Share

Bab 156

Author: Patricia
Gina berucap dengan sungguh-sungguh, "Sebenarnya yang ingin kubilang sederhana saja. Sebagai wanita, kita nggak seharusnya mengambil jalan pintas ataupun melakukan sesuatu yang melanggar norma."

Nadine mengangguk sebagai tanda setuju. "Memang benar begitu."

"Kamu juga setuju, 'kan?" Ekspresi Gina tampak lega, seolah-olah Nadine masih tertolong.

"Tentu saja."

"Baguslah. Aku bisa tenang kalau begitu." Gina mengangguk. "Sebaiknya vila itu dikembalikan. Mungkin butuh biaya penanganan, tapi setidaknya kamu bisa hidup tenang." Nadine termangu. Wajah Gina menjadi agak suram. Apakah nasihatnya ini tidak berguna? "Kenapa? Kamu nggak rela?"

Nadine tersenyum dan akhirnya memahami tujuan kedatangan Gina. Dia menyahut, "Bibi, aku setuju dengan pemikiranmu. Wanita memang harus mengandalkan diri sendiri. Tapi ...."

"Aku nggak mengandalkan siapa pun kok. Jadi, aku anggap kamu cuma berbagi pengalaman denganku tadi. Aku sama sekali nggak tersinggung."

Ucapan Nadine sudah sangat jelas. Siapa pun yang tid
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 157

    Bahkan, dia bisa menanam sayur, memelihara ayam dan ikan! Keluarganya tidak akan kekurangan apa pun!"Eh? Mau pindah ya?" tanya Karen yang berdiri di halaman rumahnya sambil melipat lengan di depan dada. Senyuman tipis tersungging di bibirnya.Jeremy tidak menghiraukannya dan hanya melanjutkan kesibukannya. Sementara itu, Irene yang berada di dalam rumah mendengar suara Karen. Dia awalnya hendak keluar, tetapi buru-buru mundur supaya tidak bertemu Karen.Karen mencebik. "Sombong sekali! Padahal, kalian pindah karena diusir olehku ...."...."Kak Karen, kamu pergi beli sayur ya?" Ketika Karen dalam perjalanan pulang dari pasar, dia bertemu teman yang cukup dekat dengannya."Ya, telur ayam. Harganya lebih murah kalau perginya agak siang." Karen mengangkat alisnya dengan bangga. Bukannya dia ingin membual, tetapi di antara semua orang yang tinggal di kompleks pengajar, tidak ada yang lebih pintar mengatur waktu selain dirinya."Kalau begitu, lain kali aku juga pergi siangan. Omong-omong k

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 158

    Jeremy berkata, "Aku minta pendapat Irene dulu ya ....""Apa?" suara Vera terdengar agak kesal. "Memangnya ada masalah apa? Kamu kepala keluarga! Untuk apa menanyakan hal sesimpel ini pada istrimu? Memangnya kamu nggak bisa membuat keputusan sendiri?""Ibu, ini nggak ada hubungannya dengan kepala keluarga atau bukan. Bagaimanapun, aku tetap harus minta pendapat Irene. Ini baru menunjukkan aku menghargainya ....""Dasar nggak berguna! Terserah kamu deh! Nggak masalah juga kalau dia menolak! Pokoknya aku dan ayahmu bakal pergi besok!" Usai berbicara, Vera pun mengakhiri panggilan."Ada apa? Siapa yang telepon?" Irene melihat Jeremy menggaruk kepalanya setelah kembali dari halaman."Ibuku.""Apa yang dia bilang?""Katanya besok mau buat acara di sini. Soalnya besok festival lentera ....""Ide bagus!" Irene tersenyum. "Kalau begitu, undang kakak-kakakmu kemari! Gina juga!"....Keesokan pagi, begitu langit terang, Irene langsung pergi ke pasar. Pukul 4 sore, keluarga mulai berdatangan.Set

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 159

    Chyntia menghela napas. Meskipun tidak menampakkan niat jahatnya, nada bicaranya jelas menyindir.Riana bertanya, "Sebenarnya Nadine kerja apa di ibu kota? Kerjaannya pasti hebat sekali, 'kan? Soalnya orang biasa nggak bakal bisa menghasilkan uang sebanyak itu."Nadine mengenyit. Irene menarik tangannya untuk memberi isyarat agar Nadine tidak perlu repot-repot. Serahkan saja semuanya kepadanya."Kak Riana, Kak Chyntia, nggak sehebat itu. Setelah tamat kuliah, Nadine memang nggak lanjut S2. Tapi, dia juga nggak nganggur. Dia pernah melakukan berbagai kerjaan untuk menghasilkan uang."Gina tersenyum dingin. "Bagus kalau uang itu hasil kerja kerasnya. Aku sih takutnya dia aneh-aneh di luar sana."Ekspresi Irene tetap terlihat tenang. "Terima kasih atas perhatianmu. Tapi, Nadine sudah besar. Dia pasti punya rencana ke depannya. Sebagai orang tua dan seniornya, kita cuma perlu mendukungnya."Chyntia mengangkat alis. "Rencana? Maksudmu, Nadine bakal kembali ke ibu kota untuk cari kerja atau

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 160

    Orang-orang langsung menuju ke lantai dua. Mereka mengikuti sumber suara hingga akhirnya tiba di depan kamar Nadine.Terlihat Cecil duduk di lantai dengan dua tas di sampingnya. Ketika melihat keluarganya, dia langsung menangis dan mengentakkan kakinya."Cecil, ada apa? Jangan buat Ibu takut." Chyntia menghampiri dan berjongkok di sampingnya. "Ayo, berdiri dulu ....""Nggak mau! Nadine harus minta maaf padaku! Kalau nggak, aku nggak mau berdiri!"Nadine terkekeh-kekeh. "Ya sudah. Kamu mau duduk atau berbaring pun boleh.""Kamu ...."Tatapan Chyntia menjadi agak suram. "Kenapa harus minta maaf? Beri tahu Ibu, apa yang terjadi?""Ibu! Nadine menamparku ....""Apa?" Chyntia memelotot, lalu berbalik untuk menatap Nadine. "Kenapa kamu menamparnya?""Bibi, maaf sekali. Tadi aku dengar ada suara waktu kembali ke kamar. Kukira ada maling, makanya ....""Sebenarnya aku juga ingin tanya, kenapa Kak Cecil tiba-tiba muncul di kamarku? Bahkan, dia menggeledah barang-barangku." Sambil berbicara, Nad

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 161

    Memangnya Nadine benar-benar mengira dirinya masih sama seperti Nadine yang dulu? Setelah lulus bertahun-tahun, masih ingin belajar lagi? Jangan mimpi! Setelah hasilnya keluar nanti, Nadine pasti akan malu!Riana berkata, "Setelah dengar perkataan Gina, aku jadi penasaran juga."Gina tersenyum tipis. "Ya, kita semua penasaran sekali. Nadine, kamu periksa sekarang dong? Biar kami semua ikutan lihat. Nggak usah merasa terbebani. Bagaimanapun hasilnya, baik nilainya tinggi maupun rendah, diterima atau nggak, semuanya nggak masalah."Irene melirik putrinya dan refleks ingin menolak. Namun, Nadine malah tersenyum dan berkata, "Baiklah."Sekelompok orang berkumpul di depan komputer. Nadine sebelumnya sudah memasukkan nomor ujian dan kata sandinya, sekarang dia hanya perlu menekan tombol "Enter" untuk melihat nilainya."Ayah, kamu saja yang periksa," katanya."Ah, aku?" balas Jeremy."Ya, bukankah waktu ujian masuk perguruan tinggi dulu, kamu juga yang bantu aku memeriksanya?""Baik." Jeremy

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 162

    Nadine sempat khawatir akan melewatkan ulang tahun Irene. Namun, untungnya sehari sebelum hari H, buku itu tiba tepat waktu.Irene memegang buku itu dengan penuh kasih, "Kamu tahu dari mana aku sudah lama mencari set buku ini?""Ibu sudah bilang berkali-kali," Nadine mengangkat alis. "Rasanya mustahil kalau aku nggak tahu."Irene mendengus kecil, "Hmph, siapa suruh kamu lama sekali nggak pulang ke rumah .... Tapi tetap saja, terima kasih, Sayang. Aku suka sekali sama hadiah ini."Irene tersenyum hangat, lalu memberikan pelukan erat kepada Nadine. Tatapannya penuh kelembutan, dan tangannya perlahan membelai rambut putrinya. "Setahuku, dulu kamu selalu berambut panjang. Kenapa sekarang dipotong pendek?" tanya Irene.Nadine bersandar padanya, "Potong pendek nggak bagus ya?""Bagus. Bagaimanapun juga, anakku tetap cantik!" jawab Irene dengan tegas.Nadine tersenyum kecil, lalu memeluknya lebih erat. "Tes tertulis sudah lulus, sebentar lagi wawancara ya? Apa kamu harus kembali ke ibu kota?"

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 163

    Bahkan Nadine sendiri pun belum memiliki gambaran yang jelas. Arnold menatapnya dengan sedikit senyuman, "Kamu sendiri bilang, gagal itu cuma 'kemungkinan kecil'. Aku lebih percaya pada kemungkinan besar yang akan terjadi."Nadine tersenyum, "Kalau begitu, aku terima doa baikmu."....Wawancara pascasarjana di Universitas Brata dijadwalkan pada awal Maret. Nadine memilih satu set pakaian formal, dipadukan dengan sepatu kulit hitam berhak rendah. Penampilannya sederhana dan konservatif. Meski tidak mencolok, penampilannya tetap formal.Sebelum keluar rumah, dia memikirkan sesuatu dan mengambil selembar syal sutra bermotif oranye-hijau. Dia mengikat syal itu di lehernya, memberikan sedikit sentuhan unik pada pakaian yang awalnya tampak biasa-biasa saja.Malam sebelumnya sempat turun hujan, sehingga jalanan basah dan angin terasa lembap. Di ruang tunggu, Nadine melihat banyak orang yang terus keluar masuk. Ada yang menghela napas berat, ada pula yang terlihat sangat gugup.Namun, Nadine t

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 164

    "Ehem. Termasuk biologi, tapi nggak sepenuhnya.""Apa itu quasi-crystals?""Kuasi-kristal adalah struktur kristal di mana atom-atom di dalamnya tidak disusun secara periodik dengan simetri yang berulang. Susunan atomnya berada di antara kristal dan amorf. Penemunya adalah Daniel Shechtman yang mendapatkan penghargaan Nobel Kimia pada tahun 2011 berkat penemuan ini.""Oh, begitu ya .... Tunggu! Kamu bilang penghargaan Nobel apa?""Kimia.""Eh? Bukannya ini wawancara untuk program pascasarjana jurusan biologi? Kenapa malah sampai ke fisika dan kimia?""Profesor Arnold tadi sudah mengingatkan, pertanyaannya bukan hanya terbatas pada biologi.""Astaga! Jujur saja, pertanyaan ini terlalu sulit untuk mahasiswa S1 biasa.""Tadi pertanyaan-pertanyaan sebelumnya dia jawab dengan baik, cuma sayang kurang beruntung saja, sampai disorot sama Arnold ....""Apa ini memang sulit?" Arnold membuka suara dengan tenang. "Tentu saja, kamu juga bisa memilih untuk tidak menjawab."Nadine mengangkat pandanga

Latest chapter

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 514

    Arnold hari ini ada kelas. Saat jam istirahat, dia mendengar dua mahasiswa membicarakan bahwa ada laboratorium di Fakultas Ilmu Hayati yang diberikan surat perintah renovasi oleh dinas pemadam kebakaran.Awalnya dia tidak terlalu peduli, sampai tiba-tiba nama Nadine disebut dalam percakapan mereka. Begitu bertanya lebih lanjut, dia baru tahu bahwa laboratorium yang dimaksud adalah milik Nadine.Tanpa berpikir panjang, Arnold langsung menuju ke sana dan tiba tepat saat ketiga orang itu sedang berbicara."Pak." Nadine menyapanya, "Kenapa tiba-tiba ke sini? Silakan masuk."Mikha dan Darius juga segera menyapa.Arnold berkata, "Aku sudah tahu semuanya. Kalau renovasi pemadam kebakaran dilakukan sesuai prosedur, setidaknya akan memakan waktu 2 bulan. Untuk sementara, pakai saja laboratoriumku. Kalian bisa memindahkan semua peralatan ke sana, pasti muat."Kedengarannya memang solusi yang cukup baik .... Namun, Mikha dan Darius tidak langsung menyetujui. Mereka justru menatap Nadine untuk mem

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 513

    "Siapa yang menyuruh kalian masuk? Laboratorium kami nggak menerima hewan berkaki dua. Kalau punya akal, cepat pergi sebelum kami bertindak.""Siapa yang kamu maki, hah?" Kaeso berang hingga wajahnya memerah.Darius menimpali dengan santai, "Siapa yang menanggapi, berarti dia yang kumaki. Lihat saja, langsung ada binatang yang merasa tersindir.""Kamu ...."Nella tersenyum sinis. "Apa yang kalian banggakan sih? Seluruh laboratorium nggak bermasalah, cuma laboratorium kalian yang harus direnovasi. Malu-maluin saja, tapi masih berani keras kepala!""Kudengar, perbaikan keamanan kebakaran bisa makan waktu berbulan-bulan. Kasihan, kalian jadi nggak bisa pakai laboratorium dalam waktu dekat. Apa hebatnya menerbitkan makalah di Science? Nyatanya tetap nggak dianggap penting oleh fakultas. Ngapain sok hebat?"Nadine tersenyum. "Sebenarnya aku malas bicara karena takut kamu nggak sanggup menerimanya. Tapi kalau dipikir lagi, bersikap baik pada binatang buas sama saja dengan menyiksa diri sendi

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 512

    Diana menyilangkan tangan sambil menatap dari atas. "Laporan apa?""Jangan pura-pura bodoh! Inspeksi pemadam kebakaran di laboratorium lain nggak ada masalah, tapi cuma laboratorium Nadine yang diberi surat perintah perbaikan. Kamu berani bilang ini nggak ada hubungannya denganmu?"Diana tersenyum tipis. "Aku sibuk. Setiap hari harus mengurus laporan dan menulis jurnal, mana ada waktu untuk ribut dengan anak-anak kecil? Tapi ... kalau ada orang lain yang nggak suka dengan mereka, itu di luar kendaliku."Bagaimanapun, dia punya banyak mahasiswa. Kalau ada satu atau dua yang tidak suka dengan kelompok Nadine, itu hal yang wajar, 'kan?"Sekarang kamu semakin berani ya? Berani bertindak tanpa memberitahuku dulu. Kamu ini masih menganggapku sebagai atasanmu atau nggak?"Diana mengerutkan kening. "Kamu memanggilku cuma untuk ini? Sekarang kamu mau membela mahasiswa Freya? Heh, ini bukan gayamu."Konan tertawa dingin. "Kamu pikir trik murahanmu itu sangat cerdas? Dasar bodoh!""Inspeksi pemad

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 511

    "Saat itu kami ada di laboratorium, bukannya nggak ada orang. Mesin itu cuma nggak digunakan sementara, jadi secara otomatis masuk ke mode siaga. Kami juga akan menggunakannya lagi nanti. Siapa yang akan kurang kerjaan memutus dayanya?" jelas Mikha dengan kesal.Nadine sudah memiliki dugaan di benaknya, tetapi masih perlu memastikannya. "Ayo, kita ke laboratorium seberang."Mikha bingung. "Kenapa kita melihat mereka? Itu 'kan laboratorium dari jurusan lain, nggak ada hubungannya dengan kita ...."Darius juga merasa ada sesuatu yang aneh dan segera mengikuti Nadine. "Kalau disuruh pergi ya pergi, kenapa banyak tanya?"Mikha termangu sesaat. 'Wah, nyalinya semakin besar saja ya!'Ketiganya tiba di laboratorium seberang. Benar saja, sudut ruangan dilengkapi dengan satu set lengkap peralatan pemadam kebakaran."Ini ...." Mikha melongo. "Padahal bulan lalu belum ada!"Mereka memeriksa beberapa laboratorium lain. Hasilnya sama, semua yang sebelumnya tidak memiliki peralatan kini sudah lengka

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 510

    "Ada apa?" tanya Nadine.Keduanya langsung mendongak, seperti anak kecil yang akhirnya melihat orang tua mereka setelah mendapatkan perlakuan tidak adil.Mikha langsung berlari ke arahnya, matanya sudah memerah bahkan sebelum sempat bicara. Darius menyusul di belakang, ekspresinya jelas tegang dan tangannya juga terkepal erat.Nadine langsung merasa ada sesuatu yang tidak beres. Namun, dia tetap tenang. "Apa yang terjadi? Kenapa kalian duduk di luar dan nggak masuk?""Kak Nadine ...." Mikha berusaha menahan air matanya. Meskipun matanya sudah berkaca-kaca, dia tetap bersikeras untuk tidak membiarkannya jatuh. "Kami nggak bisa masuk lagi!""Apa maksudnya nggak bisa masuk lagi?" Nadine terkejut."Kemarin, tim inspeksi kampus dan pemadam kebakaran distrik tiba-tiba datang ke laboratorium untuk melakukan pemeriksaan ...."Pemeriksaan kebakaran adalah prosedur rutin, jadi mereka berdua tidak berpikir terlalu banyak dan langsung membukakan pintu serta bekerja sama dengan baik.Siapa sangka,

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 509

    "Ibu, sadarlah, aku ini anakmu! Kelly itu siapa? Kenapa aku baru bilang satu dua kata tentang dia, kamu langsung mau patahin kakiku?"Phoebe menyahut, "Karena dia adalah menantuku yang sudah kutetapkan! Nggak boleh ada yang menyakitinya, termasuk kamu!"Teddy merasa mata dan hidungnya sedikit memanas. Menantu ....Dia membalikkan badan, menyilangkan tangan di dada, lalu bergumam dengan suara rendah, "Dia punya standar tinggi, barang-barang ini mungkin nggak menarik baginya ...." Sama seperti Teddy yang juga tidak menarik baginya!"Benar juga." Phoebe mengangguk santai. "Kelly punya standar tinggi, tapi dia juga punya modal untuk mencari yang lebih baik! Kamu kira semua orang sepertimu? Kerjaannya cuma bersenang-senang."Teddy langsung berbalik dan berteriak dengan kesal, "Aku ini anak kandungmu! Anak kandung!""Tahu kok, nggak perlu teriak.""?""Pokoknya, aku tinggalkan perhiasan ini di sini. Kamu cari kesempatan untuk memberikannya pada Kelly. Ngerti?"Teddy tidak merespons. Phoebe l

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 508

    Setelah pria itu pergi, Kelly menatap peralatan makan di meja dengan jijik. Seharusnya, tadi dia menyuruh Teddy merapikan semuanya dulu sebelum pergi."Halo, tolong panggilkan petugas kebersihan untuk dua jam .... Ya, bersih-bersih ... seluruh rumah. Semuanya harus bersih ... terutama sofa ...."Sementara itu, setelah Teddy membanting pintu dan pergi, dia langsung mengemudi pulang ke apartemennya. Kecepatannya hampir mencapai 150 km/jam, seakan-akan tak takut mati.Begitu masuk, Teddy langsung melepas baju dan masuk ke kamar mandi, mencoba menghilangkan aroma yang tertinggal karena kejadian semalam.Namun entah kenapa, setelah selesai mandi, aroma samar khas Kelly masih saja tercium olehnya."Sial ...." Dengan marah, Teddy menendang sofa.Namun akibatnya ... ingatan tentang kejadian semalam sontak menyeruak di kepalanya, dimulai di sofa, lalu berlanjut ke kamar .... Penuh gairah, penuh kegilaan.Teddy berpikir mati-matian, tetapi tetap tidak mengerti. Kenapa wanita yang semalam begitu

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 507

    Senyuman Teddy langsung membeku. "Maksudmu?"Membereskan barang-barang dan pergi bukan masalah. Namun, apa maksudnya jangan datang lagi?Kelly menjawab dengan tenang, "Maksudnya seperti yang kamu dengar. Aku ingat aku pernah bilang, aku nggak akan terlibat dengan pria yang punya hubungan kerja sama denganku.""Setelah kejadian semalam, kita sudah jelas terlibat. Satu-satunya solusi adalah kita nggak bekerja sama lagi."Teddy perlahan duduk tegak, menatapnya dengan tatapan suram. "Aku nggak mabuk semalam. Dari caramu merespons, kamu juga nggak mabuk, 'kan?""Benar."Saat hubungan itu terjadi, mereka berdua sadar sepenuhnya. Jadi, ini bukan sekadar khilaf karena alkohol."Heh ...." Teddy tertawa dingin. "Kita baru saja tidur bersama dan aku bahkan belum pakai baju, tapi sekarang kamu mau mencampakkanku begitu saja?"Sudut bibir Kelly berkedut. "Kamu sendiri yang memilih nggak pakai baju, itu salah siapa? Aku sih nggak keberatan.""Aku keberatan, sialan!" Suara Teddy tiba-tiba meninggi. "

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 506

    Pagi-pagi, sinar matahari menyinari masuk. Pakaian berserakan di lantai, dari sofa ruang tamu hingga depan ranjang kamar. Hampir semuanya adalah pakaian pria, hanya ada satu jubah tidur wanita.Teddy menggerakkan kelopak matanya dan terbangun. Ketika mengingat kembali kegilaan dan keintiman semalam, sudut bibirnya terangkat tanpa sadar.Teddy menoleh ke samping, melihat wanita yang masih terlelap. Ekspresinya lembut dan penuh kehangatan yang bahkan tidak disadarinya.Kelly masih tidur, matanya terpejam rapat dan napasnya stabil. Tatapan Teddy menyusuri wajah cantiknya, lalu turun ke leher. Kulit putihnya dipenuhi bekas yang ditinggalkan Teddy saat malam penuh gairah itu.Teddy bukan lagi anak muda yang mudah terpukau oleh tubuh wanita. Namun, semalam dia seperti binatang buas yang pertama kali merasakan daging. Sungguh liar dan tak kenal lelah. Pada akhirnya, Kelly harus menamparnya agar dia berhenti.Sakit? Ya, memang sakit. Namun, puas tidak? Benar-benar puas!Memikirkan itu, senyuma

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status