langkah apa selanjutnya yang akan kami lakukan kedepannya nanti."Abah berusaha menenangkan hatinya,karena apa yang di katakan Pak Darsono cukup membuat hati Abang was was. "Begini saja pak... saya akan menjelaskan sebuah perumpamaan, terserah bagaimana tanggapan bapak dan keluarga selanjutnya, apabila seseorang yang sudah berada di puncak kejayaan terutama dengan harta yang berlimpah ruah walaupun itu di dapatkan dengan cara cara kotor dan licik bahkan sampai menghilangkan nyawa orang lain demi memenuhi impiannya, apakah itu tidak patut di curigai,ini semua saya katakan agar bapak bisa memahami bahwa tidak semua orang biasa kaya dengan kerja kerasnya saja, saya yakin Pak Malik bukan orang awam di dunia bisnis."Abah coba mencerna semua perkataan Pak Darsono barusan, sambil mengangguk
"Bunda... yang bisa saya lakukan sekarang ini hanya meminta maaf yang sebesar-besarnya, saya sadar sangat fatal kesalahan yang pernah saya perbuat hingga membuat hati Bunda hancur, mungkin dimata Bunda saat ini saya adalah laki-laki yang paling brengsek, tapi perlu Bunda ketahui, saya akan melakukan apa saja demi menjaga keselamatan kalian bertiga,saya rela menukar nyawa saya demi kebahagiaan kalian bertiga,jadi saya mohon jangan pernah tinggalkan saya, kalian adalah deru nafas hidup saya,mari kita mulai dari awal lagi Bunda, saya berjanji dengan seluruh hidupku tidak akan pernah menyakiti hati Bunda dan juga anak anak kita, apapun akan saya lakukan untuk mengembalikan semua kebahagiaan hidup Bunda seperti dulu lagi tanpa ada bayang bayang kejadian yang pernah menyakiti hati Bunda, tolong berikan satu kesempatan lagi kepada saya,untuk membuktikan semua ucapan saya kepada Bunda, saya sangat mencintai Bunda dan anak anak kita."Mas Brian merengkuh tubuh Humairah membawa ke dalam pelukann