Share

Bab 233

Penulis: Patricia
"Nggak merepotkan kok, Bi. Aku senang sekali bisa temani Bibi berbelanja," ujar Nadine dengan senyum tulus.

Hari ini, dia juga mendapatkan banyak inspirasi.

"Oh, ya. Ada satu hal yang mungkin perlu bantuanmu," kata Natasha sambil memasang ekspresi memelas.

"Ada apa, Bibi?"

"Begini, aku lagi persiapkan acara teh. Acara ini adalah pertemuan untuk minum teh, ngobrol santai, dan mendiskusikan budaya teh ...."

"Awalnya, acara itu akan dibawakan oleh seorang seniman teh senior dari Taman Teh. Bahkan kontraknya sudah ditandatangani. Tapi tadi malam, gurunya malah mendadak jatuh sakit dan harus dilarikan ke rumah sakit. Sampai sekarang, kondisinya masih belum stabil."

"Besok acaranya sudah akan berlangsung dan jelas dia nggak akan bisa hadir. Aku sudah berusaha cari pengganti, tapi belum ada yang cocok. Aku jadi ingat Kelly pernah bilang kalau kamu paham tentang teh dan punya keterampilan menyeduh teh yang bagus. Jadi ...."

Natasha berhenti sejenak, lalu melanjutkan, "Maaf kalau permintaan ini
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 234

    Natasha sudah terbiasa dengan gaya bicara Yenny, jadi dia tidak merasa tersinggung. Dia hanya tersenyum ramah dan berkata, "Kalau seharian di rumah, aku juga bosan. Jadi, kupikir lebih baik adain pertemuan kecil untuk habisin waktu. Kebetulan budaya teh lagi tren akhir-akhir ini, jadi aku pilih tema ini.""Kakak jarang sekali menghadiri acara seperti ini. Kehadiran Kakak hari ini benar-benar sebuah kehormatan bagiku. Silakan masuk ...."Cara bicara Natasha terdengar tulus dan sikapnya pun begitu ramah. Meski biasanya Yenny selalu mencari-cari kesalahan, kali ini dia tidak bisa menemukan celah untuk mengkritik.Tidak lama setelah itu, Rebecca datang bersama Eva. Sebuah wajah baru di acara seperti ini langsung menarik perhatian para tamu yang hadir."Rebecca, siapa ini?" tanya salah seorang wanita dengan penasaran."Gadis dari mana? Kelihatan muda sekali!"Rebecca sudah memikirkan jawabannya sebelum datang. Dengan senyum lebar, dia memperkenalkan Eva kepada para tamu, "Oh, ini putri tema

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 235

    Senyum Rebecca langsung menjadi kaku. Kenapa reaksi Yenny tidak sesuai dengan yang dia bayangkan?"Hah, cuma kamu?" Yenny mendengus dingin sambil berdiri. Dengan tatapan merendahkan, dia menatap Rebecca dari atas. "Aku dan Natasha memang kadang nggak sejalan, tapi itu urusan Keluarga Arbana. Kamu pikir, siapa kamu sampai bisa ikut campur dan mengadu domba?"Setelah selesai bicara, Yenny langsung berbalik dan pindah ke tempat duduk lain, seolah-olah Rebecca tak layak untuk diladeni. Rebecca dipermalukan di depan umum dan wajahnya memerah karena malu.Natasha melihat semuanya dari jauh. Rasa jijik terhadap Rebecca hampir tidak bisa dia sembunyikan.Meski hubungannya dengan Yenny tidak akur karena perbedaan karakter dan pandangan, mereka tetap satu keluarga. Beda pendapat itu wajar, tetapi membiarkan orang luar ikut campur urusan keluarga? Itu sudah keterlaluan.Rebecca ini pikirannya benar-benar sempit. Otaknya pasti bermasalah.Di sisi lain, Yenny juga tampak tidak puas dengan tempat du

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 236

    Semua orang menyimak dengan saksama."Natasha, guru yang kamu undang ini sangat hebat. Dari mana kalian kenal? Kenapa yang diundang dulu selalu orang tua?"Pesta teh telah diadakan beberapa kali. Penanggung jawabnya selalu berbeda. Kali ini adalah giliran Natasha. Kebetulan sekali, guru yang diundangnya tiba-tiba sakit sehingga dia meminta Nadine menggantikannya.Seorang wanita segera mengangguk. "Benar, kenapa nggak undang yang cantik begini? Kalian selalu undang yang sudah tua. Begini baru seru.""Setuju, cantik dan enak didengar.""Gadis ini memang cerdas. Suaranya juga nyaman didengar."Eva dan Rebecca sungguh terkejut saat melihat Nadine. Kemudian, mereka harus melihat Nadine duduk di atas panggung sambil menjelaskan dengan fasih.Eva tentu bisa mendengar bahwa orang-orang sibuk memuji Nadine. Semua mengatakan Nadine cerdas, cantik, dan berkarisma. Atas dasar apa? Kenapa semua orang menyukai Nadine?Nadine jelas-jelas tidak mengerti apa pun tentang teh. Atas dasar apa dia duduk di

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 237

    Eva sontak terkesiap. Mana mungkin dia tahu apa yang kurang! Semalam dia memang mencari informasi, tetapi tidak ada satu pun yang diingatnya.Eva memutar bola matanya, lalu berkata, "Aku cuma mau tanya, kamu punya sertifikat seniman teh nggak? Jangan mengalihkan topik pembicaraan.""Mengalihkan topik pembicaraan? Sebagai guru, aku ingin mendengar saran dari muridku dan menjawab keraguan muridku. Memangnya ada yang salah? Kalau kamu merasa wawasanku kurang, kamu harus memperjelasnya. Aku nggak menerima tuduhan nggak berdasar," sahut Nadine.Eva tentu tidak bisa melawan Nadine yang sikapnya begitu tegas. Ketika melihat orang-orang mulai menatapnya, Eva menggigit bibirnya dan tanpa sadar menegakkan punggungnya. "Yang kamu bilang tadi memang nggak salah. Tapi, semua orang yang duduk di sini juga tahu tanpa perlu dijelaskan.""Kalaupun nggak tahu, mereka cuma perlu mencari di internet. Setelah itu, mereka bisa langsung menjelaskan dengan fasih. Beda level seniman teh, beda pemahaman mereka.

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 238

    Nadine mengeluarkan sebuah sertifikat berwarna merah. Di sampulnya, tertulis jelas bahwa itu adalah sertifikat seniman teh. Sementara itu, Nadine adalah seniman teh level tinggi."Sudah puas? Atau perlu lihat lebih dekat supaya kamu nggak kira penglihatanmu bermasalah?" Nadine mendongak menatap Eva dengan tatapan datar.Eva membelalakkan matanya dengan tidak percaya. Dia tidak menduga Nadine benar-benar punya sertifikat seniman teh.Meskipun fakta telah terpampang jelas, Eva masih tidak ingin mengakui kemampuan Nadine. Dia berdalih, "Sertifikat bisa dipalsukan."Nadine tertawa mendengarnya. "Sertifikat yang dikeluarkan negara punya nomor unik. Kamu boleh periksa di internet untuk memastikannya."Seseorang segera memeriksa, lalu sengaja berseru, "Wow! Benaran ada! Informasinya juga sama! Ini bukan sertifikat palsu!"Eva menggertakkan gigi dan masih berusaha menjatuhkan Nadine. "Kenapa memangnya? Kalaupun kamu punya sertifikat, belum tentu wawasanmu tentang teh bagus. Di zaman sekarang,

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 239

    "Kita berkumpul dan menikmati teh untuk mendapat pencerahan dan mencari makna hidup. Di musim semi, bunga akan bermekaran setiap tahun tanpa terkecuali. Hidup ini indah dan bermakna. Semoga kalian bahagia selalu. Terima kasih."Usai berbicara, Nadine bangkit dan memberi hormat. Suasana hening sejenak sebelum menjadi meriah. Semua orang bertepuk tangan dengan kuat. "Bagus, bagus sekali!"Dessy mempunyai bisnis teh. Dia datang untuk menambah wawasannya tentang teh. Ketika melihat guru yang diundang begitu muda, dia pun merasa tidak puas. Menurutnya, anak muda tidak punya pengalaman sehingga tidak mungkin paham tentang teh.Namun, setelah melihat cara Nadine menyeduh teh dan mendengar penjelasannya, Dessy sungguh takjub. Banyak seniman teh yang pintarnya hanya berteori dan tidak pintar menyeduh teh. Sebagai pebisnis teh yang sukses, sebagai orang yang tumbuh besar bersama teh, Dessy tentu merasa tidak puas.Namun, Nadine berbeda. Nadine bukan hanya bisa berteori, tetapi juga jago dalam pr

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 240

    "Bu Rebecca, apa semua orang di keluargamu begitu nggak tahu aturan? Sebaiknya kamu didik dengan baik. Jangan sampai reputasi keluargamu yang tercoreng.""Aku cuma tahu seleramu kurang bagus, tapi ternyata penilaianmu juga sangat buruk! Sebenarnya kalian kenal dari mana? Dia nggak tahu aturan sekali!"Semua orang mengkritik dan menatap Eva dengan tatapan meragukan, merendahkan, dan mencela. Bagaimana bisa selera putra Keluarga Yudhistira begitu buruk? Kenapa malah memilih wanita seperti ini?Eva tidak tahan dengan kritikan yang ada. Tubuhnya sampai terhuyung.Selama ini, Rebecca diremehkan karena latar belakangnya. Dia berjerih payah bertahun-tahun agar diterima oleh orang kalangan atas. Namun, Eva malah membuatnya malu dan dikritik seperti ini.Rebecca sungguh gusar dan menyesal. Jika tahu hasilnya seperti ini, dia tidak akan membawa Eva kemari. Dia jelas-jelas sudah menyuruh Eva membuat persiapan, tetapi Eva malah membuat kacau semuanya. Eva ingin mempermalukan Nadine, tetapi akhirny

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 241

    "Ada deh ...." Nadine merasa agak malu untuk dibahas.Nadine dan Reagan berpacaran selama enam tahun. Selama dua tahun pertama, dia sibuk kuliah. Selama empat tahun terakhir, dia terus tinggal di vila. Hanya ada Reagan di hidupnya.Reagan membuat sangkar cinta yang mengurung Nadine dengan erat. Namun, Nadine juga tidak menganggur selama beberapa tahun itu. Selain mengurus hidup Reagan, dia mengisi waktu luang dengan membaca buku dan belajar.Seiring hubungan keduanya meregang, Reagan menjadi jarang pulang dan Nadine akhirnya punya waktu untuk diri sendiri. Dia mengikuti banyak les dan ujian, mengisi seluruh waktu luang dengan berbagai aktivitas.Nadine selalu ingat dengan perkataan ayahnya. "Wawasan nggak ada habisnya. Manusia seharusnya terus belajar meskipun sudah tua. Makin banyak yang dikuasai, makin banyak jalan yang bisa dilalui."Mungkin secara tidak sadar, Nadine tidak pernah berani menganggap Reagan sebagai sandarannya.....Setelah kelas selesai, Nadine tidak bisa langsung pe

Bab terbaru

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 518

    Kedua orang itu langsung menoleh ke arah Darius. Darius menggaruk kepalanya. "Kenapa kalian melihatku seperti ini ...." Rasanya agak canggung."Darius, sebenarnya keluargamu itu bergerak di bidang apa sih?" Mikha menatapnya dengan penuh rasa ingin tahu.Nadine ikut bertanya, "Aku ingat, terakhir kali kamu bilang orang tuamu ... adalah pegawai negeri?"Kelihatannya, pegawai negeri yang dimaksud bukan pegawai biasa. Nadine hanya menyebutkan secara singkat dan tidak bertanya lebih jauh.Mikha mungkin blak-blakan, tetapi dia juga tahu kapan harus berhenti. Ada yang bilang anak-anak dari keluarga pejabat tinggi biasanya sangat low profile. Jadi, masuk akal kalau Darius tidak pernah menyebutkannya sebelumnya.Darius akhirnya menghela napas lega. "Aku pasti akan berusaha semaksimal mungkin untuk mengurusnya.""Oke!" Mikha mengangkat tangan, "Demi laboratorium ...."Darius menyambung, "Demi nggak diusir lagi ...."Keduanya menoleh menatap Nadine.Nadine sempat terdiam, lalu spontan berseru, "M

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 517

    "Ayahku punya properti, rumahnya tak terhitung jumlahnya! Dia yang selalu mengusir orang lain, nggak ada yang bisa mengusirnya!""Jadi, semuanya harus milik kita sendiri agar kita punya posisi kuat! Akademi meminjamkan kita ruangan bobrok, nggak ada CPRT, alat pemadam kebakaran pun nggak lengkap. Kita mati-matian menghasilkan penelitian, tapi akhirnya semua kredit jatuh ke akademi?""Memangnya di dunia ini ada hal sebaik itu? Aku sudah muak!"Mikha tidak pernah mengalami ketidakadilan seperti ini."Apa hebatnya sih? Cuma sebuah ruangan usang, alat-alatnya pun kita beli sendiri!"Amarah Mikha meledak-ledak. Dia benar-benar tidak bisa menoleransi ketidakadilan ini. Ketika dia melampiaskan kekesalan, air liurnya bahkan hampir menciprat ke mana-mana, membuat Darius dan Nadine melongo."Eh ... apa aku menakuti kalian?" Wajah Mikha yang bulat tampak malu untuk sesaat. Dia buru-buru menjelaskan, "Biasanya aku nggak seperti ini. Tapi kalau sudah marah, aku susah berhenti .... Ehem, ehem!"Dari

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 516

    Nadine melihat ekspresi tak berdaya di wajah Arnold dan tak bisa menahan tawa."Ambil saja, Paman. Daging sapi bumbu buatan ayahku ini luar biasa enak, nggak semua orang bisa mencicipinya.""Kamu memanggilku apa?" Dia melangkah mendekat dan satu tangan bertumpu di dinding. "Hmm?"Nadine tak punya ruang untuk mundur lagi, hanya bisa menatapnya dengan wajah polos. "Aku cuma menyampaikan kata-kata ayahku, bukan aku yang mengatakannya.""Pak, lorong ini sempit. Kamu ... nggak mau mundur sedikit?"Arnold teringat bahwa dirinya masih sakit dan khawatir menularkannya pada Nadine. Dia menghela napas pelan, menarik kembali tangannya, lalu mundur ke samping.Nadine sekali lagi merasa kagum. Pria ini benar-benar mudah diajak bicara dan sangat gentleman.Arnold menerima daging sapi itu, sementara Nadine membawa sisanya kembali ke rumah. Dia lalu memotret dan mengirimkannya kepada Jeremy.Balasan segera masuk.[ Sudah kasih Arnold? ][ Sudah, sudah! Ayah, bukankah kamu terlalu baik padanya? ]Jerem

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 515

    Nadine agak tertegun. "Untukku? Lalu, kamu ...."Arnold berkata, "Aku nggak kedinginan.""Terima kasih."Setibanya di ujung gang, Arnold meminta Nadine menunggu sebentar, lalu masuk ke minimarket di samping. Tak sampai satu menit, dia keluar dengan dua cangkir minuman di tangannya."Nah."Nadine menerimanya, lalu mencium aromanya dengan penasaran. "Apa ini?""Teh merah jahe."Nadine mengangkat alis. "Minimarket menjual ini?" Kenapa dia sama sekali tidak punya kesan tentang itu?"Menu musiman, baru saja tersedia.""Punyamu juga?"Arnold menggeleng. "Bukan, aku pesan teh gandum hitam."Nadine menggenggam cangkir kertas itu, telapak tangannya terasa hangat. Ditambah jaket yang masih menyelimutinya, seluruh tubuhnya seperti dipenuhi kehangatan. Bahkan, pipinya tampak agak merah.Setelah naik tangga, Nadine melepaskan jaket itu dan mengembalikannya kepada Arnold. "Terima kasih, selamat malam."Arnold tersenyum tipis. "Selamat malam."Keduanya pun masuk ke rumah masing-masing.Setelah mandi,

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 514

    Arnold hari ini ada kelas. Saat jam istirahat, dia mendengar dua mahasiswa membicarakan bahwa ada laboratorium di Fakultas Ilmu Hayati yang diberikan surat perintah renovasi oleh dinas pemadam kebakaran.Awalnya dia tidak terlalu peduli, sampai tiba-tiba nama Nadine disebut dalam percakapan mereka. Begitu bertanya lebih lanjut, dia baru tahu bahwa laboratorium yang dimaksud adalah milik Nadine.Tanpa berpikir panjang, Arnold langsung menuju ke sana dan tiba tepat saat ketiga orang itu sedang berbicara."Pak." Nadine menyapanya, "Kenapa tiba-tiba ke sini? Silakan masuk."Mikha dan Darius juga segera menyapa.Arnold berkata, "Aku sudah tahu semuanya. Kalau renovasi pemadam kebakaran dilakukan sesuai prosedur, setidaknya akan memakan waktu 2 bulan. Untuk sementara, pakai saja laboratoriumku. Kalian bisa memindahkan semua peralatan ke sana, pasti muat."Kedengarannya memang solusi yang cukup baik .... Namun, Mikha dan Darius tidak langsung menyetujui. Mereka justru menatap Nadine untuk mem

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 513

    "Siapa yang menyuruh kalian masuk? Laboratorium kami nggak menerima hewan berkaki dua. Kalau punya akal, cepat pergi sebelum kami bertindak.""Siapa yang kamu maki, hah?" Kaeso berang hingga wajahnya memerah.Darius menimpali dengan santai, "Siapa yang menanggapi, berarti dia yang kumaki. Lihat saja, langsung ada binatang yang merasa tersindir.""Kamu ...."Nella tersenyum sinis. "Apa yang kalian banggakan sih? Seluruh laboratorium nggak bermasalah, cuma laboratorium kalian yang harus direnovasi. Malu-maluin saja, tapi masih berani keras kepala!""Kudengar, perbaikan keamanan kebakaran bisa makan waktu berbulan-bulan. Kasihan, kalian jadi nggak bisa pakai laboratorium dalam waktu dekat. Apa hebatnya menerbitkan makalah di Science? Nyatanya tetap nggak dianggap penting oleh fakultas. Ngapain sok hebat?"Nadine tersenyum. "Sebenarnya aku malas bicara karena takut kamu nggak sanggup menerimanya. Tapi kalau dipikir lagi, bersikap baik pada binatang buas sama saja dengan menyiksa diri sendi

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 512

    Diana menyilangkan tangan sambil menatap dari atas. "Laporan apa?""Jangan pura-pura bodoh! Inspeksi pemadam kebakaran di laboratorium lain nggak ada masalah, tapi cuma laboratorium Nadine yang diberi surat perintah perbaikan. Kamu berani bilang ini nggak ada hubungannya denganmu?"Diana tersenyum tipis. "Aku sibuk. Setiap hari harus mengurus laporan dan menulis jurnal, mana ada waktu untuk ribut dengan anak-anak kecil? Tapi ... kalau ada orang lain yang nggak suka dengan mereka, itu di luar kendaliku."Bagaimanapun, dia punya banyak mahasiswa. Kalau ada satu atau dua yang tidak suka dengan kelompok Nadine, itu hal yang wajar, 'kan?"Sekarang kamu semakin berani ya? Berani bertindak tanpa memberitahuku dulu. Kamu ini masih menganggapku sebagai atasanmu atau nggak?"Diana mengerutkan kening. "Kamu memanggilku cuma untuk ini? Sekarang kamu mau membela mahasiswa Freya? Heh, ini bukan gayamu."Konan tertawa dingin. "Kamu pikir trik murahanmu itu sangat cerdas? Dasar bodoh!""Inspeksi pemad

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 511

    "Saat itu kami ada di laboratorium, bukannya nggak ada orang. Mesin itu cuma nggak digunakan sementara, jadi secara otomatis masuk ke mode siaga. Kami juga akan menggunakannya lagi nanti. Siapa yang akan kurang kerjaan memutus dayanya?" jelas Mikha dengan kesal.Nadine sudah memiliki dugaan di benaknya, tetapi masih perlu memastikannya. "Ayo, kita ke laboratorium seberang."Mikha bingung. "Kenapa kita melihat mereka? Itu 'kan laboratorium dari jurusan lain, nggak ada hubungannya dengan kita ...."Darius juga merasa ada sesuatu yang aneh dan segera mengikuti Nadine. "Kalau disuruh pergi ya pergi, kenapa banyak tanya?"Mikha termangu sesaat. 'Wah, nyalinya semakin besar saja ya!'Ketiganya tiba di laboratorium seberang. Benar saja, sudut ruangan dilengkapi dengan satu set lengkap peralatan pemadam kebakaran."Ini ...." Mikha melongo. "Padahal bulan lalu belum ada!"Mereka memeriksa beberapa laboratorium lain. Hasilnya sama, semua yang sebelumnya tidak memiliki peralatan kini sudah lengka

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 510

    "Ada apa?" tanya Nadine.Keduanya langsung mendongak, seperti anak kecil yang akhirnya melihat orang tua mereka setelah mendapatkan perlakuan tidak adil.Mikha langsung berlari ke arahnya, matanya sudah memerah bahkan sebelum sempat bicara. Darius menyusul di belakang, ekspresinya jelas tegang dan tangannya juga terkepal erat.Nadine langsung merasa ada sesuatu yang tidak beres. Namun, dia tetap tenang. "Apa yang terjadi? Kenapa kalian duduk di luar dan nggak masuk?""Kak Nadine ...." Mikha berusaha menahan air matanya. Meskipun matanya sudah berkaca-kaca, dia tetap bersikeras untuk tidak membiarkannya jatuh. "Kami nggak bisa masuk lagi!""Apa maksudnya nggak bisa masuk lagi?" Nadine terkejut."Kemarin, tim inspeksi kampus dan pemadam kebakaran distrik tiba-tiba datang ke laboratorium untuk melakukan pemeriksaan ...."Pemeriksaan kebakaran adalah prosedur rutin, jadi mereka berdua tidak berpikir terlalu banyak dan langsung membukakan pintu serta bekerja sama dengan baik.Siapa sangka,

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status