Bab 31. Kompres.Shizi saling saling beradu tatap dengan Jin Shunkai, sang tabib berpakaian biru dan Ma Zhen, sang tabib berpakaian merah. Kedua tabib itu menatap Shizi dengan sorot mata berbeda.Ma Zhen pun langsung berkata.” Kau hanya seorang asisten, apa yang membuatmu berani memberi saran di saat seperti ini?” Tanyanya dengan angkuh.Shizi pun menjawab dengan tenang. “ Tuan berdua, aku hanya mengingatkan saja, lagipula ini demi kepentingan pasien sendiri, tidak ada hal lain selain itu.” Jawabnya dengan sopan.Ma Zhen akan berkata namun Jin Shunkai menahannya.” Sudahlah, jangan berdebat lagi! Ia benar, saat ini yang penting adalah kesembuhan nona Wu Dishi ini.” Ujarnya sambil menepuk dan menahan pundak rekannya itu.Jin Shunkai menatap ke arah Shizi lalu ia pun angkat bicara kembali.” Memangnya apa yang ingin kau sarankan?” Tanya Shunkai serius.“ Sepertinya yang harus diperhatikan saat ini adalah tubuhnya yang kaku, jika akupuntur yang tuan lakukan tidak mempan berarti permasalah
Bab 32. Situasi canggung.Shizi melakukan pengompresan dengan air panas pada Wu Dishi, ia yang melakukan itu karena Jin Shunkai dan Ma Zhen yang memintanya melakukan hal itu.Tentunya kedua tabib itu meminta Shizi yang melakukannya karena mereka penasaran dengan teknik pengompresan yang akan dilakukan sang asisten tersebut.Shizi mengompres tubuh Wu Dishi dengan kompres panas namun ia tidak menempelkan kain dengan air panas itu secara langsung pada kulit Wu Dishi.Ia menggunakan kain tipis sebagai media penghalang agar rasa panas yang terkandung di dalam kain basah tidak langsung mengenai kulit Wu Dishi.“ Jadi kain kain ini untuk mengurangi panas airnya sehingga kulitnya tidak akan kaget dan menghindarkan dari keadaan yang membuat melepuh.” Ujar Ma Zhen sambil menunjukan wajah terkejutnya.“ Karena pasiennya dalam keadaan tidak sadar maka hanya ini yang bisa dilakukan untuk menghindari kulit melepuh.”“ Baiknya ini dilakukan secara langsung karena dengan begitu pori pori akan cepat
Bab 33. Khawatir.Di dalam kereta kuda, Shizi mendengarkan dengan seksama penjelasan Wen Qin tentang apa yang diketahuinya mengenai tabib Tong Bohu.Ada keterkejutan di wajah Shizi saat ia mengetahui jika gurunya itu adalah seorang mantan pejabat kerajaan dengan status yang cukup tinggi.Shizi tak berkata sampai Wen Qin selesai bercerita. Setelahnya ia pun keluar dari kereta tanpa mengucapkan sepatah katapun pada Wen Qin.Wen Qin bisa memahami sikap yang Shizi tunjukan, ia sendiri pun pasti akan bersikap sama setelah mengetahui sesuatu hal yang mengejutkan seperti itu.Shizi berjalan memasuki paviliun Dandelion, ia melewati Nyonya Ren, Er Lang, Su Ji, Lu Xiao dan Mu Rong begitu saja sehingga membuat mereka semua merasa aneh karenanya.“ Kenapa dengan dia?” Tanya Nyonya Ren sambil menatap Shizi yang berjalan melewatinya.“ Entahlah nyonya, baru kali ini aku melihatnya seperti itu!” Jawab Su Ji.“ Pasti ada sesuatu yang mengganggu pikirannya sampai sampai ia tak memperhatikan kita yang
Bab 34. Membayar.Di tengah kegembiraan yang tercipta tanpa sengaja itu Shizi kemudian menatap ke arah Nyonya Ren.Setelah membulatkan tekadnya ia pun menghampiri sang pemilik Paviliun Dandelion tersebut lalu berdiri di hadapannya.“ Nyonya, ada sesuatu yang ingin kusampaikan.” Ucap Shizi dengan sopan.Sang nenek tua itu menatap Shizi, ia bisa melihat ada raut wajah keseriusan darinya tentang perihal yang ingin Shizi katakan padanya.“ Katakan saja disini, jangan ragu!” Jawab Nyonya Ren singkat.Mendengar itu segera Shizi pun langsung mengambil satu kantong kain kecil dari balik pakaiannya lalu ia pun angkat bicara.” Nyonya, aku sudah memiliki uang untuk membayar kebebasanku, jadi…. Mohon bantuannya, nyonya!” Ucapnya sambil membungkukkan badannya dengan kedua tangan terarah kedepan untuk menyerahkan kantong kecil yang berisikan koin emas tersebut.Nyonya Ren menghisap cangklong tembakau kembali sambil menatap ke arah kantong kecil yang ada di atas telapak tangan Shizi.Tampak olehnya
Bab 35. Satu saja sudah cukup.Shizi mengacuhkan pemuda tersebut, hal itu langsung membuat sang murid sekolah tabib Zhen itu semakin meradang karenanya.Su Chen mendatangi Shizi, ia kemudian berdiri di hadapannya sambil menatapnya dari dekat,adu tatap terjadi antara keduanya yang membuat suasana menjadi semakin tegang.“ Sombong sekali kau! Katakan,dari keluarga mana kau berasal?!” Seru Su Chen dengan angkuh.Shizi tetap bersikap tenang, ia tak terpengaruh dengan intimidasi Su Chen dan teman teman yang bersamanya.“ Aku hanya rakyat jelata biasa,bukan siapa siapa.” Jawab Shizi dengan tenang.“ Jika kau merasa statusmu rendah lalu kenapa kau tidak menunjukan penghormatan kepada ku yang seorang tuan muda ini!” Serunya dengan angkuh.“ Haruskah? Di tempat ini status kita semua sama, seorang pendaftar, apakah status keluargamu berpengaruh disini?” “ Lagipula bagaimana aku harus menghormatimu jika kau sendiri tidak menghormati dan menghargai dirimu sendiri.” Jelas Tian Fan yang membuat S
Bab 36. Ujian tulis.Shizi menatap kasihan pada Su Chen yang dikeluarkan dari tempat pendaftaran dengan tidak hormat. “ Ia jatuh karena keangkuhan dan kesombongan dirinya sendiri.” “ Pantas ada peribahasa yang mengatakan mulutmu adalah harimau, itu adalah nyata!” Batinnya.Shizi fokus kembali pada ujian, ia dan sembilan belas peserta ujian lainnya kini berada di dalam ruangan untuk melaksanakan ujian lanjutan.Mereka duduk di tempat yang telah disiapkan dimana ada sebuah meja dan alat tulis yang telah disiapkan panitia.Segera semua mengambil tempat lalu duduk setelahnya. Tak lama, para panitia ujian masuk bersama dengan Cen Du dan ketiga tabib dari Dewan Pengobatan.Dari sana, Cen Du duduk di kursi yang telah disediakan lalu angkat bicara.“ Langsung saja, kalian akan menjalani dua ujian untuk mendapatkan sertifikat tabib dan ijin praktek.” “ Untuk lolos dan mendapat sertifikat tabib dan ijin praktek, kalian harus mendapat nilai minimal 70, dan untuk bisa lolos ujian ke tahap kedu
Bab 36. Surat sakti.Shizi menatap Sun Ce dengan tajam, ia tak gentar sedikitpun meski Sun Ce meraih kerah bajunya lalu bersiap mengarahkan pukulanke arah wajahnya.“ Apa yang terjadi disini?!” Seru Cen Du lantang.Serempak kegaduhan berhenti.Cen Du dan para pengawas melihat Sun Ce yang telah bersiap memukul.“ Kata kataku sebelumnya masih berlaku, siapapun yang memulai keributan akan kukeluarkan!” Ujarnya yang langsung membuat Sun Ce melepaskan pegangannya pada Shizi sehingga membuatnya jatuh tersungkur di tanah.Shizi bangkit dari posisi jatuhnya, sedangkan Sun Ce menunjukan keangkuhannya dan memalingkan wajah dari Cen Du dan para pengawas.Melihat itu Cen Du pun bersiap angkat bicara namun pengawas di belakangnya segera memberitahunya.” Tuan, mohon pengertiannya!” Ujar sang pengawas yang juga guru dari Sun Ce tersebut. Segera pria tua itu membisikan sesuatu di telinga Cen Du.“ Tuan, pemuda bernama Sun Ce itu adalah putra dari keluarga Sun yang masih memiliki kekerabatan dengan K
Bab 37.Ujian Praktek.Sambil berlutut Shizi mendengarkan titah kerajaan dengan seksama, inti dari titah kerajaan tersebut menyebutkan jika Pengawas Utama dari kerajaan memiliki hak penuh dalam hal ujian tabib kali ini dan masalah ujian pun diserahkan pengaturannya pada sang pengawas dimana hal ini tentunya pada Cen Du yang merupakan pengawas utama dari kerajaan.Surat kerajaan ditutup, semua orang pun bangkit dari posisinya.Wajah semua orang pun menjadi tegang karenanya, bagaimana tidak! Semua ujian penilaiannya kini ada di tangan Cen Du seorang termasuk jenis ujian yang akan dilakukan.Tentunya ini membuat semua peserta yang telah mendapatkan bocoran ujian praktek menjadi was was karena keberhasilan hasil ujian mereka tidak akan bisa diprediksi.“ Baiklah, dengarkan baik baik!” “ Untuk ujian sebelumnya aku menganggap nilainya sudah selesai, tidak ada masalah untuk itu.” “ Namun untuk ujian praktek ini aku akan mengubah ujiannya dan nilainya sepenuhnya ada padaku!” Jelas Cen Du tega
Bab 128. Menunjukan diri.Keempat Taiyi Agung, Cui Shu, Lui An, Zheng Yin dan Zhao Yi memperhatikan tindakan yang diambil Shizi saat ini.Tampak anak muda tersebut menyiapkan delapan cawan kecil yang di dalamnya diisi empat ramuan yang telah disiapkannya.“Apa yang akan kau lakukan?” tanya Cui Shu, sang Taiyi Agung wanita dengan penasaran.“ Apa yang terjadi pada Ibu Suri dan Permaisuri jelas keracunan, maka dari itu aku akan mencari jenis racun yang digunakan dengan melakukan percobaan pada darah mereka.” jelas Shizi dengan yakin.Keempat Taiyi Agung menunjukan keterkejutannya, bagaimana tidak! Itu karena teknik yang Shizi lakukan adalah sesuatu yang sangat sulit dilakukan dan juga tidak banyak yang dapat menggunakan teknik tersebut.Bahkan keempat Taiyi Agung pun belum tentu bisa menggunakan teknik kuno tersebut.“Jangan bercanda, anak muda. Apa yang kau lakukan itu adalah hal yang sulit dilakukan, bahkan kami saja belum tentu mampu melakukannya.” ujar Lui An serius.“Apa yang membu
Bab 127.Pagi menjelang.Shizi kembali menjalankan pekerjaannya, kedatangannya disambut sukacita semua anggota Klinik Istana Dalam dan Klinik Nushi.Shizi menatap semua dayang, tabib dan kasim yang ada di ruangan, tampak semuanya hadir, hanya tiga orang yang tidak ada di sana. “Dayang Sun, Tabib Rin Na dan Wang Suyi. Hanya mereka yang tidak ada disini. Tampaknya Wang Suyi mendapat tekanan dari Klannya.” Batin Shizi.Kasim Mo angkat bicara.” Tabib Shizi, aku mendapat kabar dari Menteri Qin, ia memberitahukan jika Tabib Wang Suyi tidak akan bersama kita lagi, ia resmi mengundurkan diri hari ini.” jelasnya.“Bagus.” “Aku senang mendengarnya.” “Benar, ia tak tahu malu.” Respon para Tabib Nushi terdengar jelas di telinganya, bisa dikatakan mereka semua meluapkan emosi dan ketidaksukaannya atas kejadian sebelumnya.“Sudah, kita tak perlu mengotori hati dan pikiran kita dengan hal yang sudah terjadi. Yang lebih penting saat ini adalah kedepannya.” “Kejadian kemarin adalah bukti jika sit
Bab 126. Informasi.Shizi kembali ke kediamannya, kedatangannya langsung disambut rasa sukacita dari semua penghuni kediamannya tersebut.“Tuan Muda, selamat datang kembali.” ujar Dayong sembari memimpin semua orang memberikan penghormatan pada Shizi.“Terima kasih sambutannya.” jawab Shizi diakhiri dengan memberikan senyumannya.Dayong kembali angkat bicara.” Tuan Muda, kami telah menyiapkan jamuan khusus untuk menyambut kedatangan Tuan Muda.” “Karena itu–” Shizi langsung memotong perkataan Dayong.”Terima kasih, tapi itu nanti saja, ada hal penting yang harus kulakukan terlebih dahulu.” ujar Shizi sambil menunjukan raut wajah seriusnya.Melihat keseriusan Shizi membuat Dayong dan yang lainnya bisa mengira jika Tuan Mudanya akan mengambil tindakan atas suatu hal.Segera mereka mengikuti Shizi yang pergi menuju ruangan dimana ibunya berada.Shizi duduk di samping sang ibunda tercinta, dari sana ia kemudian memeriksa ibunya dan juga gadis yang terbaring di samping ibunya.Setelah me
Bab 125. Taiyi Agung.Shizi memperhatikan empat orang yang bersama Perdana Menteri Kerajaan Langit, tampak keempat orang itu memeriksa kondisi jasad Dayang Sun dengan seksama.Pandangan Shizi terarah pada Raja Tian dan anggota keluarga inti kerajaan, di matanya terlihat Selir Pertama begitu gelisah dengan kehadiran kelima orang itu.Namun, ia tak bisa menebak siapa orang yang membuat Sang Selir Pertama gelisah.“Yang Mulia, kami berempat telah berembuk dan hasilnya kami memutuskan jika apa yang dikatakan anak muda itu benar adanya. Tidak ada satupun diagnosanya yang salah.” ujar pria tua pertama yakin.Sang wanita dalam kelompok tersebut pun ikut angkat suara.” Benar, Yang Mulia. Keputusan kami bulat tentang itu … Dan, mungkin Taiyi Qingyun mau memberikan penilaiannya untuk mengimbangi diagnosa kami?” Tutur pria tua kedua penuh arti.Dengan cepat Qingyun pun menjawab.” Aku…aku tentu tak akan berani mengintervensi penilaian keempat Taiyi Agung, jelas aku setuju penilaian Master berempa
Bab 124. Mayat yang berbicara. Shizi menatap prajurit yang membawa jasad Dayang Sun, tampak mereka meletakan jasadnya di atas meja yang telah disiapkan sebelumnya dan ditempatkan di tengah ruangan. Kini jasad Dayang Sun terbaring di atas meja dengan tubuh seluruhnya tertutupi oleh anyaman bambu yang biasa digunakan untuk membungkus mayat. Disisi lain, Song Ong pun mendatangkan seorang pria tua berambut putih dan berjenggot panjang. Dari ciri ciri pria tua tersebut jelas ia adalah Taiyi yang menjadi perbincangan. Song Ong pun segera angkat bicara.” Yang Mulia, kami telah berbincang dengan Tabib Sakti Qingyun, sebagai tabib yang telah malang melintang di dunia pengobatan ia mengatakan jika tidak mungkin ada hal seperti yang tersangka katakan.” “Jelas sekali jika ia sedang membohongi kita semua!” Tuturnya dengan menggebu gebu. Tabib Qingyun pun ikut berbicara.” Yang Mulia, aku telah bekerja di beberapa sekte dan di Kekaisaran Sun, banyak Taiyi hebat disana dan dari sekian banyak t
Bab 123. Kesaksian.Hari persidangan.Brakk.Song Ong memukul meja di depannya dengan kuat hingga terbelah, tampak wajahnya memerah karena amarah.“Kenapa bisa begini, kenapa Pengadilannya tidak dilakukan di Bumen Kehakiman dan malah dipindahkan ke Istana!” “Kenapa bisa begini!” teriaknya penuh emosi.Pejabat Kementerian Kehakiman yang memberi kabar pada Song Ong pun melanjutkan perkataannya.“Tuan Muda, hal ini terjadi karena Pangeran Pertama dan Pangeran Ketiga meminta hal tersebut, hal itu didukung pula oleh Perdana Menteri Kanan dan juga Menteri Kesehatan.” “ Alasan mereka meminta hal ini karena mereka tidak ingin kesalahan yang terjadi di Istana Dalam terulang kembali.” jelasnya dengan nada ketakutan.Song Ong geram, ia lanjut berkata.” Apa kedua Pangeran itu bodoh? Jelas jelas Ibu dan nenek mereka yang teracuni dan kondisi mereka masih belum bisa dipastikan. Tapi mereka mengambil tindakan sejauh ini, benar benar tidak masuk akal!” ujarnya dengan penuh emosi.“ Tuan Muda, kuden
Bab 122. Berhadapan.Shizi mendekam di dalam penjara kerajaan,tampak olehnya banyak anggota Bumen Kehakiman dan penjaga Istana menjaga ketat area tersebut. Tak seorang pun diizinkan masuk untuk menemuinya.Dari tempatnya ia bisa mendengar keriuhan yang terjadi di luar penjara yang menunjukan jika para penjaga mempersiapkan acara persidangan untuknya.Shizi duduk di lantai, ia memikirkan apa yang terjadi hari ini dan kemungkinan yang ada.“ Wang Suyi, Rin Na dan Dayang Sun…., meski aku menampik semua logika yang muncul dalam pikiranku namun semua kemungkinan tertuju pada kalian bertiga.” “Kuharap ini tidak seperti yang aku pikirkan … tapi, aku tak menyangka jika ayah dari Wang Suyi yang terkenal bijak bisa bertindak sejauh ini.” batinnya.Lamunannya buyar tatkala penjaga yang menjaga sel nya kini telah berganti. Dua orang penjaga baru kini menjaga di luar sel nya.Tuk.Penjaga yang berada di sisi sebelah kanan melemparkan sebuah bungkusan di dekatnya.“Tabib, kami prajurit dari Pasuka
Bab 121. Ditangkap.Menjelang sore.Shizi fokus pada perawatan pasien yang ditanganinya, tiba tiba ia mendengar banyak banyak langkah kaki dan keriuhan di depan klinik.Sha Zhi memasuki ruangan Shizi dengan terburu buru.“Tabib Shizi, gawat, di luar … di luar ada pasukan Istana Dalam dan juga pasukan dari Kehakiman!” ucapnya dengan penuh kekhawatiran.Shizi mengernyitkan keningnya, ia sampai menghentikan tindakannya setelah mendengar ucapan Sha Zhi.“Memangnya apa yang terjadi, apakah ada masalah?” tanya Shizi serius.Belum sempat Sha Zhi berkata, beberapa orang dari Bumen Kehakiman memasuki ruangan Shizi, dengan kasar mereka mendorong Sha Zhi ke samping lalu empat orang diantara mereka menghunuskan pedang dan mengarahkannya pada Shizi.Di belakangnya, seorang pria paruh baya yang mengenakan pakaian menteri kerajaan masuk bersama orang orangnya.“Tabib Shizi, aku Wang Wei, Menteri Kehakiman. Atas perintah Perdana Menteri Kiri aku akan menangkapmu karena melakukan upaya pembunuhan pada
Bab 120. Jebakan.Menjelang pagi hari Shizi kembali klinik Istana Dalam. Seperti biasa, tampak olehnya jika para penghuni Istana Dalam sudah mengantri untuk mendapatkan pelayanan medis dari kliniknya.Kedatangan Shizi disambut tatapan kagum dari semua orang, jelas dari sorot mata dan raut wajah mereka semua ada perasaan berbeda saat menatap sosok Shizi saat ini.“Tabib Shizi, seperti biasanya, kau datang lebih awal.” ujar Kasim Mo saat melihat Shizi memasuki ruangannya.“Yah, mengawali lebih awal selalu menyenangkan dan juga akan memperpanjang waktu senggang nantinya.” jawab Shizi dengan santai.“Dengan begini aku bisa tenang, setiap giliranmu libur selalu menjadi masalah tersendiri di Istana Dalam.” Keluh Kasim Mo penuh arti.Tentu saja perkataan sang Kasim bukan tanpa sebab, memang hal tersebut menjadi rutinitas nyata yang berulang.Shizi hanya tersenyum sebagai ungkapan jawaban, ia sadar betul meski catatan dan pengetahuannya telah dibagikan pada semua tabib Istana Dalam, namun itu