Share

Bab 454

Penulis: Patricia
Nadine segera membuka laptopnya. Kamar miliknya dilengkapi dengan kamera pengawas. Tidak butuh waktu lama baginya untuk menemukan rekaman hari ini.

Setelah memperbesar tampilan, dia langsung mengenali siapa pelakunya, cucu kesayangan Vera.

Nadine langsung turun ke lantai bawah. Vera sedang menonton TV, sementara orang tua si anak duduk di sofa dan makan buah sambil bermain ponsel masing-masing. Anak itu tengah bersiap menghancurkan puzzle milik Jeremy yang sudah diberi bingkai.

Mata Nadine menyipit. Saat anak itu hendak menarik puzzle, dia dengan sigap merebutnya. "Kamu masuk ke kamarku, 'kan? Di mana barang di mejaku? Sebelum terlambat, cepat kembalikan."

Ekspresi Nadine serius, suaranya sedingin es. Usia anak itu sekitar 5 atau 6 tahun, jadi sudah cukup besar untuk membaca situasi. Melihat wajah Nadine yang tegas, dia tahu situasinya serius. Setelah berpikir sejenak, tiba-tiba ....

"Huwee!" Dia menangis sekencang-kencangnya.

"Ya ampun! Kok tiba-tiba nangis? Jangan nangis. Kalau ada y
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (5)
goodnovel comment avatar
Abdul Halim
Tunjukin aja CCTV nya . Huff
goodnovel comment avatar
Zidan Kasan
ceritanya kurang bermutu ini, muter" gak jelas
goodnovel comment avatar
Cicilia Santi
diusir aja lah keluarga parasite dan benalu kalo perlu putus hub sodara aja, greget sndr
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 455

    "Selain itu, kenapa kalau dia mengambilnya? Bukankah itu cuma beberapa lembar kertas tak berguna? Kamu mau memukul atau membunuh dia? Katanya kaya, kenapa begitu perhitungan dengan anak kecil?""Lihat, dia sampai ketakutan seperti ini! Kesehatan anakku kurang baik. Di masa depan, dia akan masuk universitas ternama. Gimana kalau matanya rusak karena nangis?"Nadine hanya menonton wanita itu bersandiwara, lalu tersenyum dingin. "Sepertinya aku nggak pernah bilang kalau yang dia ambil itu kertas, 'kan?"Tubuh wanita itu langsung tegang. Sementara itu, Jeremy dan Irene mulai panik."Barang-barang di kamar Nadine itu bukan sembarang kertas, semuanya adalah dokumen penting! Selain itu, Nadine nggak pernah sembarangan menuduh orang. Kalau dia bilang anakmu ambil, pasti ada buktinya. Jadi, lebih baik kalian suruh dia kembalikan biar masalah ini selesai."Wanita itu sama sekali tidak mau mendengarkan. "Kalian kira kalian raja! Hari ini, aku akan buktikan kalau bukan anakku yang ambil. Aku nggak

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 456

    Sungguh nyaring."Sebelum kita pergi, apa yang Nenek katakan? Harus patuh, nggak boleh sembarangan ambil barang orang lain! Apa kamu hanya menganggapnya angin lalu? Cepat kembalikan sekarang juga! Apa kamu sudah bosan hidup dan mau masuk penjara? Anak nggak tahu aturan!"Wanita tua itu bergerak dengan cepat, langsung memarahi setelah memukul. Semua orang belum sempat bereaksi.Anak itu tertegun, begitu juga orang tuanya. Bahkan, Nadine juga terdiam di tempat."Huwe .... Nenek memukulku! Huhuhu ...." Anak itu akhirnya sadar dan langsung menangis keras di tempat. Kali ini benar-benar menangis, tanpa dibuat-buat."Aku nggak ambil! Aku juga nggak tahu barang itu di mana!""Coba ulangi lagi? Aku bisa menghajarmu sampai mati!" Wanita tua itu semakin marah dan cemas."Nggak mau bilang! Aku nggak mau bilang!""Berani-beraninya kamu melawan! Cepat kembalikan barang itu!" Wanita tua itu sangat serius kali ini. Dia memukul pantat anak itu beberapa kali.Di tengah keributan, pria dan wanita itu me

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 457

    Nadine membuka pintu, lalu melangkah keluar dan memanggil dengan hati-hati, "Kak?"Pria itu menoleh. Detik berikutnya, matanya memancarkan kegembiraan, "Nadine?"Ternyata benar itu Aditya, putra tunggal Jonny dan Riana.Dia tidak membawa payung, kausnya sudah basah sebagian dan ujung rambutnya terus meneteskan air. Nadine segera mengeluarkan tisu dan menyerahkannya."Lap dulu. Sekarang memang musim panas, tapi rambut basah bisa menyebabkan masuk angin.""Terima kasih." Aditya menerima tisu itu, lalu mulai mengelap sambil berkata dengan penuh rasa syukur, "Kamu masih sama seperti dulu, perhatian dan baik hati."Toko buku ini terhubung dengan mal di sebelahnya. Karena sudah bertemu dan hujan masih turun, mereka memutuskan untuk makan siang bersama.Nadine menelepon Irene untuk mengabari bahwa dia tidak akan pulang makan siang. Irene hanya bertanya sedikit, lalu menutup telepon.Di restoran, musik merdu yang mengalun pelan membuat suasana hari hujan yang suram menjadi lebih cerah. Mereka

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 458

    Hidangan segera tersaji. Selama makan, ponsel Aditya terus berdering. Yang dibahas adalah urusan bisnis.Setelah akhirnya ada jeda, dia menatap Nadine dengan penuh penyesalan. "Kemarin di pesta ulang tahun Nenek terlalu sibuk, jadi aku nggak sempat menyapamu.""Nggak apa-apa."Aditya adalah cucu tertua Keluarga Wicaksono, sekaligus satu-satunya laki-laki di generasi mereka. Jadi, wajar jika dia harus banyak berinteraksi dengan orang lain."Kudengar kamu sekarang sedang mengambil program pascasarjana di Universitas Brata? Kebetulan aku juga di Kota Juanin. Kalau ada yang perlu dibantu, hubungi saja aku. Nomor ponselku masih yang lama. Kamu masih punya, 'kan?""Ada, ada." Nadine buru-buru mengangguk. "Terima kasih, Kak.""Kamu jadi lebih sungkan sekarang," ujar Aditya.Nadine membalas, "Bukan sungkan, tapi sopan."Aditya terkekeh-kekeh."Kak, sekarang kamu kerja apa di Kota Juanin?"Aditya mengambil makanan sebelum menjawab, "Aku dan beberapa teman membuka perusahaan rumah pintar. Fokus

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 459

    Nadine duduk di sofa dan merentangkan kedua tangannya sambil bersandar. Setelah menghela napas lega, dia berucap, "Akhirnya rumah ini kembali terasa seperti rumah.""Tentu saja." Jeremy tertawa ringan. "Tiga petugas kebersihan yang mengerjakannya dari lantai atas sampai lantai bawah. Mereka menghabiskan 3 jam dan diawasi ibumu. Nggak ada satu pun sudut yang terlewatkan."Membahas tentang Irene ...."Eh, Ibu di mana?" Nadine melirik ke kiri dan kanan."Tadi masih nonton TV di sini. Kenapa tiba-tiba hilang?"Saat ini, Irene keluar dari ruang kerjanya dengan memegang ponsel. Wajahnya memerah dan matanya berbinar-binar karena semangat."Meledak!""Hah?" Jeremy kebingungan."Apa yang meledak?" tanya Nadine yang juga heran.Irene menarik napas dalam-dalam, mencoba untuk menenangkan diri. "Buku baru! Bukuku yang baru!"Hugo bergerak dengan sangat cepat. Setelah pertemuan merek di Kota Juanin beberapa waktu lalu, Hugo langsung mengatur segala hal terkait penerbitan.Pertama adalah promosi awal

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 460

    Hugo berkata dengan penuh semangat, "Enam puluh ribu!"Irene termangu sejenak sebelum bertanya, "Apa maksudnya?""Penjualan harian! Kemarin, penjualan hariannya sudah menembus 60 ribu! Bahkan memecahkan rekor penjualan yang dulu diciptakan The Killer! Dalam 10 tahun … eh, 20 tahun terakhir, belum ada buku yang mencapai rekor seperti ini!""Bu Irene." Hugo menekankan kata-katanya. "Buku barumu meledak!"Benar, buku baru Irene sangat populer sekarang. Hugo awalnya merasa frustrasi. Meskipun sudah siap secara mental bahwa peluncuran buku tidak akan berjalan mulus, dia tidak menyangka hasilnya akan seburuk itu.Seorang editor yang sudah lama bersaing dengannya bahkan memanfaatkan kesempatan ini untuk mengejeknya, "Kamu sudah tua sampai penilaianmu menurun ya? Kamu sampai nekat menandatangani kontrak besar. Hasilnya apa? Gagal total!"Hugo tidak menanggapi ejekan itu, tetapi dia mulai merenung. Sebenarnya di mana letak masalahnya?Hugo sudah membaca semua buku Irene. Dari pemilihan tema hin

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 461

    [ Benaran seseram itu? Kalau begitu, aku juga mau lihat! ][ Percayalah, bro. Setelah baca, kamu nggak akan mau makan tahu manis lagi. ][ Kenapa? ][ Jawabannya ada di dalam buku. ]Dua hari kemudian, akun Si Gendut Penggemar Buku kembali mengunggah status. Kali ini, ayahnya tidak muncul di video, hanya ada gambar sampul buku Seven Days.[ Keterangan: Tiba-tiba sadar, makanan zaman dulu itu luar biasa enak. ]Berkat gelombang viral ini, Seven Days muncul sebagai kuda hitam yang menembus lingkaran pembaca muda. Kemudian, para anak muda pun ... terobsesi!Dalam waktu kurang dari setengah bulan, forum diskusi, grup obrolan, bahkan fanbase resmi mulai bermunculan. Para pembaca lama langsung berseru, "Penulis berbakat ini nggak bisa disembunyikan lagi!"Saat itulah, para penggemar Seven Days baru menyadari sesuatu. Di mana penulisnya?Bukunya sudah sepopuler ini, tapi kenapa tidak ada satu pun kabar tentang sang penulis? Biasanya, ketika buku lain mulai laris dan terkenal, penulisnya seger

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 462

    Sebelum berangkat, Jeremy sempat memasak semangkuk mi untuk dirinya sendiri. Perutnya masih kenyang, jadi dia pun mengeluarkan sebuah buku dari tas dan mulai membacanya dengan asyik.Dua puluh menit kemudian, pengumuman dari pengeras suara menginformasikan bahwa proses pemeriksaan tiket sudah dimulai.Irene dan Nadine hanya membawa sedikit barang, jadi mereka berjalan lebih dulu. Dengan cepat, mereka memindai kartu identitas mereka dan melewati gerbang pemeriksaan, lalu berdiri di dalam sambil menunggu Jeremy.Jeremy menyusul di belakang mereka. Satu tangannya menarik koper, sementara tangan satunya lagi membawa tas Irene. Saat hendak mengambil kartu identitasnya untuk dipindai, dia tiba-tiba menyadari bahwa dompetnya hilang!Jeremy langsung teringat kejadian saat sedang mengantre tadi. Seseorang menabraknya cukup keras dari belakang dan hampir membuatnya terjatuh. Tidak salah lagi, pasti saat itulah dompetnya dicuri dari dalam tas!"Ayah, cepat!" seru Nadine dari balik gerbang.Jeremy

Bab terbaru

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 719

    Nadine menoleh dan langsung bertemu dengan tatapan Stendy yang dalam dan penuh perasaan. Jantung Nadine seketika berdegup lebih kencang dan tanpa sadar, dia ingin menghindar.Malam ketika sesuatu terjadi pada Nadine, Stendy mengantarnya pulang dan melihat dirinya berjalan berdampingan dengan Arnold menaiki tangga. Saat itulah, Stendy merasa tidak bisa lagi menahan diri.Stendy tahu dirinya bukan orang yang sabar.Namun demi Nadine, dia sudah menunggu selama enam tahun. Enam tahun untuk melihatnya berpisah dari Reagan, lalu satu tahun tambahan hanya untuk membuat hubungan mereka bertahan di titik "teman biasa".Akan tetapi dia tahu, hubungan itu tidak bisa selamanya berhenti di situ.Malam itu, Stendy menyadari bahwa jika terus menunggu, semuanya hanya akan berakhir seperti dulu. Jadi, kenapa tidak ... pertaruhkan semuanya kali ini?Demi hari ini, demi pengakuan yang ingin dia sampaikan, Stendy telah mempersiapkan diri sejak lama. Dia tidak mau lagi menjadi sosok yang hanya menunggu dal

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 718

    "Benar. Memang nggak ada mawar biru alami di alam liar, jadi bunga ini baru melambangkan harapan yang nggak bisa terwujud atau misi yang nggak terselesaikan. Tapi, coba kamu lihat bunga di tanganmu itu dengan teliti," kata Stendy sambil menatap Nadine."Hah? Ini alami? Bukan pakai pewarna?" tanya Nadine yang terkejut, lalu menatap Stendy untuk mencari jawaban dari ekspresi Stendy. Saat melihat Stendy tersenyum, dia langsung tahu dugaannya memang benar.Nadine kembali bertanya dengan kaget, "Bagaimana kamu bisa mendapatkannya?""Belakangan ini ada artikel di jurnal biologi sintetis tentang kloning dan Ekspresi Nonribosomal Peptida Sintetis untuk memproduksi mawar biru. Penulis utamanya adalah seorang doktoral internasional dari Fakultas Farmasi Universitas Tobas, Ankanahari Nangawa. Langkah awalnya buat plasmid ganda yang berisi dua gen bakteri untuk sintetis indigo dan masukkan plasmidnya ke dalam agrobakterium, lalu ...."Stendy tertegun sejenak setelah mengatakan itu, seolah-olah sed

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 717

    Baik judul ataupun variasi lagunya, Stendy sama sekali tidak bisa fokus. Cahaya redup di dalam aula konser bisa menjadi penyamaran yang terbaik, sehingga dia bisa menatap Nadine dengan tatapan yang lembut serta penuh perasaan dan tanpa perlu takut ketahuan.Stendy secara refleks menatap tangan Nadine yang putih. Dia berkali-kali ingin menggenggam tangan Nadine dengan erat, lalu tidak pernah melepaskannya lagi. Namun, setelah memberontak dengan pikirannya, pada akhirnya tetap logikanya yang menang. Dia mengingatkan dirinya untuk bertahan sampai melewati malam ini dan jangan gegabah agar tidak menakuti Nadine.Dua jam mungkin adalah siksaan dan ujian kesabaran bagi sebagian orang, tetapi itu adalah pesta untuk memanjakan indra yang langka bagi Nadine. Bahkan setelah konser sudah selesai, dia tetap masih tenggelam dalam suasananya."Apa kamu menyadari sesuatu dari lagu Croatian Rhapsody? Ternyata dia masukkan unsur musik rok juga, romantis dan energik. Terutama di bagian tengah lagunya, s

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 716

    "Uhuk uhuk ...." Nadine langsung tersedak. Mereka sedang makan sambil mendengar cerita yang seru, tetapi topiknya malah tiba-tiba dialihkan ke dirinya. Pokoknya perasaannya tidak enak."Kami bukan sepasang kekasih, tapi makan malam ini bisa dibilang gratis untuk Tuan Stendy karena ...."Setelah mengatakan itu, Nadine tersenyum dan menatap pemilik restoran. "Aku yang traktir."Setelah tertegun sejenak, pemilik restoran itu menatap Stendy dengan tatapan seolah-olah berkata anak ini akhirnya kena batunya dan pantas menerimanya.Begitu selesai makan, Nadine langsung pergi membayar tagihan makanannya.Pemilik restoran itu menarik Stendy ke samping dan berbisik, "Kawan, kamu boleh terus begini. Ayo berusaha, segera dapatkan gadis itu. Kalau lain kali kamu masih nggak dapat gratisan lagi, jangan salahkan aku meremehkanmu."Stendy pun menghela napas. "Kamu pikir aku nggak mau?""Wah, akhirnya ada gadis di dunia ini yang bisa membuatmu kelabakan. Sungguh langka. Baiklah, biar teman lamamu ini y

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 715

    Stendy menyahut, "Aku pikir-pikir dulu, nanti baru kita putuskan setelah ketemu.""Oke." Nadine mengakhiri panggilan, lalu langsung memakai jaket bulu tebal dan sepatu bot musim dingin, juga mengambil tas. Dia keluar dalam waktu kurang dari tiga menit!Cuaca tidak sedingin sebelumnya lagi, tetapi matahari masih tidak muncul.Begitu turun, Nadine langsung melihat Stendy berdiri di ujung gang, bersandar santai di samping mobil Maybach edisi terbatas. Pria yang memakai mantel hitam itu pun memutar-mutar kunci mobilnya.Begitu melihat Nadine, tubuh Stendy langsung tegak. Nadine tersenyum dan berjalan mendekat. Wajah Stendy yang tadi terlihat agak dingin langsung berubah cerah, bibirnya tersenyum.Begitu masuk mobil, Stendy menyerahkan sekantong sarapan, "Nih, susu kedelai dan roti, makan selagi masih hangat."Nadine menaikkan alisnya. "Pak Stendy bukan cuma jadi sopir, tapi juga beliin aku sarapan? Ini layanan bintang lima sih. Aku nggak berani menikmatinya."Stendy terkekeh-kekeh. "Kenapa

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 714

    "Nad, sejak pertama kali kita ketemu di kafe, aku ....""Eh? Pak Arnold, Nadine, kok berdiri di sana? Nggak naik?" Tetangga mereka yang tinggal di lantai bawah, datang dengan membawa banyak kantong belanjaan. Begitu melihat mereka, dia langsung menyapa dengan ramah."Dingin banget ya hari ini, aku hampir beku .... Tapi karena diskon, aku tetap keluar malam-malam begini!"Supermarket besar di dekat sana memang sering mengadakan diskon besar setelah pukul 9 malam. Sebagai orang yang pintar mengatur uang, wanita ini sering keluar malam untuk belanja hemat.Situasi sekarang jelas tidak cocok untuk melanjutkan obrolan mereka. Arnold terpaksa menelan kembali semua yang ingin dia ucapkan tadi."Ayo, kita sama-sama naik!" ajak wanita itu.Nadine melangkah maju, langsung mengambil salah satu kantong belanjaan dari tangan wanita itu. "Biar kubantu ...."Namun, Arnold langsung mengambil alih kantong belanjaan itu dari tangan Nadine. Dengan cepat, dia berjalan di depan mereka. "Biar aku saja."Wan

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 713

    Nadine tersenyum mencela dirinya sendiri.Arnold tiba-tiba terdiam, napasnya tercekat. Entah kenapa, senyuman kecil di ujung bibir gadis itu membuat hatinya terasa panik. Seolah-olah dia baru saja melewatkan sesuatu yang sangat penting.Mereka meninggalkan pabrik saat senja hari. Satpam yang berjaga sudah berganti. Paman ramah penuh canda tawa tadi sudah pulang, digantikan oleh seorang pemuda yang tampak pemalu.Setelah menerima kunci dari mereka, pemuda itu meletakkannya, lalu membukakan pintu gerbang untuk mereka.Langit belum sepenuhnya gelap. Cahaya senja menyelimuti cakrawala dalam warna kelabu suram. Di sepanjang jalan, cabang-cabang pohon yang gundul menambah kesan sepi.Nadine dan Arnold berjalan berdampingan tanpa berbicara. Keheningan mengisi jarak di antara mereka. Arnold sempat membuka mulut, tetapi tidak tahu harus mulai dari mana.Dia bisa merasakan perubahan suasana hati Nadine, tetapi tidak tahu penyebabnya. Jadi, yang bisa dia lakukan hanyalah diam dan berhati-hati aga

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 712

    Diskusi akademik antara keduanya akhirnya mencapai akhir. Kelly tidak bisa menahan diri untuk menghela napas panjang."Lain kali jangan ajak aku ke acara akademik kayak gini lagi ya. Buat capek saja ...." Kelly bergumam pelan, lalu mengangkat tangan memberi isyarat kepada pramusaji untuk menyajikan makanan.Seperti yang sudah diduga, semuanya adalah makanan favorit Nadine!Selesai makan, Kelly awalnya ingin jalan-jalan sebentar. Namun, baru saja keluar dari restoran, dia langsung menerima telepon kerja. "Iya, iya! Tunggu sehari lagi bisa mati ya?"Meskipun mengomel, dia tetap buru-buru pergi ke kantor setelah menutup telepon. Sebelum pergi, dia tidak lupa berpesan, "Kak Arnold, hari ini ulang tahun Nadine, kamu temani dia ya! Pokoknya turuti semua yang dia mau!""Oke." Setelah melihat Kelly pergi, Arnold tersenyum menatap Nadine. "Mau ke mana?""Benaran bisa ke mana saja?" Mata Nadine berbinar.Arnold berpikir sebentar. "Selama masih dalam batas kemampuanku.""Kalau begitu, boleh nggak

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 711

    "Ayo, biar aku pakaikan untukmu." Kelly memasangkan gelang itu ke pergelangan tangan Nadine yang ramping. Gelang itu membuat kulit putih Nadine terlihat semakin bersinar. "Aku tahu model dan warna ini cocok banget sama kamu!"Nadine menunduk melihatnya, semakin dilihat semakin suka.Kelly tiba-tiba bertanya, "Kamu kira ini udah selesai?""Hm?" Nadine mengangkat kepala dengan bingung. Masih ada acara lain?Kelly tersenyum tanpa menjawab, lalu mengangguk kecil ke arah pramusaji. Detik berikutnya, lagu ulang tahun mulai mengalun di dalam ruang privat.Diiringi musik yang lembut, Arnold mendorong masuk sebuah kue dan berjalan ke arah mereka. Di atas krim putih dan merah muda, berdiri boneka fondan yang sangat cantik.Matanya besar, ekspresinya penuh percaya diri dan ceria. Jelas, itu versi kartun dari Nadine sendiri. Di sekelilingnya pun dihiasi mutiara merah muda. Sederhana, tetapi sangat indah."Pak Arnold?" Nadine tak bisa menyembunyikan keterkejutannya.Arnold menatapnya, bibirnya meny

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status