Share

135. Jangan lalukan ini padaku!

Tak seperti para guru yang lain, yang terlihat santai, Winda terlihat gelisah. Alasannya, Selina belum pulang juga ke hotel. Sesekali ia menengok arlojinya. Ia melihat jarum pendek sudah merangkak ke angka delapan. Tiba-tiba perasaannya tidak enak. Seperti ada sebuah firasat.

“Kenapa melamun? Belum cukup jalan-jalannya?” tanya Hanum merangkul bahu Winda. Mereka berjalan bersisian menuju kamar hotel. Mereka baru saja pulang dari butik, berbelanja pakaian wanita.

“Bu Selina belum pulang!” sahut Winda bernada khawatir. Kunci kamar hotel tentu ia yang simpan. Tak mungkin Selina pulang duluan. Pasti menemuinya dulu.

“Belum kali! Biasa kalau udah lama gak ketemu sodara, sekalinya bertemu pasti ngobrol panjang lebar,” kata Hanum terkikik.

“Iya sih, tapi kok perasaanku gak enak ya,”

“Sudahlah! Kamu itu ternyata khawatiran. Aku kira dulu kamu anak yang cerewet dan pasti cuek bebek,” katanya sembari tertawa.

“Bu Win!” seru Ruri yang berlari menuju mereka.

“Apa?”

Winda menoleh dengan wajah masam
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status