Usai makan siang semua anggota keluarga duduk bersantai di ruang keluarga sambil bercerita penuh dengan canda tawa, tapi tidak dengan Mas Brian mukanya cemberut terus sejak memasuki ruang keluarga aku sendiri apa yang terjadi dengannya. Aku mau bertanya sama Mas Brian takut salah ngomong, tapi kalau tidak bertanya hati ini penasaran dan merasa lucu, disaat aku lagi mau menanyakan kepada Mas Brian tiba tiba Almeera berbicara menanyakan Irfan sopir sekaligus pengawal pribadiku itu. "Bunda...tolong dong hubungi Om Irfan, tanyakan hari ini Om Irfan datang ke rumah sini atau tidak." "Kenap Bunda harus telepon Om Irfan, hari ini dia tidak akan datang, disini kan sudah ada Ayah."Mas Brian langsung menanggapi omongan Almeera dengan sedikit emoas, Mas Brian teringat kembali dengan pertemuannya dengan Irfan dan Rendi tadi di restoran, apalagi ingat kelakuan Rendi itu sangat membuat hatinya di penuhi dengan emosi walaupun tadi Irfan sempat membelanya,tapi tetap saja hatinya masih dongkol bag
Almeera dan Al Jazair sudah siap menunggu kedatangan Irfan, untuk ikut latihan di tempatnya Irfan, Al Jazair ini pertama kalinya bergabung dengan Almeera untuk latihan, apakah murni ingin latihan atau dia punya tujuan lain hanya Al Jazair sendiri yang tau alasannya. Kurang lebih 15 menit Irfan telah sampai di rumahnya Pak Malik untuk menjemput Almeera dan Al Jazair, Irfan langsung memarkirkan motornya di tempat parkir yang berada di samping kanan rumah Abah, kemudian Irfan mengeluarkan mobil untuk mereka tumpangi ke tempatnya, untuk latihan olahraga bersama. Irfan terlebih dahulu memastikan kalau Almeera dan Al Jazair sudah menggunakan sabuk pengaman dengan benar sebelum dia menjalankan mobil keluar dari area rumahnya Pak Malik, sudah menjadi tanggung jawabnya Irfan atas keselamatan Almeera dan Al Jazair selama berada di luar rumah. Sepanjang perjalanan menuju tempat latihan, Almeera dan Al Jazair coba mengajak Irfan untuk bersenda gurau. "Om Irfan.. boleh nggak saya minta tolong
Mobil yang di kemudian oleh Irfan berhenti dengan sempurna, Almeera dan Al Jazair segera keluar dari dalam mobil.Hal pertama yang di perhatikan oleh Al Jazair menelisik seluruh tempat yang sedang dia pijak sekarang ini, satu kata yang keluar dari bibirnya "waow.. sempurna"dan terlihat binar kesenangan di kedua bola matanya. Almeera hanya senyum senyum saja melihat tingkah laku adik laki-lakinya itu.Hal yang sama juga, yang dilakukan oleh Irfan sebuah senyuman tercetak indah di bibirnya.Irfan tidak mau membuang buang waktu,dia langsung mengajak Almeera dan Al Jazair untuk segera memasuki area tempat latihan. "Almeera, Al Jazair ayo... buruan masuk, katanya mau ikut latihan di tempatnya Om, kenapa bengong saja di situ." "He..eh, iya Om."Almeera dan Al Jazair menyahut bersamaan, mereka berdua langsung mengikuti langkah kakinya Irfan dari belakang yang mulai memasuki area tempat latihan. Ternyata di dalam itu sudah ada beberapa orang yang akan menemani mereka berdua untuk latihan, buk
Tapi apa yang terjadi semua serangan yang di lancarkan oleh Irfan, dengan mudah Almeera mampu mematahkannya dan bahkan Almeera melakukan serangan balik dengan kekuatan dan kecepatan yang secara tiba-tiba membuat Irfan kewalahan menghadapi pergerakan Almeera, Irfan akhirnya menyudahi gerakan komite antara mereka berdua, Irfan merasakan seluruh bagian tubuhnya terasa sakit terutama bagian tulang kering, Almeera berhasil mengunci semua pergerakan Irfan dan dia tidak memberikan kesempatan pada Irfan untuk melakukan serangan balik. 'Baru kali ini saya menemukan seorang petarung hebat, walaupun usianya masih kanak-kanak akan tetapi kemampuannya melebihi orang dewasa, ternyata benar apa yang di katakan Almeera kalau ibu Humaira itu seorang ahli beladiri karateka, terlihat dari Almeera mampu mengalahkan dan mematahkan semua serangan yang saya lakukan,ini semua tidak luput dari didikan ibu Humaira' irfan bergumam dalam hati saja tanpa mengungkapkan langsung. Prok.prok. "Kakak sangat hebat b
Waktu menunjukan jam 12 siang, Alma dan kedua orangtuanya tengah siap siap untuk berangkat menuju bandara, rencananya hari ini mereka akan berangkat ke Malang untuk menemui Mas Brian dan juga Humaira, Alma akan meminta maaf pada Humaira karena dia pernah hadir di antara pernikahannya dengan Mas Brian. "Alma gimana kamu sudah siap untuk menemui Brian dan istrinya." "Sudah pa..ma..ayo kita berangkat sekarang jangan sampai kita ketinggalan pesawat." "Oke.. tidak ada yang ketinggalan."Tante Vera coba menanyakan kepada Alma jangan sampai ada yang tertinggal "Tidak ada, sudah beres semua ma.." Perjalanan menuju bandara memakan waktu kurang lebih 15 menit, akhirnya mobil yang membawa mereka berhenti dengan sempurna di area parkiran bandara, tanpa membuang waktu mereka bertiga segera turun dari mobil, mereka bertiga langsung masuk melapor kearah pemeriksaan tiket, setelah beres semua dari petugas bandara mempersilahkan mereka untuk masuk menunggu di tempat keberangkatan. Mereka bertiga
Sambil menunggu pak satpam Alma mengatakan semua mengenai keluarga Humaira yang di dengarkannya dari orang tuanya Mas Brian. "Papa..kenapa rumah mertuanya Mas Brian di jaga ketat, dengan beberapa orang satpam sekaligus, setahu Alma mamanya Mas Brian pernah bilang, kalau keluarganya Humaira itu dari kampung." "Papa juga tidak tau Nak.. mungkin saja selama ini orang tuanya Brian tidak tau persis keadaan keluarganya Humaira, nyatanya kita saja tidak boleh masuk tanpa izin dari mereka." "Bisa jadi juga.. karena selama ini orang tuanya Mas Brian itu tidak mau bersilaturahmi dengan keluarganya Humairah, alasannya karena keluarganya Humairah itu dari kampung, mungkin menurut pemikiran mereka, keluarganya Humairah itu berasal dari kampung jadi mereka memiliki status sosial ekonomi yang rendah, makanya mereka tidak menganggap Humairah sebagai menantu di keluarganya Mas Brian." Di saat Pak Darsono lagi ngobrol, Pak satpam yang menyuruh mereka menunggu di depan pintu gerbang rumahnya Pak Mal
Kesan pertama kali Tante Vera bertemu dengan Humairah hanya satu kata 'sempurna.' apa yang saya lihat benar benar sangat sempurna, pantas saja Brian tidak pernah mau memandang putriku walaupun hanya sekilas ternyata Humaira memiliki wajah yang cantik nan ayu, gesture tubuh yang proporsional, siapa saja yang melihatnya tidak ada yang menyangka kalau Humairah sudah memiliki 2 orang anak, walaupun dia berhijab tapi penampilan busananya sangat modis apalagi wajahnya walaupun dia tidak menggunakan riasan bermakeup, wajahnya sangat enak dipandang, sangat jauh berbeda dengan Alma kemana mana selalu menggunakan riasan wajah' Tante Vera bergumam di dalam hati saja tanpa mengungkapkan dengan secara gamblang. "Sebelum melanjutkan pembicaraan ini lebih jauh terlebih dahulu saya minta maaf kepada Nak Humairah dan juga Pak Malik sebagai orang tuanya Nak Humairah, karena ulahnya Alma sehingga menyebabkan Nak Humairah masuk rumah sakit dan dirawat beberapa hari, ini semua kesalahan saya, karena terg
"Maaf... sepertinya ada sesuatu yang bapak sembunyikan dari kami, apakah ada yang kami tidak ketahui tentang Pak Airlangga dan keluarganya, kalau bisa Pak Darsono bisa jelaskan, agar kami bisa mengambil langkah apa selanjutnya yang akan kami lakukan kedepannya nanti."Abah berusaha menenangkan hatinya,karena apa yang di katakan Pak Darsono cukup membuat hati Abang was was. "Begini saja pak... saya akan menjelaskan sebuah perumpamaan, terserah bagaimana tanggapan bapak dan keluarga selanjutnya, apabila seseorang yang sudah berada di puncak kejayaan terutama dengan harta yang berlimpah ruah walaupun itu di dapatkan dengan cara cara kotor dan licik bahkan sampai menghilangkan nyawa orang lain demi memenuhi impiannya, apakah itu tidak patut di curigai,ini semua saya katakan agar bapak bisa memahami bahwa tidak semua orang biasa kaya dengan kerja kerasnya saja, saya yakin Pak Malik bukan orang awam di dunia bisnis."Abah coba mencerna semua perkataan Pak Darsono barusan, sambil mengangguk
Mobil yang membawa Papi Yuda, Mommy Meta, Abah Malik dan Ummi Salamah sudah berhenti di dalam area parkiran sekolah bersebelahan dengan mobilnya Humairah.Mereka semua sudah turun dari mobil.Secara bersamaan juga mobil orang tuanya Mas Sony, Pak Candra Sanjaya juga parkir tidak jauh dari mobilnya Papi Yuda. Dengan setengah berlari Sony menghampiri sang ayah,dia takut jangan sampai ayahnya mencari cari keberadaannya. "Selamat pagi Daddy...."sapa Mas Sony. "Selamat pagi juga Sony....mana Mommy kamu..."jawab Pak Candra sambil mencari keberadaan sang istri. "Itu Mommy...."jari tangan Mas Sony menunjuk ke arah Mommy Shinta yang sedang berdiri tidak jauh dari Papi Yuda dan Abahnya Humairah. Pak Candra menghampiri sang istri, secara tidak sengaja matanya bersitatap dengan Papi Yuda.Dengan langkah tidak sungkan dia memanggil Papi Yuda. "Selamat pagi Yuda....apa kabar...."sapa Pak Candra tanpa embel-embel Pak di depannya. "Selamat pagi juga Candra.... Alhamdulillah baik, setelah sekian p
Mommy Shinta yang sedang kesal karena sang putra tiba tiba meninggalkan dirinya dalam mobil,menyeret langkah kakinya dengan cepat setelah melihat Sony yang sedang berdiri mematung melihat Humairah dan Kendrick ngobrol. "Sony....kamu tuh ya... keterlaluan masa Mama di tinggal sendiri dalam mobil...mana di sini banyak sekali mobil yang sedang parkir, Mama itu kesulitan mencari kamu, terus lari kemana lagi itu Kendrick...."Mommy Shinta sangat kesal dengan kelakuan sang putra,karena meninggalkan dirinya sendiri dalam mobil. "Maaf mom....tadi Sony kejar Kendrick yang lagi ngambek karena Sony tidak membawakan Mommy untuk menyaksikan penampilannya di acara pentas sebentar...."jawab Sony tanpa mengalihkan perhatiannya dari sang putra. "Oh gitu....kamu liatin apa sih,terus Kendrick lari kemana, kenapa kamu berhenti di sini dan tidak mencari Kendrick... Mama takut jangan sampai dia kenapa-napa,mana banyak sekali mobil yang sedang berseliweran....ayo cepat kita cari dia..."Mommy Shinta dengan
Mobil yang di kendarai oleh Humairah sudah memasuki gerbang sekolah.Petugas keamanan yang kerja di sekolahnya Almeera dan Al Jazair ini berhubungan baik dengan Humairah dan almarhum Brian semasa hidupnya.Brian adalah salah satu orang yang menjadi donatur tetap sekolah ini dan dia juga sering berbagi rezeki dengan para petugas keamanan di sekolah ini. Jadi tidak heran lagi begitu melihat mobil yang di gunakan oleh Humairah petugas itu langsung berlari menghampirinya dan mengarahkan Humairah agar memarkirkan mobilnya di dalam area sekolah persis di tempat parkir mobil kepala sekolah.Tadinya Humaira sudah bingung mau parkir di mana karena didalam halaman sekolah maupun lahan kosong yang berada di luar pagar sekolah sudah penuh dengan mobil mobil orang tua wali murid yang datang menyaksikan acara pentas seni hari ini. Humairah melangkah dengan anggun keluar dari mobil dan menghampiri pintu yang ada di sebelahnya, dengan sekali hentakan dia sudah membukakan pintu untuk sang ibu mertua
Bang Rendi langsung memasukkan handphonenya kedalam saku jas yang dia kenakan,dan kembali masuk menemui para dewan direksi yang sedang menunggu dirinya di dalam ruangan khusus untuk melakukan rapat rapat penting yang berhubungan dengan perusahaannya. Bang Rendi langsung memutuskan untuk mengakhiri rapat kali ini, karena masih ada hal penting lainnya yang harus di kerjakan,dia harus ke sekolahnya Almeera dan Al Jazair,dia sudah berjanji akan menyaksikan penampilan kedua anak sambungnya itu. "Saya kira pertemuan kita kali ini cukup sampai di sini, nanti kita lanjutkan lagi di kesempatan berikutnya,apa yang telah kita bahas tadi... semua laporannya tolong serahkan kepada sektretaris saya Pak Wira.... terimakasih sudah mau memenuhi undangan saya untuk ikut rapat hari ini."Bang Rendi menyampaikan rasa terimakasihnya kepada seluruh dewan direksi yang hadir pada rapat hari ini. Dengan langkah terburu buru Bang Rendi kembali ke ruangannya di ikuti oleh Pak Wira sekretaris pribadinya. "Maa
Dalam perjalanan Mama Inda langsung sibuk dengan handphonenya.Aku hanya memperhatikan lewat lirikan ekor mata saja,karena kedua netraku fokus kedepan, takut jangan sampai aku menabrak kendaraan orang lain, semua orang yang berada di dalam mobil yang aku kemudikan saat ini adalah tanggung jawabku. Bibir Mama Inda tidak pernah lepas dari senyum manisnya,pada saat menatap layar handphonenya yang sedang berada di dalam genggaman tangannya.Karena Al Keenan sudah tertidur kembali, Mama Inda langsung menyerahkannya kepada Bi Jumi untuk di gendong. Mama Inda sangat sibuk mengirimkan pesan singkat kepada orang lain,aku sendiri tidak tau dengan siapa di berkirim pesan singkat,aku diam saja ,karena untuk menanyakannya secara langsung sepertinya tidak mungkin,itu sama saja aku mencampuri urusan orang lain, Mama Inda juga butuh privasi. 'Mama kerjain aja itu anak nakal...gimana ya reaksinya setelah melihat foto Humairah ini,mama mau lihat apakah dia diam saja atau langsung menghubungi Humairah
Setelah merasa cukup bersih,aku langsung keluar dan segera masuk kedalam walk in closet untuk segera berpakaian, semua aku lakukan dengan cepat karena waktu sudah menunjukkan jam 9.30,kami harus segera ke sekolahnya Almeera dan Al Jazair.Terakhir tinggal aku memulaskan makeup secara tipis agar kelihatan natural dan juga hijabku, dengan segera aku hampiri Bi Jumi,aku mengatakan agar beliau siap siap juga."Bi.... silahkan bersiap siap,aku sudah selesai hanya tinggal memulaskan makeup dan mengenakan hijab saja, Al Keenan di tinggal saja.... nanti aku yang jagain..."segera aku suruh bi Jumi untuk bersiap-siap."Iya Bu....bibi tinggal dulu ya...."jawab Bi Jumi."Iya Bi.... silahkan...."Setelah Bi Jumi berlalu menuju kamarnya meninggalkan aku dan Al Keenan.Segera aku memulaskan makeup yang telah tersedia di atas meja rias yang di siapkan oleh Bang Rendi untuk meletakkan semua peralatan makeup milikku.Aku hanya memulaskan makeup secara tipis agar kelihatan natural dan tidak menor,ini aku
Aku menghampiri Mama Inda yang sedang duduk santai di ruangan keluarga, beliau lagi nonton acara favoritnya yang di siarkan oleh salah satu stasiun televisi di negeri ini.Dengan pelan aku menjatuhkan bobot tubuhku di samping Mama Inda,aku menyampaikan keinginanku secara perlahan-lahan, takut saja jangan sampai beliau tersinggung. "Ma.... sebentar jam 10 Humairah ijin keluar ya,mau menghadiri acara pentas seni yang di ikuti Almeera dan Al Jazair di sekolah mereka..."aku menyampaikan maksud ku kepada Mama Inda, bagaimana pun sekarang beliau sudah menjadi orang tuaku juga. "Iya ... tidak apa-apa, Mama ikut juga ya.... Mama pengen lihat aksi mereka berdua, pasti seru.... nggak apa-apa kan kalau Mama ikut melihat mereka tampil..."Mama Inda ingin ikut juga ke sekolahnya Almeera dan Al Jazair. "Benar mama mau ikut....mama tidak bercanda kan..."aku senang sekali mendengarkan keinginan ibu mertuaku itu. "Iya benar..... Mama serius.... Almeera dan Al Jazair pasti senang kalau semua Oma dan
Sepanjang perjalanan menuju perusahaannya Bang Rendi wajahnya berseri seri, senyum indahkan tidak lepas dari bibirnya.Walaupun tadi dia sempat dongkol karena ulah jahil sang papa,tapi kini moodnya sudah baik kembali.Masih segar dalam ingatannya.... melihat wajah Humairah yang ketangkap basah olehnya karena secara diam-diam mencium bibirnya tadi malam. "Sudah sebulan saya menikah Humairah... baru tadi malam saya menyentuh kulitnya halus sekali seperti pualam.... argkhhh....kenapa juga benda pusaka kesayangan saya ini langsung bereaksi, padahal saya hanya mengingat kelakuan Humairah tadi malam, rasanya saya sudah tidak sabar menunggu 5 hari lagi..... bersabarlah 'adik kecil' sebentar lagi kamu akan mendapatkan sangkar baru yang selama ini kamu belum pernah kamu singgahi...."Bang Rendi bergumam sendiri sambil memegang benda pusaka kesayangannya. "Untung saja tadi pagi saya sudah mengirim semua foto Humairah tadi malam ke ponsel saya .... saya tidak bisa bayangkan kalau ada orang yang s
Humairah setelah mengantar kedua buah hatinya sampai mobil yang membawa mereka berdua keluar dari pekarangan rumahnya Bang Rendi, hendak masuk kembali kedalam untuk menyamperin sang suami, tiba-tiba saja langkah kakinya terhenti karena dia melihat sang suami sudah berada persis di depan pintu utama. "Baby.... Abang berangkat dulu ya .. insya Allah jam10 nanti Abang langsung ke sekolahnya Almeera dan Al Jazair....kamu nggak apa-apa kan ke sekolah mereka di antar oleh sopir....atau Abang jemput kamu kesini baru kita berangkat bareng bareng kesana..."Bang Rendi merasa tidak enak kalau Humairah berangkat ke sekolahnya Almeera dan Al Jazair di antar oleh sopir,dan akhirnya menawarkan diri untuk datang menjemputnya. "Iya tidak apa-apa.... Abang tidak usah jemput lagi ke sini, Abang langsung saja dari kantor ke sekolahan anak anak, nanti aku diantar sama sopir saja..."Humairah menolak di jemput oleh sang suami.Rencananya Humairah akan bawa mobil sendiri,karena Mang Udin nanti sore akan men