Bab 29. Jalan.Menjelang pagi Shizi berangkat menuju Paviliun Dandelion,selama perjalanannya ia memikirkan dengan seksama perbincangan yang terjadi semalam.“ Aku harus memutuskan seperti apa sekarang?” Pikirnya.Tentunya ia dalam dilema mengenai masalah ini karena tujuan utamanya adalah untuk mencari keberadaan ibunya dan juga asal usul dirinya.Meski dengan bekerja di istana akan membuatnya menemukan tujuan tentang orangtuanya dan jati dirinya namun saat ini yang menjadi prioritasnya adalah mencari keberadaan ibunya.Informasi mengenai ibunya belum sama sekali ia dapatkan, baru secercah harapan yang didapat dimana Du Yong dan Si Fu membawa kabar mengenai klan Song.Tanpa terasa ia telah tiba di paviliun, ia pun segera memfokuskan pikirannya untuk mengerjakan pekerjaannya lebih dahulu.Setelah semua rutinitas pekerjaannya diselesaikan segera Shizi mencari keberadaan Du Yong dan Si Fu di ruangannya.Shizi mengetuk pintu kamar mereka, setelah ada jawaban ia pun masuk kedalam ruangan
Bab 30. Jangan melihat sampulnya.Hari hari berlalu dengan cepat, Shizi fokus untuk melatih kemampuannya dalam pengobatan lebih serius dari sebelumnya.Setiap waktu senggang yang dimilikinya digunakan untuk membaca dan berlatih. Untuk latihan, yang diperdalam olehnya adalah teknik akupuntur yang menjadi pengobatan umum yang biasa dipergunakan di istana kerajaan.Kabar mengenai Shizi yang akan mengikuti ujian tabib pun sudah didengar oleh seluruh penghuni Paviliun Dandelion, hal itu membuat mereka tidak banyak mengganggunya dengan banyak permintaan.“ Sangat tidak biasa sekali melihat kalian berdiam disini dan memperhatikan Shizi dari jauh. Biasanya kalian akan mengganggunya begitu melihat ia memiliki waktu santai.” Ujar Su Ji yang melihat Lu Xiao, Hua Shi dan Mu Rong berdiri di pelataran lantai dua sambil menatap Shizi yang sedang berlatih akupuntur di halaman paviliun dalam.Su Ji dan Er Lang menghampiri mereka bertiga dan keduanya pun ikut memperhatikan Shizi yang sedang fokus berl
Bab 31. Kompres.Shizi saling saling beradu tatap dengan Jin Shunkai, sang tabib berpakaian biru dan Ma Zhen, sang tabib berpakaian merah. Kedua tabib itu menatap Shizi dengan sorot mata berbeda.Ma Zhen pun langsung berkata.” Kau hanya seorang asisten, apa yang membuatmu berani memberi saran di saat seperti ini?” Tanyanya dengan angkuh.Shizi pun menjawab dengan tenang. “ Tuan berdua, aku hanya mengingatkan saja, lagipula ini demi kepentingan pasien sendiri, tidak ada hal lain selain itu.” Jawabnya dengan sopan.Ma Zhen akan berkata namun Jin Shunkai menahannya.” Sudahlah, jangan berdebat lagi! Ia benar, saat ini yang penting adalah kesembuhan nona Wu Dishi ini.” Ujarnya sambil menepuk dan menahan pundak rekannya itu.Jin Shunkai menatap ke arah Shizi lalu ia pun angkat bicara kembali.” Memangnya apa yang ingin kau sarankan?” Tanya Shunkai serius.“ Sepertinya yang harus diperhatikan saat ini adalah tubuhnya yang kaku, jika akupuntur yang tuan lakukan tidak mempan berarti permasalah
Bab 32. Situasi canggung.Shizi melakukan pengompresan dengan air panas pada Wu Dishi, ia yang melakukan itu karena Jin Shunkai dan Ma Zhen yang memintanya melakukan hal itu.Tentunya kedua tabib itu meminta Shizi yang melakukannya karena mereka penasaran dengan teknik pengompresan yang akan dilakukan sang asisten tersebut.Shizi mengompres tubuh Wu Dishi dengan kompres panas namun ia tidak menempelkan kain dengan air panas itu secara langsung pada kulit Wu Dishi.Ia menggunakan kain tipis sebagai media penghalang agar rasa panas yang terkandung di dalam kain basah tidak langsung mengenai kulit Wu Dishi.“ Jadi kain kain ini untuk mengurangi panas airnya sehingga kulitnya tidak akan kaget dan menghindarkan dari keadaan yang membuat melepuh.” Ujar Ma Zhen sambil menunjukan wajah terkejutnya.“ Karena pasiennya dalam keadaan tidak sadar maka hanya ini yang bisa dilakukan untuk menghindari kulit melepuh.”“ Baiknya ini dilakukan secara langsung karena dengan begitu pori pori akan cepat
Bab 33. Khawatir.Di dalam kereta kuda, Shizi mendengarkan dengan seksama penjelasan Wen Qin tentang apa yang diketahuinya mengenai tabib Tong Bohu.Ada keterkejutan di wajah Shizi saat ia mengetahui jika gurunya itu adalah seorang mantan pejabat kerajaan dengan status yang cukup tinggi.Shizi tak berkata sampai Wen Qin selesai bercerita. Setelahnya ia pun keluar dari kereta tanpa mengucapkan sepatah katapun pada Wen Qin.Wen Qin bisa memahami sikap yang Shizi tunjukan, ia sendiri pun pasti akan bersikap sama setelah mengetahui sesuatu hal yang mengejutkan seperti itu.Shizi berjalan memasuki paviliun Dandelion, ia melewati Nyonya Ren, Er Lang, Su Ji, Lu Xiao dan Mu Rong begitu saja sehingga membuat mereka semua merasa aneh karenanya.“ Kenapa dengan dia?” Tanya Nyonya Ren sambil menatap Shizi yang berjalan melewatinya.“ Entahlah nyonya, baru kali ini aku melihatnya seperti itu!” Jawab Su Ji.“ Pasti ada sesuatu yang mengganggu pikirannya sampai sampai ia tak memperhatikan kita yang
Bab 34. Membayar.Di tengah kegembiraan yang tercipta tanpa sengaja itu Shizi kemudian menatap ke arah Nyonya Ren.Setelah membulatkan tekadnya ia pun menghampiri sang pemilik Paviliun Dandelion tersebut lalu berdiri di hadapannya.“ Nyonya, ada sesuatu yang ingin kusampaikan.” Ucap Shizi dengan sopan.Sang nenek tua itu menatap Shizi, ia bisa melihat ada raut wajah keseriusan darinya tentang perihal yang ingin Shizi katakan padanya.“ Katakan saja disini, jangan ragu!” Jawab Nyonya Ren singkat.Mendengar itu segera Shizi pun langsung mengambil satu kantong kain kecil dari balik pakaiannya lalu ia pun angkat bicara.” Nyonya, aku sudah memiliki uang untuk membayar kebebasanku, jadi…. Mohon bantuannya, nyonya!” Ucapnya sambil membungkukkan badannya dengan kedua tangan terarah kedepan untuk menyerahkan kantong kecil yang berisikan koin emas tersebut.Nyonya Ren menghisap cangklong tembakau kembali sambil menatap ke arah kantong kecil yang ada di atas telapak tangan Shizi.Tampak olehnya
Bab 35. Satu saja sudah cukup.Shizi mengacuhkan pemuda tersebut, hal itu langsung membuat sang murid sekolah tabib Zhen itu semakin meradang karenanya.Su Chen mendatangi Shizi, ia kemudian berdiri di hadapannya sambil menatapnya dari dekat,adu tatap terjadi antara keduanya yang membuat suasana menjadi semakin tegang.“ Sombong sekali kau! Katakan,dari keluarga mana kau berasal?!” Seru Su Chen dengan angkuh.Shizi tetap bersikap tenang, ia tak terpengaruh dengan intimidasi Su Chen dan teman teman yang bersamanya.“ Aku hanya rakyat jelata biasa,bukan siapa siapa.” Jawab Shizi dengan tenang.“ Jika kau merasa statusmu rendah lalu kenapa kau tidak menunjukan penghormatan kepada ku yang seorang tuan muda ini!” Serunya dengan angkuh.“ Haruskah? Di tempat ini status kita semua sama, seorang pendaftar, apakah status keluargamu berpengaruh disini?” “ Lagipula bagaimana aku harus menghormatimu jika kau sendiri tidak menghormati dan menghargai dirimu sendiri.” Jelas Tian Fan yang membuat S
Bab 36. Ujian tulis.Shizi menatap kasihan pada Su Chen yang dikeluarkan dari tempat pendaftaran dengan tidak hormat. “ Ia jatuh karena keangkuhan dan kesombongan dirinya sendiri.” “ Pantas ada peribahasa yang mengatakan mulutmu adalah harimau, itu adalah nyata!” Batinnya.Shizi fokus kembali pada ujian, ia dan sembilan belas peserta ujian lainnya kini berada di dalam ruangan untuk melaksanakan ujian lanjutan.Mereka duduk di tempat yang telah disiapkan dimana ada sebuah meja dan alat tulis yang telah disiapkan panitia.Segera semua mengambil tempat lalu duduk setelahnya. Tak lama, para panitia ujian masuk bersama dengan Cen Du dan ketiga tabib dari Dewan Pengobatan.Dari sana, Cen Du duduk di kursi yang telah disediakan lalu angkat bicara.“ Langsung saja, kalian akan menjalani dua ujian untuk mendapatkan sertifikat tabib dan ijin praktek.” “ Untuk lolos dan mendapat sertifikat tabib dan ijin praktek, kalian harus mendapat nilai minimal 70, dan untuk bisa lolos ujian ke tahap kedu