Bab 34. Membayar.Di tengah kegembiraan yang tercipta tanpa sengaja itu Shizi kemudian menatap ke arah Nyonya Ren.Setelah membulatkan tekadnya ia pun menghampiri sang pemilik Paviliun Dandelion tersebut lalu berdiri di hadapannya.“ Nyonya, ada sesuatu yang ingin kusampaikan.” Ucap Shizi dengan sopan.Sang nenek tua itu menatap Shizi, ia bisa melihat ada raut wajah keseriusan darinya tentang perihal yang ingin Shizi katakan padanya.“ Katakan saja disini, jangan ragu!” Jawab Nyonya Ren singkat.Mendengar itu segera Shizi pun langsung mengambil satu kantong kain kecil dari balik pakaiannya lalu ia pun angkat bicara.” Nyonya, aku sudah memiliki uang untuk membayar kebebasanku, jadi…. Mohon bantuannya, nyonya!” Ucapnya sambil membungkukkan badannya dengan kedua tangan terarah kedepan untuk menyerahkan kantong kecil yang berisikan koin emas tersebut.Nyonya Ren menghisap cangklong tembakau kembali sambil menatap ke arah kantong kecil yang ada di atas telapak tangan Shizi.Tampak olehnya
Bab 35. Satu saja sudah cukup.Shizi mengacuhkan pemuda tersebut, hal itu langsung membuat sang murid sekolah tabib Zhen itu semakin meradang karenanya.Su Chen mendatangi Shizi, ia kemudian berdiri di hadapannya sambil menatapnya dari dekat,adu tatap terjadi antara keduanya yang membuat suasana menjadi semakin tegang.“ Sombong sekali kau! Katakan,dari keluarga mana kau berasal?!” Seru Su Chen dengan angkuh.Shizi tetap bersikap tenang, ia tak terpengaruh dengan intimidasi Su Chen dan teman teman yang bersamanya.“ Aku hanya rakyat jelata biasa,bukan siapa siapa.” Jawab Shizi dengan tenang.“ Jika kau merasa statusmu rendah lalu kenapa kau tidak menunjukan penghormatan kepada ku yang seorang tuan muda ini!” Serunya dengan angkuh.“ Haruskah? Di tempat ini status kita semua sama, seorang pendaftar, apakah status keluargamu berpengaruh disini?” “ Lagipula bagaimana aku harus menghormatimu jika kau sendiri tidak menghormati dan menghargai dirimu sendiri.” Jelas Tian Fan yang membuat S
Bab 36. Ujian tulis.Shizi menatap kasihan pada Su Chen yang dikeluarkan dari tempat pendaftaran dengan tidak hormat. “ Ia jatuh karena keangkuhan dan kesombongan dirinya sendiri.” “ Pantas ada peribahasa yang mengatakan mulutmu adalah harimau, itu adalah nyata!” Batinnya.Shizi fokus kembali pada ujian, ia dan sembilan belas peserta ujian lainnya kini berada di dalam ruangan untuk melaksanakan ujian lanjutan.Mereka duduk di tempat yang telah disiapkan dimana ada sebuah meja dan alat tulis yang telah disiapkan panitia.Segera semua mengambil tempat lalu duduk setelahnya. Tak lama, para panitia ujian masuk bersama dengan Cen Du dan ketiga tabib dari Dewan Pengobatan.Dari sana, Cen Du duduk di kursi yang telah disediakan lalu angkat bicara.“ Langsung saja, kalian akan menjalani dua ujian untuk mendapatkan sertifikat tabib dan ijin praktek.” “ Untuk lolos dan mendapat sertifikat tabib dan ijin praktek, kalian harus mendapat nilai minimal 70, dan untuk bisa lolos ujian ke tahap kedu
Bab 36. Surat sakti.Shizi menatap Sun Ce dengan tajam, ia tak gentar sedikitpun meski Sun Ce meraih kerah bajunya lalu bersiap mengarahkan pukulanke arah wajahnya.“ Apa yang terjadi disini?!” Seru Cen Du lantang.Serempak kegaduhan berhenti.Cen Du dan para pengawas melihat Sun Ce yang telah bersiap memukul.“ Kata kataku sebelumnya masih berlaku, siapapun yang memulai keributan akan kukeluarkan!” Ujarnya yang langsung membuat Sun Ce melepaskan pegangannya pada Shizi sehingga membuatnya jatuh tersungkur di tanah.Shizi bangkit dari posisi jatuhnya, sedangkan Sun Ce menunjukan keangkuhannya dan memalingkan wajah dari Cen Du dan para pengawas.Melihat itu Cen Du pun bersiap angkat bicara namun pengawas di belakangnya segera memberitahunya.” Tuan, mohon pengertiannya!” Ujar sang pengawas yang juga guru dari Sun Ce tersebut. Segera pria tua itu membisikan sesuatu di telinga Cen Du.“ Tuan, pemuda bernama Sun Ce itu adalah putra dari keluarga Sun yang masih memiliki kekerabatan dengan K
Bab 37.Ujian Praktek.Sambil berlutut Shizi mendengarkan titah kerajaan dengan seksama, inti dari titah kerajaan tersebut menyebutkan jika Pengawas Utama dari kerajaan memiliki hak penuh dalam hal ujian tabib kali ini dan masalah ujian pun diserahkan pengaturannya pada sang pengawas dimana hal ini tentunya pada Cen Du yang merupakan pengawas utama dari kerajaan.Surat kerajaan ditutup, semua orang pun bangkit dari posisinya.Wajah semua orang pun menjadi tegang karenanya, bagaimana tidak! Semua ujian penilaiannya kini ada di tangan Cen Du seorang termasuk jenis ujian yang akan dilakukan.Tentunya ini membuat semua peserta yang telah mendapatkan bocoran ujian praktek menjadi was was karena keberhasilan hasil ujian mereka tidak akan bisa diprediksi.“ Baiklah, dengarkan baik baik!” “ Untuk ujian sebelumnya aku menganggap nilainya sudah selesai, tidak ada masalah untuk itu.” “ Namun untuk ujian praktek ini aku akan mengubah ujiannya dan nilainya sepenuhnya ada padaku!” Jelas Cen Du tega
Bab 38. Keluarga.Shizi dengan teliti memasak ramuan obatnya,dengan tekun ia terus mengipasi pembakaran arang agar pot obatnya tidak sampai mendidih.Disisi lain, semua peserta pun telah mulai meramu dan memasak obatnya,tampak mereka begitu serius dalam menyelesaikan ujian praktek tersebut.“ Aku sudah selesai,tuan!” Seru Sun Ce cepat.Ia kemudian menyerahkan hasil kerjanya dimana ramuan obat telah dituangkan pada mangkuk obat yang telah disiapkan pada sebuah nampan.Sun Ce membawa ramuan obat itu ke depan Cen Du, ia meletakkannya diatas meja yang ada di depan Sun Ce.Tampak ramuan obat itu begitu encer dan warnanya sedikit terang. Tidak seperti ramuan obat ambeien pada umumnya Sun Ce menatap ramuan obat dan kertas tulisan pembuatan resep obat yang ada di dalam nampan,tampak sang pengawas utama itu menghela nafas panjang melihat hasilnya.“ Apa kau sudah yakin?” Tanya Cen Du mencari keyakinan dari Sun Ce.“ Aku–sudah yakin!” Jawab Sun Ce dengan nada sedikit ragu.“ Kalau begitu kau b
Bab 39. Diketahui. Shizi dan Er Lang pulang ke paviliun Dandelion keesokan harinya, itu dilakukan karena selain waktu telah menjelang malam, pesan tabib Tong pun meminta padanya agar ia membawa bahan obat yang ada di kediaman sang tabib untuk digunakan di Paviliun tersebut. Tentu saja hal itu tidak ditolak Shizi karena dengan banyaknya bahan obat yang tersisa bisa digunakan olehnya untuk kepentingan semua penghuni Paviliun. Menjelang pagi hari Shizi dan Er Lang membawa semua bahan obat itu dengan menggunakan gerobak dan menjelang siang mereka pun tiba di Paviliun. Baru saja mereka sampai ke halaman Paviliun, tampak oleh keduanya Lu Xiao sudah menunggu mereka berdua di pintu belakang paviliun. “ Akhirnya kau datang juga!” Seru Lu Xiao sambil menarik tangan Shizi untuk cepat memasuki paviliun. Sontak hal yang dilakukan Lu Xiao itu membuat Shizi kebingungan karenanya. “ Kak Xiao, ada apa ini?” Tanya Shizi dengan rasa penasaran yang besar. Lu Xiao tak menjawab, ia masih men
Bab 41. Dengan elegan.Malam menjelang.Dari sudut bangunan paviliun, Shizi melihat Sun Ce datang bersama dengan belasan orang. Sebagian dari mereka disambut oleh para wanita penghibur di lantai bawah, sedangkan Sun Ce dan sebagian lainnya pergi menuju lantai tiga dimana ketiga primadona Paviliun Dandelion berada.Er Lang dan Su Ji yang bersama Shizi pun ikut memperhatikan kedatangan rombongan tersebut dengan seksama.“ Yang datang kemari lebih banyak dari sebelumnya, dari informasi yang kudapat mereka semua adalah orang orang dari klan Song dan sebagian lainnya merupakan pengawal bayaran.” Ujar Su Ji menjelaskan.Mendengar nama klan Song membuat darah Shizi mendidih, entah mengapa ia merasa jika ketakutan di hatinya menghilang,berganti dengan keyakinan yang kuat.“ Klan Song, ya!” Ucap Shizi dingin.“ Ya, klan Song yang kini menjadi bagian kekuatan perdana menteri sayap kiri dan memegang jabatan penting di kerajaan.” Jawab Su Ji yakin.“ Darimana kau mendapatkan informasi ini?” Tanya