Share

128. Diikuti penguntit

Selina mengusap punggung Zahrana dengan lembut. Ia mengerti benar perasaan Zahrana saat ini. Selina melepaskan pelukan mereka. Terlihat Zahrana hendak membuka bibirnya dengan gemetar.

“Jangan katakan apapun! Aku tahu semuanya. Aku sudah mengikhlaskan ...” lirih Selina memegangi tangan Zahrana dan menatapnya dalam. “Takdir manusia siapa yang tahu. Jika saat ini kebahagiaan terenggut maka di hari berikutnya kesedihan yang akan senyap. Semua seperti siklus, akan ada masanya datang dan pergi. Terima kasih sudah menjadi sahabatku,”

Deg,

Pernyataan Selina itu terdengar singkat tetapi tepat menghujam batinnya. Benar sekali!

“Barokallahu laka wabaroka alaika wajama'a bainakuma pi khoir!” bisik Selina lalu tersenyum pada Zahrana.

Zahrana mendapatkan ucapan selamat dari sahabatnya. Namun ia merasa tak bahagia mendengarnya, justru ia merasa sakit.

Selina meninggalkan Zahrana yang mematung dekat anak muridnya. Ia berjalan mengantar anak didiknya menuju ruang pidato dan debat bahasa Indonesia. Sem
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status