Bab 43. Memulai perjalanan.Keesokan harinya.Shizi menatap Nyonya Ren, Er Lang, Su Ji dan ketiga kakak angkatnya, Hua Shi, Mu Rong dan Lu Xiao serta semua anggota paviliun Dandelion.Tampak mereka semua menunjukan kegembiraannya untuk mengantarkan Shizi yang memutuskan berangkat ke ibukota lebih awal.Hatinya menghangat melihat mereka semua melepas kepergiannya.“ Kau yakin akan berangkat sekarang dan pergi seorang diri?” Tanya Lu Xiao mencari penegasan.“ Iya kak, aku yakin.” “ Berangkat sekarang akan membuatku lebih santai kedepannya dan aku juga bisa mencari pengalaman baru di luar sana.” Jawab Shizi yakin.“ Kenapa begitu mendadak, kalau begini aku tak bisa mendampingimu!” Seru Er Lang dengan kesal.“ Tidak apa kak, nanti kita bertemu di ibukota saja. Lagipula aku ingin melatih kemampuanku juga. Aku akan jaga diri jadi kakak tak perlu khawatir.” “ Jika ada bahaya maka aku lari secepatnya!” Seru Shizi.Nyonya Ren pun ikut berkata.” Ya, lari juga bukanlah hal yang buruk, itu ada
Bab 44.Nyawa lebih berhargaSetelah selesai memeriksa mereka semua kemudian Shizi memeriksa catatan catatan dan informasi yang dia minta baik dari penduduk yang sehat maupun yang sakit.Meng bersaudara duduk berkumpul bersama beberapa pemuda lainnya yang membantu Shizi.Mereka semua menyampaikan temuannya kepada Shizi , Shizi berpikir beberapa saat sambil menghubung hubungkan antara hasil pemeriksaan, informasi makanan yang dimakan, bahkan situasi lingkungan dalam beberapa hari kebelakang." Kalau begitu sudah jelas, kemungkinan besar para penduduk sakit karena keracunan, mereka keracunan setelah minum air dan mengkonsumsi ikan dari sungai" jawab Shizi tegas"Kakak Zhao tolong bawa beberapa orang periksa sepanjang pinggiran sungai ke hulu, apakah ada benda yang tak lazim yang ada di sekitar sungai, bila ada temuan apapun secepatnya kabari! "" Baik!" jawab Meng Zhao cepatShizi kemudian membuat ramuan obat anti racun ringan dan beberapa ramuan herbal lainnya untuk mengurangi ge
Bab 45. Serangan.Shizi mengeluarkan banyak bahan obat yang ada di tas rotannya, dari sana ia mulai meramu semua bahan obat itu lalu dimasaknya setelah semua siap.Ia membuat ramuan penghilang timbal terlebih dulu dengan cara memasaknya menggunakan pot masak obat yang tersedia.“ Benar, cangkang abalon ditambah hujan yang terus menerus lalu efek minuman arak. Dua dari tiga bahan ini saja telah membuat racun bagi tubuh. Itulah kenapa gejalanya berbeda beda.” “ Sepertinya aku perlu banyak melakukan percobaan lainnya untuk bisa menemukan hal hal aneh yang terjadi di alam.” Pikirnya sambil memasak ramuan obat.Karena banyaknya penduduk yang sakit akan sangat buang buang waktu untuk memasak obat dengan menggunakan pot obat kecil sehingga Shizi memilih menggunakan gentong tanah liat besar sebagai gantinya.Dalam tempo tiga dupa, ramuan obat penghilang racun timbal itu berhasil dibuat, proses pemberian obat pun berlangsung sampai menjelang malam hari.Mengobati puluhan orang dalam sekali
Bab 46. Tidak pilih pilih.Pasukan kota telah mundur jauh, Shizi menarik pisau nya dari leher wanita muda itu, Shizi membuat wanita muda itu pingsan dan menghentikan pendarahannya, lalu membawa wanita muda itu masuk ke balai ke desa.Shizi merasakan pria tua itu memperhatikannya meski dari jarak yang cukup jauh, namun Shizi tidak memperdulikannya. Prioritas utamanya adalah penduduk desa Awan.Dia mengkhawatirkan keadaan semua penduduk, belum selesai permasalahan keracunan, sekarang ditambah dengan penduduk yang terluka akibat serangan pasukan kota.Shizi memasuki balai desa, kepala desa dan penduduk berkerumun disana, hatinya terasa nyeri melihat belasan orang mati dengan panah yang menancap di tubuhnya.Melihat Shizi datang penduduk yang sedang berkerumun memberikan jalan padanya.Shizi menurunkan wanita muda yang masih tak sadarkan diri itu dari punggungnya dan meletakkannya di depan kepala desa." Tuan Meng Zi , Tuan kenal dengan wanita ini?” Tanya Shizi." Ah ini putri dari
Bab 47. Pergi.Shizi memejamkan matanya, dalam pikirannya ia merasa cukup aneh dengan dirinya saat ini. Bagaimana tidak! Insting yang tiba tiba muncul memberitahu situasi yang berbahaya, melempar pisau ke arah kegelapan dan fokus menjahit luka semua orang yang terluka.Semua hal itu benar benar tidak ia duga dan masih belum bisa dipahaminya kenapa ia bisa dengan sendirinya melakukan semua hal itu.“ Apakah ini terjadi karena kebiasaanku sewaktu berada di gua bawah sungai? Apa ini karena kebiasaanku yang suka naik turun bukit pada malam hari dan tinggal disana?” Batinnya penuh tanya.Semua ia pikirkan dengan baik baik karena pastinya ada sesuatu yang terjadi yang menyebabkan itu semua.Gua bawah sungai tempat selama ini dirinya terjebak nyatanya adalah tempat yang cukup berbahaya. Selain gelap dan banyak hewan melata beracun yang muncul dari dinding gua terkadang aliran sungai yang meluap pun memunculkan ular berbisa yang membuatnya cukup kewalahan.Belum lagi kegiatannya selama tingg
Bab 48. Satu kematian sama dengan seribu kehidupan.Shizi berjalan menyusuri jalan hutan, selama perjalanan ia banyak berhenti untuk mengambil tanaman obat yang ditemuinya. Tak lupa ia juga mencatat letak tanaman obat yang jarang ditemuinya itu dalam catatan yang dibawanya.Shizi berhenti sejenak, ia menajamkan pendengarannya, setelah yakin dengan apa yang didengarnya Shizi segera berjalan cepat ke arah sumber keributan yang didengarnya.Shizi mengintip dari balik batang pohon besar, ia menatap ke arah jalan dimana pertarungan terjadi.Tampak sebuah kereta kuda mewah yang dijaga ketat oleh belasan orang prajurit dan beberapa pengawal,sedangkan di sekeliling mereka terdapat lebih dari tiga puluh orang berpakaian hitam dengan memakai penutup wajah mengepung mereka.Meski kalah jumlah, para prajurit dan pengawal tersebut bisa bertarung seimbang dengan para penyergap, dari kubu para prajurit tiga pengawal kereta kuda mewah itu bisa melawan beberapa orang penyergap sekaligus."Lindungi n
Bab 49. Peluang.Para prajurit mendirikan tenda untuk tempat istirahat Nyonya besar dan menantu perempuannya, sedangkan Shizi sibuk mengobati prajurit yang terluka akibat pertempuran sebelumnya.Dengan ditemani Fang An, Shizi mendatangi prajurit itu satu per satu dan mengobati luka luka yang dialaminya, Fang An yang melihatnya begitu terkagum kagum dengan kemampuannya dalam pengobatan.Terutama pada kemampuannya dalam menjahit luka dan obat salep luka buatan Shizi, jika biasanya obat luka berbentuk serbuk dan ditaburkan diatas luka, obat buatan Shizi berbentuk salep dan selain berfungsi mengobati luka, salep obatnya berfungsi seperti lem yang merekatkan antara kulit yang terluka.Hanya dalam waktu tiga batang dupa Shizi berhasil membereskan pekerjaannya itu."Aaarrghhhh…"Suara teriakan perempuan menggema di dalam tenda. Lin Dan, Fang An dan Fang Yuan segera menuju tenda Nyonya besar, sedang Shizi tetap diam di tempatnya."Nyonya besar apa yang terjadi?” Tanya Lin Dan serius." Men
Bab 50. Kagum.Shizi sibuk mengurus banyak hal yang belum diselesaikannya sembari memeriksa dengan seksama dan secara berkala keadaan Lien Hua serta bayinya, disana ia juga memutar otaknya memikirkan berbagai cara dan metode untuk mengobati bayi merah tersebut.Disisi lain, Nyonya besar menatap Shizi dari posisinya dengan tatapan penuh arti, selain ia menelisik wajah Shizi ia juga tak habis pikir dengan metode pengobatan yang Shizi lakukan.“ Jelas itu metode pengobatan kuno, tapi di tangan anak muda ini pengobatan yang dilarang itu menjadi penyelamat nyawa untuk menantu dan cucuku!” “ Teknik bedah kuno ini sudah menghilang sejak lama dan penggunaannya masih selalu diperdebatkan di kalangan tabib kerajaan!” Batin sang nyonya besar berperang dengan logikanya.Tak dipungkiri, sang nyonya besar Klan Li itu sangat kagum pada Shizi sekaligus bingung dengan situasi yang dihadapinya. Namun ia menghilangkan semua pemikiran buruk yang ada di kepalanya.Di tempat yang sama, Shizi menatap sang
Bab 101. Ingin tahu.Esok harinya.Shizi menatap dalam wajah ibunya, tampak rona wajah dan warna kulit di tubuhnya kini tidak pucat seperti saat pertama kali datang.Hal itu tentu menjadi kabar gembira untuknya meski ibunya belum sadarkan diri.“ Aku tak mengerti dengan kondisi ibu saat ini, aku merasa janggal karena jalur energi yang dimiliki ibu begitu berbeda, entah kenapa bisa seperti ini!” Ujarnya tak mengerti.Meski ia memiliki pengetahuan pengobatan kuno dan tradisional, namun untuk pertama kalinya semua pengetahuan itu tidak bisa digunakan.Ia benar benar menemukan kebuntuan dalam menghadapi situasi dan kondisi ibundanya itu.“ Huft, inilah kenapa ada peribahasa di atas langit masih ada langit, jelas hal itu sebagai pengingat agar diri selalu membumi dan jangan pernah berpuas diri atas apa yang dimiliki.” ujarnya bermonolog.Shizi memperbaiki letak selimut yang menutupi tubuh ibunya, setelahnya ia kemudian beralih membetulkan posisi selimut gadis muda yang terbaring di si
Bab 100. Identitas tersembunyi.Setelah merawat Ibu Suri selama empat hari penuh, Shizi mendapat dua hari waktu untuk beristirahat.Waktu yang diberikan tentunya tidak disia siakan olehnya, ia menggunakan waktu yang ada untuk kembali ke kediamannya untuk merawat ibunya dan juga untuk melatih dirinya.Di halaman kediamannya, ia melakukan latihan fisik seperti pada saat berlatih bersama Lu Bian dan pasukan elit Jenderal Tang San.“Seratus sembilan puluh sembilan … dua ratus!” ucap Shizi sambil melakukan gerakan angkat tubuh.Keringat membasahi tubuhnya, tetes demi tetes keringat berjatuhan ke tanah sebagai tanda kelelahan yang mendera tubuhnya.Shizi bangkit dari posisinya, ia kemudian mengambil pedang besi yang diberikan Jenderal Tang San padanya.Shizi tersenyum masam, tampak tombak dengan pedang besar sebagai ujungnya itu sangat berat untuk digunakan.“Ini senjata ayah angkat pada saat dirinya menjadi komandan seribu pasukan. Bobot senjata ini tidak kurang dari lima puluh jin,orang b
Bab 99. Mulai bergerak.Dua hari berlalu.Selama kurun waktu tersebut Shizi fokus merawat Ibu Suri mulai dari menyiapkan makanan untuknya, kegiatan yang boleh dan tidak boleh dilakukan dan tentunya perihal pengobatan.Dalam kurun waktu itu pula Ibu Suri melarang siapapun untuk menemuinya, hanya Shizi dan Putri Nara saja yang bisa bertemu dengannya.Sontak hal itu membuat Selir Pertama dan orang orang yang ada di belakangnya merasa kesal dan khawatir dengan situasi tersebut.“ Terima kasih tabib, hanya dalam dua hari aku merasa lebih bugar dari sebelumnya.” “ Dan kosmetik buatanmu ini sangat lembut di kulit dan menyegarkan, aku yang sudah tua saja bisa merasakan kulitku menjadi lebih kencang!” Jelas Ibu Suri dengan sumringah.Namun, setelah beberapa saat wajah Ibu Suri berubah kembali, terlihat jelas ada sesuatu yang dipikirkannya.Melihat itu, Shizi pun angkat bicara kembali.“ Yang Mulia Ibu Suri, jika Yang Mulia memiliki sesuatu masalah perlu Ibu Suri bicarakan.” “Untuk seumuran Ib
Bab 98. Debat dan pembuktian.Shizi menatap Ibu Suri dengan sorot mata teduh, ia pun menjawab pertanyaan Ibu Suri dengan tenang.“ Sebelum aku menjawab pertanyaan Yang Mulia, ijinkan aku bertanya, apakah Yang Mulia masih merasakan mual dan ingin muntah?” “Apakah perut Yang Mulia kini terasa hangat dan tidak tegang seperti sebelumnya?” Tanyanya dengan tenang.Ibu Suri terdiam sesaat, dari sana ia kemudian menyentuh perutnya yang kini terasa tidak keras seperti sebelumnya.“ Ya, aku tidak merasakan mual lagi dan perutku tidak sekencang sebelumnya.” Jawab Ibu Suri jujur.Shizi tersenyum, ia pun kemudian lanjut berkata.” Jadi kenapa aku melakukan ini? Ini karena tugasku sebagai seorang tabib yang harus mencari cara untuk menyembuhkan pasiennya.” Jawab Shizi dengan penuh penekanan.Selir Pertama langsung angkat bicara.” Tetap saja itu tidak bisa diterima! Kau telah membuat Ibu Suri memakan makanan yang dibencinya!”“Lagipula kau menipu Ibu Suri dengan menyebutkan nama makanan ini dengan
Bab 97. Bawang Putih. Shizi fokus membuat makanan yang diperuntukan untuk Ibu Suri, dengan telaten dan hati hati ia membuat makanan tersebut. Di luar dapur kerajaan. Para dayang istana yang bertugas mengurus dapur terlihat sangat penasaran dengan apa yang akan dibuat oleh Sang Tabib Muda. Tak berselang lama, selir pertama dan rombongan dayangnya pun mendatangi dapur istana. Langkah sang selir tertahan di pintu depan halaman karena Kasim Utama dan Kasim bawahannya melarangnya masuk lebih jauh. “Kenapa kau menghalangiku? Biarkan aku masuk ke sana!” Seru Selir Pertama dengan tegas. “ Yang Mulia Selir Pertama, Permaisuri sudah memerintahkan siapapun untuk tidak masuk dan mengganggu apa yang Tabib Shizi lakukan, jadi tolong Yang Mulia kembali.” Jawab Kasim Utama dengan sopan namun penuh ketegasan. Selir pertama terdiam, ia tahu jika ia tak mungkin bisa berdebat dengan pria tua yang ada di depannya itu. Selain akan membuat prestisnya turun hal ini juga akan membuat rumor buruk nanti
Bab 96. Pilih pilih.Shizi, apa yang kau lakukan, kenapa kau malah memancing emosinya! Itu akan membuat kau dalam masalah nantinya!” Seru Wang Suyi dengan nada khawatir.Dengan tenang Shizi menjawab.” Semua hal pasti ada resikonya,lagipula menghindar terus pun tidak akan membuat ia berhenti menggangguku.” Jawabnya dengan penuh keyakinan.“Tapi kau tidak harus melakukan seperti itu!” Ujar Wang Suyi kembali.“Ya sudah, jika kau tidak suka dengan tindakanku maka kembali saja ke sana.” Ujar Shizi dengan tenang sambil berbalik badan dan pergi dari sana.Melihat Shizi yang pergi meninggalkannya sontak membuat Wang Suyi kesal, dengan cepat ia pun menyusul Shizi dan berjalan di sampingnya.“Kenapa kau malah meninggalkanku?” Ucap Suyi dengan ketus.“Aku tak ingin berdebat, itu saja.” Jawab Shizi singkat.“Apa kau tak ingin tahu kenapa Song Ong memaksaku untuk berbicara empat mata dengannya?” Tanyanya serius.Dengan tenang Shizi menjawab.” Tidak, itu bukan urusanku, Lagipula aku tak punya hak u
Bab 95. Tanda. Dengan ujung jarinya Shizi mencuil sedikit bubuk putih yang ada di dalam bungkusan, ia kemudian memeriksa teksturnya secara cermat,dari sana ia kemudian mencoba rasa dari serbuk putih itu kemudian meludahkannya kembali setelah beberapa saat. “ Ini seperti serbuk bedak namun tekstur dan kandungannya berbeda.” “ Ini hampir mirip dengan ramuan yang kubuat dari tanaman beracun yang ada di dalam istana.” “ Meski sama namun dari segi efek ini benar benar berbeda. Sayangnya tubuhku tidak bisa merasakan efeknya secara langsung!” Ujar Shizi bermonolog. Di sisi lain, Tang Rui tampak memperhatikan serbuk putih yang ada di atas bungkusan dengan seksama,tampak dari raut wajahnya jika ia sepertinya mengenali serbuk putih seperti tepung itu. “ Aku seperti pernah melihatnya, tapi aku lupa dimana!” Ujarnya sambil menepuk nepuk keningnya dengan telapak tangan kanannya. “Tak apa jika kau tak ingat, nanti beritahu aku jika kau sudah mengingatnya.” Ujar Shizi menenangkan. “ Ya, sec
Bab 94. Bungkusan.Shizi memberikan totok di beberapa titik tubuh ibunya, setelahnya ia pun meminta Lien Wei untuk memposisikan ibunya naik di punggungnya.“ Lien Wei, tolong bantu dia juga!” Pinta Shizi sambil melirik ke arah wanita yang menjaga ibunya.Lien Wei mengangguk paham, ia pun membopong gadis yang terlihat sangat lemah tersebut.Mereka keluar dari ruangan sel, dari sana Shizi meminta orang orang Lien Wei untuk membuka seluruh kunci sel terlebih dahulu sebelum meninggalkan area penjara tersebut.Setelah selesai mereka pun segera pergi dari sana.Di persimpangan mereka melihat Ho Rang telah menunggu mereka, tampak.orang kepercayaan Lien Wei itu membawa satu kantong besar di tangannya.“ Kita pergi dulu dari sini!” Ujar Shizi cepat yang membuat Lien Wei yang tadinya akan bertanya pada Ho Rang langsung mengurungkan niatnya.Gegas mereka keluar dari sana.Di Dalam gudang Er Lang yang berjaga di atas membantu mereka semua naik, dari sana Ho Rang pun kembali memimpin jalan.Semua o
Bab 93. Pangeran?Menjelang dini hari.Shizi dan yang lainnya berkumpul di halaman belakang kediamannya, tampak Er Lang, Ho Rang, Lien Wei dan beberapa orang bawahan Lien Wei telah bersiap untuk menjalankan apa yang telah direncanakan sebelumnya.Mereka semua menggunakan pakaian serba hitam dan memakai penutup wajah berupa kain hitam untuk menutupi identitasnya,total ada sekitar lima belas orang seluruhnya.“ Mereka adalah orang orang terbaik, jadi kau tidak perlu khawatir dengan kemampuan mereka.” Ucap Lien Wei meyakinkan.Tang Rui pun ikut angkat bicara.” Kakak Shizi, kenapa kakak tidak menunggu saja di sini? Sangat bahaya jika kau ikut dengan mereka!” Ujarnya yang langsung dibenarkan oleh Lien Wei dan Ho Rang.Tentunya mereka sependapat karena Shizi bukanlah seorang praktisi beladiri, meski sekarang penampilan dan tubuhnya sudah berbeda dan terlihat lebih kekar namun tanpa kemampuan bela diri tentunya itu akan jadi masalah.“Kalian tak perlu khawatir perihal adik angkatku, meski ia