Sambil menunggu minuman yang di racikan Abahnya Humaira sampai hangat, Mas Brian melangkah menuju ke ruang keluarga dengan salah satu tangannya memegang gelas yang isinya masih panas,bukan hanya Mas Brian tapi Abahnya Humaira juga mengikuti langkah Mas Brian dari belakang. Mereka berdua duduk berdampingan sembari menonton acara yang di tampilkan oleh salah satu stasiun televisi swasta. "Abah... saya mau minta izin untuk mengubah desain interior ruang kerjanya Humairah, saya lihat ruangan agak luas, rencananya saya mau merubahnya menjadi 2 bagian, tentunya dengan desain interior yang lebih bagus dan nyaman, agar Humairah tidak merasa boring kalau lagi berada di dalam ruangan kerjanya." "Oh...itu tidak apa-apa, Abah sengaja mendesain ruangan kerjanya Humairah lebih luas dari ruangan yang lain, karena kalau sewaktu waktu Almeera dan Al Jazair mau ikut Humairah ke kantor, mereka bisa leluasa beraktivitas di dalam ruangan kerjanya Humairah,tanpa mereka berdua menggangu pekerjaan Humair
"Mas... kenapa senyum senyum terus dari tadi, ada yang lucu ya dengan penampilan aku malam ini." "Tidak sih.. hanya saja ada yang berbeda sama Bunda malam ini, Bunda cantik dan seksi sekali kalau seperti ini, Bunda itu malam lain sekali, Bunda sengaja ya untuk memancing saya hah...."Mas Brian mendekatiku dengan tatapan penuh hasrat,terdengar deru nafasnya semakin memburu membuat hatiku meremang seketika dan bergidik. "Hm...Mas bukannya sengaja tapi aku kepanasan,aku gerah sekali walaupun volume ACnya aku sudah tingkatkan tetap saja aku merasa kepanasan,mau tidak mau aku harus mengenakan pakaian ini, tidak mungkin kan aku tidur hanya dengan menggunakan selimut tanpa pakaian sama sekali." "Tapi saya sangat suka melihat penampilan bunda seperti ini."Mas Brian mulai merapatkan tubuhnya kepadaku, karena sedari tadi pertama kali melihatku memakai lingeria,bagian tubuh lain Mas Brian sudah bereaksi, Mas Brian mulai melabuhkan ciumannya keseluruh bagian mukaku terakhir Mas Brian mengulum b
"Rendi tidak tau juga ma... Rendi sudah berusaha untuk melupakan Humaira,tapi semua itu sia sia Ma, semakin Rendi melupakan dan menjauhi Humaira tapi justru takdir berkata lain, Ma... Rendi tidak bisa mengabaikan keselamatan Humairah sekarang ini." "Maksud kamu apa Nak... keselamatan Humairah bagaimana... Nak coba jelaskan semuanya kepada mama." Rendi menceritakan semua kejadian menimpa Humairah dan keluarganya sekarang ini dan juga permintaan Abah Malik untuk melindungi Humairah dan kedua anaknya.Terlihat Tante Inda mengangguk anggukkan kepalanya, berusaha mencerna semua penjelasan anak semata wayangnya itu. Di saat Rendi terdiam sejenak setelah menceritakan semua yang menjadi beban pikirannya belakang ini kepada mamanya, Pak Hermawan yang sedari tadi ingin bergabung dengan mereka berdua tidak jadi masuk ke dalam kamarnya Rendi, Pak Hermawan untuk sesaat merasa tertegun dan kaget dengan apa yang di dengarkan barusan. Tanpa sepengetahuan Rendi dan Tante Inda Pak Hermawan sudah ber
'Dasar orang tua tidak berperasaan, tidak tau apa kalau anaknya ini lagi jomblo dan kesepian,bisa bisanya mereka saling melemparkan tatapan mesra, tidak ingat umur, mereka berdua sebenarnya sayang nggak sih sama saya,atau kehadiran saya di dunia ini hanya sebagai bonus saja' batin Rendi lagi merutuki kelakuan kedua orangtuanya. Mendengar perkataan anak laki lakinya itu dengan sengaja mengusir mereka berdua, Pak Hermawan dan Tante Inda langsung keluar dari kamarnya Rendi dengan raut wajah yang tidak bisa di jelaskan dengan kata-kata.Rendi dengan jelas mendengar suara sang mama yang masih merecoki Pak Hermawan. "Ini semua gara gara Papa... mama itu masih kangen sama Rendi,dia itu sangat jarang pulang ke sini eh..pas lagi Rendi pulang papa malah mengacaukan semuanya, Mama itu masih mau ngobrol dengan anak kesayangan saya pa.. kenapa sih papa suka menggangu pembicaraan kami berdua, memangnya papa tidak kangen sama sekali pada Rendi...hiks..hiks."Tante Inda tidak bisa menyembunyikan kek
Desahan panjang yang keluar dari bibirnya mereka berdua, Pak Hermawan dan Tante Inda baru saja menyelesaikan permainan panas mereka,pak Hermawan jatuh terkulai lemas karena kehabisan tenaga setelah menggempur istrinya secara habis habisan.Terukir senyum indah penuh kepuasan di bibirnya mereka berdua, secara pelan pak Hermawan merengkuh tubuh sang istri ke dalam pelukannya.Rendi yang sempat tertidur, kaget bangun karena kehausan, Rendi melihat teko air minum yang biasanya tersedia di dalam kamarnya terlihat kosong, dengan gontai Rendi menyeret langkah kakinya menuruni anak tangga menuju dapur, Rendi melewati pintu kamar kedua orang tuanya samar terdengar suara mereka berdua lagi bercerita."Ma.... maafkan papa ya,sudah sering papa membuahi rahim mama,tapi tidak dengan berhasil selalu gagal, kita berdua sudah berobat kesana kemari bahkan kita sudah berobat sampai ke luar negeri, tapi hasilnya nihil, kita di takdirkan hanya memiliki Rendi saja, Papa tau kalau Mama selama ini merasa kes
"Bunda istirahat saja di kamar pagi ini saya yang akan menyiapkan sarapan untuk kita semua."Mas Brian tidak mau melihat aku kecapean, apalagi sekarang ini aku lagi dalam kondisi hamil. "Iya mas... makasih ya sudah mau bantu aku untuk menyiapkan sarapan pagi." "Sudah.. tidak apa-apa,ini juga bukan pekerjaan berat,yah.. paling paling rasa masakan yang saya masak tidak seenak masakan Bunda,okey... tidak apa-apa kan saya tinggal sendiri." Mas Brian sembari mengulas senyumannya. "Iya... tidak apa apa.." Mas Brian menyeret langkah kakinya untuk keluar dari kamar untuk ke dapur.Dengan sigap Mas Brian mengutak-atik dapurnya ummi Salamah, kadang terdengar denting sendok beradu keras dengan peralatan dapur lainnya, kurang lebih 20 menit Mas Brian telah mempersiapkan beberapa menu untuk sarapan pagi ini. Mas Brian pagi ini menyiapkan sarapan nasi bakar isi ikan tuna dengan tambahan lauk ikan cakalang fufu Suir saos pedis,ada juga beberapa gelas susu hangat dan air putih,sabagai pelengkap hi
Yang terjadi di Jakarta lain lagi, setelah menunaikan shalat subuh dua rakaat Rendi langsung menuruni tangga menuju lantai dasar, Rendi menyeret langkah kakinya menuju dapur,di sana sudah ada asisten rumah tangga yang tengah mempersiapkan semuanya bahan untuk sarapan pagi kami hari ini. "Bi... hari ini biar saya saja yang menyiapkan sarapan pagi, saya minta ijin untuk meminjam dapurnya dulu ya." "Tidak usah den Rendi, biarkan bibi saja yang siapkan, tidak enak sama bapak dan ibu." "Tidak apa-apa bi..ayo bibi silahkan lanjutkan pekerjaan yang lainnya." Rendi mulai meracik semua bumbu dan bahan yang akan di gunakan untuk membuat menu sarapan pagi mereka hari ini. Rendi sengaja membuat mie spaghetti,dan juga mie goreng, Rendi sengaja memasak lebih, dia menyiapkan untuk semua orang yang berada di rumahnya. Kurang lebih 20 menit Rendi berkutat dengan semua peralatan dapur, akhirnya selesai juga, Rendi menata semua menu makan yang telah di masak di atas meja makan, tidak lupa juga Ren
Usai membereskan meja makan dan membersihkan semua piring kotor bekas kami gunakan tadi dan juga semua peralatan dapur,aku kembali meletakkan semuanya tertata dengan rapi di tempatnya yang semula. Aku kembali ke kamar untuk melanjutkan pekerjaan yang sempat tertunda.Hm..akhirnya selesai juga, untuk menghilangkan kepenatan aku kembali meluruskan badan dengan rebahan di atas kasur, karena sejak aku hamil, seringkali aku merasakan pegal di bagian punggung dan pinggang rasanya sangat tidak nyaman. Tiba-tiba aku rasakan ada orang yang memijat punggungku secara perlahan dan rasanya sangat nyaman sekali,hmm... nyamannya,tanapa melihat siapa pelakunya aku sudah bisa menebaknya, Mas Brian. "Bunda... sebentar jam berapa ke kantor, rencananya saya sama Abah mau keluar." "Hmm.. sekitar jam 10an baru aku ke kantor,aku ingin istirahat sejenak, entah kenapa akhir-akhir ini tubuhku sering kali terasa lelah,dan juga maunya tidur terus." "Bunga...itu mungkin bawaan hamil,oke untuk memastikan keseh
Mobil yang membawa Papi Yuda, Mommy Meta, Abah Malik dan Ummi Salamah sudah berhenti di dalam area parkiran sekolah bersebelahan dengan mobilnya Humairah.Mereka semua sudah turun dari mobil.Secara bersamaan juga mobil orang tuanya Mas Sony, Pak Candra Sanjaya juga parkir tidak jauh dari mobilnya Papi Yuda. Dengan setengah berlari Sony menghampiri sang ayah,dia takut jangan sampai ayahnya mencari cari keberadaannya. "Selamat pagi Daddy...."sapa Mas Sony. "Selamat pagi juga Sony....mana Mommy kamu..."jawab Pak Candra sambil mencari keberadaan sang istri. "Itu Mommy...."jari tangan Mas Sony menunjuk ke arah Mommy Shinta yang sedang berdiri tidak jauh dari Papi Yuda dan Abahnya Humairah. Pak Candra menghampiri sang istri, secara tidak sengaja matanya bersitatap dengan Papi Yuda.Dengan langkah tidak sungkan dia memanggil Papi Yuda. "Selamat pagi Yuda....apa kabar...."sapa Pak Candra tanpa embel-embel Pak di depannya. "Selamat pagi juga Candra.... Alhamdulillah baik, setelah sekian p
Mommy Shinta yang sedang kesal karena sang putra tiba tiba meninggalkan dirinya dalam mobil,menyeret langkah kakinya dengan cepat setelah melihat Sony yang sedang berdiri mematung melihat Humairah dan Kendrick ngobrol. "Sony....kamu tuh ya... keterlaluan masa Mama di tinggal sendiri dalam mobil...mana di sini banyak sekali mobil yang sedang parkir, Mama itu kesulitan mencari kamu, terus lari kemana lagi itu Kendrick...."Mommy Shinta sangat kesal dengan kelakuan sang putra,karena meninggalkan dirinya sendiri dalam mobil. "Maaf mom....tadi Sony kejar Kendrick yang lagi ngambek karena Sony tidak membawakan Mommy untuk menyaksikan penampilannya di acara pentas sebentar...."jawab Sony tanpa mengalihkan perhatiannya dari sang putra. "Oh gitu....kamu liatin apa sih,terus Kendrick lari kemana, kenapa kamu berhenti di sini dan tidak mencari Kendrick... Mama takut jangan sampai dia kenapa-napa,mana banyak sekali mobil yang sedang berseliweran....ayo cepat kita cari dia..."Mommy Shinta dengan
Mobil yang di kendarai oleh Humairah sudah memasuki gerbang sekolah.Petugas keamanan yang kerja di sekolahnya Almeera dan Al Jazair ini berhubungan baik dengan Humairah dan almarhum Brian semasa hidupnya.Brian adalah salah satu orang yang menjadi donatur tetap sekolah ini dan dia juga sering berbagi rezeki dengan para petugas keamanan di sekolah ini. Jadi tidak heran lagi begitu melihat mobil yang di gunakan oleh Humairah petugas itu langsung berlari menghampirinya dan mengarahkan Humairah agar memarkirkan mobilnya di dalam area sekolah persis di tempat parkir mobil kepala sekolah.Tadinya Humaira sudah bingung mau parkir di mana karena didalam halaman sekolah maupun lahan kosong yang berada di luar pagar sekolah sudah penuh dengan mobil mobil orang tua wali murid yang datang menyaksikan acara pentas seni hari ini. Humairah melangkah dengan anggun keluar dari mobil dan menghampiri pintu yang ada di sebelahnya, dengan sekali hentakan dia sudah membukakan pintu untuk sang ibu mertua
Bang Rendi langsung memasukkan handphonenya kedalam saku jas yang dia kenakan,dan kembali masuk menemui para dewan direksi yang sedang menunggu dirinya di dalam ruangan khusus untuk melakukan rapat rapat penting yang berhubungan dengan perusahaannya. Bang Rendi langsung memutuskan untuk mengakhiri rapat kali ini, karena masih ada hal penting lainnya yang harus di kerjakan,dia harus ke sekolahnya Almeera dan Al Jazair,dia sudah berjanji akan menyaksikan penampilan kedua anak sambungnya itu. "Saya kira pertemuan kita kali ini cukup sampai di sini, nanti kita lanjutkan lagi di kesempatan berikutnya,apa yang telah kita bahas tadi... semua laporannya tolong serahkan kepada sektretaris saya Pak Wira.... terimakasih sudah mau memenuhi undangan saya untuk ikut rapat hari ini."Bang Rendi menyampaikan rasa terimakasihnya kepada seluruh dewan direksi yang hadir pada rapat hari ini. Dengan langkah terburu buru Bang Rendi kembali ke ruangannya di ikuti oleh Pak Wira sekretaris pribadinya. "Maa
Dalam perjalanan Mama Inda langsung sibuk dengan handphonenya.Aku hanya memperhatikan lewat lirikan ekor mata saja,karena kedua netraku fokus kedepan, takut jangan sampai aku menabrak kendaraan orang lain, semua orang yang berada di dalam mobil yang aku kemudikan saat ini adalah tanggung jawabku. Bibir Mama Inda tidak pernah lepas dari senyum manisnya,pada saat menatap layar handphonenya yang sedang berada di dalam genggaman tangannya.Karena Al Keenan sudah tertidur kembali, Mama Inda langsung menyerahkannya kepada Bi Jumi untuk di gendong. Mama Inda sangat sibuk mengirimkan pesan singkat kepada orang lain,aku sendiri tidak tau dengan siapa di berkirim pesan singkat,aku diam saja ,karena untuk menanyakannya secara langsung sepertinya tidak mungkin,itu sama saja aku mencampuri urusan orang lain, Mama Inda juga butuh privasi. 'Mama kerjain aja itu anak nakal...gimana ya reaksinya setelah melihat foto Humairah ini,mama mau lihat apakah dia diam saja atau langsung menghubungi Humairah
Setelah merasa cukup bersih,aku langsung keluar dan segera masuk kedalam walk in closet untuk segera berpakaian, semua aku lakukan dengan cepat karena waktu sudah menunjukkan jam 9.30,kami harus segera ke sekolahnya Almeera dan Al Jazair.Terakhir tinggal aku memulaskan makeup secara tipis agar kelihatan natural dan juga hijabku, dengan segera aku hampiri Bi Jumi,aku mengatakan agar beliau siap siap juga."Bi.... silahkan bersiap siap,aku sudah selesai hanya tinggal memulaskan makeup dan mengenakan hijab saja, Al Keenan di tinggal saja.... nanti aku yang jagain..."segera aku suruh bi Jumi untuk bersiap-siap."Iya Bu....bibi tinggal dulu ya...."jawab Bi Jumi."Iya Bi.... silahkan...."Setelah Bi Jumi berlalu menuju kamarnya meninggalkan aku dan Al Keenan.Segera aku memulaskan makeup yang telah tersedia di atas meja rias yang di siapkan oleh Bang Rendi untuk meletakkan semua peralatan makeup milikku.Aku hanya memulaskan makeup secara tipis agar kelihatan natural dan tidak menor,ini aku
Aku menghampiri Mama Inda yang sedang duduk santai di ruangan keluarga, beliau lagi nonton acara favoritnya yang di siarkan oleh salah satu stasiun televisi di negeri ini.Dengan pelan aku menjatuhkan bobot tubuhku di samping Mama Inda,aku menyampaikan keinginanku secara perlahan-lahan, takut saja jangan sampai beliau tersinggung. "Ma.... sebentar jam 10 Humairah ijin keluar ya,mau menghadiri acara pentas seni yang di ikuti Almeera dan Al Jazair di sekolah mereka..."aku menyampaikan maksud ku kepada Mama Inda, bagaimana pun sekarang beliau sudah menjadi orang tuaku juga. "Iya ... tidak apa-apa, Mama ikut juga ya.... Mama pengen lihat aksi mereka berdua, pasti seru.... nggak apa-apa kan kalau Mama ikut melihat mereka tampil..."Mama Inda ingin ikut juga ke sekolahnya Almeera dan Al Jazair. "Benar mama mau ikut....mama tidak bercanda kan..."aku senang sekali mendengarkan keinginan ibu mertuaku itu. "Iya benar..... Mama serius.... Almeera dan Al Jazair pasti senang kalau semua Oma dan
Sepanjang perjalanan menuju perusahaannya Bang Rendi wajahnya berseri seri, senyum indahkan tidak lepas dari bibirnya.Walaupun tadi dia sempat dongkol karena ulah jahil sang papa,tapi kini moodnya sudah baik kembali.Masih segar dalam ingatannya.... melihat wajah Humairah yang ketangkap basah olehnya karena secara diam-diam mencium bibirnya tadi malam. "Sudah sebulan saya menikah Humairah... baru tadi malam saya menyentuh kulitnya halus sekali seperti pualam.... argkhhh....kenapa juga benda pusaka kesayangan saya ini langsung bereaksi, padahal saya hanya mengingat kelakuan Humairah tadi malam, rasanya saya sudah tidak sabar menunggu 5 hari lagi..... bersabarlah 'adik kecil' sebentar lagi kamu akan mendapatkan sangkar baru yang selama ini kamu belum pernah kamu singgahi...."Bang Rendi bergumam sendiri sambil memegang benda pusaka kesayangannya. "Untung saja tadi pagi saya sudah mengirim semua foto Humairah tadi malam ke ponsel saya .... saya tidak bisa bayangkan kalau ada orang yang s
Humairah setelah mengantar kedua buah hatinya sampai mobil yang membawa mereka berdua keluar dari pekarangan rumahnya Bang Rendi, hendak masuk kembali kedalam untuk menyamperin sang suami, tiba-tiba saja langkah kakinya terhenti karena dia melihat sang suami sudah berada persis di depan pintu utama. "Baby.... Abang berangkat dulu ya .. insya Allah jam10 nanti Abang langsung ke sekolahnya Almeera dan Al Jazair....kamu nggak apa-apa kan ke sekolah mereka di antar oleh sopir....atau Abang jemput kamu kesini baru kita berangkat bareng bareng kesana..."Bang Rendi merasa tidak enak kalau Humairah berangkat ke sekolahnya Almeera dan Al Jazair di antar oleh sopir,dan akhirnya menawarkan diri untuk datang menjemputnya. "Iya tidak apa-apa.... Abang tidak usah jemput lagi ke sini, Abang langsung saja dari kantor ke sekolahan anak anak, nanti aku diantar sama sopir saja..."Humairah menolak di jemput oleh sang suami.Rencananya Humairah akan bawa mobil sendiri,karena Mang Udin nanti sore akan men