Share

Bab 43

Author: Patricia
Reagan menahan diri untuk mendengarkan beberapa saat sebelum akhirnya tak tahan lagi dan langsung menutup telepon. Kemudian, dia mengaktifkan mode pesawat di ponselnya. Kini, akhirnya dia bisa merasa tenang.

Saat masuk ke vila, Reagan tidak lagi terlalu gelisah. Dia menarik napas dalam-dalam dan mencoba menenangkan diri. Ketika naik ke lantai atas, langkahnya tiba-tiba berubah. Tanpa sadar, dia malah menuju dapur.

Di dapur, peralatan masak tersusun rapi dan bersih. Di benaknya, terbayang Nadine yang sibuk memasak di sana.

Nadine butuh waktu lama untuk memasak bubur millet. Malam sebelumnya, dia harus menyiapkan bahan-bahannya, mencucinya, dan merendamnya. Keesokan paginya, setelah semuanya menjadi lembut, barulah dia akan merebusnya bersama millet.

Reagan dulu merasa itu terlalu merepotkan dan memintanya untuk tidak melakukannya. Namun setiap kali pulang kerja, bubur yang hangat dan sehat selalu menunggunya di meja makan.

Akhirnya, Reagan berhenti menegur Nadine dan mulai menikmati mak
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 44

    Di malam yang sunyi, tiba-tiba terdengar suara pelan dari ujung telepon. "Nad, aku sakit." Suara pria itu terdengar sedikit gemetar. Dalam sekejap, Nadine merasa ada sesuatu yang menusuk hatinya. Reagan adalah orang yang selalu keras kepala dan suka memaksakan diri. Pria itu sering minum alkohol sampai mengalami pendarahan lambung, bahkan bekerja lembur hingga lupa makan.Saat itu, Nadine sering mencari cara untuk membantunya menjaga kesehatan. Dia selalu memperhatikan makanan sehari-hari dan bahkan belajar pijat dari seorang ahli pengobatan tradisional.Setelah upaya yang panjang dan melelahkan, Nadine akhirnya berhasil memulihkan kondisi lambung Reagan. Namun, balasannya hanyalah keluhan seperti "merepotkan". Kadang-kadang saat Reagan kesal, dia akan berucap sambil mengernyit, "Kenapa kamu seperti ibuku?"Kenangan-kenangan yang hampir terlupakan itu muncul kembali, tetapi perasaan sakit hati yang Nadine rasakan segera mereda.Nadine membalas dengan dingin, "Aku bukan dokter. Kalau s

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 45

    Dengan sedikit tidak nyaman di hatinya, Eva menggoyangkan lengan Reagan sambil bertanya, "Sayang, ada apa?"Reagan kembali sadar. Dia melambaikan tangan seraya membalas, "Bukan apa-apa. Aku sudah baikan. Kamu fokus saja dengan kuliahmu, nggak usah bolak-balik ke sini lagi.""Beberapa hari ke depan, aku akan sangat sibuk dengan urusan perusahaan. Jadi, mungkin nggak punya waktu untuk menemanimu," lanjut Reagan.Eva terdiam sejenak, lalu mengangguk dan berucap sambil tersenyum, "Oke, aku mengerti."Setelah keluar dari vila, senyum di wajah Eva perlahan memudar. Hatinya terasa berat dan tatapannya terlihat sedikit muram. Tadi, jelas sekali Reagan teringat dengan sesuatu. Padahal sebelumnya tidak begitu.Setelah ragu beberapa saat, Eva akhirnya mengeluarkan ponselnya dan menelepon Teddy. Dari semua teman dekat Reagan, dia hanya punya kontak Teddy.Begitu telepon tersambung, Eva berbicara dengan ceria, "Malam, Kak Teddy. Apa ada sesuatu yang terjadi di rumah sakit akhir-akhir ini? Aku baru

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 46

    Taufan memang pantas menjadi murid kesayangan dosen. Meskipun dia dan Nadine tidak mengambil jurusan yang sama, mereka sering menemukan banyak kesamaan saat berbicara. Saat obrolan mulai mendalam, Nadine merasa cukup senang.Nadine sedang mempersiapkan ujian masuk pascasarjana. Sebagian besar materi sudah dikuasainya, tetapi dia belum terlalu memahami arah penelitian utama di bidangnya. Dia harus banyak membaca makalah. Ini tidak bisa dilakukan dalam waktu singkat.Dalam hal ini, sebagai mahasiswa pascasarjana yang masih berkuliah, Taufan lebih unggul dibandingkan Nadine yang sudah meninggalkan kampus beberapa tahun.Di belakang mereka, Reagan melihat keduanya berbicara dengan gembira. Dia pun mengepalkan tangannya erat-erat.Reagan merasa sakit hati karena Nadine begitu keras hati padanya. Tak peduli bagaimana dia memohon, Nadine tetap tidak mau menemuinya. Namun kepada pria lain, dia bisa tersenyum begitu bahagia.Nadine memasak banyak hidangan dengan berbagai rasa. Taufan sudah tahu

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 47

    "Nadine, sekarang kamu makin hebat ya. Kamu terus gonta-ganti pasangan, liar sekali," sindir pria itu. Dia bertanya dengan ketus, "Siapa pria itu? Apa yang kalian lakukan di lantai atas?"Ekspresi Nadine menjadi muram. Dia kesakitan karena tangannya dicengkeram pria itu. Nadine berusaha melepaskan diri, tetapi tenaga pria itu sangat kuat.Cengkeraman pria itu makin kuat saat Nadine memberontak. Nadine membentak, "Reagan, lepaskan aku!""Jawab aku dulu!" tegas Reagan.Nadine mengernyit. Dia berusaha menahan rasa sakit dan membalas, "Apa urusannya denganmu?"Reagan menimpali, "Sebagai mantan pacar, nggak ada salahnya kalau aku memperhatikan hubungan asmaramu, 'kan?"Nadine tersenyum, lalu menatap Reagan dan menanggapi, "Ternyata kamu tahu kamu itu mantan pacarku. Jadi, untuk apa kamu datang?"Reagan terdiam sejenak sebelum menimpali, "Aku hanya lewat."Kemudian, seorang pria tua berjalan masuk ke gang sambil marah-marah, "Siapa yang menghentikan mobil di depan gang? Jalannya begitu sempi

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 48

    Setelah masuk ke kamar, Reagan langsung membuka lemari pakaian dan pergi ke ruang ganti Nadine. Dia menemukan tas, baju, jam tangan, dan perhiasan mewah yang diberikannya kepada Nadine masih tersusun rapi di lemari. Semuanya masih lengkap.Tatapan Reagan tertuju pada gelang dengan bandul ceri. Reagan menghela napas dan tatapannya menjadi muram.Reagan ingat ini adalah hadiah ulang tahun yang dibelinya dari luar negeri untuk Nadine. Kala itu, mereka sudah bersama selama 3 tahun.Bahasa inggris ceri adalah cherry. Pelafalannya mirip dengan cherish, yang artinya menghargai. Itu berarti Nadine adalah orang yang paling berharga bagi Reagan.Waktu itu, Nadine sangat menyukai gelang ini dan selalu memakainya. Sekarang Nadine bahkan tidak menginginkan gelang ini lagi, seperti melupakan cintanya pada Reagan.Reagan terduduk di samping tempat tidur. Dia tiba-tiba menyadari Nadine bukan merajuk. Dia serius dengan setiap perkataannya. Nadine benar-benar ingin berpisah dengan Reagan.....Tiba-tiba

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 49

    Teddy menepuk bahu Reagan dan berujar dengan antusias, "Kapan kamu datang? Kenapa nggak beri tahu kami? Kami berkumpul di ruangan lantai atas. Ayo, kita minum-minum bersama!"Reagan memijat keningnya dan menolak, "Aku nggak mau minum lagi. Kalian lanjutkan saja."Melihat Reagan pergi, Teddy merasa bingung. Sebelumnya, Reagan selalu hadir dalam acara seperti ini. Apa ... Reagan dan Nadine sudah berbaikan? Mungkin memang begitu, jadi Reagan tidak bisa bersenang-senang dengan temannya."Teddy, apa yang kamu lihat? Kami semua tunggu kamu," seru seseorang yang berdiri di samping tangga. Teddy menggeleng dan mengabaikan pemikirannya tadi. Dia kembali berkumpul bersama teman-temannya.....Reagan sampai di vila pada pukul 10 malam. Kamar Reagan dan ruang ganti sudah dibereskan Julia. Barang-barang milik Nadine juga sudah dirapikan kembali.Reagan pergi ke ruang kerja. Rak buku di ruangan dipenuhi dengan buku-buku biologi. Nadine memang tidak mengikuti ujian masuk pascasarjana, tetapi dia tida

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 50

    Di sepanjang perjalanan, Nadine dan Arnold hanya berbincang di awal. Kemudian, mereka sama-sama terdiam.Hari ini, Arnold mengendarai mobil listrik. Dia bisa merasakan Nadine agak murung. Jadi, Arnold mempertahankan kecepatan mobilnya tetap stabil agar Nadine merasa nyaman.Sesampainya di kompleks vila, satpam di depan gerbang menyapa Nadine, "Bu Nadine, aku sudah lama nggak lihat kamu. Apa kamu pergi dinas?"Nadine hanya tersenyum dam tidak menanggapi ucapan satpam. Arnold juga tidak bertanya setelah melihat wajah Nadine.Nadine dan Arnold tetap terdiam. Setelah sampai di depan pintu vila, Arnold menghentikan mobilnya."Tolong tunggu aku sebentar. Aku akan segera keluar setelah memindahkan bukunya," kata Nadine. Selesai bicara, dia turun dari mobil."Apa kamu memerlukan bantuanku?" tanya Arnold.Nadine menggeleng dan menjawab, "Nggak usah. Bukunya nggak banyak, aku bisa pindahkan sendiri."Setelah itu, Nadine berjalan masuk. Dia menekan bel, lalu terdengar suara Julia. "Sebentar!"Mel

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 51

    Suara Nadine yang serak terdengar gemetaran. Bak seekor burung yang ketakutan, dia tampak begitu putus asa nan memesona. Tubuh Reagan semakin panas. Dia melepaskan bajunya dan tangannya langsung merayap masuk dari bawah rok.Nadine panik. "Reagan, wanita seperti apa yang nggak bisa kamu dapatkan? Kenapa harus maksa mantan pacar yang sudah putus? Kalau kamu mau, aku bisa telepon Eva untuk datang sekarang.""Ah ... jangan!" teriak Nadine.Melihat Nadine yang berusaha untuk menghindar dan sepasang matanya yang memancarkan perlawanan, emosi Reagan langsung memuncak. "Kenapa? Baru pisah beberapa hari saja sudah asing? Kita bukannya nggak pernah tidur bersama sebelumnya. Kamu mau pura-pura suci?"Saking marahnya, sekujur tubuh Nadine gemetaran. "Berengsek!" makinya.Reagan tertawa dingin dan mencengkeram dagunya. "Kamu pikir kamu masih berharga setelah meninggalkanku? Cuma orang bodoh yang mau nerima wanita yang sudah pernah ditiduri pria lain."Air mata Nadine berderai tanpa henti. Dia mena

Latest chapter

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 506

    Pagi-pagi, sinar matahari menyinari masuk. Pakaian berserakan di lantai, dari sofa ruang tamu hingga depan ranjang kamar. Hampir semuanya adalah pakaian pria, hanya ada satu jubah tidur wanita.Teddy menggerakkan kelopak matanya dan terbangun. Ketika mengingat kembali kegilaan dan keintiman semalam, sudut bibirnya terangkat tanpa sadar.Teddy menoleh ke samping, melihat wanita yang masih terlelap. Ekspresinya lembut dan penuh kehangatan yang bahkan tidak disadarinya.Kelly masih tidur, matanya terpejam rapat dan napasnya stabil. Tatapan Teddy menyusuri wajah cantiknya, lalu turun ke leher. Kulit putihnya dipenuhi bekas yang ditinggalkan Teddy saat malam penuh gairah itu.Teddy bukan lagi anak muda yang mudah terpukau oleh tubuh wanita. Namun, semalam dia seperti binatang buas yang pertama kali merasakan daging. Sungguh liar dan tak kenal lelah. Pada akhirnya, Kelly harus menamparnya agar dia berhenti.Sakit? Ya, memang sakit. Namun, puas tidak? Benar-benar puas!Memikirkan itu, senyuma

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 505

    Teddy kehabisan kata-kata."Selesai," katanya sambil mematikan pengering rambut.Kelly merapikan rambutnya dengan jari. Harus diakui, hasilnya halus tapi tetap lembut. Teddy menyeringai. "Gimana?"Untuk pertama kalinya, Kelly mengangguk puas. "Buka salon deh, aku langsung jadi member VIP."Teddy berpikir, 'Terima kasih, tapi nggak deh.'Kelly menguap, lalu berjalan ke tempat tidur. Setelah menjatuhkan diri dan berguling dua kali, dia membungkus dirinya dengan selimut. "Aku tidur dulu. Tolong matikan lampu, tutup pintu, lalu pulang. Bye-bye ...."Memangnya aku ini pembantunya?! Teddy menggerutu dalam hati, tapi tangannya tetap patuh. Dia mematikan lampu, menutup pintu dengan pelan, lalu keluar.Setelah minum anggur, Kelly tertidur dalam keadaan sedikit mabuk. Hanya dalam sekejap, dia telah tertidur nyenyakBegitu keluar, Teddy melihat botol anggur di wajan kaca yang masih tersisa. Setelah berpikir sejenak, dia mengambil gelas anggur dan menuangkan segelas untuk dirinya sendiri.Kemudian

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 504

    Kelly meletakkan gelas anggurnya dan berdiri. "Sudah cukup." Minum terlalu banyak bisa menimbulkan masalah, apalagi kalau di rumah ada seorang pria. Dia masih tahu batasannya.Teddy menghentikan gerakannya. "Belum habis, kenapa berhenti?""Kamu kira ini bar? Mau minum sampai pagi?""Anggurnya udah aku siapin, kalau nggak habis, sayang dong?""Sayang buat siapa? Aku bisa minum sendiri besok."Teddy terdiam.Kelly melirik jam dinding. "Sudah malam, pulang sana.""Tunggu, kenapa begitu sih?""Aku kenapa?""Waktu butuh aku, kamu terima. Setelah nggak butuh, langsung diusir. Begitu caramu?""Terus mau gimana? Mau aku suruh kamu nginap?""Pacar nginap di rumah pacar itu hal biasa. Walaupun kita cuma pura-pura, tapi setidaknya harus terlihat meyakinkan, 'kan?"Kelly mendengus. "Sok drama! Memangnya ada yang peduli kita tidur bareng atau nggak?"Baru saja dia selesai bicara, ponsel Teddy berdering. Panggilan video dari WhatsApp. Dia melirik layarnya dan menyeringai. "Tuh, ada yang peduli."Kel

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 503

    Kelly menegaskan, "Aku. Nggak. Makan. Mi."Teddy menatapnya dengan ekspresi "Kamu pikir aku bakal percaya?"Saat Kelly berbalik hendak masuk kamar, Teddy tiba-tiba berseru, "Nggak mau coba segelas?"Kelly menoleh, matanya melirik wajan kaca yang berembun di meja. Kebetulan sekali, ini jenis anggur favoritnya dan sudah didinginkan dengan sempurna ...."Baiklah, tuangkan satu untukku!" Godaan yang sulit ditolak.Teddy langsung sigap mengambil gelas. "Ini, coba deh! Aku yang dinginkan, dijamin puas!"Kelly menerima gelasnya dan tersenyum sinis. "Itu semua karena anggur yang aku beli bagus.""Iya, iya. Anggurnya bagus, tapi teknikku juga hebat. Kalau digabung, hasilnya luar biasa. Gimana?""Nggak usah bawa-bawa aku," kata Kelly sambil meneguk seteguk pertama.Teddy terdiam. Bahkan dalam obrolan santai, Kelly tetap tidak mau rugi sedikit pun. Baru satu tegukan, Kelly langsung harus mengakui bahwa Teddy benar-benar punya keterampilan."Gimana? Nggak mengecewakan, 'kan?" Teddy mengangkat dagu

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 502

    "A-aku capek, jadi minggir sebentar buat istirahat, eh malah ketiduran ...."Kelly langsung memutar ke sisi lain mobil, menarik pintu kursi penumpang depan, dan duduk. "Kebetulan, antarin aku pulang."Teddy mendengus. "Kamu benaran nggak tahu malu, ya." Meskipun begitu, sudut bibirnya tetap melengkung ke atas."Oke deh, hari ini sekalian aku jadi malaikat baik hati. Pegangan yang kencang ...." Begitu dia menginjak gas, mobil melesat seperti anak panah yang dilepas dari busurnya.Kelly: "Gila! Pelan sedikit! Aku masih betah hidup, nggak mau ketemu malaikat maut bareng kamu!"Teddy: "Kenapa? Kita bisa dikubur dalam satu liang lahat, romantis, 'kan? Hehehe ...."Kelly hanya bisa memberikan tatapan menjijikkan kepadanya. Kalau pun mati, mereka pasti bakal dikubur di tempat terpisah!Dua puluh menit kemudian ....Kelly: "Berhenti di depan gerbang apartemen aja, aku jalan sendiri ke dalam.""Nggak bisa! Belum sampai depan pintu!"Dengan satu putaran setir, Teddy langsung mengarahkan mobil ma

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 501

    Teddy langsung nyeletuk, "Aku traktir kamu makan!""Nggak perlu, sudah ada yang ngajak. Kamu tunggu kesempatan berikutnya aja."Selesai bicara, Kelly hendak berjalan melewatinya.Teddy buru-buru mengejar. "Kalau begitu, biar aku antar kamu!"Kelly langsung berhenti melangkah. "Kamu serius?""Banget!""Oke deh, tapi nyetirnya cepat, ya."Seminggu ini Kelly memang sengaja tidak bawa mobil sendiri, supaya bisa tidur sebentar di perjalanan pulang-pergi kerja. Teddy membukakan pintu depan mobil dengan sigap dan seramah mungkin.Sayangnya ....Kelly berkata, "Aku duduk di belakang saja. Lebih enak buat rebahan.""Oke deh."Di dalam mobil, Teddy menyetir sambil menarik napas panjang. Apa ada pacar yang lebih baik lagi dari dia di dunia ini? Menunggu pacarnya satu jam untuk pulang kerja, lalu mengantarkan dia untuk bertemu pria lain dengan sukarela.Namun, jika dia tidak mengantarkannya, Kelly pasti sudah pergi duluan. Selain itu, dia ingin melihat pria berengsek mana yang memikat pacarnya sam

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 500

    Banyak atau tidak, Nadine tidak tahu. Karena Arnold tidak membalas pesannya lagi.Saat semua bakpao kepiting selesai dikukus, Nadine mengambil sepuluh buah, memasukkannya ke dalam kantong plastik, dan berencana membawanya untuk Arnold. Namun, setelah mengetuk pintunya selama setengah menit, tetap tidak ada jawaban.Dia mengeluarkan ponselnya dan mengetik.[ Profesor, ada di rumah? ]Kali ini Arnold membalas dengan cepat:[ Sudah di laboratorium. ]Nadine mengetik lagi.[ Aku mengukus bakpao kepiting, aku sudah siapkan sepuluh untukmu. Nanti malam waktu kamu pulang, ambil di tempatku, ya? ]Arnold awalnya ingin membalas "Terima kasih, nggak usah", tetapi saat hampir mengetik selesai, dia merasa .... Seorang gadis bersusah payah membuat makanan sendiri dan bahkan ingin memberinya, kalau dia menolak mentah-mentah, sepertinya ....Sangat tidak sopan.Dan juga ... akan terlihat sangat mencurigakan.[ Oke. ]Nadine menyimpan ponselnya dan kembali ke rumah.Setelah selesai merapikan dapur, ba

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 499

    Melewati bagian perlengkapan rumah tangga, Arnold tiba-tiba berhenti. "Ada yang perlu dibeli?"Nadine teringat kalau sabun mandi dan deterjen di rumahnya hampir habis. "Ada."Saat memilih sabun mandi, dia melirik ke arah Arnold yang juga sedang memasukkan beberapa barang ke dalam troli belanja. Dia melirik sekilas dan melihat ada handuk, sandal rumah, gantungan, dan beberapa barang kecil lainnya ....Barang yang dibelinya cukup banyak, dan troli yang sudah hampir penuh kini makin menggunung.Saat tiba di kasir, Arnold berkata bahwa dia yang akan membayar. Nadine tidak terlalu mempermasalahkan, hanya mengingatkannya untuk menyimpan struk agar nanti mereka bisa membagi biayanya.Arnold mengangguk dan menyuruhnya menunggu di luar jalur kasir. "Di sini terlalu ramai.""Baik," kata Nadine, lalu keluar terlebih dahulu.Beberapa saat kemudian, Arnold selesai membayar dan keluar sambil membawa tiga kantong besar.Melihat itu, Nadine langsung mengulurkan tangan untuk membantu membawanya. Namun,

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 498

    Setelah berkeliling taman dan menikmati kue kacang hijau, Irene merasa sangat puas. Keesokan harinya, dia dan Jeremy kembali ke Kota Linong. Nadine mengantar mereka ke stasiun kereta cepat.Hugo yang mendapat kabar langsung bergegas menyusul."Bu Irene, ini surat dari para penggemar yang dikirim ke penerbit. Mereka minta aku untuk menyerahkannya kepada Anda."Irene tampak terkejut dan senang. Ini pertama kalinya dia menerima surat dari penggemar. Dan jumlahnya cukup banyak, satu buntalan besar.....Setelah kembali ke rumah, Nadine memanfaatkan cuaca cerah untuk mencuci seprai dan sarung bantal dari dua kamar.Akhir Oktober, hawa panas musim panas perlahan memudar, digantikan dengan kesejukan musim gugur yang menyelinap diam-diam.Nadine kemudian merapikan lemari pakaian. Baju dan gaun yang sudah jarang dipakai dia simpan di bagian atas, sementara pakaian musim gugur dia pindahkan ke tempat yang lebih mudah dijangkau.Saat semuanya beres, waktu sudah menunjukkan pukul dua siang dan dia

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status