"Maaf... sepertinya ada sesuatu yang bapak sembunyikan dari kami, apakah ada yang kami tidak ketahui tentang Pak Airlangga dan keluarganya, kalau bisa Pak Darsono bisa jelaskan, agar kami bisa mengambil langkah apa selanjutnya yang akan kami lakukan kedepannya nanti."Abah berusaha menenangkan hatinya,karena apa yang di katakan Pak Darsono cukup membuat hati Abang was was. "Begini saja pak... saya akan menjelaskan sebuah perumpamaan, terserah bagaimana tanggapan bapak dan keluarga selanjutnya, apabila seseorang yang sudah berada di puncak kejayaan terutama dengan harta yang berlimpah ruah walaupun itu di dapatkan dengan cara cara kotor dan licik bahkan sampai menghilangkan nyawa orang lain demi memenuhi impiannya, apakah itu tidak patut di curigai,ini semua saya katakan agar bapak bisa memahami bahwa tidak semua orang biasa kaya dengan kerja kerasnya saja, saya yakin Pak Malik bukan orang awam di dunia bisnis."Abah coba mencerna semua perkataan Pak Darsono barusan, sambil mengangguk
"Bunda... yang bisa saya lakukan sekarang ini hanya meminta maaf yang sebesar-besarnya, saya sadar sangat fatal kesalahan yang pernah saya perbuat hingga membuat hati Bunda hancur, mungkin dimata Bunda saat ini saya adalah laki-laki yang paling brengsek, tapi perlu Bunda ketahui, saya akan melakukan apa saja demi menjaga keselamatan kalian bertiga,saya rela menukar nyawa saya demi kebahagiaan kalian bertiga,jadi saya mohon jangan pernah tinggalkan saya, kalian adalah deru nafas hidup saya,mari kita mulai dari awal lagi Bunda, saya berjanji dengan seluruh hidupku tidak akan pernah menyakiti hati Bunda dan juga anak anak kita, apapun akan saya lakukan untuk mengembalikan semua kebahagiaan hidup Bunda seperti dulu lagi tanpa ada bayang bayang kejadian yang pernah menyakiti hati Bunda, tolong berikan satu kesempatan lagi kepada saya,untuk membuktikan semua ucapan saya kepada Bunda, saya sangat mencintai Bunda dan anak anak kita."Mas Brian merengkuh tubuh Humairah membawa ke dalam pelukann
Kami masih berdiri memandangi mobil yang membawa Pak Darsono dan keluarganya perlahan lahan meninggalkan rumah Abah, sampai tidak terlihat lagi. Abah sama Ummi langsung pamit masuk duluan ke dalam rumah, mereka mau istirahat sebentar, maklum usia Abah dan Ummi sudah tidak muda lagi, apabila terlalu banyak melakukan aktivitas fisik tampak kelelahan dari wajah mereka berdua. "Nak Brian.. Humaira.. Abah sama Ummi masuk istirahat duluan ya." "Iya Abah.. ummi.. silahkan kan."Mas Brian menyahut perkataan Abah. Mas Brian terlihat sangat senang, senyum manisnya tidak lepas dari bibirnya, sambil memandang wajah.Merasa Mas Brian tidak melepaskan tatapan matanya dari dirinya semenjak kepulangan Pak Darsono dan keluarganya, aku jadi salah tingkah dan gugup, aku berusaha menetralisir rasa groginya dengan menundukkan kepala, tanpa mau melihat muka Mas Brian. "Bunda.. jangan tunduk terus dong, saya ingin melihat wajah Bunda yang selalu membuat jantungku berdetak kencang, dan selalu membuat saya
Entah berapa lama mereka berdua tertidur karena kelelahan setelah melakukan permainan ranjang yang panas, membakar habis semua hasrat yang telah lama di pendam oleh Mas Brian terhadap istrinya Humairah.Samar samar Mas Brian mendengar suara ketukan di pintu dan teriakan kedua buah hatinya itu, Mas Brian tidak menghiraukan panggilan mereka berdua, karena seluruh tulangnya terasa remuk setelah bertarung dengan Humairah, Mas Brian melihat Humairah belum juga bangun dari tidurnya, dia masih terlelap dalam dunia mimpinya."Ayah... Bunda... bangun sudah malam..""Ayah..bunda..."Almeera dan Al Jazair berulang kali memanggil mereka berdua, Mas Brian tidak merespon sedikit pun, justru dia lagi asik memperhatikan muka Humairah yang terlihat sangat cantik pada saat lagi tertidur di sampingnya.'Palingan sebentar lagi mereka berdua pergi meninggalkan pintu, saya masih ingin menikmati dan melihat wajah wanita yang sangat saya cintai ini, tanpa gangguan dari kalian berdua.'tidak lama terdengar suar
Mas Brian membantuku untuk membersihkan diri setelah merasa sudah cukup bersih Mas Brian kembali menggendongku kembali ke dalam kamar, Mas Brian mendudukkan diriku di kursi depan meja riasnya. "Bunda duduk saja di sini nanti saya yang siapkan semua pakaian Bunda,oke." "Iya Mas... makasih ya." Mas Brian mempersiapkan semua keperluanku tanpa ada yang ketinggalan termasuk jilbab instan yang biasa aku gunakan, Mas Brian meletakkan semua di samping tempat tidur yang dapat aku jangkauan dengan tangan tanpa aku melangkahkan kaki.Mas Brian meninggalkan aku sendiri untuk mengenakan pakaiannya. Mas Brian juga segera mengambil pakaiannya dan melangkah ke ruang ganti yang ada di dalam kamar kami dan segera mengenakan pakaiannya. Melihat aku sudah memakai pakaian dan juga telah menyiapkan semua perlengkapan shalat, Mas Brian langsung mengambil posisi untuk menjadi imamnya. Usai melaksanakan shalat Maghrib berjamaah,aku berusaha untuk menyeret langkah kakiku untuk keluar dari kamar,"ahk.."
"Iya kakek... selama ini kalau saya selesai bertanding dan memenangkan turnamen game online, otak saya terasa panas dan juga seluruh tubuh saya terasa sakit semua dan bawaannya lemas tidak bertenaga." "Nah...itu Adik tau... sama ayah dan Bunda kalian juga seperti itu,ayo... habiskan makanan kalian, terus kalian berdua belajar di kamar kalian masing masing, kalian berdua malam ini jangan ke kamar Ayah sama Bunda ya, karena setelah mereka berdua makan, mereka berdua pasti akan melanjutkan pertempuran mereka yang tadi sore, bahkan kali ini lebih sengit...kalian berdua paham kan kata kata kakek." "Iya kakek.. nanti setelah makan kami berdua langsung ke kamar untuk belajar." "Hmm.. pintarnya cucu cucu kesayangan kakek."Abah mengulum bibirnya dengan senyuman penuh arti. Mas Brian hanya diam terpaku mendengar perkataan Abahnya Humaira barusan yang sengaja menggoda dirinya, akhirnya ummi Salamah ikut nimbrung untuk menghentikan Abah untuk tidak mengeluarkan kata kata yang kurang pantas di
Sepeninggalnya Mas Brian keluar dari kamar aku langsung meraih handphone yang berada di atas nakas samping tempat tidur, aku memainkan game online yang ada di aplikasi handphoneku.Hm... udaranya panas sekali apakah ini karena memang cuacanya yang panas atau aku kepanasan karena efek dari kehamilanku ini,coba aku tingkatkan volume ACnya,eh... rasanya sama saja tidak ada perubahan, sebaiknya aku ganti saja baju tidur yang aku pakai ini dengan yang lain. Aku melangkah membuka lemari pakaian,aku meraih salah satu baju yang bergelantungan dengan rapi di dalam lemari,aku mengambil sebuah lingerie yang berwarna biru navy dan langsung aku pakai,ini sepertinya pas kalau aku pakai, warna biru kan bisa menyejukkan udara yang panas,hmm...leganya. Kehamilanku kali ini sangat berbeda dengan yang terdahulu, semenjak aku hamil rasanya sangat tidak nyaman kalau pada saat tidur di malam hari dengan memakai baju yang agak tertutup,aku lebih sering menggunakan baju baju agak terbuka istilahnya 'baju h
Sambil menunggu minuman yang di racikan Abahnya Humaira sampai hangat, Mas Brian melangkah menuju ke ruang keluarga dengan salah satu tangannya memegang gelas yang isinya masih panas,bukan hanya Mas Brian tapi Abahnya Humaira juga mengikuti langkah Mas Brian dari belakang. Mereka berdua duduk berdampingan sembari menonton acara yang di tampilkan oleh salah satu stasiun televisi swasta. "Abah... saya mau minta izin untuk mengubah desain interior ruang kerjanya Humairah, saya lihat ruangan agak luas, rencananya saya mau merubahnya menjadi 2 bagian, tentunya dengan desain interior yang lebih bagus dan nyaman, agar Humairah tidak merasa boring kalau lagi berada di dalam ruangan kerjanya." "Oh...itu tidak apa-apa, Abah sengaja mendesain ruangan kerjanya Humairah lebih luas dari ruangan yang lain, karena kalau sewaktu waktu Almeera dan Al Jazair mau ikut Humairah ke kantor, mereka bisa leluasa beraktivitas di dalam ruangan kerjanya Humairah,tanpa mereka berdua menggangu pekerjaan Humair
Mobil yang membawa Papi Yuda, Mommy Meta, Abah Malik dan Ummi Salamah sudah berhenti di dalam area parkiran sekolah bersebelahan dengan mobilnya Humairah.Mereka semua sudah turun dari mobil.Secara bersamaan juga mobil orang tuanya Mas Sony, Pak Candra Sanjaya juga parkir tidak jauh dari mobilnya Papi Yuda. Dengan setengah berlari Sony menghampiri sang ayah,dia takut jangan sampai ayahnya mencari cari keberadaannya. "Selamat pagi Daddy...."sapa Mas Sony. "Selamat pagi juga Sony....mana Mommy kamu..."jawab Pak Candra sambil mencari keberadaan sang istri. "Itu Mommy...."jari tangan Mas Sony menunjuk ke arah Mommy Shinta yang sedang berdiri tidak jauh dari Papi Yuda dan Abahnya Humairah. Pak Candra menghampiri sang istri, secara tidak sengaja matanya bersitatap dengan Papi Yuda.Dengan langkah tidak sungkan dia memanggil Papi Yuda. "Selamat pagi Yuda....apa kabar...."sapa Pak Candra tanpa embel-embel Pak di depannya. "Selamat pagi juga Candra.... Alhamdulillah baik, setelah sekian p
Mommy Shinta yang sedang kesal karena sang putra tiba tiba meninggalkan dirinya dalam mobil,menyeret langkah kakinya dengan cepat setelah melihat Sony yang sedang berdiri mematung melihat Humairah dan Kendrick ngobrol. "Sony....kamu tuh ya... keterlaluan masa Mama di tinggal sendiri dalam mobil...mana di sini banyak sekali mobil yang sedang parkir, Mama itu kesulitan mencari kamu, terus lari kemana lagi itu Kendrick...."Mommy Shinta sangat kesal dengan kelakuan sang putra,karena meninggalkan dirinya sendiri dalam mobil. "Maaf mom....tadi Sony kejar Kendrick yang lagi ngambek karena Sony tidak membawakan Mommy untuk menyaksikan penampilannya di acara pentas sebentar...."jawab Sony tanpa mengalihkan perhatiannya dari sang putra. "Oh gitu....kamu liatin apa sih,terus Kendrick lari kemana, kenapa kamu berhenti di sini dan tidak mencari Kendrick... Mama takut jangan sampai dia kenapa-napa,mana banyak sekali mobil yang sedang berseliweran....ayo cepat kita cari dia..."Mommy Shinta dengan
Mobil yang di kendarai oleh Humairah sudah memasuki gerbang sekolah.Petugas keamanan yang kerja di sekolahnya Almeera dan Al Jazair ini berhubungan baik dengan Humairah dan almarhum Brian semasa hidupnya.Brian adalah salah satu orang yang menjadi donatur tetap sekolah ini dan dia juga sering berbagi rezeki dengan para petugas keamanan di sekolah ini. Jadi tidak heran lagi begitu melihat mobil yang di gunakan oleh Humairah petugas itu langsung berlari menghampirinya dan mengarahkan Humairah agar memarkirkan mobilnya di dalam area sekolah persis di tempat parkir mobil kepala sekolah.Tadinya Humaira sudah bingung mau parkir di mana karena didalam halaman sekolah maupun lahan kosong yang berada di luar pagar sekolah sudah penuh dengan mobil mobil orang tua wali murid yang datang menyaksikan acara pentas seni hari ini. Humairah melangkah dengan anggun keluar dari mobil dan menghampiri pintu yang ada di sebelahnya, dengan sekali hentakan dia sudah membukakan pintu untuk sang ibu mertua
Bang Rendi langsung memasukkan handphonenya kedalam saku jas yang dia kenakan,dan kembali masuk menemui para dewan direksi yang sedang menunggu dirinya di dalam ruangan khusus untuk melakukan rapat rapat penting yang berhubungan dengan perusahaannya. Bang Rendi langsung memutuskan untuk mengakhiri rapat kali ini, karena masih ada hal penting lainnya yang harus di kerjakan,dia harus ke sekolahnya Almeera dan Al Jazair,dia sudah berjanji akan menyaksikan penampilan kedua anak sambungnya itu. "Saya kira pertemuan kita kali ini cukup sampai di sini, nanti kita lanjutkan lagi di kesempatan berikutnya,apa yang telah kita bahas tadi... semua laporannya tolong serahkan kepada sektretaris saya Pak Wira.... terimakasih sudah mau memenuhi undangan saya untuk ikut rapat hari ini."Bang Rendi menyampaikan rasa terimakasihnya kepada seluruh dewan direksi yang hadir pada rapat hari ini. Dengan langkah terburu buru Bang Rendi kembali ke ruangannya di ikuti oleh Pak Wira sekretaris pribadinya. "Maa
Dalam perjalanan Mama Inda langsung sibuk dengan handphonenya.Aku hanya memperhatikan lewat lirikan ekor mata saja,karena kedua netraku fokus kedepan, takut jangan sampai aku menabrak kendaraan orang lain, semua orang yang berada di dalam mobil yang aku kemudikan saat ini adalah tanggung jawabku. Bibir Mama Inda tidak pernah lepas dari senyum manisnya,pada saat menatap layar handphonenya yang sedang berada di dalam genggaman tangannya.Karena Al Keenan sudah tertidur kembali, Mama Inda langsung menyerahkannya kepada Bi Jumi untuk di gendong. Mama Inda sangat sibuk mengirimkan pesan singkat kepada orang lain,aku sendiri tidak tau dengan siapa di berkirim pesan singkat,aku diam saja ,karena untuk menanyakannya secara langsung sepertinya tidak mungkin,itu sama saja aku mencampuri urusan orang lain, Mama Inda juga butuh privasi. 'Mama kerjain aja itu anak nakal...gimana ya reaksinya setelah melihat foto Humairah ini,mama mau lihat apakah dia diam saja atau langsung menghubungi Humairah
Setelah merasa cukup bersih,aku langsung keluar dan segera masuk kedalam walk in closet untuk segera berpakaian, semua aku lakukan dengan cepat karena waktu sudah menunjukkan jam 9.30,kami harus segera ke sekolahnya Almeera dan Al Jazair.Terakhir tinggal aku memulaskan makeup secara tipis agar kelihatan natural dan juga hijabku, dengan segera aku hampiri Bi Jumi,aku mengatakan agar beliau siap siap juga."Bi.... silahkan bersiap siap,aku sudah selesai hanya tinggal memulaskan makeup dan mengenakan hijab saja, Al Keenan di tinggal saja.... nanti aku yang jagain..."segera aku suruh bi Jumi untuk bersiap-siap."Iya Bu....bibi tinggal dulu ya...."jawab Bi Jumi."Iya Bi.... silahkan...."Setelah Bi Jumi berlalu menuju kamarnya meninggalkan aku dan Al Keenan.Segera aku memulaskan makeup yang telah tersedia di atas meja rias yang di siapkan oleh Bang Rendi untuk meletakkan semua peralatan makeup milikku.Aku hanya memulaskan makeup secara tipis agar kelihatan natural dan tidak menor,ini aku
Aku menghampiri Mama Inda yang sedang duduk santai di ruangan keluarga, beliau lagi nonton acara favoritnya yang di siarkan oleh salah satu stasiun televisi di negeri ini.Dengan pelan aku menjatuhkan bobot tubuhku di samping Mama Inda,aku menyampaikan keinginanku secara perlahan-lahan, takut saja jangan sampai beliau tersinggung. "Ma.... sebentar jam 10 Humairah ijin keluar ya,mau menghadiri acara pentas seni yang di ikuti Almeera dan Al Jazair di sekolah mereka..."aku menyampaikan maksud ku kepada Mama Inda, bagaimana pun sekarang beliau sudah menjadi orang tuaku juga. "Iya ... tidak apa-apa, Mama ikut juga ya.... Mama pengen lihat aksi mereka berdua, pasti seru.... nggak apa-apa kan kalau Mama ikut melihat mereka tampil..."Mama Inda ingin ikut juga ke sekolahnya Almeera dan Al Jazair. "Benar mama mau ikut....mama tidak bercanda kan..."aku senang sekali mendengarkan keinginan ibu mertuaku itu. "Iya benar..... Mama serius.... Almeera dan Al Jazair pasti senang kalau semua Oma dan
Sepanjang perjalanan menuju perusahaannya Bang Rendi wajahnya berseri seri, senyum indahkan tidak lepas dari bibirnya.Walaupun tadi dia sempat dongkol karena ulah jahil sang papa,tapi kini moodnya sudah baik kembali.Masih segar dalam ingatannya.... melihat wajah Humairah yang ketangkap basah olehnya karena secara diam-diam mencium bibirnya tadi malam. "Sudah sebulan saya menikah Humairah... baru tadi malam saya menyentuh kulitnya halus sekali seperti pualam.... argkhhh....kenapa juga benda pusaka kesayangan saya ini langsung bereaksi, padahal saya hanya mengingat kelakuan Humairah tadi malam, rasanya saya sudah tidak sabar menunggu 5 hari lagi..... bersabarlah 'adik kecil' sebentar lagi kamu akan mendapatkan sangkar baru yang selama ini kamu belum pernah kamu singgahi...."Bang Rendi bergumam sendiri sambil memegang benda pusaka kesayangannya. "Untung saja tadi pagi saya sudah mengirim semua foto Humairah tadi malam ke ponsel saya .... saya tidak bisa bayangkan kalau ada orang yang s
Humairah setelah mengantar kedua buah hatinya sampai mobil yang membawa mereka berdua keluar dari pekarangan rumahnya Bang Rendi, hendak masuk kembali kedalam untuk menyamperin sang suami, tiba-tiba saja langkah kakinya terhenti karena dia melihat sang suami sudah berada persis di depan pintu utama. "Baby.... Abang berangkat dulu ya .. insya Allah jam10 nanti Abang langsung ke sekolahnya Almeera dan Al Jazair....kamu nggak apa-apa kan ke sekolah mereka di antar oleh sopir....atau Abang jemput kamu kesini baru kita berangkat bareng bareng kesana..."Bang Rendi merasa tidak enak kalau Humairah berangkat ke sekolahnya Almeera dan Al Jazair di antar oleh sopir,dan akhirnya menawarkan diri untuk datang menjemputnya. "Iya tidak apa-apa.... Abang tidak usah jemput lagi ke sini, Abang langsung saja dari kantor ke sekolahan anak anak, nanti aku diantar sama sopir saja..."Humairah menolak di jemput oleh sang suami.Rencananya Humairah akan bawa mobil sendiri,karena Mang Udin nanti sore akan men