Share

Bab 161

Penulis: Patricia
Memangnya Nadine benar-benar mengira dirinya masih sama seperti Nadine yang dulu? Setelah lulus bertahun-tahun, masih ingin belajar lagi? Jangan mimpi! Setelah hasilnya keluar nanti, Nadine pasti akan malu!

Riana berkata, "Setelah dengar perkataan Gina, aku jadi penasaran juga."

Gina tersenyum tipis. "Ya, kita semua penasaran sekali. Nadine, kamu periksa sekarang dong? Biar kami semua ikutan lihat. Nggak usah merasa terbebani. Bagaimanapun hasilnya, baik nilainya tinggi maupun rendah, diterima atau nggak, semuanya nggak masalah."

Irene melirik putrinya dan refleks ingin menolak. Namun, Nadine malah tersenyum dan berkata, "Baiklah."

Sekelompok orang berkumpul di depan komputer. Nadine sebelumnya sudah memasukkan nomor ujian dan kata sandinya, sekarang dia hanya perlu menekan tombol "Enter" untuk melihat nilainya.

"Ayah, kamu saja yang periksa," katanya.

"Ah, aku?" balas Jeremy.

"Ya, bukankah waktu ujian masuk perguruan tinggi dulu, kamu juga yang bantu aku memeriksanya?"

"Baik." Jeremy
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 162

    Nadine sempat khawatir akan melewatkan ulang tahun Irene. Namun, untungnya sehari sebelum hari H, buku itu tiba tepat waktu.Irene memegang buku itu dengan penuh kasih, "Kamu tahu dari mana aku sudah lama mencari set buku ini?""Ibu sudah bilang berkali-kali," Nadine mengangkat alis. "Rasanya mustahil kalau aku nggak tahu."Irene mendengus kecil, "Hmph, siapa suruh kamu lama sekali nggak pulang ke rumah .... Tapi tetap saja, terima kasih, Sayang. Aku suka sekali sama hadiah ini."Irene tersenyum hangat, lalu memberikan pelukan erat kepada Nadine. Tatapannya penuh kelembutan, dan tangannya perlahan membelai rambut putrinya. "Setahuku, dulu kamu selalu berambut panjang. Kenapa sekarang dipotong pendek?" tanya Irene.Nadine bersandar padanya, "Potong pendek nggak bagus ya?""Bagus. Bagaimanapun juga, anakku tetap cantik!" jawab Irene dengan tegas.Nadine tersenyum kecil, lalu memeluknya lebih erat. "Tes tertulis sudah lulus, sebentar lagi wawancara ya? Apa kamu harus kembali ke ibu kota?"

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 163

    Bahkan Nadine sendiri pun belum memiliki gambaran yang jelas. Arnold menatapnya dengan sedikit senyuman, "Kamu sendiri bilang, gagal itu cuma 'kemungkinan kecil'. Aku lebih percaya pada kemungkinan besar yang akan terjadi."Nadine tersenyum, "Kalau begitu, aku terima doa baikmu."....Wawancara pascasarjana di Universitas Brata dijadwalkan pada awal Maret. Nadine memilih satu set pakaian formal, dipadukan dengan sepatu kulit hitam berhak rendah. Penampilannya sederhana dan konservatif. Meski tidak mencolok, penampilannya tetap formal.Sebelum keluar rumah, dia memikirkan sesuatu dan mengambil selembar syal sutra bermotif oranye-hijau. Dia mengikat syal itu di lehernya, memberikan sedikit sentuhan unik pada pakaian yang awalnya tampak biasa-biasa saja.Malam sebelumnya sempat turun hujan, sehingga jalanan basah dan angin terasa lembap. Di ruang tunggu, Nadine melihat banyak orang yang terus keluar masuk. Ada yang menghela napas berat, ada pula yang terlihat sangat gugup.Namun, Nadine t

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 164

    "Ehem. Termasuk biologi, tapi nggak sepenuhnya.""Apa itu quasi-crystals?""Kuasi-kristal adalah struktur kristal di mana atom-atom di dalamnya tidak disusun secara periodik dengan simetri yang berulang. Susunan atomnya berada di antara kristal dan amorf. Penemunya adalah Daniel Shechtman yang mendapatkan penghargaan Nobel Kimia pada tahun 2011 berkat penemuan ini.""Oh, begitu ya .... Tunggu! Kamu bilang penghargaan Nobel apa?""Kimia.""Eh? Bukannya ini wawancara untuk program pascasarjana jurusan biologi? Kenapa malah sampai ke fisika dan kimia?""Profesor Arnold tadi sudah mengingatkan, pertanyaannya bukan hanya terbatas pada biologi.""Astaga! Jujur saja, pertanyaan ini terlalu sulit untuk mahasiswa S1 biasa.""Tadi pertanyaan-pertanyaan sebelumnya dia jawab dengan baik, cuma sayang kurang beruntung saja, sampai disorot sama Arnold ....""Apa ini memang sulit?" Arnold membuka suara dengan tenang. "Tentu saja, kamu juga bisa memilih untuk tidak menjawab."Nadine mengangkat pandanga

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 165

    Nadine mengendurkan kepalan tangannya, lalu membungkuk dengan sopan sebelum berbalik dan meninggalkan ruangan.Setelah dia keluar, salah satu pewawancara berkata dengan setengah bercanda, "Arnold, apa kamu nggak terlalu keras sama mahasiswi ini? Bahkan mahasiswa tingkat tiga saja jarang ada yang bisa menjawab dengan benar pertanyaan tadi."Arnold menjawab dengan tenang, "Mahasiswa yang luar biasa selalu membuat orang ingin mengetahui sejauh mana batas kemampuan mereka."Nyatanya, Nadine membuktikan bahwa potensinya melebihi apa yang dibayangkan Arnold.....Keluar dari ruang ujian, Nadine langsung menerima pesan dari Kelly di aplikasi WhatsApp. Seminggu yang lalu, mereka sudah berjanji untuk merayakan bersama setelah wawancara selesai. Lokasinya adalah restoran yang sering mereka kunjungi.Nadine membuka aplikasi peta dan bersiap untuk memesan mobil. Namun tiba-tiba, sebuah suara yang tidak asing terdengar dari belakangnya."Nadine? Ternyata benar kamu!" sapa Clarine yang juga datang u

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 166

    "Berpisah dari kakakku akan menjadi keputusan terburuk dalam hidupmu. Tanpa dia, kamu bukan siapa-siapa!" ujar Clarine dengan sinis. "Jangan terlalu bangga. Jadi peringkat pertama di ujian tertulis belum tentu membuatmu berhasil. Kita lihat saja nanti!"Setelah berkata demikian, dia berdiri tegak dan melangkah pergi dengan langkah besar. Nadine tetap terlihat tenang. Dia menarik kembali pandangannya dan melanjutkan memesan taksi.Ketika mendengar cerita ini, Kelly langsung naik darah. "Kenapa kamu nggak langsung permalukan dia? Kok bisa-bisanya kamu diam dan biarin dia pergi begitu saja?!""Nggak bisa! Semakin kupikirkan, aku semakin marah. Si berengsek Clarine itu masih ada di Universitas Brata, 'kan? Aku mau ke sana sekarang untuk ngasih dia pelajaran!" lanjut Kelly dengan geram.Nadine tertawa kecil. "Santai, Kelly. Itu cuma provokasi yang nggak ada efeknya. Aku sudah sering dengar hal seperti itu."Sambil berbicara, Nadine memotong steiknya dengan santai, lalu menusuknya dengan gar

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 167

    Clarine yang terus bersikap semena-mena, membuat kepala Reagan semakin pusing. Terlebih ketika dia menyebut nama Nadine, tubuh Reagan tanpa sadar menegang.Sejak kembali dari Madagar, Reagan telah mencoba menghubungi Nadine dengan berbagai nomor baru dan mengirimkan pesan demi pesan. Namun, semuanya tidak ada balasan, seolah-olah lenyap ditelan bumi.Dia bahkan beberapa kali pergi ke tempat tinggal Nadine untuk mencoba mencarinya beberapa kali .... Rasa gelisah karena tidak bisa menemukan Nadine di mana pun, membuatnya sangat terusik. Tak disangka, dia justru mendengar kabar tentang Nadine dari mulut Clarine."Apa kamu bilang? Apa hubungannya ini sama Nadine?" tanya Reagan dengan nada dingin."Tentu saja ada hubungannya! Dia dapat peringkat pertama! Pertama, tahu?! Profesor Freya tahun ini cuma menerima tiga mahasiswa dan aku tepat di peringkat keempat!" seru Clarine dengan nada penuh kemarahan.Tanpa kehadiran Nadine, posisinya pasti akan naik satu peringkat dan dia akan diterima. Set

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 168

    Mata Clarine yang sebelumnya dipenuhi kemarahan, langsung berbinar penuh semangat. Bagus sekali! Ternyata begini! Pantas saja Nadine bisa meraih peringkat pertama dalam wawancara.Clarine buru-buru mengeluarkan ponselnya dan mengambil beberapa foto dari belakang dua orang itu. Setelah selesai, dia memeriksa foto-foto yang diambilnya. Arnold berjalan setengah langkah di belakang Nadine, tubuhnya yang tinggi dan besar tampak seperti melindungi wanita itu.Dari sudut ini, terlihat seolah-olah Arnold sedang merangkul Nadine.'Tidak sia-sia aku datang ke sini,' pikir Clarine sambil menyipitkan mata. Jangan salahkan dirinya yang kejam. Semua ini karena Nadine yang tidak tahu diri dan berani bersaing dengannya. Dia segera kembali ke mobil, mengeluarkan laptopnya, dan membuka situs resmi Universitas Brata.Hanya dalam sekejap, dia menemukan alamat e-mail pengaduan yang tercantum di halaman utama.Dia mengunggah foto-foto tersebut dan mengetikkan sebuah pesan yang panjang.[ Demi menjaga integr

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 169

    Butuh waktu lama bagi Nadine untuk benar-benar memahami serangkaian komentar itu. Dengan suara serak, dia akhirnya berkata, "Aku nggak apa-apa ....""Jangan terlalu dipikirkan. Netizen tahunya cuma asal komentar. Baru dengar dari satu sisi saja langsung menyimpulkan semuanya. Kamu jangan baca komentar lagi. Aku tahu persis betapa sulitnya jalan yang kamu tempuh sampai sekarang.""Aku nggak akan biarkan kamu diperlakukan dengan nggak adil dan kakakku juga nggak akan tinggal diam. Jadi, jangan khawatir." Kata-kata Kelly membuat hati Nadine terasa lebih tenang."Terima kasih, Kelly," jawab Nadine pelan.Baru saja telepon berakhir, panggilan lain dari Arnold pun masuk."Soal yang di forum, aku sudah tahu," katanya langsung, tanpa basa-basi. "Ini jelas ada yang sengaja mengambil foto untuk membuat keributan dan memanipulasi opini publik. Kemungkinan besar ini berkaitan dengan hasil ujian pascasarjanamu."Nadine menggigit bibirnya, tetap diam.Merasakan keheningannya, Arnold lalu melanjutkan

Bab terbaru

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 691

    Di tengah jalan, Darius ingin membantu, tetapi ditolak."Kamu meremehkanku?" Mikha mendelik.Melihat Mikha bersikeras, ditambah lagi tangannya sendiri sudah membawa dua kantong besar, Darius akhirnya menyerah.Hanya saja, dia tidak menyangka setelah sampai di lantai 7, Mikha berkeringat deras seperti orang yang berjemur di musim panas.Sebaliknya, Darius tetap tenang. Wajahnya tetap normal, napasnya stabil, hanya detak jantungnya yang sedikit lebih cepat dari biasanya.Nadine membuka pintu. Dia sudah menyiapkan sandal untuk mereka berdua.Dokter bilang, meskipun kaki yang cedera sudah tidak bengkak lagi dan secara teori sudah bisa digunakan untuk berjalan, demi keamanan, sebaiknya jangan bergerak terlalu banyak dulu.Jadi, begitu pintu terbuka, Darius dan Mikha melihatnya melompat dengan satu kaki. Setelah berdiri dengan stabil, dia baru menurunkan kaki yang cedera, tetapi tetap tidak berani menapakkan terlalu kuat."Aduh! Kak Nadine! Pelan-pelan dong!" Mikha segera maju untuk menopang

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 690

    "Bagaimana keadaan kakimu?" Arnold baru saja kembali dari laboratorium dan melihat ada kotak paket yang sudah dibuka di depan pintu. Dia langsung tahu bahwa Nadine sudah keluar dari rumah sakit."Dokter bilang nggak ada masalah serius, cuma perlu oleskan obat secara rutin dan periksa kembali seminggu kemudian." Karena teringat sesuatu, Nadine menunduk. "Hari itu ... kalau bukan karena kamu dan Stendy, mungkin aku nggak bisa bertahan selama itu ...."Terutama karena dia sempat mengalami demam. Dia juga mendengar bahwa obat penurun panas yang diminumnya diberikan oleh Arnold.Meskipun pada tengah malam, kesadarannya sempat menurun karena demamnya yang tinggi, dia masih bisa merasakan kehadiran mereka.Dia tahu Arnold memindahkannya ke belakang pilar untuk menghindari angin, juga tahu bahwa dia dan Stendy melingkari tubuhnya untuk memberi kehangatan, bahkan terus-menerus menggunakan alkohol dan kain kasa untuk menurunkan suhu tubuhnya ....Semua itu, Nadine ingat.Termasuk setelah tiba di

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 689

    Saat ini, Natasha dan Phoebe kembali dari kamar mandi.Kelly buru-buru menepis tangan Teddy, sementara Teddy segera kembali ke tempat duduknya.Phoebe merasakan ada sesuatu yang aneh, jadi bertanya dengan hati-hati, "Kalian ... baik-baik saja?"Teddy diam, menatap lurus ke arah Kelly. Dia menunggu jawaban dari Kelly.Kelly menarik napas dalam-dalam, lalu tersenyum, "Kami baik-baik saja kok."Dari sekadar rekan kerja yang kebetulan tidur bersama, kini mereka menjadi pasangan dalam hubungan terbuka.....Kelly tersadar dari lamunannya. Dia mendorong Teddy yang terus mendekatinya. "Masih belum puas? Cepat nyetir!""Cium lagi dong! Aku belum puas ...."Kelly memutar bola matanya dengan kesal. "Teddy, kamu lebih lengket dari Papu, tahu nggak?"Papu adalah kuda poni dari luar negeri yang Kelly pelihara di peternakan kudanya. Kuda itu sangat ramah, terutama kepada pemiliknya.Setiap kali Kelly datang menemuinya, Papu pasti akan manja dan terus menempel padanya.Teddy pernah ikut melihat sekal

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 688

    "Sebenarnya, akhir-akhir ini ibuku sering tanya tentangmu," ucap Teddy tiba-tiba."Tanya soal apa?" Kelly tetap menghormati Phoebe.Bagaimanapun, wanita itu langsung memberinya gelang giok berkualitas tinggi saat pertama kali bertemu. Oh ya, gelang itu belum dikembalikan ...."Ibuku tanya kenapa kamu nggak pernah main ke rumah lagi. Dia juga tanya apa aku membuatmu marah.""Terus, kamu jawab apa?""Ehem! Aku bilang ... aku nggak sengaja membuatmu hamil.""Apa?" Kelly langsung syok.Teddy terkekeh-kekeh. "Santai, aku cuma bercanda."Dasar gila!"Aku bilang, kamu sibuk kerja dan mengabaikanku. Terus, aku marah dan buat keributan, sampai akhirnya kamu kesal."Ternyata Teddy ini tahu diri juga, tahu harus mengalihkan kesalahan ke dirinya sendiri. Sudut bibir Kelly sedikit naik.Melihat mood-nya membaik, Teddy buru-buru menawarkan, "Gimana kalau kita lanjut kerja sama? Dengar dulu analisisku .... Pertama, kalau ibu kita tahu kita sudah putus, bisa dipastikan kita bakal kena ceramah, 'kan?"

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 687

    Tangan nakalnya langsung menyelinap ke bawah sweter Kelly, dengan cekatan membuka kancing di punggungnya."Kelly ... Kelly ...." Sambil mencium, Teddy juga memanggil namanya dengan penuh gairah. Suaranya lembut, tetapi gerakannya ganas, seolah-olah ingin melahap Kelly.Kelly mengerahkan sedikit tenaga untuk mendorongnya menjauh. Pipinya merona, napasnya sedikit tersengal. "Siang bolong begini, kamu mau melakukan hal mesum? Minggir."Teddy tampak tidak puas. "Biarin aku cium sebentar lagi ...." Sambil berbicara, dia kembali mendekat. "Dua hari ini kamu sibuk jagain Nadine di rumah sakit, aku kangen sekali tahu!""Kangen aku?" Kelly meliriknya dengan ekspresi pasrah. Dia tahu betul seperti apa Teddy ini. "Lebih baik tutup mulutmu.""Hehe, benar sekali. Aku kangen tidur denganmu, kenapa memangnya?" Teddy pun merentangkan lengannya, memeluknya erat, seperti koala yang malas.Kelly sudah terbiasa dengan tingkah tidak tahu malunya ini. Dengan tenang, dia berkata, "Kamu ini Teddy yang dikelil

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 686

    "Ka ... kalian berdua ngapain?" Teddy berdiri terpaku di tempat dengan ember di tangannya. Matanya melebar seperti orang bodoh.Kelly dan Nadine serentak menoleh ke arahnya."Kenapa lama banget? Suruh beli ember doang, malah pergi satu jam." Sambil bicara, Kelly merebut ember dari tangannya. Saat menoleh ke Nadine lagi, senyuman kembali muncul di wajahnya. "Aku sudah siapin air hangat. Nanti aku bantu lap badanmu supaya kamu merasa lebih nyaman.""Terima kasih, Kelly. Kamu baik banget.""Kalau begitu, lain kali jangan menghindar. Kasih aku cium kamu ....""Nggak bisa. Aku tiduran seharian. Muka belum cuci, rambut belum sisir, mana bisa terima ciuman dari dewi?""Nggak masalah, aku nggak keberatan kok."Sementara itu, Teddy yang embernya direbut masih tertegun di tempat. Apa-apaan ini?"Hah? Logo ini ...." Kelly menatap ember itu beberapa saat seperti melihat hantu. "Jangan bilang kamu beli ini di toko Hermes?""Iya!" Teddy mengangkat dagu sedikit dan mendengus ringan. "Gimana? Seleraku

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 685

    Kode sandi untuk membuka ponsel dan melakukan pembayaran ....Arnold menjawab tanpa menoleh sama sekali. Nada bicaranya juga sama menyebalkannya dengan sosok punggungnya. "Dia yang kasih tahu aku."Stendy dan Reagan pun tidak bisa berkata-kata.....Saat Nadine terbangun, langit di luar jendela sudah terang. Tidak ada sinar matahari, tapi juga tidak sedang hujan. Angin musim dingin bertiup kencang menerpa ranting pohon yang gersang. Tidak ada sehelai pun daun yang tersisa di dahannya.Nadine duduk perlahan. Aroma khas disinfektan rumah sakit langsung menusuk hidung dan membuatnya refleks mengusap pelipis dan hidung.Saat melirik ke arah pergelangan kakinya yang cedera, Nadine mendapati kakinya sudah dibalut rapi. Dia tak bisa melihat jelas kondisinya, tapi tetap mencoba menggerakkannya sedikit.Untung saja .... Meski masih terasa nyeri, kakinya sudah jauh lebih baik dari sebelumnya.Saat itulah Kelly masuk ke kamar sambil membawa termos berisi air hangat. Begitu melihat Nadine sudah du

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 684

    Clarine menatap kesal ke arah mobil kakaknya yang melaju mengejar ambulans yang membawa Nadine. Dia sampai mengentakkan kakinya karena kesal. Padahal, dia adik kandung Reagan! Padahal mereka searah, tapi Reagan malah tidak mau membawanya ....Lagi-lagi ... semua ini karena Nadine. Clarine merasa, dia dan Nadine sepertinya memang ditakdirkan saling bertentangan sejak awal!....Rumah Sakit Pusat – Instalasi Gawat Darurat.Setelah menanyakan kondisi pasien, dokter segera menginstruksikan pemeriksaan menyeluruh untuk Nadine.Saat Stendy menyampaikan informasinya, Arnold yang berdiri di samping langsung menambahkan dengan detail. Dari berapa suhu tubuh Nadine, kapan demamnya mulai mereda, pukul berapa dia mulai berkeringat, dan seterusnya ....Sampai-sampai sang dokter sempat melirik Arnold dengan takjub. Setelah pemeriksaan selesai, Nadine dipindahkan ke ruang rawat. Dalam perjalanan, dia sempat siuman sebentar.Arnold langsung mendekat. "Nadine, kamu bisa dengar aku?"Gadis itu menganggu

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 683

    Mikha dan Darius juga segera ikut membantu. Tak lama kemudian, ambulans pun tiba.Begitu perawat dan dokter memastikan siapa pasiennya, mereka langsung melakukan pemeriksaan awal. Setelah kondisi Nadine dipastikan stabil untuk dipindahkan, mereka dibantu oleh Arnold dan Stendy untuk mengangkat tubuhnya ke atas tandu dan mendorongnya masuk ke dalam mobil.Perawat yang ikut serta bertanya, "Ada keluarga pasien? Cepat naik!""Aku!""Aku bisa!""Aku!"Ketiga suara terdengar bersamaan.Perawat mengernyit. "Dua orang saja cukup. Sisanya silakan ke rumah sakit pakai kendaraan sendiri." Dia menunjuk ke arah Arnold dan Stendy. Lagi pula, dari tadi mereka yang tampak paling sigap. Wajah mereka sama-sama lelah, penuh kekhawatiran, tapi tidak tampak dibuat-buat.Sedangkan pria satu lagi yang tertinggal ....Sebelum menutup pintu, perawat melirik sekilas ke arah Reagan. Pria itu masih bau alkohol, wajahnya kusut tak karuan, matanya seperti bisa membunuh orang kapan saja.Lupakan saja.Karena tidak

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status