Bab 68. Membangkitkan tenaga dalam.Shizi dibawa oleh Tang San ke sebuah puncak bukit yang berada tak jauh dari kawasan pemukiman prajuritnya.“ Tempat ini paling cocok untuk membuka tenaga dalammu, apa kau siap?” Tanya Tang San dengan serius.“ Aku siap, jenderal!” Jawab Shizi tanpa ragu.“ Kau sudah mempelajari kitab yang diberikan oleh istriku?” Tanya Tang San kembali.“ Sudah, jenderal!” Jawab Shizi cepat.Tang San menganggukan kepalanya lalu berkata kembali.“ Baiklah kalau begitu kau bisa memulainya!” Ujarnya kembali.Shizi kemudian duduk bersila di tanah, ia mengingat kembali apa yang telah dipelajari sebelumnya.Tenaga dalam dapat dibangkitkan melalui latihan pernapasan, seperti pernapasan perut, pernapasan dada, dan pernapasan pundak. Latihan pernapasan ini bisa dilakukan sendiri atau dengan bantuan orang lain.Sambil duduk bersila, Shizi kemudian mengambil gerakan menghadapkan kedua telapak tangan dengan memberi jarak sekitar satu jengkal tangan, ia berkonsentrasi,mencoba
Bab 69. Praktek.Shizi menghembuskan nafas panjang perlahan, tampak udara yang dikeluarkannya berupa uap putih pekat.Keringat membasahi tubuhnya, bahkan pakaian di area punggungnya dan tangannya berwarna kuning karena keluarnya kotoran dari tubuhnya.Tang San mendekat ke arah Shizi, tampak dari raut wajahnya yang serius menunjukan banyak pertanyaan padanya.“ Katakan padaku, seberapa besar ukuran bola tenaga dalammu?” Tanya Tang San serius.Lanjutnya.” Biasanya besaran bola tenaga dalam seorang pemula hanya sebesar ibu jari tangan orang dewasa, melihat proses yang kau jalani aku yakin itu pasti lebih besar dari itu!” Jelasnya.Shizi berpikir sejenak untuk mengingat pengumpulan tenaga dalam yang dilakukannya.“ Jenderal, aku tidak begitu yakin dengan besar ukurannya, namun kukira itu sebesar kepalan tanganku dan bermuara di bawah perut.” “ Selain itu, bola tenaga dalamku kurasa memiliki akar di bagian bawahnya yang tersambung dengan satu titik di tulang ekor.” Jelas Shizi apa adanya
Bab 70. Masalah.Cen Du menyerahkan sebuah surat pada Shizi, ia membuka surat itu lalu membacanya dengan seksama.“ Tuan Cao Yongjing mengirimkan surat resmi ini agar kau segera kembali untuk melaksanakan pekerjaanmu di Bumen Istana dalam secepatnya.” Jelas Cen Du dengan enggan.Lanjutnya, “ tampaknya selain agar kau tidak ‘ditahan’ lebih lama lagi disini kemungkinan ada sesuatu yang terjadi di Bumen Istana dalam.” Ujarnya berpendapat.“ Aku paham, tuan. Lagipula aku telah menyelesaikan pekerjaanku disini.” Jawab Shizi kembali.“ Karena ini surat resmi maka segeralah bersiap, biar aku yang melaporkan hal ini pada Jenderal Tang San.” Ujar Cen Du kembali.“ Baiklah, tuan.” “ Tapi bisakah aku meminta tolong pada tuan?” Tanya Shizi.“ Apa itu?” Seru Cen Du penasaran.“ Tolong sampaikan permohonan maafku pada Nyonya Dian Ning karena belum bisa menemukan apa yang terjadi padanya.” “ Sebagai ucapan permohonan maafku aku telah membuatkan sesuatu untuk nyonya Ning yang mungkin bisa berguna u
Bab 71. Istana dalam.Shizi pergi menuju istana kerajaan, tentunya ia harus menuju kesana karena istana dalam letaknya berada di dalam kompleks istana kerajaan.Setelah masuk melalui gerbang utama istana ia kemudian berjalan menuju gerbang dalam sebelah barat untuk bisa menuju istana dalam.Tampak olehnya penjagaan masuk menuju istana dalam begitu ketat dimana setiap orang yang masuk kedalamnya diperiksa perizinannya dengan detail.“ Aku tabib Bumen Istana dalam yang baru.” Ujar Shizi sambil menunjukan lencana tabibnya dan gulungan yang dibawanya pada penjaga yang berjaga di pintu gerbang masuk.Seorang penjaga memeriksa surat yang dibawa Shizi, dari sana ia langsung berkata.” Tuan, silakan ikut aku.” Ujar sang penjaga yang memeriksa.Meski merasa aneh namun Shizi tak menolak permintaan sang penjaga, ia mengikutinya dan berjalan di belakangnya.Sang penjaga membawa Shizi ke sebuah kediaman yang memiliki banyak penjaga dan dayang. Bahkan ia melihat dua rombongan dayang istana berdiri d
Bab 72. Bertemu.Pagi harinya.Shizi keluar dari klinik untuk menghirup udara segar setelah semalaman berjibaku membereskan bagian dalam klinik. Baru saja ia memijak halaman tampak seorang kasim telah berada di depan kliniknya.“ Salam tabib Shizi, namaku kasim Mo, aku ditugaskan oleh permaisuri untuk membantu tugasmu disini.” Ujarnya tanpa basa basi.Shizi menganggukan kepalanya tanda menerima hormatnya, dari sana ia pun angkat bicara.” Syukurlah, tadinya aku berpikir akan menjalani hari ini seorang diri, jika itu benar terjadi maka pastinya akan banyak membuang waktu yang ada.” Jawab Shizi yang membuat sang kasim keheranan.Shizi dengan cepat kembali masuk kedalam klinik, tak lama ia kembali menemui Kasim Mo sambil membawa secarik kertas yang ditulisnya.Shizi memberikan catatan tersebut kepada sang kasim.“ Ini rencana yang akan kulakukan hari ini, mohon bantuannya!” Seru Shizi dengan sopan.Kasim Mo tertegun melihat catatan yang dibuat Shizi, jelas sekali jika ia terkejut dengan i
Bab 73. Racun.Shizi memilih mengalihkan tatapannya pada Zhun Yi dibanding menatap balik Wang Suyi, ia melakukan itu karena tahu betul kini pandangan semua orang terarah padanya.“ Tadi aku melihat para dayang selir ketiga membawa kembali makanannya, katanya itu diperintahkan oleh kau, apa benar?” Tanya Zhun Yi dengan nada gemulai namun dengan tatapan penuh intimidasi.“ Benar tuan.” Jawab Shizi dengan tenang.“ Kau juga yang memerintahkan untuk tidak memberikan obat yang kuresepkan pada selir ketiga, apa itu juga benar?” Tanyanya kembali.Zhun Yi menatap tajam pada Shizi,sorot matanya menunjukan ketidaksukaan yang besar padanya.” Siapa yang memberikanmu kualifikasi untuk melakukan itu? Apa kau lupa jika kau hanya seorang tabib tingkat delapan, tabib tingkat de-la-pan!” Seru Zhun Yi penuh penekanan dengan nada suara ditinggikan.Sontak hal itu membuat semua orang yang berada di area itu pandangannya tertuju pada mereka, sedikit keramaian saja sudah pasti menjadi bahan perhatian bagi p
Bab 74. Bersihkan.Shizi fokus kembali untuk menyembuhkan sang bayi, sedangkan selir kelima dan semua dayangnya terlihat kebingungan setelah mendengar kata kata Shizi. Mereka ingin bertanya lebih lanjut namun melihat Shizi lebih fokus pada penyembuhan bayi mereka pun urung melakukannya.Selir keempat angkat bicara.” Lalu bagaimana dengan putraku?” Tanyanya sambil menatap Shizi dan tabib Zhun Yi serta tabib wanita yang bersamanya.Zhun Yi yang tidak mau kehilangan muka lebih jauh lagi kemudian ia turun tangan, Wang Suyi pun dan beberapa tabib segera membantunya.Selir kelima menyerahkan bayi yang ada di pangkuannya pada Wang Suyi, dari sana Wang Suyi membaringkannya diatas ranjang.Bayi berbaring di ranjang, pada saat itu terjadi tangis bayi terdengar lebih keras dari sebelumnya, bahkan sang bayi sampai menangis tanpa suara.Tabib Zhun Yi segera memeriksanya dibantu Wang Suyi, tampak ada kerutan di kening mereka berdua yang jelas menunjukan tidak mengerti apa yang terjadi.Shizi menat
Bab 75. Cemas.Di halaman belakang kediaman selir keempat.Shizi sibuk membuat rebusan ramuan untuk kedua pangeran kecil. Mengingat usianya mereka berdua yang masih bayi maka ia pun hanya bisa memberikan keduanya obat melalui ibunya.Satu guci besar dan dua teko tanah liat kecil menjadi tempat untuk memasak ramuan obatnya. Dua teko tanah liat kecil itu tentunya untuk diminum selir keempat dan selir kelima, adapun ramuan yang direbus dalam guci besar adalah ramuan yang dibuat untuk para dayang.“ Ada yang bisa kubantu?” Tanya Wang Suyi pada Shizi yang sibuk mengipas bara api untuk memanaskan ramuan.Shizi menoleh ke arah sumber suara, tampak Wang Suyi lah yang berkata padanya.Belum sempat Shizi menjawab, Wang Suyi sudah mengambil sebuah kipas yang ada di tangan kiri Shizi, ia pun langsung mengambil sikap duduk dan mengipasi bara api yang digunakan untuk memanaskan ramuan.Shizi yang tidak bisa menolak akhirnya kembali melakukan tindakan serupa, kini keduanya mengipasi bara api tanpa a