Share

Bab 458

Author: Patricia
Hidangan segera tersaji. Selama makan, ponsel Aditya terus berdering. Yang dibahas adalah urusan bisnis.

Setelah akhirnya ada jeda, dia menatap Nadine dengan penuh penyesalan. "Kemarin di pesta ulang tahun Nenek terlalu sibuk, jadi aku nggak sempat menyapamu."

"Nggak apa-apa."

Aditya adalah cucu tertua Keluarga Wicaksono, sekaligus satu-satunya laki-laki di generasi mereka. Jadi, wajar jika dia harus banyak berinteraksi dengan orang lain.

"Kudengar kamu sekarang sedang mengambil program pascasarjana di Universitas Brata? Kebetulan aku juga di Kota Juanin. Kalau ada yang perlu dibantu, hubungi saja aku. Nomor ponselku masih yang lama. Kamu masih punya, 'kan?"

"Ada, ada." Nadine buru-buru mengangguk. "Terima kasih, Kak."

"Kamu jadi lebih sungkan sekarang," ujar Aditya.

Nadine membalas, "Bukan sungkan, tapi sopan."

Aditya terkekeh-kekeh.

"Kak, sekarang kamu kerja apa di Kota Juanin?"

Aditya mengambil makanan sebelum menjawab, "Aku dan beberapa teman membuka perusahaan rumah pintar. Fokus
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Hasna Aja76
oh ini yg rianaa bangga bangga kan anak nyaaa ya. tpii bgus ya adityaa baik nda sombong kek ibu nya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 459

    Nadine duduk di sofa dan merentangkan kedua tangannya sambil bersandar. Setelah menghela napas lega, dia berucap, "Akhirnya rumah ini kembali terasa seperti rumah.""Tentu saja." Jeremy tertawa ringan. "Tiga petugas kebersihan yang mengerjakannya dari lantai atas sampai lantai bawah. Mereka menghabiskan 3 jam dan diawasi ibumu. Nggak ada satu pun sudut yang terlewatkan."Membahas tentang Irene ...."Eh, Ibu di mana?" Nadine melirik ke kiri dan kanan."Tadi masih nonton TV di sini. Kenapa tiba-tiba hilang?"Saat ini, Irene keluar dari ruang kerjanya dengan memegang ponsel. Wajahnya memerah dan matanya berbinar-binar karena semangat."Meledak!""Hah?" Jeremy kebingungan."Apa yang meledak?" tanya Nadine yang juga heran.Irene menarik napas dalam-dalam, mencoba untuk menenangkan diri. "Buku baru! Bukuku yang baru!"Hugo bergerak dengan sangat cepat. Setelah pertemuan merek di Kota Juanin beberapa waktu lalu, Hugo langsung mengatur segala hal terkait penerbitan.Pertama adalah promosi awal

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 460

    Hugo berkata dengan penuh semangat, "Enam puluh ribu!"Irene termangu sejenak sebelum bertanya, "Apa maksudnya?""Penjualan harian! Kemarin, penjualan hariannya sudah menembus 60 ribu! Bahkan memecahkan rekor penjualan yang dulu diciptakan The Killer! Dalam 10 tahun … eh, 20 tahun terakhir, belum ada buku yang mencapai rekor seperti ini!""Bu Irene." Hugo menekankan kata-katanya. "Buku barumu meledak!"Benar, buku baru Irene sangat populer sekarang. Hugo awalnya merasa frustrasi. Meskipun sudah siap secara mental bahwa peluncuran buku tidak akan berjalan mulus, dia tidak menyangka hasilnya akan seburuk itu.Seorang editor yang sudah lama bersaing dengannya bahkan memanfaatkan kesempatan ini untuk mengejeknya, "Kamu sudah tua sampai penilaianmu menurun ya? Kamu sampai nekat menandatangani kontrak besar. Hasilnya apa? Gagal total!"Hugo tidak menanggapi ejekan itu, tetapi dia mulai merenung. Sebenarnya di mana letak masalahnya?Hugo sudah membaca semua buku Irene. Dari pemilihan tema hin

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 461

    [ Benaran seseram itu? Kalau begitu, aku juga mau lihat! ][ Percayalah, bro. Setelah baca, kamu nggak akan mau makan tahu manis lagi. ][ Kenapa? ][ Jawabannya ada di dalam buku. ]Dua hari kemudian, akun Si Gendut Penggemar Buku kembali mengunggah status. Kali ini, ayahnya tidak muncul di video, hanya ada gambar sampul buku Seven Days.[ Keterangan: Tiba-tiba sadar, makanan zaman dulu itu luar biasa enak. ]Berkat gelombang viral ini, Seven Days muncul sebagai kuda hitam yang menembus lingkaran pembaca muda. Kemudian, para anak muda pun ... terobsesi!Dalam waktu kurang dari setengah bulan, forum diskusi, grup obrolan, bahkan fanbase resmi mulai bermunculan. Para pembaca lama langsung berseru, "Penulis berbakat ini nggak bisa disembunyikan lagi!"Saat itulah, para penggemar Seven Days baru menyadari sesuatu. Di mana penulisnya?Bukunya sudah sepopuler ini, tapi kenapa tidak ada satu pun kabar tentang sang penulis? Biasanya, ketika buku lain mulai laris dan terkenal, penulisnya seger

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 462

    Sebelum berangkat, Jeremy sempat memasak semangkuk mi untuk dirinya sendiri. Perutnya masih kenyang, jadi dia pun mengeluarkan sebuah buku dari tas dan mulai membacanya dengan asyik.Dua puluh menit kemudian, pengumuman dari pengeras suara menginformasikan bahwa proses pemeriksaan tiket sudah dimulai.Irene dan Nadine hanya membawa sedikit barang, jadi mereka berjalan lebih dulu. Dengan cepat, mereka memindai kartu identitas mereka dan melewati gerbang pemeriksaan, lalu berdiri di dalam sambil menunggu Jeremy.Jeremy menyusul di belakang mereka. Satu tangannya menarik koper, sementara tangan satunya lagi membawa tas Irene. Saat hendak mengambil kartu identitasnya untuk dipindai, dia tiba-tiba menyadari bahwa dompetnya hilang!Jeremy langsung teringat kejadian saat sedang mengantre tadi. Seseorang menabraknya cukup keras dari belakang dan hampir membuatnya terjatuh. Tidak salah lagi, pasti saat itulah dompetnya dicuri dari dalam tas!"Ayah, cepat!" seru Nadine dari balik gerbang.Jeremy

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 463

    Stendy menatap Jeremy, lalu melirik Nadine dengan tenang. Dua orang ini ...."Ayah, kamu kenal dia?" Nadine berjalan mendekat dengan nada terkejut.Ayah?Sudut bibir Stendy sedikit terangkat.Kebetulan, Stendy datang ke kota ini untuk urusan bisnis selama tiga hari dan hari ini adalah jadwal kepulangannya. Namun, karena cuaca buruk, penerbangannya dibatalkan. Akhirnya, dia meminta sekretarisnya untuk memesan tiket kereta cepat pagi ini.Tak disangka .... Dia justru mendapat kejutan yang lebih menarik!"Tadi anak muda ini yang bantu aku nangkap pencuri. Gerakannya cepat dan luar biasa!" kata Jeremy penuh semangat.Nadine sempat terdiam sesaat sebelum akhirnya merespons, "Terima kasih, Pak Stendy.""Nadine, kamu terlalu sopan. Kalau ada orang lain di posisiku, mereka pasti juga nggak akan ragu untuk membantu."Irene terkejut. "Kalian saling kenal?"Nadine dan Stendy menjawab serempak, "Kenal."Namun, bagaimana tepatnya mereka saling mengenal ... jelas bukan sesuatu yang tepat untuk dibah

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 464

    Nadine akhirnya menerima buku itu. Godaan ini terlalu besar, sulit untuk ditolak."Terima kasih.""Panggil aku Kak Stendy."Nadine terdiam.Ketika mereka tiba di Kota Juanin, waktu sudah menunjukkan pukul dua siang. Nadine dan keluarganya tidak berada di gerbong yang sama dengan Stendy.Begitu keluar dari stasiun, Nadine baru saja hendak membuka aplikasi untuk memesan mobil, tetapi kemudian dia melihat Stendy berdiri tak jauh dari mereka. Sosoknya yang tinggi dan tegap sangat mencolok di antara kerumunan.Stendy tersenyum dan berjalan menghampiri Jeremy. "Paman, mobilku sudah ada di luar. Biar aku antar kalian pulang?"Jeremy ragu sejenak. "Ah, nggak usah, terlalu merepotkan. Kami bisa pesan mobil sendiri.""Nggak merepotkan, searah kok." Selesai berkata demikian, Stendy langsung mengambil koper dari tangan Jeremy dan berjalan ke luar."Wah, kalau begitu, terima kasih banyak!""Sama sekali nggak merepotkan."Nadine diam-diam menutup aplikasi pemesanan mobil dan menyimpan ponselnya kemb

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 465

    Irene tidak menyangka bahwa Stendy pernah membaca bukunya. "Kamu tahu kalau Seven Days itu karyaku?"Stendy melirik sekilas ke arah Nadine sebelum menjawab, "Ya, aku tahu."Mengenai dari mana dia mengetahuinya .... Stendy tidak menjelaskan. Irene pun tidak bertanya lebih lanjut.Sialnya, Nadine justru menjadi sasaran dari dua pasang yang mata penuh penasaran itu selama beberapa saat. Sungguh melelahkan ...."Jadi, pelakunya benar-benar si guru fisika yang polos itu?"Irene sedikit terkejut. "Kenapa kamu tanya seperti itu?"Dalam novel, semua petunjuk akhirnya mengarah pada guru fisika tersebut. Dia menggunakan keahliannya dalam ilmu pengetahuan untuk menyusun kejahatan yang nyaris sempurna. Semua bukti jelas-jelas mengarah padanya. Kasusnya sudah tertutup rapat.Namun, Stendy justru mempertanyakan, apakah dia benar-benar pelakunya? Tatapan Irene terhadapnya menjadi semakin dalam."Aku ingat ada beberapa detail yang agak tersembunyi dalam cerita ini ...." Stendy mulai menjelaskan.Perta

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 466

    "Stendy, apa maksudmu ini?" Reagan berjalan mendekat ke meja teh."Maksud yang mana?""Kenapa kamu menghentikan proyek di kawasan pengembangan?"Dengan santai, Stendy menyesap tehnya. "Nggak mau kerja sama, jadi aku hentikan. Ada masalah?""Kamu pikir bisa seenaknya begitu saja?!" Reagan mendengus. "Kamu tahu berapa banyak kerugian yang terjadi setiap harinya?""Kurang lebih, aku tahu.""Tahu, tapi tetap melakukannya?!"Tanpa tergesa-gesa, Stendy menuangkan teh untuk dirinya sendiri dengan lancar. Reagan kehilangan kesabaran dan menekan teko teh dengan kuat. "Kamu sudah menghindar selama tiga hari, sekarang masih tetap diam saja. Mau sampai kapan kamu terus menunda ini?"Baru saat itu Stendy mengangkat pandangannya. "Siapa bilang aku menghindar?""Sekretarismu bilang kamu lagi dalam perjalanan bisnis. Itu cuma alasan agar bisa menghindar dariku, 'kan?""Heh, menghindar darimu?" Stendy tertawa kecil. "Aku pergi ke kota sebelah untuk survei. Jadwalnya sudah ditetapkan sejak dua minggu la

Latest chapter

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 719

    Nadine menoleh dan langsung bertemu dengan tatapan Stendy yang dalam dan penuh perasaan. Jantung Nadine seketika berdegup lebih kencang dan tanpa sadar, dia ingin menghindar.Malam ketika sesuatu terjadi pada Nadine, Stendy mengantarnya pulang dan melihat dirinya berjalan berdampingan dengan Arnold menaiki tangga. Saat itulah, Stendy merasa tidak bisa lagi menahan diri.Stendy tahu dirinya bukan orang yang sabar.Namun demi Nadine, dia sudah menunggu selama enam tahun. Enam tahun untuk melihatnya berpisah dari Reagan, lalu satu tahun tambahan hanya untuk membuat hubungan mereka bertahan di titik "teman biasa".Akan tetapi dia tahu, hubungan itu tidak bisa selamanya berhenti di situ.Malam itu, Stendy menyadari bahwa jika terus menunggu, semuanya hanya akan berakhir seperti dulu. Jadi, kenapa tidak ... pertaruhkan semuanya kali ini?Demi hari ini, demi pengakuan yang ingin dia sampaikan, Stendy telah mempersiapkan diri sejak lama. Dia tidak mau lagi menjadi sosok yang hanya menunggu dal

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 718

    "Benar. Memang nggak ada mawar biru alami di alam liar, jadi bunga ini baru melambangkan harapan yang nggak bisa terwujud atau misi yang nggak terselesaikan. Tapi, coba kamu lihat bunga di tanganmu itu dengan teliti," kata Stendy sambil menatap Nadine."Hah? Ini alami? Bukan pakai pewarna?" tanya Nadine yang terkejut, lalu menatap Stendy untuk mencari jawaban dari ekspresi Stendy. Saat melihat Stendy tersenyum, dia langsung tahu dugaannya memang benar.Nadine kembali bertanya dengan kaget, "Bagaimana kamu bisa mendapatkannya?""Belakangan ini ada artikel di jurnal biologi sintetis tentang kloning dan Ekspresi Nonribosomal Peptida Sintetis untuk memproduksi mawar biru. Penulis utamanya adalah seorang doktoral internasional dari Fakultas Farmasi Universitas Tobas, Ankanahari Nangawa. Langkah awalnya buat plasmid ganda yang berisi dua gen bakteri untuk sintetis indigo dan masukkan plasmidnya ke dalam agrobakterium, lalu ...."Stendy tertegun sejenak setelah mengatakan itu, seolah-olah sed

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 717

    Baik judul ataupun variasi lagunya, Stendy sama sekali tidak bisa fokus. Cahaya redup di dalam aula konser bisa menjadi penyamaran yang terbaik, sehingga dia bisa menatap Nadine dengan tatapan yang lembut serta penuh perasaan dan tanpa perlu takut ketahuan.Stendy secara refleks menatap tangan Nadine yang putih. Dia berkali-kali ingin menggenggam tangan Nadine dengan erat, lalu tidak pernah melepaskannya lagi. Namun, setelah memberontak dengan pikirannya, pada akhirnya tetap logikanya yang menang. Dia mengingatkan dirinya untuk bertahan sampai melewati malam ini dan jangan gegabah agar tidak menakuti Nadine.Dua jam mungkin adalah siksaan dan ujian kesabaran bagi sebagian orang, tetapi itu adalah pesta untuk memanjakan indra yang langka bagi Nadine. Bahkan setelah konser sudah selesai, dia tetap masih tenggelam dalam suasananya."Apa kamu menyadari sesuatu dari lagu Croatian Rhapsody? Ternyata dia masukkan unsur musik rok juga, romantis dan energik. Terutama di bagian tengah lagunya, s

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 716

    "Uhuk uhuk ...." Nadine langsung tersedak. Mereka sedang makan sambil mendengar cerita yang seru, tetapi topiknya malah tiba-tiba dialihkan ke dirinya. Pokoknya perasaannya tidak enak."Kami bukan sepasang kekasih, tapi makan malam ini bisa dibilang gratis untuk Tuan Stendy karena ...."Setelah mengatakan itu, Nadine tersenyum dan menatap pemilik restoran. "Aku yang traktir."Setelah tertegun sejenak, pemilik restoran itu menatap Stendy dengan tatapan seolah-olah berkata anak ini akhirnya kena batunya dan pantas menerimanya.Begitu selesai makan, Nadine langsung pergi membayar tagihan makanannya.Pemilik restoran itu menarik Stendy ke samping dan berbisik, "Kawan, kamu boleh terus begini. Ayo berusaha, segera dapatkan gadis itu. Kalau lain kali kamu masih nggak dapat gratisan lagi, jangan salahkan aku meremehkanmu."Stendy pun menghela napas. "Kamu pikir aku nggak mau?""Wah, akhirnya ada gadis di dunia ini yang bisa membuatmu kelabakan. Sungguh langka. Baiklah, biar teman lamamu ini y

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 715

    Stendy menyahut, "Aku pikir-pikir dulu, nanti baru kita putuskan setelah ketemu.""Oke." Nadine mengakhiri panggilan, lalu langsung memakai jaket bulu tebal dan sepatu bot musim dingin, juga mengambil tas. Dia keluar dalam waktu kurang dari tiga menit!Cuaca tidak sedingin sebelumnya lagi, tetapi matahari masih tidak muncul.Begitu turun, Nadine langsung melihat Stendy berdiri di ujung gang, bersandar santai di samping mobil Maybach edisi terbatas. Pria yang memakai mantel hitam itu pun memutar-mutar kunci mobilnya.Begitu melihat Nadine, tubuh Stendy langsung tegak. Nadine tersenyum dan berjalan mendekat. Wajah Stendy yang tadi terlihat agak dingin langsung berubah cerah, bibirnya tersenyum.Begitu masuk mobil, Stendy menyerahkan sekantong sarapan, "Nih, susu kedelai dan roti, makan selagi masih hangat."Nadine menaikkan alisnya. "Pak Stendy bukan cuma jadi sopir, tapi juga beliin aku sarapan? Ini layanan bintang lima sih. Aku nggak berani menikmatinya."Stendy terkekeh-kekeh. "Kenapa

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 714

    "Nad, sejak pertama kali kita ketemu di kafe, aku ....""Eh? Pak Arnold, Nadine, kok berdiri di sana? Nggak naik?" Tetangga mereka yang tinggal di lantai bawah, datang dengan membawa banyak kantong belanjaan. Begitu melihat mereka, dia langsung menyapa dengan ramah."Dingin banget ya hari ini, aku hampir beku .... Tapi karena diskon, aku tetap keluar malam-malam begini!"Supermarket besar di dekat sana memang sering mengadakan diskon besar setelah pukul 9 malam. Sebagai orang yang pintar mengatur uang, wanita ini sering keluar malam untuk belanja hemat.Situasi sekarang jelas tidak cocok untuk melanjutkan obrolan mereka. Arnold terpaksa menelan kembali semua yang ingin dia ucapkan tadi."Ayo, kita sama-sama naik!" ajak wanita itu.Nadine melangkah maju, langsung mengambil salah satu kantong belanjaan dari tangan wanita itu. "Biar kubantu ...."Namun, Arnold langsung mengambil alih kantong belanjaan itu dari tangan Nadine. Dengan cepat, dia berjalan di depan mereka. "Biar aku saja."Wan

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 713

    Nadine tersenyum mencela dirinya sendiri.Arnold tiba-tiba terdiam, napasnya tercekat. Entah kenapa, senyuman kecil di ujung bibir gadis itu membuat hatinya terasa panik. Seolah-olah dia baru saja melewatkan sesuatu yang sangat penting.Mereka meninggalkan pabrik saat senja hari. Satpam yang berjaga sudah berganti. Paman ramah penuh canda tawa tadi sudah pulang, digantikan oleh seorang pemuda yang tampak pemalu.Setelah menerima kunci dari mereka, pemuda itu meletakkannya, lalu membukakan pintu gerbang untuk mereka.Langit belum sepenuhnya gelap. Cahaya senja menyelimuti cakrawala dalam warna kelabu suram. Di sepanjang jalan, cabang-cabang pohon yang gundul menambah kesan sepi.Nadine dan Arnold berjalan berdampingan tanpa berbicara. Keheningan mengisi jarak di antara mereka. Arnold sempat membuka mulut, tetapi tidak tahu harus mulai dari mana.Dia bisa merasakan perubahan suasana hati Nadine, tetapi tidak tahu penyebabnya. Jadi, yang bisa dia lakukan hanyalah diam dan berhati-hati aga

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 712

    Diskusi akademik antara keduanya akhirnya mencapai akhir. Kelly tidak bisa menahan diri untuk menghela napas panjang."Lain kali jangan ajak aku ke acara akademik kayak gini lagi ya. Buat capek saja ...." Kelly bergumam pelan, lalu mengangkat tangan memberi isyarat kepada pramusaji untuk menyajikan makanan.Seperti yang sudah diduga, semuanya adalah makanan favorit Nadine!Selesai makan, Kelly awalnya ingin jalan-jalan sebentar. Namun, baru saja keluar dari restoran, dia langsung menerima telepon kerja. "Iya, iya! Tunggu sehari lagi bisa mati ya?"Meskipun mengomel, dia tetap buru-buru pergi ke kantor setelah menutup telepon. Sebelum pergi, dia tidak lupa berpesan, "Kak Arnold, hari ini ulang tahun Nadine, kamu temani dia ya! Pokoknya turuti semua yang dia mau!""Oke." Setelah melihat Kelly pergi, Arnold tersenyum menatap Nadine. "Mau ke mana?""Benaran bisa ke mana saja?" Mata Nadine berbinar.Arnold berpikir sebentar. "Selama masih dalam batas kemampuanku.""Kalau begitu, boleh nggak

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 711

    "Ayo, biar aku pakaikan untukmu." Kelly memasangkan gelang itu ke pergelangan tangan Nadine yang ramping. Gelang itu membuat kulit putih Nadine terlihat semakin bersinar. "Aku tahu model dan warna ini cocok banget sama kamu!"Nadine menunduk melihatnya, semakin dilihat semakin suka.Kelly tiba-tiba bertanya, "Kamu kira ini udah selesai?""Hm?" Nadine mengangkat kepala dengan bingung. Masih ada acara lain?Kelly tersenyum tanpa menjawab, lalu mengangguk kecil ke arah pramusaji. Detik berikutnya, lagu ulang tahun mulai mengalun di dalam ruang privat.Diiringi musik yang lembut, Arnold mendorong masuk sebuah kue dan berjalan ke arah mereka. Di atas krim putih dan merah muda, berdiri boneka fondan yang sangat cantik.Matanya besar, ekspresinya penuh percaya diri dan ceria. Jelas, itu versi kartun dari Nadine sendiri. Di sekelilingnya pun dihiasi mutiara merah muda. Sederhana, tetapi sangat indah."Pak Arnold?" Nadine tak bisa menyembunyikan keterkejutannya.Arnold menatapnya, bibirnya meny

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status