Bab 101. Ingin tahu.Esok harinya.Shizi menatap dalam wajah ibunya, tampak rona wajah dan warna kulit di tubuhnya kini tidak pucat seperti saat pertama kali datang.Hal itu tentu menjadi kabar gembira untuknya meski ibunya belum sadarkan diri.“ Aku tak mengerti dengan kondisi ibu saat ini, aku merasa janggal karena jalur energi yang dimiliki ibu begitu berbeda, entah kenapa bisa seperti ini!” Ujarnya tak mengerti.Meski ia memiliki pengetahuan pengobatan kuno dan tradisional, namun untuk pertama kalinya semua pengetahuan itu tidak bisa digunakan.Ia benar benar menemukan kebuntuan dalam menghadapi situasi dan kondisi ibundanya itu.“ Huft, inilah kenapa ada peribahasa di atas langit masih ada langit, jelas hal itu sebagai pengingat agar diri selalu membumi dan jangan pernah berpuas diri atas apa yang dimiliki.” ujarnya bermonolog.Shizi memperbaiki letak selimut yang menutupi tubuh ibunya, setelahnya ia kemudian beralih membetulkan posisi selimut gadis muda yang terbaring di si
Bab 102. Shizi tertegun dengan apa yang Duyong ceritakan, ia tak menyangka jika ayahnya adalah bagian keluarga inti Klan Li yang merupakan Klan pemimpin Kerajaan Langit.Meski begitu, ayahnya yang bernama Li Xiong Shi yang juga merupakan seorang pangeran, tidak tertarik untuk memimpin Kerajaan Langit dan lebih memilih menjauh dari urusan istana.“Jadi,apa Tuan Muda mau bertemu dengan tuan?” tanya Duyong cepat.Shizi menggelengkan kepalanya, dari sana ia lanjut berkata.”Seperti yang kukatakan sebelumnya, aku rasa saat ini bukan waktu yang tepat. Lagipula yang aku pikirkan saat ini adalah cara untuk membuat ibu sembuh seperti sedia kala.”Duyong mengangguk paham, ia pun tak memperpanjang urusan yang tampak jelas jika Tuan Muda nya itu tidak ingin membahasnya.“Kalau begitu aku pergi sekarang, tolong kabari aku jika ada hal yang terjadi disini.” pinta Shizi penuh penekanan.“Baik,Tuan Muda. Jika ada hal yang penting aku pastikan secepat mungkin Tuan Muda akan mengetahuinya.” Ucap Duyong
Bab 103. Sakit jantung.Shizi tetap tenang meski semua pasang mata tertuju padanya, tampak jelas jika tatapan tajam tentunya datang dari kelompok tabib yang datang bersama Wakil Menteri, Gong Pang.“Lancang, siapa yang memberimu izin untuk berbicara!” seru Gong Pang dengan penuh amarah.Gong Pang menatap pada Raja, dari sana ia pun berkata kembali.” Yang Mulia, Tabib Muda ini sangat lancang, ia mengganggu proses pengobatan Pangeran,berikan hukuman padanya, Yang Mulia!” Serunya dengan serius.Tabib Tong Bahu langsung angkat bicara.”Yang Mulia, tolong dipertimbangkan ulang. Kami memanggil Tabib Shizi kemari untuk meminta saran dan pertimbangannya.” “Namun, Perdana Menteri kiri dan wakil menteri memaksa untuk melakukan akupuntur ini sebelum kami menyelesaikan diagnosa kami.” “ Untuk itu mohon pertimbangan Yang Mulia.” jelas Tabib Tong untuk memperkuat argumennya.Yang Mulia Raja kemudian menatap ke arah Shizi, dari sana ia pun angkat bicara.” Kenapa kau berkata sebelum aku memintamu b
Bab 104.Janggal. Shizi menjelaskan apa yang terjadi pada Pangeran ketiga pada Raja, apa yang diterangkannya sontak membuat Raja emosi karenanya. “Jadi Pangeran Ketiga sakit jantung? Kenapa ini bisa terjadi?” Tanya Raja serius. Shizi pun menjawab dengan hati hati.” Aku tidak tahu, Yang Mulia, tapi dilihat dari gejala dan apa yang terjadi pada tubuhnya, aku merasa ada sesuatu hal yang memicu jantungnya menjadi sakit.” jelas Shizi yakin. Sang Raja dan semua orang tertegun dengan penjelasan Shizi, jelas kata katanya merujuk pada seseorang yang mungkin meracuni sang pangeran. Tentunya hal itu membuat gempar semua orang yang ada di ruangan tersebut. Sang Raja sampai bangkit dari duduknya, ia kemudian menatap Shizi dengan tatapan penuh arti. Semua orang terdiam,kini mereka menunggu apa yang akan Sang Raja katakan. “Apa kau yakin dengan apa yang kau katakan?” “Apa kau bisa menyembuhkannya?” tanya Raja mencari penegasan. “Yang Mulia, Aku akan berusaha.” jawab Shizi dengan t
Bab 105. Wewangian.Tiga hari berlalu Tampak kondisi Pangeran Ketiga kini telah lebih baik setelah dirawat penuh oleh Shizi, Tabib Tong dan Tuan Qin. Kondisinya pulih dengan cepat karena Shizi mengurus semuanya dengan teliti.Mulai dari pembersihan ruangan, makanan yang disediakan dan tentunya obat yang digunakan.Hal itulah yang membuat Pangeran Ketiga benar benar sehat dan kembali pada kondisi terbaiknya.Di ruangan kamar Pangeran Ketiga, Shizi datang membawa membawa nampan berisi ramuan obat yang dibuatnya. Melihat itu, segera Pangeran Ketiga, Tian Gi,menunjukan wajah kusutnya.“Apa aku masih harus makan dan minum ramuan obat itu?” Tanyanya sambil menunjuk ke arah ramuan obat yang dibawa Shizi.Jelas kata katanya menunjukan keluhan atas obat buatan Shizi itu yang pastinya tidak enak rasanya.Shizi tersenyum, ia kemudian meletakan ramuan obat dan cemilan yang dibawanya di atas meja.Tampak setangkai bunga matahari,buah Ciplukan dan ramuan obat yang dibuat dari tanaman Gedi menjad
Bab 106. Tiga rencana.Song Ong menatap datar pada Gong Pang dan para tabib dari sekolah tabibnya yang kini sedang menerima hukuman cambuk darinya.Sambil menatap mereka, pengawal pribadinya menceritakan apa yang terjadi sampai bisanya mereka dihukum seperti itu.“Bajingan itu lagi, dia terus menjadi penghalang dan perusak rencanaku, ini tidak bisa dibiarkan!” serunya penuh kekesalan.Song Ong menatap dingin pada pengawalnya, ia kembali berkata.” Kita harus cepat menghabisinya, malam ini kita akan lakukan rencana itu!” ujarnya dengan angkuh.“Baik,tuan muda!” jawab Sang Pengawal dengan patuh.Sang Pengawal pergi dari hadapan Song Ong, setelah melihat kepergiannya, Song Ong pun memasuki ruangannya.Song Ong duduk di kursi kebesarannya sambil memikirkan semua masalah yang ada di hadapannya.“Sial … bagaimana ini, jika semua rencana gagal dilakukan maka Pangeran Goru akan membuat situasi Klan Song semakin sulit!”“Ini tidak bisa dibiarkan, aku harus melakukan sesuatu secepat mungkin dan
Bab 107. Gege dan MeimeiShizi dan Tang Rui berdiri menunggu kedatangan Putri Nara dan Wang Suyi di gerbang timur istana. Setelah menunggu beberapa waktu tampak Wang Suyi dan Putri Nara datang dari dua arah yang berbeda.Putri Nara datang dari arah dalam istana, ia yang mengenakan pakaian Hanfu biasa berwarna merah muda dengan sedikit aksesoris di pakaian dan rambutnya, hal itu membuat penampilannya begitu sederhana namun mempesona.Putri Nara datang bersama dua orang pengawal wanita yang menggunakan pakaian biasa, jelas para pengawal pribadinya itu menyesuaikan dengan pakaian santai yang dikenakan oleh tuannya.Di sisi lain, Wang Suyi datang bersama seorang pendampingnya, ia tampak anggun dan berkelas dalam balutan Hanfu yang didominasi warna putih dan hitam, pakaian yang ia kenakan itu membuat aura dewasanya begitu terlihat.“Gege, bukankah kita hanya akan melihat Pasar Rakyat saja? Tapi dilihat dari dandanan mereka jelas sekali jika mereka menganggap ini adalah kencan.” ujar Tang
Bab 108. Penyergapan.Shizi kembali pulang dengan menenteng banyak bawaan di tangannya, sedangkan ketiga gadis berjalan di depannya sambil berbincang santai.Ketiganya terlihat sangat senang setelah menghabiskan waktu di Pasar Rakyat tersebut.Meski begitu, ia bisa melihat ada hal yang berbeda terjadi antara Putri Nara dan Wang Suyi di mana aura persaingan terjadi antara keduanya.“Apa itu cuma perasaanku? Tapi aku merasa itu memang benar terjadi.” ucap Shizi sambil memperhatikan interaksi ketiganya.Sambil berjalan, Shizi menatap ke arah langit dan jalan yang mereka lewati. Tampak bulan bersinar dengan terang dan jalanan menuju istana terlihat begitu sepi.“Cuacanya bagus dan ini sepertinya belum terlalu larut, tapi kenapa jalanan ini begitu sepi?” Pikirnya sambil melihat sepanjang jalan dan sekelilingnya.Hanya ada mereka bertujuh di mana Tang Rui, Wang Suyi dan Tian Nara berjalan di depan, ia berjalan di belakang mereka dan tiga pengawal Nara dan Suyi berjalan di belakang mereka.I
Bab 128. Menunjukan diri.Keempat Taiyi Agung, Cui Shu, Lui An, Zheng Yin dan Zhao Yi memperhatikan tindakan yang diambil Shizi saat ini.Tampak anak muda tersebut menyiapkan delapan cawan kecil yang di dalamnya diisi empat ramuan yang telah disiapkannya.“Apa yang akan kau lakukan?” tanya Cui Shu, sang Taiyi Agung wanita dengan penasaran.“ Apa yang terjadi pada Ibu Suri dan Permaisuri jelas keracunan, maka dari itu aku akan mencari jenis racun yang digunakan dengan melakukan percobaan pada darah mereka.” jelas Shizi dengan yakin.Keempat Taiyi Agung menunjukan keterkejutannya, bagaimana tidak! Itu karena teknik yang Shizi lakukan adalah sesuatu yang sangat sulit dilakukan dan juga tidak banyak yang dapat menggunakan teknik tersebut.Bahkan keempat Taiyi Agung pun belum tentu bisa menggunakan teknik kuno tersebut.“Jangan bercanda, anak muda. Apa yang kau lakukan itu adalah hal yang sulit dilakukan, bahkan kami saja belum tentu mampu melakukannya.” ujar Lui An serius.“Apa yang membu
Bab 127.Pagi menjelang.Shizi kembali menjalankan pekerjaannya, kedatangannya disambut sukacita semua anggota Klinik Istana Dalam dan Klinik Nushi.Shizi menatap semua dayang, tabib dan kasim yang ada di ruangan, tampak semuanya hadir, hanya tiga orang yang tidak ada di sana. “Dayang Sun, Tabib Rin Na dan Wang Suyi. Hanya mereka yang tidak ada disini. Tampaknya Wang Suyi mendapat tekanan dari Klannya.” Batin Shizi.Kasim Mo angkat bicara.” Tabib Shizi, aku mendapat kabar dari Menteri Qin, ia memberitahukan jika Tabib Wang Suyi tidak akan bersama kita lagi, ia resmi mengundurkan diri hari ini.” jelasnya.“Bagus.” “Aku senang mendengarnya.” “Benar, ia tak tahu malu.” Respon para Tabib Nushi terdengar jelas di telinganya, bisa dikatakan mereka semua meluapkan emosi dan ketidaksukaannya atas kejadian sebelumnya.“Sudah, kita tak perlu mengotori hati dan pikiran kita dengan hal yang sudah terjadi. Yang lebih penting saat ini adalah kedepannya.” “Kejadian kemarin adalah bukti jika sit
Bab 126. Informasi.Shizi kembali ke kediamannya, kedatangannya langsung disambut rasa sukacita dari semua penghuni kediamannya tersebut.“Tuan Muda, selamat datang kembali.” ujar Dayong sembari memimpin semua orang memberikan penghormatan pada Shizi.“Terima kasih sambutannya.” jawab Shizi diakhiri dengan memberikan senyumannya.Dayong kembali angkat bicara.” Tuan Muda, kami telah menyiapkan jamuan khusus untuk menyambut kedatangan Tuan Muda.” “Karena itu–” Shizi langsung memotong perkataan Dayong.”Terima kasih, tapi itu nanti saja, ada hal penting yang harus kulakukan terlebih dahulu.” ujar Shizi sambil menunjukan raut wajah seriusnya.Melihat keseriusan Shizi membuat Dayong dan yang lainnya bisa mengira jika Tuan Mudanya akan mengambil tindakan atas suatu hal.Segera mereka mengikuti Shizi yang pergi menuju ruangan dimana ibunya berada.Shizi duduk di samping sang ibunda tercinta, dari sana ia kemudian memeriksa ibunya dan juga gadis yang terbaring di samping ibunya.Setelah me
Bab 125. Taiyi Agung.Shizi memperhatikan empat orang yang bersama Perdana Menteri Kerajaan Langit, tampak keempat orang itu memeriksa kondisi jasad Dayang Sun dengan seksama.Pandangan Shizi terarah pada Raja Tian dan anggota keluarga inti kerajaan, di matanya terlihat Selir Pertama begitu gelisah dengan kehadiran kelima orang itu.Namun, ia tak bisa menebak siapa orang yang membuat Sang Selir Pertama gelisah.“Yang Mulia, kami berempat telah berembuk dan hasilnya kami memutuskan jika apa yang dikatakan anak muda itu benar adanya. Tidak ada satupun diagnosanya yang salah.” ujar pria tua pertama yakin.Sang wanita dalam kelompok tersebut pun ikut angkat suara.” Benar, Yang Mulia. Keputusan kami bulat tentang itu … Dan, mungkin Taiyi Qingyun mau memberikan penilaiannya untuk mengimbangi diagnosa kami?” Tutur pria tua kedua penuh arti.Dengan cepat Qingyun pun menjawab.” Aku…aku tentu tak akan berani mengintervensi penilaian keempat Taiyi Agung, jelas aku setuju penilaian Master berempa
Bab 124. Mayat yang berbicara. Shizi menatap prajurit yang membawa jasad Dayang Sun, tampak mereka meletakan jasadnya di atas meja yang telah disiapkan sebelumnya dan ditempatkan di tengah ruangan. Kini jasad Dayang Sun terbaring di atas meja dengan tubuh seluruhnya tertutupi oleh anyaman bambu yang biasa digunakan untuk membungkus mayat. Disisi lain, Song Ong pun mendatangkan seorang pria tua berambut putih dan berjenggot panjang. Dari ciri ciri pria tua tersebut jelas ia adalah Taiyi yang menjadi perbincangan. Song Ong pun segera angkat bicara.” Yang Mulia, kami telah berbincang dengan Tabib Sakti Qingyun, sebagai tabib yang telah malang melintang di dunia pengobatan ia mengatakan jika tidak mungkin ada hal seperti yang tersangka katakan.” “Jelas sekali jika ia sedang membohongi kita semua!” Tuturnya dengan menggebu gebu. Tabib Qingyun pun ikut berbicara.” Yang Mulia, aku telah bekerja di beberapa sekte dan di Kekaisaran Sun, banyak Taiyi hebat disana dan dari sekian banyak t
Bab 123. Kesaksian.Hari persidangan.Brakk.Song Ong memukul meja di depannya dengan kuat hingga terbelah, tampak wajahnya memerah karena amarah.“Kenapa bisa begini, kenapa Pengadilannya tidak dilakukan di Bumen Kehakiman dan malah dipindahkan ke Istana!” “Kenapa bisa begini!” teriaknya penuh emosi.Pejabat Kementerian Kehakiman yang memberi kabar pada Song Ong pun melanjutkan perkataannya.“Tuan Muda, hal ini terjadi karena Pangeran Pertama dan Pangeran Ketiga meminta hal tersebut, hal itu didukung pula oleh Perdana Menteri Kanan dan juga Menteri Kesehatan.” “ Alasan mereka meminta hal ini karena mereka tidak ingin kesalahan yang terjadi di Istana Dalam terulang kembali.” jelasnya dengan nada ketakutan.Song Ong geram, ia lanjut berkata.” Apa kedua Pangeran itu bodoh? Jelas jelas Ibu dan nenek mereka yang teracuni dan kondisi mereka masih belum bisa dipastikan. Tapi mereka mengambil tindakan sejauh ini, benar benar tidak masuk akal!” ujarnya dengan penuh emosi.“ Tuan Muda, kuden
Bab 122. Berhadapan.Shizi mendekam di dalam penjara kerajaan,tampak olehnya banyak anggota Bumen Kehakiman dan penjaga Istana menjaga ketat area tersebut. Tak seorang pun diizinkan masuk untuk menemuinya.Dari tempatnya ia bisa mendengar keriuhan yang terjadi di luar penjara yang menunjukan jika para penjaga mempersiapkan acara persidangan untuknya.Shizi duduk di lantai, ia memikirkan apa yang terjadi hari ini dan kemungkinan yang ada.“ Wang Suyi, Rin Na dan Dayang Sun…., meski aku menampik semua logika yang muncul dalam pikiranku namun semua kemungkinan tertuju pada kalian bertiga.” “Kuharap ini tidak seperti yang aku pikirkan … tapi, aku tak menyangka jika ayah dari Wang Suyi yang terkenal bijak bisa bertindak sejauh ini.” batinnya.Lamunannya buyar tatkala penjaga yang menjaga sel nya kini telah berganti. Dua orang penjaga baru kini menjaga di luar sel nya.Tuk.Penjaga yang berada di sisi sebelah kanan melemparkan sebuah bungkusan di dekatnya.“Tabib, kami prajurit dari Pasuka
Bab 121. Ditangkap.Menjelang sore.Shizi fokus pada perawatan pasien yang ditanganinya, tiba tiba ia mendengar banyak banyak langkah kaki dan keriuhan di depan klinik.Sha Zhi memasuki ruangan Shizi dengan terburu buru.“Tabib Shizi, gawat, di luar … di luar ada pasukan Istana Dalam dan juga pasukan dari Kehakiman!” ucapnya dengan penuh kekhawatiran.Shizi mengernyitkan keningnya, ia sampai menghentikan tindakannya setelah mendengar ucapan Sha Zhi.“Memangnya apa yang terjadi, apakah ada masalah?” tanya Shizi serius.Belum sempat Sha Zhi berkata, beberapa orang dari Bumen Kehakiman memasuki ruangan Shizi, dengan kasar mereka mendorong Sha Zhi ke samping lalu empat orang diantara mereka menghunuskan pedang dan mengarahkannya pada Shizi.Di belakangnya, seorang pria paruh baya yang mengenakan pakaian menteri kerajaan masuk bersama orang orangnya.“Tabib Shizi, aku Wang Wei, Menteri Kehakiman. Atas perintah Perdana Menteri Kiri aku akan menangkapmu karena melakukan upaya pembunuhan pada
Bab 120. Jebakan.Menjelang pagi hari Shizi kembali klinik Istana Dalam. Seperti biasa, tampak olehnya jika para penghuni Istana Dalam sudah mengantri untuk mendapatkan pelayanan medis dari kliniknya.Kedatangan Shizi disambut tatapan kagum dari semua orang, jelas dari sorot mata dan raut wajah mereka semua ada perasaan berbeda saat menatap sosok Shizi saat ini.“Tabib Shizi, seperti biasanya, kau datang lebih awal.” ujar Kasim Mo saat melihat Shizi memasuki ruangannya.“Yah, mengawali lebih awal selalu menyenangkan dan juga akan memperpanjang waktu senggang nantinya.” jawab Shizi dengan santai.“Dengan begini aku bisa tenang, setiap giliranmu libur selalu menjadi masalah tersendiri di Istana Dalam.” Keluh Kasim Mo penuh arti.Tentu saja perkataan sang Kasim bukan tanpa sebab, memang hal tersebut menjadi rutinitas nyata yang berulang.Shizi hanya tersenyum sebagai ungkapan jawaban, ia sadar betul meski catatan dan pengetahuannya telah dibagikan pada semua tabib Istana Dalam, namun itu