Bab 97. Bawang Putih. Shizi fokus membuat makanan yang diperuntukan untuk Ibu Suri, dengan telaten dan hati hati ia membuat makanan tersebut. Di luar dapur kerajaan. Para dayang istana yang bertugas mengurus dapur terlihat sangat penasaran dengan apa yang akan dibuat oleh Sang Tabib Muda. Tak berselang lama, selir pertama dan rombongan dayangnya pun mendatangi dapur istana. Langkah sang selir tertahan di pintu depan halaman karena Kasim Utama dan Kasim bawahannya melarangnya masuk lebih jauh. “Kenapa kau menghalangiku? Biarkan aku masuk ke sana!” Seru Selir Pertama dengan tegas. “ Yang Mulia Selir Pertama, Permaisuri sudah memerintahkan siapapun untuk tidak masuk dan mengganggu apa yang Tabib Shizi lakukan, jadi tolong Yang Mulia kembali.” Jawab Kasim Utama dengan sopan namun penuh ketegasan. Selir pertama terdiam, ia tahu jika ia tak mungkin bisa berdebat dengan pria tua yang ada di depannya itu. Selain akan membuat prestisnya turun hal ini juga akan membuat rumor buruk nanti
Bab 98. Debat dan pembuktian.Shizi menatap Ibu Suri dengan sorot mata teduh, ia pun menjawab pertanyaan Ibu Suri dengan tenang.“ Sebelum aku menjawab pertanyaan Yang Mulia, ijinkan aku bertanya, apakah Yang Mulia masih merasakan mual dan ingin muntah?” “Apakah perut Yang Mulia kini terasa hangat dan tidak tegang seperti sebelumnya?” Tanyanya dengan tenang.Ibu Suri terdiam sesaat, dari sana ia kemudian menyentuh perutnya yang kini terasa tidak keras seperti sebelumnya.“ Ya, aku tidak merasakan mual lagi dan perutku tidak sekencang sebelumnya.” Jawab Ibu Suri jujur.Shizi tersenyum, ia pun kemudian lanjut berkata.” Jadi kenapa aku melakukan ini? Ini karena tugasku sebagai seorang tabib yang harus mencari cara untuk menyembuhkan pasiennya.” Jawab Shizi dengan penuh penekanan.Selir Pertama langsung angkat bicara.” Tetap saja itu tidak bisa diterima! Kau telah membuat Ibu Suri memakan makanan yang dibencinya!”“Lagipula kau menipu Ibu Suri dengan menyebutkan nama makanan ini dengan
Bab 99. Mulai bergerak.Dua hari berlalu.Selama kurun waktu tersebut Shizi fokus merawat Ibu Suri mulai dari menyiapkan makanan untuknya, kegiatan yang boleh dan tidak boleh dilakukan dan tentunya perihal pengobatan.Dalam kurun waktu itu pula Ibu Suri melarang siapapun untuk menemuinya, hanya Shizi dan Putri Nara saja yang bisa bertemu dengannya.Sontak hal itu membuat Selir Pertama dan orang orang yang ada di belakangnya merasa kesal dan khawatir dengan situasi tersebut.“ Terima kasih tabib, hanya dalam dua hari aku merasa lebih bugar dari sebelumnya.” “ Dan kosmetik buatanmu ini sangat lembut di kulit dan menyegarkan, aku yang sudah tua saja bisa merasakan kulitku menjadi lebih kencang!” Jelas Ibu Suri dengan sumringah.Namun, setelah beberapa saat wajah Ibu Suri berubah kembali, terlihat jelas ada sesuatu yang dipikirkannya.Melihat itu, Shizi pun angkat bicara kembali.“ Yang Mulia Ibu Suri, jika Yang Mulia memiliki sesuatu masalah perlu Ibu Suri bicarakan.” “Untuk seumuran Ib
Bab 100. Identitas tersembunyi.Setelah merawat Ibu Suri selama empat hari penuh, Shizi mendapat dua hari waktu untuk beristirahat.Waktu yang diberikan tentunya tidak disia siakan olehnya, ia menggunakan waktu yang ada untuk kembali ke kediamannya untuk merawat ibunya dan juga untuk melatih dirinya.Di halaman kediamannya, ia melakukan latihan fisik seperti pada saat berlatih bersama Lu Bian dan pasukan elit Jenderal Tang San.“Seratus sembilan puluh sembilan … dua ratus!” ucap Shizi sambil melakukan gerakan angkat tubuh.Keringat membasahi tubuhnya, tetes demi tetes keringat berjatuhan ke tanah sebagai tanda kelelahan yang mendera tubuhnya.Shizi bangkit dari posisinya, ia kemudian mengambil pedang besi yang diberikan Jenderal Tang San padanya.Shizi tersenyum masam, tampak tombak dengan pedang besar sebagai ujungnya itu sangat berat untuk digunakan.“Ini senjata ayah angkat pada saat dirinya menjadi komandan seribu pasukan. Bobot senjata ini tidak kurang dari lima puluh jin,orang b
Bab 101. Ingin tahu.Esok harinya.Shizi menatap dalam wajah ibunya, tampak rona wajah dan warna kulit di tubuhnya kini tidak pucat seperti saat pertama kali datang.Hal itu tentu menjadi kabar gembira untuknya meski ibunya belum sadarkan diri.“ Aku tak mengerti dengan kondisi ibu saat ini, aku merasa janggal karena jalur energi yang dimiliki ibu begitu berbeda, entah kenapa bisa seperti ini!” Ujarnya tak mengerti.Meski ia memiliki pengetahuan pengobatan kuno dan tradisional, namun untuk pertama kalinya semua pengetahuan itu tidak bisa digunakan.Ia benar benar menemukan kebuntuan dalam menghadapi situasi dan kondisi ibundanya itu.“ Huft, inilah kenapa ada peribahasa di atas langit masih ada langit, jelas hal itu sebagai pengingat agar diri selalu membumi dan jangan pernah berpuas diri atas apa yang dimiliki.” ujarnya bermonolog.Shizi memperbaiki letak selimut yang menutupi tubuh ibunya, setelahnya ia kemudian beralih membetulkan posisi selimut gadis muda yang terbaring di si
Bab 102. Shizi tertegun dengan apa yang Duyong ceritakan, ia tak menyangka jika ayahnya adalah bagian keluarga inti Klan Li yang merupakan Klan pemimpin Kerajaan Langit.Meski begitu, ayahnya yang bernama Li Xiong Shi yang juga merupakan seorang pangeran, tidak tertarik untuk memimpin Kerajaan Langit dan lebih memilih menjauh dari urusan istana.“Jadi,apa Tuan Muda mau bertemu dengan tuan?” tanya Duyong cepat.Shizi menggelengkan kepalanya, dari sana ia lanjut berkata.”Seperti yang kukatakan sebelumnya, aku rasa saat ini bukan waktu yang tepat. Lagipula yang aku pikirkan saat ini adalah cara untuk membuat ibu sembuh seperti sedia kala.”Duyong mengangguk paham, ia pun tak memperpanjang urusan yang tampak jelas jika Tuan Muda nya itu tidak ingin membahasnya.“Kalau begitu aku pergi sekarang, tolong kabari aku jika ada hal yang terjadi disini.” pinta Shizi penuh penekanan.“Baik,Tuan Muda. Jika ada hal yang penting aku pastikan secepat mungkin Tuan Muda akan mengetahuinya.” Ucap Duyong
Bab 103. Sakit jantung.Shizi tetap tenang meski semua pasang mata tertuju padanya, tampak jelas jika tatapan tajam tentunya datang dari kelompok tabib yang datang bersama Wakil Menteri, Gong Pang.“Lancang, siapa yang memberimu izin untuk berbicara!” seru Gong Pang dengan penuh amarah.Gong Pang menatap pada Raja, dari sana ia pun berkata kembali.” Yang Mulia, Tabib Muda ini sangat lancang, ia mengganggu proses pengobatan Pangeran,berikan hukuman padanya, Yang Mulia!” Serunya dengan serius.Tabib Tong Bahu langsung angkat bicara.”Yang Mulia, tolong dipertimbangkan ulang. Kami memanggil Tabib Shizi kemari untuk meminta saran dan pertimbangannya.” “Namun, Perdana Menteri kiri dan wakil menteri memaksa untuk melakukan akupuntur ini sebelum kami menyelesaikan diagnosa kami.” “ Untuk itu mohon pertimbangan Yang Mulia.” jelas Tabib Tong untuk memperkuat argumennya.Yang Mulia Raja kemudian menatap ke arah Shizi, dari sana ia pun angkat bicara.” Kenapa kau berkata sebelum aku memintamu b
Bab 104.Janggal. Shizi menjelaskan apa yang terjadi pada Pangeran ketiga pada Raja, apa yang diterangkannya sontak membuat Raja emosi karenanya. “Jadi Pangeran Ketiga sakit jantung? Kenapa ini bisa terjadi?” Tanya Raja serius. Shizi pun menjawab dengan hati hati.” Aku tidak tahu, Yang Mulia, tapi dilihat dari gejala dan apa yang terjadi pada tubuhnya, aku merasa ada sesuatu hal yang memicu jantungnya menjadi sakit.” jelas Shizi yakin. Sang Raja dan semua orang tertegun dengan penjelasan Shizi, jelas kata katanya merujuk pada seseorang yang mungkin meracuni sang pangeran. Tentunya hal itu membuat gempar semua orang yang ada di ruangan tersebut. Sang Raja sampai bangkit dari duduknya, ia kemudian menatap Shizi dengan tatapan penuh arti. Semua orang terdiam,kini mereka menunggu apa yang akan Sang Raja katakan. “Apa kau yakin dengan apa yang kau katakan?” “Apa kau bisa menyembuhkannya?” tanya Raja mencari penegasan. “Yang Mulia, Aku akan berusaha.” jawab Shizi dengan t
Bab. 197.Li Xiong Fan memberikan beberapa informasi terkait mengenai Kultus Mowang dan aliran hitam yang tumbuh di wilayah Kerajaan Langit.Ada tiga dari tujuh Sekte aliran hitam yang mendominasi di wilayah Kekaisaran Langit dengan dugaan ketiga sekte tersebut terkait dengan Kultus Mowang.“Ada rumor yang mengatakan jika kemunculan Kultus Mowang terkait dengan salah satu Klan tersembunyi, bisa kau tebak Klan mana yang dimaksud?” tanya Li Xiong Fan serius.Shizi dengan tenang menjawab, “Klan Chan.” Li Xiong Fan menganggukan kepalanya.“Benar, tapi itu hanyalah sekedar rumor bukanlah hal yang pasti.” “Rumor tersebut berhembus terkait dengan kondisi ibumu, ada kabar yang mengatakan jika kondisi khusus ibumu dan juga konstitusi tubuhnya berkaitan dengan itu semua,” jelas Xiong Fan penuh arti.Shizi mengernyitkan keningnya, ia berpikir keras, seolah ada sesuatu yang mengganjal di hatinya.“Lalu… apa tindakan yang ayah ambil?” tanya Shizi serius.“Tentang apa? Tentang ibumu atau Kultus
Bab. 197Shizi menatap tajam sang kakek, ia menunggu penjelasan Li Xiong Fan dengan serius, sang Zushi pun terlihat serba salah dalam menanggapi situasi yang menderanya.“ Kakek, aku tahu yang kakek pikirkan, pastinya kakek berat mengatakan hal ini padaku. Mungkin juga kakek mempertimbangkan banyak hal termasuk ayahku.” “ Tapi, aku bertanya seperti ini bukan tanpa sebab, Karena aku merasa bahwa ada sesuatu yang tidak beres, Kakek. Aku merasa bahwa ada sesuatu yang tidak seperti biasanya, dan aku ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi pada ibuku!” Shizi menatap sang kakek dengan mata yang tajam, menantikan penjelasan yang jujur dan terbuka. Ia merasa bahwa ada sesuatu yang tidak beres, dan ia ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi."Apa yang kakek sembunyikan dariku, Kakek?" tanya Shizi dengan suara yang tegas dan serius. "Aku ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi, dan aku ingin tahu sekarang juga.”Li Xiong Fan menarik napas dalam-dalam, seolah-olah mengumpulkan keberanian untuk m
Bab. 195.Sambil terus menghindari serangan ganda Li Mei dan Li Feng, Shizi menatap sekilas Patriark Klan Li, Li Xiong Fan. Tampak dari sorot matanya ada yang berbeda menurutnya.“Bajingan, kenapa kau terus menghindar, apa kau meremehkan kami berdua?” seru Li Feng sambil terus menebaskan pedangnya ke arah tubuh Shizi.Shizi menjawab dengan seringaiannya, hal itu membuat keduanya semakin kesal dan mulai menyerang dengan tanpa perhitungan.Li Xiong Fan tersenyum tipis saat melihat jalan pertarungan yang terjadi, tiba-tiba pria tua yang ada di sebelah kanannya angkat bicara.“ Patriark, siapa pemuda itu?” tanyanya dengan penuh wibawa Li Xiong Fan menoleh pada sang pria tua yang merupakan seorang Tetua Pertama Sekte Pedang.“ Dia…cucuku,” jawabnya singkat.Pria Tua yang ada di sebelah kiri Xiong Fan menimpali, “ Cucumu? Kau memiliki tiga anak, Li Feng merupakan cucu dari anak pertamamu, Li Mei dari anak kedua , lalu dia dari siapa?” tanyanya dengan penasaran.Sang Master dari Sekte La
Bab. 194.Shizi dan Patriark Klan Li saling adu tatap, setelah beberapa saat sang Patriark kemudian bangkit dari tempat duduknya dan berdiri tanpa melepaskan tatapannya pada Shizi.Sang Patriark akan berkata. Namun, pemuda dan wanita yang duduk di ujung podium langsung bangkit dari duduknya. Pemuda tersebut langsung angkat bicara, ”Kakek, siapa dia? Kenapa Kepala Pelayan menyebutnya Tuan Muda?” ujarnya sambil melirik pada Shizi dengan tatapan sinisnya.Sang wanita menoleh pada Shizi, setelah beberapa saat ia langsung bertindak dengan melompat dan terbang melayang ke arena dengan lembut.Para peserta seleksi terpukau saat melihat wanita tersebut terbang melayang dan mendarat mulus di arena. Decak kagum tergambar di wajah mereka semua.“ Putri Li Mei, kami mendukungmu!” “Putri Li Mei, hajar dia! Penipu itu telah menindas kami semua!” Seruan menggema dari semua peserta yang ada di sana, tampak mereka semua mengelu-ngelukan wanita cantik berkulit putih tersebut.Li Mei menatap Shizi d
Bab. 192. Shizi berjalan ke arah di mana Klan Li berada, yang ada di kepalanya saat ini adalah ibunya kemungkinan besar berada di dua tempat. Pertama, di Istana Kekaisaran dan jika tidak ada di sana maka kemungkinan ada di Kediaman Klan Li sendiri.“Aku tidak bisa langsung pergi menemui ayah, bisa-bisa terjadi keributan nantinya!” gumamnya pelan.Pemikirannya tersebut bukan tanpa alasan, dengan situasi yang terjadi saat ini pastinya dengan kemunculan dirinya akan banyak menimbulkan intrik di dalam Istana.Keputusannya untuk mendatangi Klan Li pun bukan tanpa alasan, Klan ayahnya mungkin bisa memberikan informasi lebih banyak dan juga bisa menerima kehadirannya.Tak membutuhkan waktu lama baginya untuk menemukan kediaman Klan Li. Shizi menoleh ke arah timur, tampak olehnya Istana Kekaisaran berdiri tegak tak jauh dari kediaman Klan Li.Shizi menghela nafas panjang, meski saat ini ia ingin sekali bertemu ayahnya, namun, ia merasa waktunya belumlah tepat.Ia mengalihkan pandangannya
Bab. 191. Kekaisaran Langit.Shizi, Fu Tong dan Jin Hua tiba di Kota Li, Kota yang menjadi Ibukota Kekaisaran. Mereka muncul di Portal Teleportasi yang ada di dalam Sekte Langit Emas yang berada di sebelah selatan Ibukota.Kedatangan mereka langsung disambut seorang Tetua yang berjaga di sana, tampak ia menunjukan keheranannya saat melihat Fu Tong datang hanya berdua dengan Jin Hua dan seorang yang asing di matanya.“Salam Tetua Cu,” ucap Fu Tong dan Jin Hua serempak sambil menangkupkan kedua tangannya memberi hormat.“Kenapa kalian kembali hanya berdua saja? Lalu siapa dia?” tanya Tetua Cu sambil melirik pada Shizi.“Dia rekan seperjalananku, adapun anggota kelompokku yang lain telah … tewas,” jawab Fu Tong dengan lirih.Tetua Cu tertegun mendengar jawaban Fu Tong.“Fu Tong melanjutkan, “Aku tak bisa menceritakannya sekarang, yang utama saat ini adalah aku perlu bertemu dengan Master Sekte sesegera mungkin!” ujarnya dengan serius.Tetua Cu mengangguk paham, setelahnya Shizi pun an
Bab. 190.Shizi, Fu Tong dan Jin Hua tiba di Kota Zhen, Kota besar yang dulunya menjadi Ibukota Kerajaan Turk. Tampak olehnya keramaian kota tersebut yang mana sepenglihatannya Kota Zhen menjadi pusat berdirinya banyak sekte aliran putih.Dengan token yang ditunjukan Fu Tong pada sang penjaga gerbang membuat mereka dengan mudah melenggang masuk ke dalam kota.“Tampaknya Sekte Langit Emas mendapat perhatian khusus dari Kekaisaran, “ ujar Shizi dengan santai.“ Ya, kau benar. Sebagai salah satu sekte terbesar yang menopang Kekaisaran Langit membuat pihak Kekaisaran memberikan perhatian Sekte kami,“ jawab Jin Hua tidak menyangkal.“ Lalu bagaimana tanggapan Sekte kalian dengan situasi yang terjadi pada saat ini”? tanya Shizi dengan tenang.Fu Tong dan Jin Hua tahu arah tujuan pembicaraan Shizi yang menyangkut pada kekisruhan yang terjadi antara aliran hitam dan aliran putih.Fu Tong mendekatkan dirinya pada Shizi lalu berkata sambil sedikit berbisik, “ Lima Sekte aliran putih terkuat d
Bab 189.Shizi, Fu Tong dan Jin Hua duduk bersama mengelilingi masakan yang dibuat Shizi, tampak mereka berdua begitu menikmati makanan yang dibuat Shizi itu.“ Ini sup daging apa? Rasanya begitu enak! Dan setiap daging yang kumakan mengisi kembali energi di tubuhku!” seru Jin Hua sambil terus menyuapkan sup daging ke dalam mulutnya.“ Jangan bicara ketika makan, nikmati dan habiskan saja, buat dirimu kenyang,” ujar Shizi penuh penekanan.Shizi dengan tenang memakan masakan buatannya, Jin Hua yang diberi peringatan oleh Shizi hanya bisa tersenyum setelahnya.“ Dia ini sangat tegas dan berprinsip, makan saja harus mengedepankan tata krama.” "Benar-benar tidak seperti orang biasa," batin Jin Hua sambil terus menikmati masakan Shizi.Fu Tong yang duduk di sebelah Jin Hua juga menikmati masakan Shizi dengan sangat lahap. Setelah makanan di mangkuk mereka habis tak bersisa, Fu Tong pun angkat bicara. "Shizi, masakanmu benar-benar lezat! Aku belum pernah makan masakan yang seperti ini s
Bab 188. Kedua orang yang diselamatkan Shizi terlihat tertidur dalam kolam obat Shizi. Sementara itu, Shizi sendiri telah menyelesaikan proses pemotongan Beast Kadal Pasir untuk mengambil bahan berharganya. “Sudah kuduga, ternyata pasirnya beracun!” ujarnya pelan. Shizi kemudian mengambil potongan utuh kepala Beast Kadal Pasir tersebut, ia kemudian menempatkan masing-masing kepala Beast tersebut ke dalam bak obatnya. Setengah batang dupa berlalu. Sang wanita bangun dari tidurnya, perlahan matanya terbuka. Wajahnya seketika memucat saat melihat apa yang ada di hadapan wajahnya. “ Kyaaaaa!” teriaknya dengan keras. Shizi menatap santai sang wanita, sedangkan sang pria terbangun dari tidurnya karena jeritan tersebut. Wajah sang pria berubah buruk seketika, bagaimana tidak? Hal yang pertama kali dilihatnya adalah Kepala Beast Kadal Pasir yang menyembul dari dalam air. “Jangan terkejut, itu bagian dari pengobatan kalian,” ucap Shizi dengan santai. “ Bagaimana mungkin hal