Share

Bab 232

Author: Patricia
last update Last Updated: 2024-12-17 18:00:00
Nadine tersenyum lembut. "Desain gaun memang lebih formal. Jadi kupikir, mencoba gaya yang lebih santai mungkin akan memberikan kejutan."

Wajah Rebecca terlihat sangat muram. Namun, di hadapan begitu banyak orang, dia tidak bisa meluapkan amarahnya. Dia hanya bisa menekan emosi dalam hati. Eva menggigit bibir, sama sekali tidak menyangka dirinya akan kalah telak dari Nadine.

Natasha yang memperhatikan ekspresi keduanya, tersenyum tipis. "Ada saja orang yang salah mengira kerikil sebagai mutiara. Bikin ketawa saja!"

"Baik, bungkus dua set ini. Aku ambil dua-duanya." Natasha melambaikan tangan pada pramuniaga.

"Baik, Nyonya. Mohon tunggu sebentar." Pramuniaga itu tersenyum lebar dan segera membawa pakaian untuk diproses di kasir.

"Yuk, Nadine. Kita jalan lagi, masih ada beberapa toko yang ingin kulihat."

"Oke."

Setelah Natasha dan Nadine pergi, Rebecca menatap pakaian yang sedang dia kenakan dengan jijik. Dia ingin segera melepaskannya dan melemparkan ke lantai untuk diinjak-injak!

Bayan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Zidan Kasan
akan semakin malu kamu Rebecca, lihat saja nanti, Eva itu cuma mengandalkan tampang yang gak seberapa, otaknya kosong, isinya cuma trik licik dan angan ingin mendapatkan laki" kaya aja, lainnya ziro
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 233

    "Nggak merepotkan kok, Bi. Aku senang sekali bisa temani Bibi berbelanja," ujar Nadine dengan senyum tulus.Hari ini, dia juga mendapatkan banyak inspirasi."Oh, ya. Ada satu hal yang mungkin perlu bantuanmu," kata Natasha sambil memasang ekspresi memelas."Ada apa, Bibi?""Begini, aku lagi persiapkan acara teh. Acara ini adalah pertemuan untuk minum teh, ngobrol santai, dan mendiskusikan budaya teh ....""Awalnya, acara itu akan dibawakan oleh seorang seniman teh senior dari Taman Teh. Bahkan kontraknya sudah ditandatangani. Tapi tadi malam, gurunya malah mendadak jatuh sakit dan harus dilarikan ke rumah sakit. Sampai sekarang, kondisinya masih belum stabil.""Besok acaranya sudah akan berlangsung dan jelas dia nggak akan bisa hadir. Aku sudah berusaha cari pengganti, tapi belum ada yang cocok. Aku jadi ingat Kelly pernah bilang kalau kamu paham tentang teh dan punya keterampilan menyeduh teh yang bagus. Jadi ...."Natasha berhenti sejenak, lalu melanjutkan, "Maaf kalau permintaan ini

    Last Updated : 2024-12-18
  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 234

    Natasha sudah terbiasa dengan gaya bicara Yenny, jadi dia tidak merasa tersinggung. Dia hanya tersenyum ramah dan berkata, "Kalau seharian di rumah, aku juga bosan. Jadi, kupikir lebih baik adain pertemuan kecil untuk habisin waktu. Kebetulan budaya teh lagi tren akhir-akhir ini, jadi aku pilih tema ini.""Kakak jarang sekali menghadiri acara seperti ini. Kehadiran Kakak hari ini benar-benar sebuah kehormatan bagiku. Silakan masuk ...."Cara bicara Natasha terdengar tulus dan sikapnya pun begitu ramah. Meski biasanya Yenny selalu mencari-cari kesalahan, kali ini dia tidak bisa menemukan celah untuk mengkritik.Tidak lama setelah itu, Rebecca datang bersama Eva. Sebuah wajah baru di acara seperti ini langsung menarik perhatian para tamu yang hadir."Rebecca, siapa ini?" tanya salah seorang wanita dengan penasaran."Gadis dari mana? Kelihatan muda sekali!"Rebecca sudah memikirkan jawabannya sebelum datang. Dengan senyum lebar, dia memperkenalkan Eva kepada para tamu, "Oh, ini putri tema

    Last Updated : 2024-12-18
  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 235

    Senyum Rebecca langsung menjadi kaku. Kenapa reaksi Yenny tidak sesuai dengan yang dia bayangkan?"Hah, cuma kamu?" Yenny mendengus dingin sambil berdiri. Dengan tatapan merendahkan, dia menatap Rebecca dari atas. "Aku dan Natasha memang kadang nggak sejalan, tapi itu urusan Keluarga Arbana. Kamu pikir, siapa kamu sampai bisa ikut campur dan mengadu domba?"Setelah selesai bicara, Yenny langsung berbalik dan pindah ke tempat duduk lain, seolah-olah Rebecca tak layak untuk diladeni. Rebecca dipermalukan di depan umum dan wajahnya memerah karena malu.Natasha melihat semuanya dari jauh. Rasa jijik terhadap Rebecca hampir tidak bisa dia sembunyikan.Meski hubungannya dengan Yenny tidak akur karena perbedaan karakter dan pandangan, mereka tetap satu keluarga. Beda pendapat itu wajar, tetapi membiarkan orang luar ikut campur urusan keluarga? Itu sudah keterlaluan.Rebecca ini pikirannya benar-benar sempit. Otaknya pasti bermasalah.Di sisi lain, Yenny juga tampak tidak puas dengan tempat du

    Last Updated : 2024-12-18
  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 236

    Semua orang menyimak dengan saksama."Natasha, guru yang kamu undang ini sangat hebat. Dari mana kalian kenal? Kenapa yang diundang dulu selalu orang tua?"Pesta teh telah diadakan beberapa kali. Penanggung jawabnya selalu berbeda. Kali ini adalah giliran Natasha. Kebetulan sekali, guru yang diundangnya tiba-tiba sakit sehingga dia meminta Nadine menggantikannya.Seorang wanita segera mengangguk. "Benar, kenapa nggak undang yang cantik begini? Kalian selalu undang yang sudah tua. Begini baru seru.""Setuju, cantik dan enak didengar.""Gadis ini memang cerdas. Suaranya juga nyaman didengar."Eva dan Rebecca sungguh terkejut saat melihat Nadine. Kemudian, mereka harus melihat Nadine duduk di atas panggung sambil menjelaskan dengan fasih.Eva tentu bisa mendengar bahwa orang-orang sibuk memuji Nadine. Semua mengatakan Nadine cerdas, cantik, dan berkarisma. Atas dasar apa? Kenapa semua orang menyukai Nadine?Nadine jelas-jelas tidak mengerti apa pun tentang teh. Atas dasar apa dia duduk di

    Last Updated : 2024-12-18
  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 237

    Eva sontak terkesiap. Mana mungkin dia tahu apa yang kurang! Semalam dia memang mencari informasi, tetapi tidak ada satu pun yang diingatnya.Eva memutar bola matanya, lalu berkata, "Aku cuma mau tanya, kamu punya sertifikat seniman teh nggak? Jangan mengalihkan topik pembicaraan.""Mengalihkan topik pembicaraan? Sebagai guru, aku ingin mendengar saran dari muridku dan menjawab keraguan muridku. Memangnya ada yang salah? Kalau kamu merasa wawasanku kurang, kamu harus memperjelasnya. Aku nggak menerima tuduhan nggak berdasar," sahut Nadine.Eva tentu tidak bisa melawan Nadine yang sikapnya begitu tegas. Ketika melihat orang-orang mulai menatapnya, Eva menggigit bibirnya dan tanpa sadar menegakkan punggungnya. "Yang kamu bilang tadi memang nggak salah. Tapi, semua orang yang duduk di sini juga tahu tanpa perlu dijelaskan.""Kalaupun nggak tahu, mereka cuma perlu mencari di internet. Setelah itu, mereka bisa langsung menjelaskan dengan fasih. Beda level seniman teh, beda pemahaman mereka.

    Last Updated : 2024-12-19
  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 238

    Nadine mengeluarkan sebuah sertifikat berwarna merah. Di sampulnya, tertulis jelas bahwa itu adalah sertifikat seniman teh. Sementara itu, Nadine adalah seniman teh level tinggi."Sudah puas? Atau perlu lihat lebih dekat supaya kamu nggak kira penglihatanmu bermasalah?" Nadine mendongak menatap Eva dengan tatapan datar.Eva membelalakkan matanya dengan tidak percaya. Dia tidak menduga Nadine benar-benar punya sertifikat seniman teh.Meskipun fakta telah terpampang jelas, Eva masih tidak ingin mengakui kemampuan Nadine. Dia berdalih, "Sertifikat bisa dipalsukan."Nadine tertawa mendengarnya. "Sertifikat yang dikeluarkan negara punya nomor unik. Kamu boleh periksa di internet untuk memastikannya."Seseorang segera memeriksa, lalu sengaja berseru, "Wow! Benaran ada! Informasinya juga sama! Ini bukan sertifikat palsu!"Eva menggertakkan gigi dan masih berusaha menjatuhkan Nadine. "Kenapa memangnya? Kalaupun kamu punya sertifikat, belum tentu wawasanmu tentang teh bagus. Di zaman sekarang,

    Last Updated : 2024-12-19
  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 239

    "Kita berkumpul dan menikmati teh untuk mendapat pencerahan dan mencari makna hidup. Di musim semi, bunga akan bermekaran setiap tahun tanpa terkecuali. Hidup ini indah dan bermakna. Semoga kalian bahagia selalu. Terima kasih."Usai berbicara, Nadine bangkit dan memberi hormat. Suasana hening sejenak sebelum menjadi meriah. Semua orang bertepuk tangan dengan kuat. "Bagus, bagus sekali!"Dessy mempunyai bisnis teh. Dia datang untuk menambah wawasannya tentang teh. Ketika melihat guru yang diundang begitu muda, dia pun merasa tidak puas. Menurutnya, anak muda tidak punya pengalaman sehingga tidak mungkin paham tentang teh.Namun, setelah melihat cara Nadine menyeduh teh dan mendengar penjelasannya, Dessy sungguh takjub. Banyak seniman teh yang pintarnya hanya berteori dan tidak pintar menyeduh teh. Sebagai pebisnis teh yang sukses, sebagai orang yang tumbuh besar bersama teh, Dessy tentu merasa tidak puas.Namun, Nadine berbeda. Nadine bukan hanya bisa berteori, tetapi juga jago dalam pr

    Last Updated : 2024-12-19
  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 240

    "Bu Rebecca, apa semua orang di keluargamu begitu nggak tahu aturan? Sebaiknya kamu didik dengan baik. Jangan sampai reputasi keluargamu yang tercoreng.""Aku cuma tahu seleramu kurang bagus, tapi ternyata penilaianmu juga sangat buruk! Sebenarnya kalian kenal dari mana? Dia nggak tahu aturan sekali!"Semua orang mengkritik dan menatap Eva dengan tatapan meragukan, merendahkan, dan mencela. Bagaimana bisa selera putra Keluarga Yudhistira begitu buruk? Kenapa malah memilih wanita seperti ini?Eva tidak tahan dengan kritikan yang ada. Tubuhnya sampai terhuyung.Selama ini, Rebecca diremehkan karena latar belakangnya. Dia berjerih payah bertahun-tahun agar diterima oleh orang kalangan atas. Namun, Eva malah membuatnya malu dan dikritik seperti ini.Rebecca sungguh gusar dan menyesal. Jika tahu hasilnya seperti ini, dia tidak akan membawa Eva kemari. Dia jelas-jelas sudah menyuruh Eva membuat persiapan, tetapi Eva malah membuat kacau semuanya. Eva ingin mempermalukan Nadine, tetapi akhirny

    Last Updated : 2024-12-19

Latest chapter

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 314

    "Olive?" Wilfred memanggilnya sekali lagi."Ada apa?""Tadi kamu telepon agen properti, mau cari rumah ya?"Hati Olive gelisah, takut Wilfred bertanya lebih jauh. Dengan nada ketus, dia menjawab, "Tanya banyak banget sih?! Apa urusannya sama kamu?!"Wilfred merasa sedikit terluka, tapi tidak menunjukkan perasaannya. "Aku 'kan pacarmu, tentu aku peduli.""Aku ini cari pacar, bukan cari bapak.""Kalau kamu merasa aku terlalu cerewet, ya ... aku akan lebih sedikit bicara mulai sekarang." Wilfred berkata hati-hati, takut membuat Olive semakin marah.Melihat Wilfred tidak bertanya lagi soal sewa rumah, Olive diam-diam menghela napas lega. Sikapnya pun mulai melunak. "Berikan padaku." Dia mengulurkan tangan."Apa?""Bubble tea di tanganmu itu, bukannya untukku?""Oh, iya! Hampir lupa ...." Wilfred tersenyum cerah.....Setelah berkutat di laboratorium selama seminggu penuh, akhirnya dua set data berhasil didapatkan. Pekerjaan mereka kini tidak terlalu mendesak lagi. Pada hari Sabtu, Nadine m

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 313

    Sambil berkata demikian, Nadine menyerahkan kertas dan pena. "Kalau begitu, aku pamit dulu."Stendy hanya bisa tersenyum, "Baik. Sampai jumpa.""Hmm, ayo Pak Arnold. Kedai bubble tea itu kebetulan ada di dekat tempat tinggal kita, cukup menyeberang jalan saja sudah sampai."Terakhir kali dia dan Stendy membahas sesuatu, mereka juga pergi ke tempat itu....."Bubble tea sudah sampai!"Calvin, Kamila, dan Wilfred langsung muncul setelah mendengar kabar itu."Terima kasih, Pak Arnold. Terima kasih juga, Nadine! Membuat dua orang sibuk seperti kalian jadi kurir benar-benar keterlaluan!"Calvin menusukkan sedotan dan mengisapnya dalam-dalam, "Ah, nikmat sekali ...."Kamila mengerutkan dahi, "Seperti itu berlebihan banget nggak, sih?"Wilfred mengambil bubble tea miliknya dan milik Olive, lalu tersenyum sambil mengucapkan terima kasih kepada Arnold dan Nadine. Setelah itu, dia membawanya ke Olive dengan antusias."Olive, ini punyamu.""Oh."Mendengar bahwa Nadine pergi bersama Arnold untuk m

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 312

    Nadine dan Stendy duduk di samping meja batu dan berbincang tentang sesuatu. Keduanya duduk sangat dekat. Wajah Nadine terlihat serius, sementara Stendy mendengarkan dengan saksama dan sesekali mengangguk.Arnold tidak melewatkan senyum tipis yang muncul di sudut bibir Stendy. Bahkan dari jarak sejauh ini, dia bisa merasakan aura godaan yang memancar. Tatapan Arnold tiba-tiba menjadi lebih dalam.Detik berikutnya, dia mengeluarkan ponsel dan menelepon Calvin."Halo, Arnold, ada apa?""Kamu mau minum bubble tea?""Hah?" Calvin menurunkan ponselnya, memeriksa layar untuk memastikan itu benar-benar Arnold yang menelepon. "Apa maksudnya? Kok tiba-tiba ngomong soal bubble tea?""Mau atau nggak? Aku yang traktir. Kamu bisa tanyakan ke yang lain juga."Calvin langsung berseru dengan suaranya yang keras, "Pak Arnold traktir bubble tea! Siapa yang nggak mau, angkat tangan! Bagus, nggak ada. Jadi kita semua mau.""Baik. Aku akan pergi beli.""Eh ... kenapa nggak pesan saja lewat aplikasi? Kan le

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 311

    Pukul setengah delapan, Nadine sudah sampai. Orang lain belum datang, tiba-tiba terdengar suara dari ruang istirahat. Diiringi suara langkah kaki, Arnold keluar dari dalam. Mata mereka bertemu, keduanya tertegun.Arnold teringat pelariannya yang tergesa-gesa kemarin, merasa sedikit canggung. Nadine mengingat dirinya yang pura-pura tidur dan tanpa sengaja melihat kejadian itu .... Dia pun merasa tak nyaman."Selamat pagi." Pria itu lebih dulu membuka suara.Nadine mengangguk sedikit, "Pagi."Setelah itu, dia langsung melesat ke meja kerjanya dan mulai sibuk bekerja, sampai-sampai lupa menaruh makan siang yang dibawanya ke dalam kulkas.Arnold berkata, "Kebetulan aku mau ke pantri, aku bantu taruh."Nadine menjawab, "Terima kasih."Saat waktu makan siang, Nadine meninggalkan laboratorium. Baru saja keluar dari gedung, dia melihat Stendy berdiri tidak jauh dengan kedua tangan dimasukkan ke saku.Pria itu mengenakan kemeja dengan gaya santai, kerahnya sedikit terbuka, dipadukan dengan cela

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 310

    "Waktu ibumu terbuang sia-sia selama ini."Hati Nadine mencelos mendengarnya. Hugo ingin bertemu dengan Irene, tetapi Nadine mengatakan ibunya sedang berada di kota lain. Lagi pula, kontrak Irene dengan Lauren belum berakhir. Nadine tidak ingin merusak mood ibunya.Setelah mendengar tentang kontrak, Hugo langsung meminta salinan elektroniknya dari Nadine. "Nggak usah terburu-buru. Aku akan pelajari kontrak ibumu. Kalau ada apa-apa, aku hubungi kamu. Aku pasti akan tanda tangan kontrak dengan ibumu!"Kalimat terakhir membuat Nadine agak ragu. Bukankah Hugo tidak menandatangani kontrak dengan penulis dan hanya melihat hasil karya?Nadine merasa mungkin Hugo salah bicara atau mungkin dia yang salah dengar. Jadi, dia memutuskan untuk tidak terlalu memikirkannya.Saat melihat putrinya begitu serius, Jeremy segera menghentikan pekerjaannya. "Ada apa, Nad? Apa ibumu ada masalah dengan editor itu?""Ada sedikit masalah, bukan masalah besar. Aku sudah mencari cara untuk mengatasinya. Jangan kas

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 309

    "Ya sudah. Kamu ini memang sibuk sekali, lebih sibuk daripada dekan ....""Kalau begitu, aku pergi dulu.""Oh ya, aku lupa tanya. Kamu ambil apa tadi?" teriak Calvin kepada Arnold."Pertanyaanmu terlalu banyak."Setelah Arnold pergi, Nadine tidur lagi sebentar. Jika tidak tidur, dia akan mengantuk saat kerja. Hal ini akan memengaruhi efisiensinya.Pukul 2 siang, Nadine bangun dan mencuci wajahnya sebelum kembali ke laboratorium. Kamila dan lainnya juga sudah kembali ke meja masing-masing."Nad, kenapa wajahmu merah? Kamu kepanasan ya?"Nadine segera meraba wajahnya. "Merah ya? Mungkin ....""Bukannya di dalam buka AC? Kenapa kepanasan begini?" tanya Calvin."Aku lupa buka AC hari ini.""Sepertinya kamu dan Pak Arnold sama-sama takut panas. Tadi aku ketemu dia di luar ruang istirahat. Wajahnya juga merah karena kepanasan."Kamila tidak bisa menahan tawa. "Masa sampai seperti itu? Eee, Nad, sepertinya wajahmu semakin merah. Wilfred, buat AC-nya lebih dingin."Nadine tidak bisa berkata-ka

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 308

    Pada jam istirahat siang, seluruh laboratorium sangat sepi. Arnold membuka pintu ruang istirahatnya, lalu mencuci tangan dan wajahnya di wastafel. Kemudian dia berjalan ke dalam.Pakaian gantinya disimpan di dalam. Arnold membuka pintu, lalu menuju ke lemari sambil membuka kancing kemejanya. Kemudian, dia mengambil pakaian bersih.Nadine terbangun saat Arnold membuka pintu. Ranjang lipatnya diletakkan di belakang pintu. Begitu pintu didorong, Tubuhnya pun terhalangi.Namun, itu bukan berarti sosoknya tak terlihat. Jadi, begitu membuka matanya, Nadine bisa melihat Arnold sedang melepaskan kemejanya.Nadine pun terkejut, tidak tahu harus memperingatkan Arnold bahwa dia ada di sini atau tidak. Kini, Arnold telanjang dada.Ketika melihat situasi ini, Nadine tahu berbicara hanya akan membuat mereka merasa canggung. Dia memilih untuk memejamkan mata dan berpura-pura tidur.Nadine bisa melihat otot-otot Arnold yang kekar. Bahunya lebar dan pinggangnya ramping. Pemandangan ini terus terbayang

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 307

    Eva marah hingga hampir menangis. Dengan suara serak, dia berteriak, "Aku bilang aku nggak punya uang! Nggak punya uang! Pokoknya nggak punya uang! Sekalipun kamu membunuhku, aku tetap nggak punya uang! Kamu mau apa?"Yang terdengar oleh Lupita hanya tiga kata, yaitu tidak punya uang."Kalau nggak punya uang, tidur saja sama pria! Setelah itu, kamu dapat uang, 'kan? Aku sudah ajarin kamu ini dari kecil! Kenapa masih nggak ngerti?""Pria dari mana? Nggak ada lagi yang mau sama aku! Aku mau tidur sama siapa?" pekik Eva.Lupita akhirnya menangkap ada yang aneh dari nada bicara Eva. Karena hal ini menyangkut masa depannya, apakah dia masih bisa mendapat uang dari Eva atau tidak, jadi dia meninggalkan mejanya dan mencari tempat yang lebih sepi."Maksudmu gimana? Kenapa bilang nggak ada yang mau sama kamu lagi? Pacar kayamu itu mana? Bukannya waktu itu kamu bilang bakal segera nikah sama orang kaya? Apa yang terjadi? Apa pernikahanmu dibatalkan?"Ketika mendengar suara ibunya yang emosional,

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 306

    Teman asramanya."Eva, kenapa kamu jadi kurus begini?" Zovein meraih tangan Eva yang dingin dan kaku. "Kudengar kamu keguguran. Kamu harus istirahat dengan baik supaya nggak jadi penyakit. Jangan ...."Begitu mendengar kata keguguran, tatapan Eva langsung menjadi tajam. "Kamu bilang siapa keguguran?"Zovein termangu."Kamu yang keguguran! Aku baik-baik saja. Aku nggak apa-apa!""Eva, kamu ....""Kamu datang untuk mentertawaiku ya? Jangan mimpi!" Eva duduk tegak. Tubuhnya dipenuhi penolakan. "Kamu kira kamu bisa menginjakku karena situasiku seperti ini?""Zovein, singkirkan ekspresi kasihanmu itu. Kamu kira aku nggak tahu kamu iri karena aku punya pacar kaya?""Asal kamu tahu, aku jauh lebih hebat darimu. Meskipun aku di rumah sakit sekarang, aku pernah memiliki sesuatu yang nggak bakal pernah kamu miliki seumur hidup!"Zovein tidak bisa merespons. Dia tidak mengerti kenapa Eva menggila seperti ini.Eva terkekeh-kekeh. "Kamu nggak tulus ingin menjengukku. Kamu cuma ingin kenal orang kay

DMCA.com Protection Status