Desahan panjang yang keluar dari bibirnya mereka berdua, Pak Hermawan dan Tante Inda baru saja menyelesaikan permainan panas mereka,pak Hermawan jatuh terkulai lemas karena kehabisan tenaga setelah menggempur istrinya secara habis habisan.Terukir senyum indah penuh kepuasan di bibirnya mereka berdua, secara pelan pak Hermawan merengkuh tubuh sang istri ke dalam pelukannya.Rendi yang sempat tertidur, kaget bangun karena kehausan, Rendi melihat teko air minum yang biasanya tersedia di dalam kamarnya terlihat kosong, dengan gontai Rendi menyeret langkah kakinya menuruni anak tangga menuju dapur, Rendi melewati pintu kamar kedua orang tuanya samar terdengar suara mereka berdua lagi bercerita."Ma.... maafkan papa ya,sudah sering papa membuahi rahim mama,tapi tidak dengan berhasil selalu gagal, kita berdua sudah berobat kesana kemari bahkan kita sudah berobat sampai ke luar negeri, tapi hasilnya nihil, kita di takdirkan hanya memiliki Rendi saja, Papa tau kalau Mama selama ini merasa kes
"Bunda istirahat saja di kamar pagi ini saya yang akan menyiapkan sarapan untuk kita semua."Mas Brian tidak mau melihat aku kecapean, apalagi sekarang ini aku lagi dalam kondisi hamil. "Iya mas... makasih ya sudah mau bantu aku untuk menyiapkan sarapan pagi." "Sudah.. tidak apa-apa,ini juga bukan pekerjaan berat,yah.. paling paling rasa masakan yang saya masak tidak seenak masakan Bunda,okey... tidak apa-apa kan saya tinggal sendiri." Mas Brian sembari mengulas senyumannya. "Iya... tidak apa apa.." Mas Brian menyeret langkah kakinya untuk keluar dari kamar untuk ke dapur.Dengan sigap Mas Brian mengutak-atik dapurnya ummi Salamah, kadang terdengar denting sendok beradu keras dengan peralatan dapur lainnya, kurang lebih 20 menit Mas Brian telah mempersiapkan beberapa menu untuk sarapan pagi ini. Mas Brian pagi ini menyiapkan sarapan nasi bakar isi ikan tuna dengan tambahan lauk ikan cakalang fufu Suir saos pedis,ada juga beberapa gelas susu hangat dan air putih,sabagai pelengkap hi
Yang terjadi di Jakarta lain lagi, setelah menunaikan shalat subuh dua rakaat Rendi langsung menuruni tangga menuju lantai dasar, Rendi menyeret langkah kakinya menuju dapur,di sana sudah ada asisten rumah tangga yang tengah mempersiapkan semuanya bahan untuk sarapan pagi kami hari ini. "Bi... hari ini biar saya saja yang menyiapkan sarapan pagi, saya minta ijin untuk meminjam dapurnya dulu ya." "Tidak usah den Rendi, biarkan bibi saja yang siapkan, tidak enak sama bapak dan ibu." "Tidak apa-apa bi..ayo bibi silahkan lanjutkan pekerjaan yang lainnya." Rendi mulai meracik semua bumbu dan bahan yang akan di gunakan untuk membuat menu sarapan pagi mereka hari ini. Rendi sengaja membuat mie spaghetti,dan juga mie goreng, Rendi sengaja memasak lebih, dia menyiapkan untuk semua orang yang berada di rumahnya. Kurang lebih 20 menit Rendi berkutat dengan semua peralatan dapur, akhirnya selesai juga, Rendi menata semua menu makan yang telah di masak di atas meja makan, tidak lupa juga Ren
Usai membereskan meja makan dan membersihkan semua piring kotor bekas kami gunakan tadi dan juga semua peralatan dapur,aku kembali meletakkan semuanya tertata dengan rapi di tempatnya yang semula. Aku kembali ke kamar untuk melanjutkan pekerjaan yang sempat tertunda.Hm..akhirnya selesai juga, untuk menghilangkan kepenatan aku kembali meluruskan badan dengan rebahan di atas kasur, karena sejak aku hamil, seringkali aku merasakan pegal di bagian punggung dan pinggang rasanya sangat tidak nyaman. Tiba-tiba aku rasakan ada orang yang memijat punggungku secara perlahan dan rasanya sangat nyaman sekali,hmm... nyamannya,tanapa melihat siapa pelakunya aku sudah bisa menebaknya, Mas Brian. "Bunda... sebentar jam berapa ke kantor, rencananya saya sama Abah mau keluar." "Hmm.. sekitar jam 10an baru aku ke kantor,aku ingin istirahat sejenak, entah kenapa akhir-akhir ini tubuhku sering kali terasa lelah,dan juga maunya tidur terus." "Bunga...itu mungkin bawaan hamil,oke untuk memastikan keseh
Rendi segera mengambil handphonenya yang berada di atas nakas samping tempat duduknya. Terdengar suara panggilan tersambung dengan orang di seberang sana. "Assalamualaikum Om...ini dengan Rendi." "Waallaikum salam Nak... gimana kabar kamu dan juga kabar kedua orang tuamu." "Alhamdulillah..kami sehat semua, kebetulan Rendi lagi bersama dengan papa dan mama, hari ini saya tidak masuk kantor, gimana juga kabarnya Om dan juga Tante Rina." "Alhamdulillah kami juga sehat semau... tumben kamu hubungi Om, apakah ada sesuatu yang penting untuk di bicarakan?" "He..eh..iya Om saya mau menanyakan sesuatu yang berhubungan dengan seseorang atas nama Yuda Aditama dan istrinya yang telah lama menghilang, saya ingin mencari tau keberadaan mereka apakah masih hidup atau sudah meninggal,karena orang ini menghilang sekitar 27 tahun yang lalu." "Oh.. gitu ya Nak, tapi itu sudah lama sekali,Om juga tidak yakin apakah informasi yang kamu cari ini masih tersimpan atau sudah di musnahkan, kamu tunggu d
Sementara di perusahaan Airlangga Aditama Group, Pak Airlangga sendiri sedang kedatangan orang yang telah dia tugaskan untuk mengawasi Brian serta keluarganya."Selamat siang pak...""Siang juga..ayo silahkan duduk dulu."Pak Airlangga mempersilahkan tamunya untuk duduk."Ngomong ngomong apakah ada informasi penting.""Iya Pak... sepertinya ada seseorang yang tengah menyelidiki keberadaan Pak Yuda Aditama dan juga istrinya sekarang ini.""Oh... begitu ya, apakah anak buah kamu juga sudah mendapatkan informasi tentang keberadaan Pak Yuda Aditama atau belum."terdengar nada gusar dari kata kata Pak Airlangga."Maaf Pak.. anak buah saya sudah melacak keberadaan Pak Yuda Aditama dan istrinya, tapi mereka tidak menemukan data apapun, mereka berdua seperti di telan bumi,raib begitu saja.""Hmm.. begini saja sebagian anak buah kamu tugaskan untuk mengawasi Brian secara ketat, kapan ada kesempatan pada saat dia lagi keluar langsung habisi, mengenai keberadaan Pak Yuda nanti saya pikirkan bagaim
"Rendi... siapa yang barusan menghubungi kamu, apakah ada sesuatu yang penting." "Iya pa... barusan itu dari anak buah saya yang sedang mencari keberadaan Pak Yuda dan istrinya, Alhamdulillah pa.. mereka sudah menemukan keberadaan Pak Yuda dan juga istrinya,mereka berada di Lampung tepatnya di sebuah perkebunan kelapa sawit, hanya saja istrinya tidak sehat dia mengalami gangguan jiwa karena depresi berat." "Syukur Alhamdulillah kalau begitu Nak.. papa juga turut senang mendengarnya, apakah kamu akan kesana Nak." "Iya pa.. saya sekarang akan kesana untuk menjemput mereka berdua." "Nak... apakah perlu papa minta tolong sama Om Afandi untuk menyiapkan beberapa orang pengawal untuk menemani kamu kesana, soalnya papa khawatir sekali, kerena besar kemungkinan bukan hanya kamu yang tengah mencari keberadaannya Pak Yuda tapi ada orang lain juga yang tengah mengincar mereka juga" "Untuk pengawal tidak usah pa..tapi kalau dukungan helikopter untuk transportasi saya kesana iya saya butuh se
Dada Mas Brian tiba-tiba terasa sakit seperti di tusuk ribuan jarum, bukan hanya rasa sakit tapi juga ada segumpal kesedihan setelah mendengar kata kata Abah kalau istrinya Pak Yuda Aditama mengalami gangguan jiwa karena depresi berat,Mas Brian sendiri tidak tau ada apa dengan dirinya saat ini, dia tidak mengerti dengan perasaannya sendiri. 'Saya merasakan kerinduan amat sangat dalam, tapi entah sama siapa,dan rasa sakit ini begitu menghujam diri ini,Ya Allah ada apa ini' itulah kata hati Mas Brian. Abah menghubungi dokter Leonardo untuk meminta bantuannya agar beliau bisa mendampingi istrinya Pak Yuda Aditama selama perjalanan dari Lampung ke Jakarta karena beliau yang mengalami gangguan jiwa karena depresi berat. "Assalamualaikum dokter Leonardo...ini dengan Malik Razak." "Waallaikum salam Malik...apa kabar, apakah ada sesuatu yang penting sehingga kamu menghubungi saya." "Alhamdulillah saya sehat , maaf saya mengganggu waktu kerja kamu sebentar, Leon....kamu ingat dengan Pak Y
Mobil yang membawa Papi Yuda, Mommy Meta, Abah Malik dan Ummi Salamah sudah berhenti di dalam area parkiran sekolah bersebelahan dengan mobilnya Humairah.Mereka semua sudah turun dari mobil.Secara bersamaan juga mobil orang tuanya Mas Sony, Pak Candra Sanjaya juga parkir tidak jauh dari mobilnya Papi Yuda. Dengan setengah berlari Sony menghampiri sang ayah,dia takut jangan sampai ayahnya mencari cari keberadaannya. "Selamat pagi Daddy...."sapa Mas Sony. "Selamat pagi juga Sony....mana Mommy kamu..."jawab Pak Candra sambil mencari keberadaan sang istri. "Itu Mommy...."jari tangan Mas Sony menunjuk ke arah Mommy Shinta yang sedang berdiri tidak jauh dari Papi Yuda dan Abahnya Humairah. Pak Candra menghampiri sang istri, secara tidak sengaja matanya bersitatap dengan Papi Yuda.Dengan langkah tidak sungkan dia memanggil Papi Yuda. "Selamat pagi Yuda....apa kabar...."sapa Pak Candra tanpa embel-embel Pak di depannya. "Selamat pagi juga Candra.... Alhamdulillah baik, setelah sekian p
Mommy Shinta yang sedang kesal karena sang putra tiba tiba meninggalkan dirinya dalam mobil,menyeret langkah kakinya dengan cepat setelah melihat Sony yang sedang berdiri mematung melihat Humairah dan Kendrick ngobrol. "Sony....kamu tuh ya... keterlaluan masa Mama di tinggal sendiri dalam mobil...mana di sini banyak sekali mobil yang sedang parkir, Mama itu kesulitan mencari kamu, terus lari kemana lagi itu Kendrick...."Mommy Shinta sangat kesal dengan kelakuan sang putra,karena meninggalkan dirinya sendiri dalam mobil. "Maaf mom....tadi Sony kejar Kendrick yang lagi ngambek karena Sony tidak membawakan Mommy untuk menyaksikan penampilannya di acara pentas sebentar...."jawab Sony tanpa mengalihkan perhatiannya dari sang putra. "Oh gitu....kamu liatin apa sih,terus Kendrick lari kemana, kenapa kamu berhenti di sini dan tidak mencari Kendrick... Mama takut jangan sampai dia kenapa-napa,mana banyak sekali mobil yang sedang berseliweran....ayo cepat kita cari dia..."Mommy Shinta dengan
Mobil yang di kendarai oleh Humairah sudah memasuki gerbang sekolah.Petugas keamanan yang kerja di sekolahnya Almeera dan Al Jazair ini berhubungan baik dengan Humairah dan almarhum Brian semasa hidupnya.Brian adalah salah satu orang yang menjadi donatur tetap sekolah ini dan dia juga sering berbagi rezeki dengan para petugas keamanan di sekolah ini. Jadi tidak heran lagi begitu melihat mobil yang di gunakan oleh Humairah petugas itu langsung berlari menghampirinya dan mengarahkan Humairah agar memarkirkan mobilnya di dalam area sekolah persis di tempat parkir mobil kepala sekolah.Tadinya Humaira sudah bingung mau parkir di mana karena didalam halaman sekolah maupun lahan kosong yang berada di luar pagar sekolah sudah penuh dengan mobil mobil orang tua wali murid yang datang menyaksikan acara pentas seni hari ini. Humairah melangkah dengan anggun keluar dari mobil dan menghampiri pintu yang ada di sebelahnya, dengan sekali hentakan dia sudah membukakan pintu untuk sang ibu mertua
Bang Rendi langsung memasukkan handphonenya kedalam saku jas yang dia kenakan,dan kembali masuk menemui para dewan direksi yang sedang menunggu dirinya di dalam ruangan khusus untuk melakukan rapat rapat penting yang berhubungan dengan perusahaannya. Bang Rendi langsung memutuskan untuk mengakhiri rapat kali ini, karena masih ada hal penting lainnya yang harus di kerjakan,dia harus ke sekolahnya Almeera dan Al Jazair,dia sudah berjanji akan menyaksikan penampilan kedua anak sambungnya itu. "Saya kira pertemuan kita kali ini cukup sampai di sini, nanti kita lanjutkan lagi di kesempatan berikutnya,apa yang telah kita bahas tadi... semua laporannya tolong serahkan kepada sektretaris saya Pak Wira.... terimakasih sudah mau memenuhi undangan saya untuk ikut rapat hari ini."Bang Rendi menyampaikan rasa terimakasihnya kepada seluruh dewan direksi yang hadir pada rapat hari ini. Dengan langkah terburu buru Bang Rendi kembali ke ruangannya di ikuti oleh Pak Wira sekretaris pribadinya. "Maa
Dalam perjalanan Mama Inda langsung sibuk dengan handphonenya.Aku hanya memperhatikan lewat lirikan ekor mata saja,karena kedua netraku fokus kedepan, takut jangan sampai aku menabrak kendaraan orang lain, semua orang yang berada di dalam mobil yang aku kemudikan saat ini adalah tanggung jawabku. Bibir Mama Inda tidak pernah lepas dari senyum manisnya,pada saat menatap layar handphonenya yang sedang berada di dalam genggaman tangannya.Karena Al Keenan sudah tertidur kembali, Mama Inda langsung menyerahkannya kepada Bi Jumi untuk di gendong. Mama Inda sangat sibuk mengirimkan pesan singkat kepada orang lain,aku sendiri tidak tau dengan siapa di berkirim pesan singkat,aku diam saja ,karena untuk menanyakannya secara langsung sepertinya tidak mungkin,itu sama saja aku mencampuri urusan orang lain, Mama Inda juga butuh privasi. 'Mama kerjain aja itu anak nakal...gimana ya reaksinya setelah melihat foto Humairah ini,mama mau lihat apakah dia diam saja atau langsung menghubungi Humairah
Setelah merasa cukup bersih,aku langsung keluar dan segera masuk kedalam walk in closet untuk segera berpakaian, semua aku lakukan dengan cepat karena waktu sudah menunjukkan jam 9.30,kami harus segera ke sekolahnya Almeera dan Al Jazair.Terakhir tinggal aku memulaskan makeup secara tipis agar kelihatan natural dan juga hijabku, dengan segera aku hampiri Bi Jumi,aku mengatakan agar beliau siap siap juga."Bi.... silahkan bersiap siap,aku sudah selesai hanya tinggal memulaskan makeup dan mengenakan hijab saja, Al Keenan di tinggal saja.... nanti aku yang jagain..."segera aku suruh bi Jumi untuk bersiap-siap."Iya Bu....bibi tinggal dulu ya...."jawab Bi Jumi."Iya Bi.... silahkan...."Setelah Bi Jumi berlalu menuju kamarnya meninggalkan aku dan Al Keenan.Segera aku memulaskan makeup yang telah tersedia di atas meja rias yang di siapkan oleh Bang Rendi untuk meletakkan semua peralatan makeup milikku.Aku hanya memulaskan makeup secara tipis agar kelihatan natural dan tidak menor,ini aku
Aku menghampiri Mama Inda yang sedang duduk santai di ruangan keluarga, beliau lagi nonton acara favoritnya yang di siarkan oleh salah satu stasiun televisi di negeri ini.Dengan pelan aku menjatuhkan bobot tubuhku di samping Mama Inda,aku menyampaikan keinginanku secara perlahan-lahan, takut saja jangan sampai beliau tersinggung. "Ma.... sebentar jam 10 Humairah ijin keluar ya,mau menghadiri acara pentas seni yang di ikuti Almeera dan Al Jazair di sekolah mereka..."aku menyampaikan maksud ku kepada Mama Inda, bagaimana pun sekarang beliau sudah menjadi orang tuaku juga. "Iya ... tidak apa-apa, Mama ikut juga ya.... Mama pengen lihat aksi mereka berdua, pasti seru.... nggak apa-apa kan kalau Mama ikut melihat mereka tampil..."Mama Inda ingin ikut juga ke sekolahnya Almeera dan Al Jazair. "Benar mama mau ikut....mama tidak bercanda kan..."aku senang sekali mendengarkan keinginan ibu mertuaku itu. "Iya benar..... Mama serius.... Almeera dan Al Jazair pasti senang kalau semua Oma dan
Sepanjang perjalanan menuju perusahaannya Bang Rendi wajahnya berseri seri, senyum indahkan tidak lepas dari bibirnya.Walaupun tadi dia sempat dongkol karena ulah jahil sang papa,tapi kini moodnya sudah baik kembali.Masih segar dalam ingatannya.... melihat wajah Humairah yang ketangkap basah olehnya karena secara diam-diam mencium bibirnya tadi malam. "Sudah sebulan saya menikah Humairah... baru tadi malam saya menyentuh kulitnya halus sekali seperti pualam.... argkhhh....kenapa juga benda pusaka kesayangan saya ini langsung bereaksi, padahal saya hanya mengingat kelakuan Humairah tadi malam, rasanya saya sudah tidak sabar menunggu 5 hari lagi..... bersabarlah 'adik kecil' sebentar lagi kamu akan mendapatkan sangkar baru yang selama ini kamu belum pernah kamu singgahi...."Bang Rendi bergumam sendiri sambil memegang benda pusaka kesayangannya. "Untung saja tadi pagi saya sudah mengirim semua foto Humairah tadi malam ke ponsel saya .... saya tidak bisa bayangkan kalau ada orang yang s
Humairah setelah mengantar kedua buah hatinya sampai mobil yang membawa mereka berdua keluar dari pekarangan rumahnya Bang Rendi, hendak masuk kembali kedalam untuk menyamperin sang suami, tiba-tiba saja langkah kakinya terhenti karena dia melihat sang suami sudah berada persis di depan pintu utama. "Baby.... Abang berangkat dulu ya .. insya Allah jam10 nanti Abang langsung ke sekolahnya Almeera dan Al Jazair....kamu nggak apa-apa kan ke sekolah mereka di antar oleh sopir....atau Abang jemput kamu kesini baru kita berangkat bareng bareng kesana..."Bang Rendi merasa tidak enak kalau Humairah berangkat ke sekolahnya Almeera dan Al Jazair di antar oleh sopir,dan akhirnya menawarkan diri untuk datang menjemputnya. "Iya tidak apa-apa.... Abang tidak usah jemput lagi ke sini, Abang langsung saja dari kantor ke sekolahan anak anak, nanti aku diantar sama sopir saja..."Humairah menolak di jemput oleh sang suami.Rencananya Humairah akan bawa mobil sendiri,karena Mang Udin nanti sore akan men