Share

122. Belajar saling memahami

“Halo, Aqsa! Bagaimana kabarmu?”

Mahendra lebih dulu menyapa Aqsa. Ia mengulurkan tangannya lalu mau tak mau Aqsa pun menyambut tangannya dengan raut kesal yang terpendam. Seringai tipis di wajah Mahendra jelas, terpampang nyata, menunjukan seringai kemenangan.

Alana yang mendengarnya terperangah. “Bang Andra, kenal suaminya Mbak Zahrana?”

“Kenal dong, kawan la-ma,” jawab Mahendra terlihat santai. “Saya Mahendra. Panggil saja Andra,” katanya menghadap Zahrana.

“Saya Zahrana,” sahut Zahrana dengan tersenyum tipis. “Eh, silahkan duduk dulu!”

Zahrana melirik Aqsa yang terlihat kurang nyaman atas kehadiran Mahendra. Zahrana lupa jika Aqsa pernah cerita, ia memang pernah bertemu dengan dokter itu. Zahrana merasa bersalah karena ia mengajak Alana bergabung bersama mereka. Ia tak tahu jika kakak Alana itu lelaki yang datang taaruf pada Selina, pikirnya.

Mahendra pun ikut duduk bersama Alana, saling berhadap-hadapan dengan Aqsa dan Zahrana. Mahendra melambaikan tangannya pada pramusaji lalu
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status