Bab 39. Diketahui. Shizi dan Er Lang pulang ke paviliun Dandelion keesokan harinya, itu dilakukan karena selain waktu telah menjelang malam, pesan tabib Tong pun meminta padanya agar ia membawa bahan obat yang ada di kediaman sang tabib untuk digunakan di Paviliun tersebut. Tentu saja hal itu tidak ditolak Shizi karena dengan banyaknya bahan obat yang tersisa bisa digunakan olehnya untuk kepentingan semua penghuni Paviliun. Menjelang pagi hari Shizi dan Er Lang membawa semua bahan obat itu dengan menggunakan gerobak dan menjelang siang mereka pun tiba di Paviliun. Baru saja mereka sampai ke halaman Paviliun, tampak oleh keduanya Lu Xiao sudah menunggu mereka berdua di pintu belakang paviliun. “ Akhirnya kau datang juga!” Seru Lu Xiao sambil menarik tangan Shizi untuk cepat memasuki paviliun. Sontak hal yang dilakukan Lu Xiao itu membuat Shizi kebingungan karenanya. “ Kak Xiao, ada apa ini?” Tanya Shizi dengan rasa penasaran yang besar. Lu Xiao tak menjawab, ia masih men
Bab 41. Dengan elegan.Malam menjelang.Dari sudut bangunan paviliun, Shizi melihat Sun Ce datang bersama dengan belasan orang. Sebagian dari mereka disambut oleh para wanita penghibur di lantai bawah, sedangkan Sun Ce dan sebagian lainnya pergi menuju lantai tiga dimana ketiga primadona Paviliun Dandelion berada.Er Lang dan Su Ji yang bersama Shizi pun ikut memperhatikan kedatangan rombongan tersebut dengan seksama.“ Yang datang kemari lebih banyak dari sebelumnya, dari informasi yang kudapat mereka semua adalah orang orang dari klan Song dan sebagian lainnya merupakan pengawal bayaran.” Ujar Su Ji menjelaskan.Mendengar nama klan Song membuat darah Shizi mendidih, entah mengapa ia merasa jika ketakutan di hatinya menghilang,berganti dengan keyakinan yang kuat.“ Klan Song, ya!” Ucap Shizi dingin.“ Ya, klan Song yang kini menjadi bagian kekuatan perdana menteri sayap kiri dan memegang jabatan penting di kerajaan.” Jawab Su Ji yakin.“ Darimana kau mendapatkan informasi ini?” Tanya
Bab 42. Menyaksikan.Malam menjelang dini hari di sekitaran kediaman tabib Tong.Belasan orang bersembunyi di balik semak dan pepohonan yang ada di tempat tersebut. Sun Ce memperhatikan kediaman tabib Tong dengan sorot mata tajam sambil memperhatikan penerangan pada satu ruangan dimana sebuah bayangan orang berada.Di sebelahnya, seorang pemuda yang wajahnya hampir serupa dengan Sun Ce melakukan hal serupa dengannya.“ Aku tak menyangka jika kita berurusan dan menaruh dendam pada orang yang sama!” Seru Sun He, sang kakak dari Sun Ce.“ Cih, aku tak menyangka jika kau kalah dengan seorang budak, itu benar benar memalukan!” “ Gara gara hal itu kau sampai dibuang oleh keluarga pemimpin kota.” “ Parahnya lagi, selama ini kau tidak melakukan apapun untuk membalasnya!” “ Lihatlah, gara gara kau membiarkannya maka dia hampir menghancurkan rencana besar keluarga kita!” “ Beruntung saudara sepupu dari Song Ong mau menutup mulutnya hingga kita bisa mendapat kesempatan kedua!” Seru Sun den
Bab 43. Memulai perjalanan.Keesokan harinya.Shizi menatap Nyonya Ren, Er Lang, Su Ji dan ketiga kakak angkatnya, Hua Shi, Mu Rong dan Lu Xiao serta semua anggota paviliun Dandelion.Tampak mereka semua menunjukan kegembiraannya untuk mengantarkan Shizi yang memutuskan berangkat ke ibukota lebih awal.Hatinya menghangat melihat mereka semua melepas kepergiannya.“ Kau yakin akan berangkat sekarang dan pergi seorang diri?” Tanya Lu Xiao mencari penegasan.“ Iya kak, aku yakin.” “ Berangkat sekarang akan membuatku lebih santai kedepannya dan aku juga bisa mencari pengalaman baru di luar sana.” Jawab Shizi yakin.“ Kenapa begitu mendadak, kalau begini aku tak bisa mendampingimu!” Seru Er Lang dengan kesal.“ Tidak apa kak, nanti kita bertemu di ibukota saja. Lagipula aku ingin melatih kemampuanku juga. Aku akan jaga diri jadi kakak tak perlu khawatir.” “ Jika ada bahaya maka aku lari secepatnya!” Seru Shizi.Nyonya Ren pun ikut berkata.” Ya, lari juga bukanlah hal yang buruk, itu ada
Bab 44.Nyawa lebih berhargaSetelah selesai memeriksa mereka semua kemudian Shizi memeriksa catatan catatan dan informasi yang dia minta baik dari penduduk yang sehat maupun yang sakit.Meng bersaudara duduk berkumpul bersama beberapa pemuda lainnya yang membantu Shizi.Mereka semua menyampaikan temuannya kepada Shizi , Shizi berpikir beberapa saat sambil menghubung hubungkan antara hasil pemeriksaan, informasi makanan yang dimakan, bahkan situasi lingkungan dalam beberapa hari kebelakang." Kalau begitu sudah jelas, kemungkinan besar para penduduk sakit karena keracunan, mereka keracunan setelah minum air dan mengkonsumsi ikan dari sungai" jawab Shizi tegas"Kakak Zhao tolong bawa beberapa orang periksa sepanjang pinggiran sungai ke hulu, apakah ada benda yang tak lazim yang ada di sekitar sungai, bila ada temuan apapun secepatnya kabari! "" Baik!" jawab Meng Zhao cepatShizi kemudian membuat ramuan obat anti racun ringan dan beberapa ramuan herbal lainnya untuk mengurangi ge
Bab 45. Serangan.Shizi mengeluarkan banyak bahan obat yang ada di tas rotannya, dari sana ia mulai meramu semua bahan obat itu lalu dimasaknya setelah semua siap.Ia membuat ramuan penghilang timbal terlebih dulu dengan cara memasaknya menggunakan pot masak obat yang tersedia.“ Benar, cangkang abalon ditambah hujan yang terus menerus lalu efek minuman arak. Dua dari tiga bahan ini saja telah membuat racun bagi tubuh. Itulah kenapa gejalanya berbeda beda.” “ Sepertinya aku perlu banyak melakukan percobaan lainnya untuk bisa menemukan hal hal aneh yang terjadi di alam.” Pikirnya sambil memasak ramuan obat.Karena banyaknya penduduk yang sakit akan sangat buang buang waktu untuk memasak obat dengan menggunakan pot obat kecil sehingga Shizi memilih menggunakan gentong tanah liat besar sebagai gantinya.Dalam tempo tiga dupa, ramuan obat penghilang racun timbal itu berhasil dibuat, proses pemberian obat pun berlangsung sampai menjelang malam hari.Mengobati puluhan orang dalam sekali
Bab 46. Tidak pilih pilih.Pasukan kota telah mundur jauh, Shizi menarik pisau nya dari leher wanita muda itu, Shizi membuat wanita muda itu pingsan dan menghentikan pendarahannya, lalu membawa wanita muda itu masuk ke balai ke desa.Shizi merasakan pria tua itu memperhatikannya meski dari jarak yang cukup jauh, namun Shizi tidak memperdulikannya. Prioritas utamanya adalah penduduk desa Awan.Dia mengkhawatirkan keadaan semua penduduk, belum selesai permasalahan keracunan, sekarang ditambah dengan penduduk yang terluka akibat serangan pasukan kota.Shizi memasuki balai desa, kepala desa dan penduduk berkerumun disana, hatinya terasa nyeri melihat belasan orang mati dengan panah yang menancap di tubuhnya.Melihat Shizi datang penduduk yang sedang berkerumun memberikan jalan padanya.Shizi menurunkan wanita muda yang masih tak sadarkan diri itu dari punggungnya dan meletakkannya di depan kepala desa." Tuan Meng Zi , Tuan kenal dengan wanita ini?” Tanya Shizi." Ah ini putri dari
Bab 47. Pergi.Shizi memejamkan matanya, dalam pikirannya ia merasa cukup aneh dengan dirinya saat ini. Bagaimana tidak! Insting yang tiba tiba muncul memberitahu situasi yang berbahaya, melempar pisau ke arah kegelapan dan fokus menjahit luka semua orang yang terluka.Semua hal itu benar benar tidak ia duga dan masih belum bisa dipahaminya kenapa ia bisa dengan sendirinya melakukan semua hal itu.“ Apakah ini terjadi karena kebiasaanku sewaktu berada di gua bawah sungai? Apa ini karena kebiasaanku yang suka naik turun bukit pada malam hari dan tinggal disana?” Batinnya penuh tanya.Semua ia pikirkan dengan baik baik karena pastinya ada sesuatu yang terjadi yang menyebabkan itu semua.Gua bawah sungai tempat selama ini dirinya terjebak nyatanya adalah tempat yang cukup berbahaya. Selain gelap dan banyak hewan melata beracun yang muncul dari dinding gua terkadang aliran sungai yang meluap pun memunculkan ular berbisa yang membuatnya cukup kewalahan.Belum lagi kegiatannya selama tingg